Professional Documents
Culture Documents
TROUBLESHOOTING
1. Unusual noise pada torque converter.
a) Aligment Drive Shaft tidak tepat .
b) Bearing Bracket Torque Converter rusak.
c) Bearing Shaft rusak.
d) Turbin bergesekan dengan pump karena Shaft dan Bos Turbin aus.
2. Putaran output tidak normal (tidak smooth).
a) Dudukan seal ring mengecil ( untuk shaft Ex repair ).
b) End Play Shaft turbin tidak ada.
c) Keasusan berlebihan pada dudukan ring seal ( Shaft Stator ).
d) Internal Leakage terlalu besar.
3. Regulator pressure terlalu rendah.
a) Spring Regulator lemah.
b) Spool aus.
c) Internal Leakage T/C terlalu besar.
d) Pump Flow Rate terlalu kecil.
4. Putaran input terlalu berat.
a) Aligment Drive Shaft tidak tepat.
b) Adjustment Bracket Centering T/C tidak tepat ( Stand test ).
c) Bearing pump T/C rusak.
5. Internal leakage terlalu besar.
a) Ring Seal rusak ( aus )
b) Shaft Stator ( dudukan ring seal ) aus
c) Pump retak.
d) Baut Drive Case kendor.
e) Plug Pump T/C lepas.
f) Scavenging Pump mengalami kerusakan ( uas ).
6. Modulating time terlalu panjang (lama).
a) Disc Plate aus.
b) Seal Piston bocor.
c) Setting Pressure Modulating terlalu kecil.
d) Return Spring pada Clutch Pack terlalu lemah.
7. Terjadinya Unusual Noise pada transmisi.
a) Sudah terjadi keausan pada Planetary Gear System.
b) Bearing Shaft rusak.
c) Backlash Gear terlalu besar / kecil.
8. Clutch pressure tidak tercapai.
Piston Ring bocor.
a) Spring pada Modulating Valve lemah.
b) Spool Modulating Valve aus.
9. Transmisi tidak bisa shifting HD/WA.
a) Solenoid rusak.
b) Control Valve jammed
c) Modulating Checker rusak.
10. Modulating pressure terlalu rendah.
a) Spring pada Modulating Valve lemah.
II.
TOOLS
Menjelaskan fungsi cara kerja dan satuan - satuan alat ukur berikut.
1. INSIDE MICRO METER
Fungsi : untuk mengukur diameter dalam dari bore yang mempunyai kepresisian
tinggi.
2. OUT SIDE MICRO METER
Fungsi : untuk mengukur diameter luar dari suatu component yang mempunyai
kepresisian tinggi.
3. DEPTH GAUGE
Fungsi : untuk mengukur kedalaman / sinking dari suatu component terhadap
component levelnya atau kedalaman suatu cacat yang terjadi pada suatu
component.
4. COLOR CHECK
Fungsi : untuk memeriksa keretakan yang terjadi pada suatu component dengan
menggunakan media zat kimia pewarna.
5. POWER WRENCH
Fungsi : untuk memperingan pada saat kita melakukan Torque / pengencangan
atau pelepasan Bolt atau Nut yang mempunyai kekuatan yang ikat besar / tinggi.
6. SPRING TESTER
Fungsi : untuk menguji kondisi spring dari segi tension / ketegangannya terhadap
beban sekaligus bentuk / fisik dari spring pada saat menerima beban
( unsquerence ).
7. SNAP RING PLIER.
Fungsi : untuk memasang snap ring ( outer snap ring & inner snap ring ).
8. PUSH PULL TOOL
Fungsi : untuk melakukan pengukuran suatu component dengan cara mendorong
atau menarik untuk mendapatkan data yang nantinya dibandingkan dengan
ukuran standardnya.
9. STRAIGHT EDGE
Fungsi : untuk memeriksa kerataan dari permukaan suatu component yang
mempuyai bidang datar.
10. LEVELLING BLOCK / MEASURING TABLE / FLAT SURFACE
Fungsi : sebagai media (meja ukur) yang dipergunakan untuk menempatkan
komponen-komponen yang memiliki kerataan presisi. Contoh : Disc, Plate dll.
III.
Tolerance terendah
= 0,126 mm
4. STANDARD CLEARANCE
Celah bebas yang diijinkan antara dua component yang masih baru atau yang
telah direpair, karena setiap component mempunyai toleransi maka stndard
clearance juga ada nilai maksimum dan minimumnya.
Contoh :
Hole 60 0,046 ~ 0
maks clearancenya =
=
=
Min Clearance
=
=
=
Cacat yang terjadi karena proses corrosif atau karat. biasanya terjadi pada outer
cylinder liner atau Rod Cylinder Hydraulic.
16. SCRATCH.
Cacat yang terjadi pada component karena tergesek oleh benda asing atau
adanya component yang terkelupas.
17. CHIPPING
Cacat pada komponen berupa coakan-coakan kasar yang disebabkan oleh
akumulasi pitting ataupun benturan fisik dengan benda keras lainnya.
18. CRACK
Keretakan yang terjadi pada component yang bisa disebabkan karena getaran
atau benturan.
19. TWIST
Puntiran yang terjadi pada component sehingga sumbunya tidak sejajar lagi.
V.
TECHNICAL TERM
Menjelaskan pengrtian item - item berikut :
1. TORQUE CONVERTER THREE ELEMENT SINGLE STAGE / SINGLE PHASE.
Torque Converter yang mempunyai tiga element utama, satu Turbin dan satu kali
kenaikan efisiensinya ( satu Stator yang dipasang fix / tidak berputar ).
2. EFISIENCY.
Besarnya prosentase dari Power/ tenaga Engine yang di salurkan oleh Turbin.
rumus :
Efisiency
x 100 %
VI.
3. PILOT BEARING
Fungsi : menjaga kerusakan dari output Shaft dan menjaga.
4. REGULATOR VALVE
Fungsi : untuk mengatur dan membatasi tekanan di dalam Sistem.
5. RELIEF VALVE
Fungsi : untuk membatasi tekanan maksimum yang akan masuk ke T / C
6. STATOR SHAFT
Fungsi : tempat dudukan Stator, dan Stator berfungsi untuk mengarahkan oil Flow dari
sudu-sudu Turbin masuk kembali pada sudu-sudu Pump.
7. TURBIN SHAFT
Fungsi : untuk tempat kedudukan dari Turbin, berfungsi untuk merubah Energi Kinetis
menjadi Energi Mekanis.
8. TORQUE CONVENTER OIL TEMPERATURE SENSOR
Fungsi : untuk berapa besar perubahan temperatur oli pada Torque Converter.
9. DRIVE CASE
Fungsi : untuk menghubungkan gerak dari Fly wheel ke Pump.
10.
MODULATING VALVE
Fungsi : untuk mengatur flow oil ke Sleeve dan ke Drain.
11.
MODULATING RELIEF VALVE
Mengatur dan membatasi mak. oil Pressur yang akan digunakan pada Transmission
Clutch.
Besama - sama dengan gerak Return Valve memodulate Pressur sehingga dapat
mengurangikejutan pada Clutch.
mengatur ( waktu ) oil flow yang menuju ke T/C.
12.
Rotary Clutch
Fungsi : untuk menghubungkan input Shaft dan output Shaft yang akan memutar
System
Rotary Clutch.
13.
QUICK RETURN VALVE
Fungsi : mengatur langkah gerak Sleeve dari Modulating Valve sehingga dapat terjadi
cepat dalam disengage dan lambat dalam engage setiap Transmissi
Clutch.
14. REDUCING VALVE
Fungsi : menurunkan tekanan oli yang ada masuk ke Rotaty Clutch.
15.
SAFETY VALVE
Fungsi : untuk menjaga agar, Unit jangan sampai bergerak ( maju / mundur ) sebelum
dikendalikan oleh Operator pada saat Engine di start.
16.
SPEED VALVE
Fungsi : untuk mengatur arah aliran oli, ke setiap Speed Clutch dan Drain.
17.
SIRECTIONAL VALVE
Fungsi : untuk mengarahkan aliran oli ke Directional Clutch ( forward / reverse ) dan
Drain.
18.
TRANSMISSI LUBRICATING VALVE
Fungsi : untuk membatasi tekanan mak. pada Power Train Lubrication Circuit.
19.
PRIORITY VALVE
Fungsi : mempertahankan Hydraulic Pressure pada Pilot Circuit dan Steering Circuit
sehingga tidak terjadi drop Pressure pada saat Shifting Transmissi.
20. LOCK UP CLUTCH
Fungsi : untuk mengatur oli dalan T/C dapat bergerak bebas bersama dengan putaran
Pump dan Turbin tanpa ada hambatan.
21.
STATOR CLUTCH
Fungsi : untuk engage dan disengage Stator dari Housingnya.
22.TRANSMISSI CUT OF VALVE
Fungsi : untuk menetralkan Transmissi.
23.INCHING VALVE
Fungsi : untuk menetralkan Transmissi.
24. ACCUMULATOR VALVE
Fungsi : untuk meredam tekanan yang tersisa pada Cylider Arm atau mengoperasikan
Attachementh pada saat Engine mati.
25.BALL CHECK VALVE
Fungsi : untuk mengalirkan oli ke satu arah.
26.EMERGENCY MANUAL VALVE
Fungsi : untuk mengoperasikan Transmissi secara manual.
27.
ECMV
Fungsi : untuk memodulate oil Transmission pada saat akan engage.
28.SPEED SENSOR
Fungsi : untuk mengukur kecepatan.
29.OIL COOLER.
Fungsi : untuk mendinginkan oli agar kwalitasnya tidak berubah-ubah karena naiknya
Temperatur.
Merupakan salah satu Type Clutch yang menurut cara kerjanya untuk Engage Clutch
Disc dan Plate menggunakan tekanan Spring ( spring Loaded ) dan pengoperasiannya
digerakan dengan Pedal ( untuk men-disengaged-kan ).
5. SPEED RATIO
Perbandingan antara putaran output dengan putaran input dari Transmissi.
putaran output
6. GEAR RATIO
Perbandingan jumlah Gigi Gear Output dengan jumlah Gigi Gear Input.
Jumlah
Gear
Output
Jumlah Gear Input
Gear Ratio =
8. SYNCHROMESH TRANSMISSION
Adalah Type Transmissi mekanis yang mempunyai ciri Roda Gigi satu dengan Roda Gigi
pasangannya telah saling berhubungan. untuk terjadinya perpindahan tenaga adalah
proses penyamaan putaran oleh Synchronaizer Ring, sehingga Clutch Hub Sleeve
( Coupling ) dapat dipindahkan walaupun masih kondisi berputar.
9. DRY TYPE
Adalah sistem pendingin Disc Clutch akibat panas yang ditimbulkan ole gesekan pada
saat awal Engage / Disengage dengan media udara.
WET TYPE
Adalah sistem pendingin Disc Clutch akibat panas yang ditimbulkan oleh gesekan pada
saat awal Engage / Disengage dengan media oli
10.
ENGAGED POSITION
Adalah posisi Clutch dimana Disc dan Clutch saling merapat, dan terjadi perpindahan
tenaga
11.
DISENGAGE POSITION
Adalah posisi Clutch dimana Disc dan
perpindahan tenaga.
12.
DEAD POINT POSITION
Adalah salah satu posisi Clutch yang bertipe Over Centre, dimana Link tegak lurus
dengan Clutch Shaft karena gaya sentrifugal Link Weight. pada posisi ini Collar belum
terkunci, sehingga bila Clutch Lever dilepas, Collar bisa bergerak ke posisi Disengage.
13.
Merupakan salah satu Tipe Clutch yang Operasi Engage dan Disengage-nya
mengandalkan Link Weight ( Gaya Centrifugal ) untuk menekan Disc Plate atau
merengangkan Disc Plate.
14.
LEVER OPERATING FORCE
Besarnya gaya yang diperlukan untuk menggerakan Lever
II.
1. MAIN SHAFT
Adalah salah satu komponen Transmissi ( Shaft ) yang berfungsi sebagai output putaran
Transmissi. Shaft tersebut juga sebagai tumpuan Roda Gigi output
2. INTERMEDIATE SHAFT
Adalah Shaft dalam Transmissi yang arah putarannya searah dengan putaran input
Transmissi. Gigi yang ada pada Intermediate Shaft sebagai Transfer Gigi Forward.
3. COUNTER SHAFT
Adalah Shaft dalam Transmissi yang arah putarannya berlawan arah dengan putaran
input Transmissi. Shaft tersebut sebagai Transfer Gigi Forward.
4. TORSIONAL DAMPER
Adalah komponen yang terletak antara Fly Wheel Engine dengan main Clutch yang
fungsinya untuk meredam momen puntir yang terjadi antara Engine dengan Transmisi.
5. PRESSURE PLATE
Adalah Komponent Main Clutch yang berupa Plate, yang berfungsi menekan Disc dan
Plate dengan bantuan tenaga Spring atau Link Weight sehingga Clutch menjadi
Engage.
6. PRESSURE SPRING
Adalah Komponen Main Clutch yang berfungsi memberikan tenaga untuk Engage atau
merapatnya Disc atau Plate.
7. REALEASE LEVER
Adalah Komponen Main Clutch ( Lever ), yang fungsinya untuk menarik Pressure Plate
sehingga Main Clutch akan Disengage. release Lever tersebut akan bergerak menarik
Pressure Plate setelah mendapat gaya dari realese bearing lewat release Collar yang
digerakan oleh Pedal / Lever.
8. REALEASE BEARING
Merupakan komponen Main Clutch yang fungsinya sebagai menumpu release Collar
yang berputar dan Bearing Cage yang diam. Bearing Cage merupakan tempat release
Yoke bergerak, maka akan mengerakan Bearing Cage dan Bearing Cage akan
menggerakan release Collar melalui release Bearing tersebut.
9. CLUTCH BOOSTER
Adalah untuk membantu meringankan Lever Oprating Force atau Pedal Operating
Force, sehingga tingkat kelelahan operasi dapat di perkecil.
10.
SHIFTER FORK
Adalah komponen pada Transmissi mekanis yang fungsi meneruskan gerakan Shifting
Lever oleh operator untutk memindahkan atau menggeser Roda Gigi pada Transmisi
Sliding Mesh, menggeser Coupling Gear pada Transmisi Constant Mesh, atau
memindahkan /menggeser Clutch Hub Slevee pada Transmisi Synchromesh.
11.
SYNCHRONIZER
Adalah komponen Transmisi mekanis yang terpasang pada bagian Tirus ( Cone ) dari
Gear yang fungsinya untuk menyamakan putaran antara Gear dengan Clutch Hub pada
saat Shifting.
12.
DOUBLE MESH PREVENTIVE DEVICE
Adalah komponen Transmisi mekanis yang berfungsi untuk menghindari dua Gigi
kecepatan berhubungan secara bersamaan . hal ini untuk menghindari kerusakaan
Transmisi.
a. Gate Type
b. Pin Type
13.
CLUTCH MASTER CYLINDER
Merupakan komponen penggerak Main Clutch yang berfungsi sebagi pembangkit
tekanan pada oli, yang selanjutnya tekanan tersebut akan diteruskan ke operating
Cylinder sebagi Actuator yang mengerakan Clutch ( untuk Type Non Servo ).
Pada Clutch di tekan, akan menekan Push Rod. gerakan Push Rod akan diteruskan ke
Piston untuk memampatkan oli. tekanan oli akan diteruskan lewat Piping ke operating
Cylinder untuk mengerakan Main Clutch ke posisi Disengage. kalau di Tipe Servo
tekanan oli dari Master Cylinder juga akan menekan Valve untuk membuka aliran udara.
aliran udara bertekanan tersebut akan membantu tekanan oli untuk mengerakan Main
Clutch ke posisi Disengage.
14.
CLUTCH OUTER LEVER PLAY
Adalah gerak bebas outer Lever pada Clutch sebelum mengerakan Main Clutch.
Cara kerja :
Pedal Clutch dioperasikan (ditekan) akan menggerakan Lever Clutch keposisi OFF/
Disengaged. ke Shaft pada Lever akan berputar untuk mengerakan Lining ke Brake
Drum. sehingga akan menghantikan Brake Drum yang merupakan sisa putaran pada
input Transmisi.
16. INTERLOCK DEVICE
Adalah komponent Transmisi yang berfungsi untuk :
Mencegah bergerak Shifter Fork Shaft dengan sendirinya karena pengaruh geteran.
Sehingga dapat menghindari lepas hubungan ( Mesh ) Roda Gigi kecepatan atau
pun Roda
Gigi Directional.
Mencegah pemindah Gigi arah ( maju atau mundur ) atau pun tingkat kecepatan pada
Transmisi tanpa mengoperasikan Lever ataupun Pedal Clutch terlebih dahulu.
Cara kerja :
Shaft pada Shifter Fork diberi coakan sebagi tempat Ball. Ball tersebut ditekan oleh
Spring sehingga Shaft tidak akan berser - geser. Ball akan berpindah kecoakan lain
seandainya seandainya Shaft digerakan oleh Lever pada saat Shifting.
I. TECHNICAL TERM
1. CIRCUIT OPEN CENTRE
Adalah type sirkuit Hidrolik dimana saat Spool Control Valve posisinya netral ( Centre )
membuka saluran dari Pompa Hidrolik
3. STAND BY PRESSURE
Adalah tekan yang sudah terjadi didalam sistem seperti contoh : pada sirkuit close
centre saat
Engine dioperasikan.
4. PRESSURIZED TANK
Adalah Konstruksi Tanki yang tertutup rapat ( tidak berhubungan udara luar ) sehingga
pada saat unit beroperasi dalam waktu tertentu, didalam tanki menjadi bertekanan
Pressurerized Tank dibedakan menjadi dua :
1. Limited Pressurized Tank ( tekanannya dibatasi )
2. Unlimited Pressurized Tank ( tkanannya tidak dibatasi )
5. HYDRAULIC LOCK
Adalah proses terkuncinya Fluida ( Oil ) yang tidak dapat mengalir pada komponent
sistem Hidrolik
6. HIDRAULIC LOSSES
Adalah kerugain aliran Fluida ( Oil ) yang dijinkan pada sistem Hidrolik karena adanya
internal
Leakage.
7. SETTING PRESSURE
Adalah batas akhir tekanan oli yang disetel melalui Pressure Valve pada sistem Hidrolik
8. CRACKING PRESSURE
Adalah tekan oli yang terjadi pada saat awal membukanya Pressure Valve
9. PEAK PRESSURE
Adalah tekanan oli maksimum sesaat yang terjadi pada saat sistem Hidrolik mengalami
kejutan.
10.
FLOW RATE
Adalah jumlah rata - rata aliran oli yang di Delivery Pompa pada putaran dan tekanan
tertentu
11.
BACK PRESSURE
Adalah perlawanan balik terhadap tekanan disistem Hidrolik karena adanya benturan /
hentakan dari luar.
12.
FIXET DISPLACMENT PUMP
Adalah Pompa dengan volume ruang pengiriman oli yang tidak berubah.
13.
14.
AXIAL PISTON PUMP, SWASH PLATE TYPE
Adalah tipe Piston Pump dengan konstruksi Piston sejajar dengan poros putar ( Drive
Shaft )
yang dilengkapi Swash Plate
15.
RADIAL PISTON PUMP
Adalah tipe Piston Pump dengan kontruksi Piston tegak lurus dengan poros pemutar
( Drive shaft ).
16.
AXIAL PISTON PUMP
Adalah tipe Piston Pump dengan konstruksi Cylinder Barrel membuka sudut tertentu.
17.
5/4 SPOOL VALVE
Adalah 5 saluran dan 4 posisi yang terdapat Spool Control Valve
18.
BALANCING GROOVE
Adalah alur tempat mengalirnya oli sisi Discharge ke gear sisi Suction guna melawan
gaya dorong akibat tekanan oli disisi Discharge ( pada external Gear Pump ) sehingga
Balance.
19.
DIRECTIONAL CONTROL VALVE
Adalah Katup ( Valve ) yang mengatur arah aliran oli didalam sistem Hidrolik.
20.
FLOW CONTROL VALVE
Adalah Katup ( Valve ) yang mengatur jumlah aliran oli didalam sistem Hidrolik.
21.
PRESSURE CONTROL VALVE
Adalah Katup ( Valve ) yang mengatur tekanan oli didalam sistem Hidrolik.
22. PROLIX SWITCH
Adalah Switch pemindah yang difungsikan saat Controller pada Unit PC
tujuannya
agar Unit PC tetap dapat beroperasi walaupun secara manual.
rusak,
31.
BUCKET POSITIONER ( UNIT WA ).
Adalah sistem pengaturan posisi Bucket secara Otomatis ( Bisa disetel-setel sesuai
keinginan ). bekerjanya : saat Bucket dioperasikan keposisi Raise kemudian Dump,
selanjutnya Control Lever di gerkan keposisi Tilt maka Spool Tilt Control Valve akan
ditahan ( Karena proses
kemagnetan dari sistem Bucket Positioner ) sampai pada
posisi Bucket tertentu dan selanjutnya
Control Lever digerkan keposisi Lower. Maka
saat Bucket sampai pada landasan kerja posisinya sesaui yang diinginkan.
32 BOOM KICK OUT
Adalah sistem pengaturan posisi Boom secara Otomatis ( bisa disetel - setel sesuai
keinginan )
bekerjanya : saat Boom dioperasikan dari posisi Lower ke Raise, maka
Spool Raise Control Valve akan ditahan ( karena proses kemagnetan dari sistem Boom
posisi
Boom
Raise
tertentu
Berhenti
sesuai
yang
Q (7 kg/cm 2) Q (70kg/cm 2 )
Q ( 7 kg/cm 2 )
x 100 %
II.
16.
NC ( NETRAL CONTROL )(VALVE ( PADA UNIT PC )
fungsi : ~ meminimumkan sudut main pump pada saat, control lever netral
~ memvariasikan sudut mainpump pada saat control lever digerakan fine
control.
operasikan
cara kerja : ~ merubah tenaga hidrolik menjadi tenaga mekanis ( putaran ).lebih
lanjutnya lihat
shop manual pc.
26.
SILINDER HIDROLIK
fungsi : untuk menggerakan attachement
cara kerja : merubah tenaga hidrolik menjadi tenaga mekanis, lebih lanjutnya lihat shop
manual pc / bd.