You are on page 1of 7

RESUME GENETIKA

REKAYASA GENETIKA

Mirza Yanuar Rizky


(130342615308)
Yheni Sapitri
(130342603478)

Rekayasa genetika adalah manipulasi atas mareri genetik dengan cara menambah
atau menghilangkan gen tertentu. Pada teknologi ini dimanfaatkan vektor ataupun sarana
lainuntuk memindahkan materi genetik, antara lain: injeksi ikro, fusi protoplas,
elektroporasi dan proyektil mikro. Berikut adalah pengertian rekayasa genetika (genetic
engineering) dari 3 sumber:

Rekayasa genetika adalah manipulasi sifat genetik suatu organisme dengan cara
mengintroduksi atau mengeliminasi gen-gen tertentu (Miclos, dkk, 1990).
Rekayasa genetika adalah manipulasi genetic dalam sel untuk menghasilkan suatu
sifat yang dikehendaki yang biasanya disebut teknologi rekombinan DNA
(Rasmussen, dkk, 1990).
Rekayasa genetika adalah teknik mengubah konstitusi genetik sel atau individu
dengan cara pemindahan selektif, insersi atau dengan modifikasi gen balik yang
individual maupun yang berupa perangkat gen (Klug, dkk, 1994).

Kesimpulan dari 3 sumber tersebut adalah pada rekayasa genetika terdapat


manipulasi atas materi genetik dengan cara menambah atau menghilangkan gen tertentu.
Berbagai fenomena genetik alami jika dicermati dapat menjadi model alami dari teknik
rekayasa genetika contohnya crossing over, gene pick up, transduksi, dan lain sebagainya.
Pada beberapa fenomena ini terjadi pemutusan, penyambungan, serta perpindahan bagian
materi genetik yang dapat mengakibatkan penambahan atau perpindahan suatu gen atau
beberapa gen.
PROSES REKAYASA GENETIKA
Teknik-teknik Rekayasa Genetika
Menurut Smith dan Byars (1990) terdapat berbagai teknik yang digunakan dalam
teknik rekayasa genetika meliputi teknik vektor, injeksi mikro, fusi protoplas, dan
elektoporasi. Selain itu klug menambahkan juga teknik kopresipitassi kalsium pospat dan
endositosis dan dikenal pula teknik proyektil mikro.
Transfer Vektor
Transfer vektor merupakan cara memasukan suatu gen ke sel baru dengan
menggunakan pembawa (carrier) khusus yang memanfaatkan proses alami seperti pada
transfer DNA oleh bakteri dan virus. Vektor yang digunakan adalah plasmid, bakteriofage
dan cosmid (russel, 1992).
Secara kimiawi vektor-vektor tersebut adalah molekul DNA. Sebagai vektor suatu
molekul DNA harus memiliki sifat-sifat yang harus dimiliki DNA seperti di bawah ini
(Klug, dkk.,1994)
Molekul DNA mampu melekukan replikasi sendiri maupun replikasi segmen DNA
yang diinsersikan bebas dari replikasi kromosom sel inang dengan cara membuahi
suatu ori
Molekul DNA harus mengandung sejumlah tapak pemutusan enzim retrisi khusus
yang bermanfaat untuk insersi segmen-segmen DNA.
Molekul DNA harus membuhai suatu penenda yang dapat dimanfaatkan.
Molekul DNA harus mudah terbebas kembali ari sel inang.

Selain sifat-sifat itu ada pula sifat lain yang diharapkan (Old dan Primrose, 1989)
Berat molekul rendah
Adanya kemampuan untuk memberikan sifat fenotip yang dipilih dengan segera
pada sel inang.

a. Plasmid
Plasmid terbentuk secara alami invitro. Plasmid terdapat pada E. coli (plasmid RSF
2124 merupakan derifat dari plasmid ColE1). Plasmid-plasmid itu terdapat pada E.coli
(plasmid RSF2124 merupakan derivat dari plasmid CoE1). Contoh lainnya adalah
pBR322 (gambar 1) dan derivatnya yaitu pUC19 (gambar 2).

Gambar 1. Plasmid pBR322


b. Bakteriofag
Bakteriofag yang banyak
digunakan dalam teknologi DNA
rekombinan pada E.coli adalah
fag . Seluruh gen fag sudah
diidentifikasi dan dipetakan uruturutan genom secara keseluruhan
sudah diketahui. Seluruh derivat
fag yang digunakan sebagai
vektor transfer sudah direkayasa
sehingga hanya siklus titik saja.
Derivat-derivat fag lebih dari
100 derivat yang dimanfaatkan
sebagai vektor dibuat dengan
cara membuang berbagai bagian
kelompok gen di daerah tengah.
Gambar 2. Plasmid pUC19
Selain bakteriofag yang digunakan sebagai vektor, salah satunya adalah M 13.
Materi genetik pada M 13 berupa DNA unit tunggal. Jika M 13 menginfeksi suatu sel
bakteri, DNA unting tunggal bereplikasi menghasilkan suatu model DNA unting ganda
yang disebut RF (Replikasi Form). Molekul RF setara dengan plasmid dan DNA asing

dapat diinsersikan ke tapak-tapak pemutusan enzim retriksi tunggal yang ada pada
genom. Susunan dari molekul RF terdiri dari suatu unting tunggal (+) yang
mengandung satu unting segmen DNA yang diinsersikan. Klon DNA unting tunggal
yang di hasilkan oleh M 13 dapat digunakan untuk pengurutan DNA atau sebagai
templet untuk perubahan urut-urutan klon akibat mutasi.
c. Kosmid (cosmid)
Kosmid adalah vektor yang dibangun di laboratorium memanfaatkan urut-urutan
cos dan fag yang berguna untuk pemasukan/pegumpulan kromosom ke dalam kepala
fag dan memanfaatkan pula urut-urutan (bagian tengah kosmid) untuk fungsi resistensi
terhadap antibiotik serta replikasi. Kosmid dirakit dan plasmid dan fag , contoh
plasmid yang digunakan Pbr322.
d. Vektor ulang-alik (Shuttle vectors)
Selain vektor-vektor transfer seperti plasmid, bakterio fag , dan kosmid yang
digunakan untuk pengklonan DNA, vektor lain yang dimanfaatkkan untuk
memanfaatkan untuk memasukkan molekul-molekul DNA rekombinan ke dalam sel
prokariotik maupun eukariotik. Vektor-vektor semacam itu disebut vektor ulang alik
atau shuttlr vectors. Vektor ulang alik atau shuttlr vectors adalah vektor pengklon yang
dapat bereplikasi di dalam dua atau lebih mahkluk hidaup inang.
3. Injeksi Mikro, Fusi Protoplas, Elektroporasi, Kopresipitasi Kalsium Fosfat dan
Endositosis, Serta Proyeksi Mikro
Pada injeksi mikro menggunakan jarum mikroskopis,untuk memasukkan DNA
melalui membran sel sasaran, termasuk ke dalam inti sel. Pada fusi protoplas terjadi
pelarutan dua membran sel dari sel-sel yang berbeda sehingga dua sel dapat di gabung
menjadi satu, misalnya fusi antara sel sel-sel yang di kultur dengan protoplas bakteri yang
mengandung DNA eksogen. Fusi protoplas, suatu sistem transformasi yang
memanfaatkan liposom yang tersusun dari suatu lipida kationik. Pemanfaatan liposom
sebagai suatu sistem transformasi atau transfeksi yang disebut sebagai lipofeksi
(lipofection).
Pada
teknik
eletroporasi
menggunakan listrik untuk menciptakan
lubang kecil di membran sel yang akan
dimanfaatkan untuk pemindahan DNA
ke dalam sel. Berkenaan dengan
elektroporasi informasi dari Old dan
Primrose (1989) menyebutkan bahwa
pada pendedahan singkat kejutan listrik
berkekuatan antara 4000-8000 V, sel-sel
memperoleh DNA eksogen dan larutan
sekitar (tampaknya melalui lubanglubang yang terbentuk sesaat pada
membran plasma) dengan kejutan listrik
akan meningkatkan frekuensi efisien
Gambar 4. Vektor ulang alik yEp 24
transformasi (Potter dkk., 1984 dalam
pada khamir dan E. coli.
Old dan Primrose, 1989).

Pada teknik kopresipitasi kalsium fosfat dan endositosis tampaknya butir-butir


kopresipitas kalsium fosfat dan DNA masuk ke dalam sel melalui endositosis
fagositosis (Old dan Primrose, 1989). Pada teknik ini merupakan cara umum
memasukkan suatu DNA ke dalam sel-sel mamalia.
Pada teknik proyeksi mikro, DNA ataupun RNA ditembakkan ke dalam sel (Klein
dkk., 1987 dalam Old dan Primrose 1989), teknik ini merupakan suatu cara yang sama
sekali baru untuk memasukkan asam nuklet ke dalam sel tumbuhan memanfaatkan
kecepatan tinggi. Pada teknik proyeksi mikro membutuhkan kultur sel ataupun
perlakuan jaringan resipien.
Prosedur Dasar Teknologi DNA Rekombinan
Urutan proses yang menjadi prosedur dasar pada teknik DNA rekombinan yang
diperantai vektor akan dikemukakan lebih lanjut (Klug dkk., 1994).
1. Pembuatan fragmen DNA dengan bantuan enzim nuklease retriksi yang
mengenal dan memotong molekul DNA pada urut-urutan nukleotida yang
spesifik
2. Segmen-segmen digabung ke molekul DNA lain dengan bantuan vektor.
Vektor dapat bereplikasi secara otonom sehingga memfasilitasi manipulasi dan
identifikasi molekul DNA yang baru terbentuk.
3. Vektor yang sudah terinsersi segmen DNA ditransfer ke suatu sel inang.
Molekul DNA rekombinan direplikasi menghasilkan berlusin-lusin yang
disebut klon-klon.
4. Segmen-segmen DNA yang diklon dapat diambil dari sel inang.
5. Sel-sel inang yang mengandung DNA rekombinan mewariskan kepada seluruh
sel turunan, menghasilkan suatu populasi sel-sel identik yang semua
membawahi urut-urutan yang di-klon.
6. Secara potensial, DNA diklon dapat ditranskripsikan, RNA-d ditranslasikan
serta produk-produk gen diisolasi dan di kaji.
Peran Enzim Endonuklease Retriksi
Pada urutan pertama proses yang menjadi prosedur dasar teknik DNA rekombinan
yang diperantai oleh vektor enzim endonuklease dibutuhkan untuk memotong molekul
DNA dalam rangka pembuatan fragmen DNA. Molekul DNA rekombinan tidak dapat
dibentuk tanpa abntuan enzim endunuklease restiksi. Penanaman endunuklease restiksi
di beri nama berdasarkan macam makhluk hidup tempat enzim tersebut diisolasi secara
konvensional digunakan sistem tiga huruf dalam posisi huruf miring yang diikuti
dengan suatu angka romawi.
Enzim endonuklease retriksi terbagi menjadi dua kelompok atau tipe (Russel,
1992). Tipe I akan mengenali suatu urutan pasangan nukelotida yang spesifik pada
DNA dan selanjutnya memotong DNA pada suatu tapak tidak spesifik jauh dari urutan.
Enzim endonuklease restiksi tipe I tidak terlalu bermanfaat untuk pembentukan molekul
DNA rekombinan. Enzim endonuklease restiksi tipe II suatu urutan pasangan nukleotida
spesifik pada DNA namun tipe ini memotong DNA di dalam urutan (Russel,1992).
Enzim endonuklease restriksi bermanfaat untuk pembentukan molekul DNA
rekombinan.
Untuk pengenalan ezim endonuklease restriksi tipe II memeliki suatu sumbu
simetri yang melewati titik tengah urutan pengenalan (Russel, 1992). Dalam urutan basa
5
3 pada unting DNA sama dengan urutan basa 5
3 pada komplementernya.

Enzim endonuklease restriksi sudah diisolasi dari sejumlah besar strain bakteri
yang berbeda (Russel, 1992). Oleh karena itu setiap enzim memotong DNA pada suatu
pasangan nukleotida yang spesifik untuk enzim yang bersangkutan, jumlah potongan
yang dibuat enzim pada suatu molekul DNA tertentu tergantung pada jumlah berapa
kali urutan pengenalan ditemukan pada DNA. Enzim endonuklease restriksi tipe II
menghasilkan ujung-ujung lancip yang memiliki nilai khusus pada pengklonal fragmenfragmen DNA jika kedua ujung tajam hasil pemotongan bertemu dalam larutan, maka
akan berbentuk pasangan basa yang sempurna.
Seleksi Klon Rekombinasi
Southern mengembangkan suatu metode
untuk mendeteksi fragmen-fragmen di dalam
sel agarose yang komplementer dengan urutan
rna dan dna tertentu. Metode ini
dikenal
sebagai southern blotting yang kemudian
dikembangkan untuk menganalisis rna dan
protein yang dikenal dengan nothern and
western blotting. Bagan southern blotting
ditunjukkan pada gambar berikut:
Pada teknik blotting ini intinya adalah
mentransfer makro molekul dari gel, berarti
mereka dipisahkan secara elektroforesis ke
perekaman suatu membran.

MANFAAT DAN RESIKO REKAYASA GENETIKA


Manfaat Rekayasa Genetika
Manfaat analisis reayasa genetika dapat dilihat dalam kiatannya dengan analisis
genetik, diagnosis molekuler atas penyakit manusia, terapi gen, sidik jari dna, serta
bioteknologi (klug dkk 1994). Uraian tersebut antara lain:
Analisis Genetik
Selama teknik-teknik dna rekombinasi untuk kepentingan analisis genetik.
Teknik-teknik itu memungkinkan penggandaan suatu kumpulan klon yang meliputi
keseluruhan klon demikian pula memungkinkan pemetaan genetik maupun fisik yang
lengkap, serta memungkinkan penetapan urutan nukleotida dari keseleuruhan
kromosom. Dari analisis tersebut salah satunya telah ditemukan ukuran genome
beberapa makhluk hidup.
Proyek genome manusia mulai dirintis sejak tahun 1986 dan sejak 1988
dilaksanakan suatu rencana royek genome manusia berjangak 5 tahun. Negara-negara
yang juga sudah melaksanakan proyek genome manusia adalah perancis,inggris, dan
jepang. Analisis genetik manusia ini sudah memungkinkan untuk membuat peta
kelamin genetik manusia natara lain dengan bantuan penanda rflp (retriction fragment
lenght polymerphism).

Diagnosis Molekuler atas Penyakit Manusia


Pemanfaatan urutan dna yang di klon memungkinkan pengamatan langsung
terhadap genotip dari pada pengamatan atas suatu produk gen yang belum dikenal atau
tidak terekspresi. Sebagai contoh deteksi molekuler dapat diinduksikan atas thelessemia
dan sickle cell anemia.
Terapi Gen
Pada mulanya kemampuan mengklon dan mengisolasi gen-gen spesifik manusia
yang dikembangkan sebagai suatu kegiatan penelitian, sekarang sedang b digunakan
dalam bidang kedokteran secara operasional untuk mengani kelainan-kelainan menurun
dan cara yang ditempuh adalah mengganti gen cacat dengan salinan gen normal (klug
dkk, 1994). Yang mana prosesnya dikenal sebagai terapi gen. Sudah banyak metode
yang diterapkan dalam memasukkan gen ke dalam sel manusia termasuk pemanfaatan
vektor virus maupun fusi sel dengan vesikula buatan yang mengandung urutan dna
yang diklon, transfer kimiawi yang mendorong pengangkutan gen melewati membran
sel jika sudah dilakukan. Panduan terapi yang sudah ditemukan seduah ditemukan
berdasarkan prasyarat berikut (klug,dkk 1994) :
a. Gen harus diisolasi dan ditransfer
b. Cara transfer gen yang efektif harus ada
c. Jaringan target harus dapat tercapai sebagai contoh, percobaan terapi gen yang
pertama menggunakan sel-sel darah putih ataupun prekusornya sebgai
jaringan target.
d. Terapi gen tidak boleh menyakiti pasien dan sudah tidak ada cara terapi lain
yang efektif.
Sidik Jari DNA
RFLP sudah digunakan untuk membedakan salinan gen yang normal dari yang
mutan dan dapat digunakan sebagai penanda genetik , karena polimorfisme tersebut
diwariskan dalam pola kodominan (klug dkk,1994). Fenotip dari penanda-pennda ini
berupa susunan atau deretan fragmen dna berbagai ukuran yang ada pada southern
blout, sesudah dna dipotong dengan suatu enzim endonuklease restriksi. Suatu tipe
rflp kedua muncul dari variasi jumlah urutan berulang tandem. Dna yang ada diantara
dua tapak enzim edonuklease restriksi. Urutan tersebut berasal dari dua hingga dua
puluh nukleotida.
Pola pita yang dihasilkan ketika urutan vnrt dipotong dengan menggunakan
enzim endonuklease restriksi dan divisualisasikan dengan southern blotting itulah
yang dikenal sebgai sidik jari dna. Rflp tersebut ekuivalen dengan sidik jari
konvensional karena pola pita yang dihasilkan berbeda beda dari orang per orang.
Bioteknologi
Saat ini rekayasa genetika dalam pertanian menjanjikan tetapi ada keterbatasan
dalam teknologi. Menurut micklos dan freyer (1990) kesulitan analitis genetis tanaman
disebabkan oleh :
1) Pertumbuhan tanaman yang lambat dan umur pergantian generasi yang lama
2) Besarnya genome tanaman, termasuk banyaknya kromosom poliploid
3) Dimilikinya kotak kayu yaitu dinding sel berupa selulose yang mengelilingi
tanaman.

Dalam rekayasa genetika sifat yang dikendalikan oleh banyak gen sangat sulit
untuk di rekayasa dan dikendalikan. Misalnya, tumbuhan memerlukan nitrogen untuk
membuat protein tetapi tidak dapat langsung memanfaatkannya secara langsung dari
udara bebas. Perakaran kacang tanah, kedelai, dan semanggi mengandung bakteri bintil
akar yang dapat mengubah nitrogen diudara bebas menjadi bentuk yang dapat
dimanfaakan, tatapi perakaran tanaman lain seperti jagung dan padi harus memperoleh
nitrogen dari pupuk atau dari produk samping organisme lain yang meninggalkan
nitrogen yang tersedia dari dalam tanah. Apabila dapat di ciptakan jagung yang dapat
membuat nitrogen tentulah dapat mengurangi biaya pemupukan, termasu mengurangi
pencemaran sistem perairan karena masukknya sisa-sisa pemupukan nitrat dan fosfat
dari tanah pertanian. Fiksasi nitrogen dikendalikan oleh lebih dari 15 gen yang berbeda
dalam sistem bakteri/tanaman. Serta menggunakan gen yang sekarang belum berhasil
diisolasi dan kebingungan dalam penataan ulangnya.
Pertanyaan:
1. Apakah perbedaan antara enzim endonukelase retriksi I dan II ?
Jawaban: Tipe I akan mengenali suatu urutan pasangan nukelotida yang spesifik pada
DNA dan selanjutnya memotong DNA pada suatu tapak tidak spesifik jauh dari
urutan. Enzim endonuklease restiksi tipe I tidak terlalu bermanfaat untuk
pembentukan molekul DNA rekombinan. Enzim endonuklease restiksi tipe II suatu
urutan pasangan nukleotida spesifik pada DNA namun tipe ini memotong DNA di
dalam urutan. Enzim endonuklease restriksi bermanfaat untuk pembentukan molekul
DNA rekombinan.
2. Bla bla bla
Jawaban: Bla bla bla

You might also like