You are on page 1of 7

o

AYAM BROILER
Ayam broiler adalah
Jenis unggas hasil rekayasa manusia yang telah
mengalami seleksi gen selama bertahun-tahun
sehingga hanya dalam waktu 21 sampai 40 hari
sudah layak dikonsumsi.
Fase kehidupan ayam broiler
Fase Starter
umur 0 3 minggu
Fase Finisher
umur 3 5 minggu (tergantung masa panen)
Strain / jenis ayam broiler
Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman
202, Hyline,Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver
Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres,Tatum,
Indian river, Hybro, Cornish, Brahma,
Langshans, Hypeco-Broiler, Ross,Marshallm,
Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex, Bromo, CP 707.
MANFAAT BETERNAK BROILER
Penyediaan kebutuhan protein hewani
Mencukupi kebutuhan keluarga
Tabungan di hari tua
Membuka lowongan pekerjaan baru
Syarat Untuk beternak ayam broiler
Memahami lokasi
Manajemen kandang
Manajemen pemeliharaan
manajemen brooding
manajemen feeding dan watering
Manajemen kesehatan
SYARAT LOKASI
Jauh dari keramaian/pemukiman penduduk
Jarak antar peternakan min 1 km
Dekat dengan sumber air
Akses keluar masuk kendaraan mudah
Persiapan sarana dan peralatan
Perkandangan
temperatur berkisar antara 33-29 C
kelembapan 60-70 %
tata letak kandang membujur arah timur dan barat
agar tidak mendapat sinar berlebih
kandang harus kuat dan tahan lama
ketinggian lantai kandang dengan tanah 1,25-1,75
m
lebar kandang ideal 7 m
jarak antar kandang 1 dengan yg lain 1x lebar
kandang
atap kandang jgn dari bahan menyerap panas ex :
seng
Memilih bibit/doc broiler
Sarat bibit yang baik :

Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.


Bulu tampak halus dan penuh serta baik
pertumbuhannya .
Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara
35-40 gram.
Manajemen pemeliharaan
Manajemen brooding
o brooding adalah masa kritis awal pemeliharaan
bagi ayam broiler berlangsung sampai 14 hari.
o di waktu ini ayam terjadi perkembangan sistem
kekebalan tubuh, saluran pernapasan dan
pencernaan
Persiapan masa brooding
Kandang brooding
o Kandang brooding yang baik tidak harus terbuat
dari material atau peralatan yang mahal, tetapi
bisa melindungi ayam dari angin, hujan,
perubahan suhu yang mendadak dan serangan
hewan liar (tikus, burung). Serangkaian sistem
yang
mendukung
sebuah
kandang brooding antara
lain brooder (pemanas),chick
guard (sekat),
tempat ransum dan minum, serta litter.
SUDAH HARUS SIAP 3 HARI SEBELUM
DOC DATANG
Ransum berkualitas
Pada fase starter, anak ayam membutuhkan
sejumlah nutrisi yang kandungannya lebih tinggi
dibanding dengan ransum yang diperuntukkan
pada fase finisher atau fase produksi. Menjaga
kualitas ransum sangat penting dilakukan. Jika
ransum terkontaminasi jamur atau mikotoksin
(racun jamur), maka akan terjadi gangguan
fungsi
tembolok
yang
akhirnya
menyebabkan malabsorption (gangguan
penyerapan nutrisi ransum) dan kekerdilan pada
ayam

Komponen kandang brooding


Pemanas (brooder)
Sarat brooder yang baik :
mudah dioperasikan
bahan bakarnya selalu tersedia
aman
tidak menimbulkan asap
biaya pengadaannya terjangkau
Sekat (chick guard)

o merupakan material yang berfungsi melindungi


anak ayam dari terpaan angin dan hewan liar,
serta membantu agar panas dari brooder tetap
terfokus.
o Chick guard biasanya terbuat dari seng dengan
ketinggian 50-60 cm. Chick guard sendiri bisa
dibentuk kotak, melingkar atau elips.
Luasnya disesuaikan dengan jumlah DOC yang
akan dipelihara. Ex : chick guard berdiameter
4,5 m bisa menampung 750-1.000 ekor DOC
Diperlebar seiring bertambahnya usia ayam
Alas Kandang (Litter)
o saratnya :
o daya serap yang baik
o tidak berdebu
o tidak berjamur
o mudah diperoleh dan murah
Ex : sekam padi, tongkol jagung, kulit kacang
kedelai, kacang hijau atau kacang tanah, jerami
padi serta limbah penggergajian kayu
Sebelum ditaburkan di dalam kandang sebaiknya
dilakukan desinfeksi, biarkan selama 2 jam
setelah itu baru ditabur dengan ketebalan 5-8 cm

SAPI PERAH
(Aspek Ekonomi)
Sapi : ternak terpenting sebagai sumber
daging, susu, tenaga kerja dan kulit
Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%)
kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu
dan 85% kebutuhan kulit.
Nenek moyang Sapi : famili Bovidae.
seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus),
kerbau Afrika (Syncherus), dan anoa.
Domestikasi sapi mulai 400 tahun SM.
Asal Sapi : Asia Tengah, kemudian
menyebar ke Eropa, Afrika dan seluruh wilayah
Asia.
Menjelang akhir abad ke-19, sapi Ongole
dari India dimasukkan ke pulau Sumba dan sejak
saat itu pulau tersebut dijadikan tempat
pembiakan sapi Ongole murni.
Indonesia : Tahun 1957 - perbaikan mutu
genetik sapi Madura dengan menyilangkannya
dengan sapi Red Denis.
Persilangan lain : sapi lokal (peranakan
Ongole) dengan sapi perah Frisian Holstein di
Grati - guna diperoleh sapi perah jenis baru yang
sesuai dengan iklim dan kondisi di Indonesia.

SENTRA PETERNAKAN SAPI PERAH


& PRODUKTIVITAS

Eropa (Skotlandia, Inggris, Denmark,


Perancis, Switzerland, Belanda, Italia); Amerika;
Australia, Afrika dan Asia (India dan Pakistan).

Sapi Friesian Holstein misalnya, terkenal


dengan produksi susunya yang tinggi (+ 6350
kg/th), dengan persentase lemak susu sekitar 37%. Meskipun ada yang mencapai 25.000 kg
susu/tahun,

Saat ini produksi susu di Indonesia kurang


dari 10 liter/hari dan jauh dari standar normalnya
12 liter/hari (rata-ratanya hanya 5-8 liter/hari).

SAPI
PALING
BANYAK
DI
BUDIDAYAKAN
1.
Ayrshire
2.
Brown Swiss
3.
Busa
4.
Canadienne
5.
Dairy Shorthorn
6.
Dutch Belted
7.
Estonian Red
8.
Friesian
9.
Girolando
10.
Guernsey
11.
Holstein
12.
Illawarra
13.
Irish Moiled
14.
Jersey
15.
Kerry
16.
Lineback
17.
Meuse Rhine Issel
18.
Milking Devon
19.
Montbliarde
20.
Normande
21.
Norwegian Red
22.
Randall
23.
Sahiwal
24.
Shetland

Dairy Shorthorn

Friesian Holstein

Jersey

Brown Swiss

Ayrshire

Brown Swiss

Sahiwal

Hasil survei menunjukkan bahwa jenis


sapi
perah
yang
paling
cocok
dan
menguntungkan untuk dibudidayakan di
Indonesia adalah Frisien Holstein.

Calon induk

berasal dari induk yang menghasilkan air


susu tinggi,

kepala dan leher sedikit panjang,

pundak tajam,

badan cukup panjang,

punggung dan pinggul rata,

dada dalam dan

pinggul lebar,

jarak antara kedua kaki belakang dan


kedua kaki depan cukup lebar,

pertumbuhan ambing dan puting baik,

jumlah puting tidak lebih dari 4 dan


letaknya simetris,

sehat dan tidak cacat.

Pejantan yang baik

umur sekitar 4-5 tahun,

memiliki kesuburan tinggi,

daya menurunkan sifat tinggi kepada anakanaknya,

berasal dari induk dan pejantan yang baik,

Berbadan besar, kuat & memiliki sifat


pejantan baik,

kepala lebar, leher & pinggang lebar,


punggung kuat,

muka agak panjang, pundak sedikit tajam


dan lebar,

paha rata dan cukup terpisah,

dada lebar & jarak antar tulang rusuk


lebar,

badan panjang, dada dalam, lingkar dada


dan lingkar perut besar,

sehat, bebas dari penyakit menular dan


tidak menurunkan cacat pada keturunannya.

BENTUK KANDANG

LUAS KANDANG SAPI PEREKOR

Pakan dan Pemeliharaan


Penyediaan dan Penyajian Pakan dapat
dilakukan melalui model pemeliharaan :
1.
Sistem penggembalaan (pasture
fattening)
2.
Sistem kereman (dry lot fattening)
3.
Sistem kombinasi cara pertama dan
kedua.

Pakan yang diberikan berupa hijauan dan


konsentrat. Ketersediaan hijauan menentukan
kebutuhan konsentrat

Hijauan yang berupa jerami padi, pucuk


daun tebu, lamtoro, alfalfa, rumput gajah,
rumput benggala atau rumput raja.

Hijauan diberikan siang hari setelah


pemerahan sekitar 30-50 kg/ekor/hari.
Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa
umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot
badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2%
dari BB.
Sapi yang sedang menyusui (laktasi)
memerlukan makanan tambahan sebesar 25%
hijauan dan konsentrat dalam ransumnya.
Hijauan yang berupa rumput segar
sebaiknya ditambah dengan jenis kacangkacangan (legum).
Sumber karbohidrat sebagai konsentrat
berupa dedak halus atau bekatul, ampas tahu,
gaplek, dan bungkil kelapa serta mineral
(sebagai penguat) yang berupa garam dapur,
kapur, dll.
Pemberian konsentrat sebaiknya diberikan
pada pagi hari dan sore hari sebelum sapi
diperah sebanyak 1-2 kg/ekor/hari.
Selain makanan, sapi harus diberi air
minum sebanyak 10% dari berat badan per hari.
Pemeliharaan utama adalah pemberian
pakan yang cukup dan berkualitas, serta menjaga
kebersihan kandang dan kesehatan ternak yang
dipelihara.
Pemberian
pakan
secara
kereman
dikombinasikan dengan penggembalaan
Di awal musim kemarau, setiap hari sapi
digembalakan.
Di musim hujan sapi dikandangkan dan
pakan diberikan menurut jatah. Penggembalaan
bertujuan pula untuk memberi kesempatan
bergerak pada sapi guna memperkuat kakinya.
Tempat pakan dan minum sebaiknya
dibuat di luar kandang tetapi masih di bawah
atap.
Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar
pakan yang diberikan tidak diinjak-injak atau
tercampur dengan kotoran.
Sementara tempat air minum sebaiknya
dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit
lebih tinggi daripada permukaan lantai.
PENATAAN TEMPAT PAKAN
Tempat pakan dan minum sebaiknya
dibuat di luar kandang tetapi masih di bawah
atap.
Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar
pakan yang diberikan tidak diinjak-injak atau
tercampur dengan kotoran.

Sementara tempat air minum sebaiknya


dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit
lebih tinggi daripada permukaan lantai.
Produksi utama sapi perah adalah susu.
Meskipun daging juga dapat dihasilkan dari sapisapi perah (terutama pejantan), namun jumlah
maupun mutunya tidak sebaik jika diperoleh dari
sapi potong. Produksi susu yang baik
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya
diproduksi oleh sapi dengan kualitas ambing
yang baik.
Anatomi ambing
Ambing seluruhnya terdiri dari 4 kelenjar
yang disatukan dan dibungkus oleh kulit. Fungsi
kelenjar secara sendiri-sendiri disebut kwartir.
Dasar puting disebut sisterna.
Saluran pada ujung puting dilindungi
cincin dari otot yang disebut spingter. Adanya
spingter yang berfungsi sebagai kunci
memungkinkan susu tidak begitu saja keluar
memancar, dan benda asing berupa kotoran atau
genangan air tidak dapat masuk melalui saluran
puting.
Anatomi ambing
Berukuran
cukup
besar,
tidak
menggantung rendah.
Ukuran cukup besar menggambarkan
bahwa kelenjar pada ambing tersebut
berkembang dan apabila berproduksi akan
diperoleh susu dalam jumlah banyak. Ambing
yang menggantung rendah akan memudahkan
puting juga mudah menyentuh lantai, tipe
ambing seperti ini akan mudah terkena mastitis.
Simetris
Ambing yang simetris, menggambarkan
bahwa jaringan ambing tersebut sehat dan
kelenjar di dalamnya berfungsi dengan baik.
Kondisi ambing yang tidak simetris bisa saja
disebabkan karena pernah menderita mastitis
sehingga semua kelenjarnya diganti dengan
jaringan ikat atau sejak lahir ambing tersebut
sudah tidak berfungsi.
Fisiologi ambing
Produksi susu diawali dengan adanya rangsang
yang bersifat menyenangkan. Rangsang/ stimuli
akan direspon otak dengan memproduksi
hormon oksitosin. Oksitosin akan dibawa darah
ke ambing, dan kelenjar ambing akan
menghasilkan susu. Kondisi ini tidak terjadi
ketika rangsang yang diberikan adalah rangsang
yang tidak menyenangkan. Rangsang ini akan
direspon otak, selanjutnya sinyal dikirim ke

kelenjar adrenalis untuk memproduksi adrenalin.


Adrenalin yang dibawa darah menuju kelenjar
menyebabkan penyempitan pembuluh darah
ambing, dan air susu tidak akan dikeluarkan.

Faktor penghambat penggemukan sapi di


Indonesia

Musim
kemarau
panjang,
akan
menyebabkan makanan yang tersedia kurang
mencukupi.

Sapi yang terkena penyakit infeksi tertentu


menyebabkan sulitnya sapi untuk menjadi
gemuk.

Masih belum diketahuinya jenis sapi mana


yang paling cocok digemukkan di Indonesia
yang beriklim tropis.

Pemilihan pakan
Usaha ternak baik sapi perah yang efisien dan
ekonomis, salah satu yang perlu diperhatikan
adalah masalah pakan. Dengan pakan, tubuh
hewan akan akan mampu bertahan hidup,
kesehatan terjamin dan produksi akan diperoleh
secara optimal. Sapi perah akan hidup sehat dan
menghasilkan
susu
sebagaimana
yang
dikehendaki.

Pakan Hijauan

Pakan hijauan ialah semua bahan pakan


yang berasal dari tanaman ataupun tumbuhan
berupa daun-daunan. Termasuk dalam hijauan ini
adalah bangsa rumput (Graminae), leguminosae,
dan tumbuh-tumbuhan lain. Bahan-bahan
tersebut dapat diberikan dalam bentuk masih
segar atau kering. Dalam bentuk segar, hijauan
tersebut dapat diberikan berupa rumput atau
hijauan segar ataupun dalam bentuk silase (di
cacah). Sedangkan hijauan kering bisa berupa
hay (hijauan yang sengaja dikeringkan) atau
jerami kering.

Pakan penguat (konsentrat)


Pakan penguat atau lazim disebut konsentrat
adalah pakan yang berkonsentrasi tinggi dengan
kadar serat kasar rendah dan mudah dicerna.
Bahan pakan penguat ini meliputi bahan pakan
yang berasal dari biji-bijian seperti jagung
giling, menir, bulgur, dedak , bungkil kelapa,
tetes dan berbagai umbi yang merupakan sumber
protein tinggi.

Pertumbuhan sapi
Beberapa metode yang sering dilakukan untuk
mengukur pertumbuhan sapi antara lain :

Dengan mengukur lingkar dada

Sapi diukur lingkar dadanya dengan


meteran biasa atau tali kemudian panjangnya
diukur dengan meteran
Dengan menggunakan rumus Schroorl
Menurut Schrool, tafsiran berat badan sapi
dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
(Lingkar
dada
+
22)2
Berat badan = ________________________
100

Rumus ini hanya dapat dipergunakan pada sapi


dewasa. Lingkar dada dapat diukur dengan
menggunakan meteran, tali, pita meter dan lainlainnya.
Menentukan umur sapi
Jumlah cincin tanduk
Cincin tanduk pada jantan 1 tahun lebih
lambat dari betina yaitu 5 tahun. Jadi pada betina
dengan 1 cincin tanduk, ditafsir umurnya = 4
tahun.
Menentukan umur sapi
Menghitung jumlah gigi
Pada usia muda, gigi sapi disebut gigi
sementara/ gigi susu/ desiduata. Pada umur
tertentu, gigi susu tersebut akan lepas dan
berganti dengan gigi permanen. Menurut
pertumbuhannya, gigi dapat dikelompokkan
menjadi : fase gigi susu, fase pergantian gigi dan
fase keausan gigi. Setelah fase tersebut, gigi
tidak akan berganti dan lambat laun akan rusak
dan lepas. Pergantian gigi susu dimulai dari :
1.
Gigi
Incisivus
dalam
I-1
2.
Gigi Incisivus tengah dalam I-2
3.
Gigi
incisivus
tengah
luar
I-3
4. Gigi Incisivus luar I-4
Perkembangbiakan
sapi
Mengenal tanda-tanda birahi sapi
Sapi menjadi peka dan mudah terangsang
Sapi gelisah
Bila sapi dilepas berusaha mencari
pejantan
Mencoba menaiki kawan/ betina lain yang
berdekatan
Jika dinaiki, betina tersebut akan diam saja
Sering melenguh
Mucosa vulva tampak lebih merah,
edematous dan hangat apabila diraba
Dari vulva tampak keluar lendir
Periode birahi sapi normal akan berjalan secara
teratur setiap 3 minggu sekali, bila tidak tampak

ada gejala birahi (silent heat), maka akan sangat


membingungkan peternak. Sapi birahi yang
kemudian
dikawinkan
dan
mengalami
kebuntingan, gejala estrus/ heat/ birahi akan
hilang karena hormon yang mempengaruhinya
berbeda.
SAPI PERAH (ETIOLOGI)
(Aspek Etiologi)
Usaha sapi perah di Indonesia dimulai pada abad
XVII. Bersamaan dengan masuknya bangsa
Belanda di Indonesia. Mula-mula hanya untuk
konsumsi bangsa Belanda, namun sekarang
hampir semua manusia mengkonsumsi susu
untuk pemenuhan gizi.
Jenis sapi perah
Bangsa sapi perah yang berasal dari negaranegara beriklim dingin
antara lain :
Friesian Holstein/ Friess Holland/ F.H.
Jersey
Guernsey
Ayrshire
Brown Swiss
Friesian Holstein/ Friess Holland/ F.H.
Sapi FH, berasal dari negeri Belanda. sapi jenis
ini merupakan jenis sapi unggulan untuk
produksi susu. Spesifikasi sapi dengan warna
putih dan belang hitam.
Dengan berat badan sekitar 400-500 kg, rata-rata
produksi susu yang dihasilkannya bisa mencapai
kira-kira 5.222 liter per laktasi dengan rata-rata
kadar lemak 4,09%.
Friesian Holstein
Jersey
Ras Jersey berasal dari kepulauan Jersey.
Sapi ini mempunyai toleransi panas yang tinggi,
dengan berat badan berkisar antara 450 kg.
Dibandingkan ras lainnya, Jersey memiliki
kemampuan memproduksi susu bahkan bisa
mencapai 13x berat badannya setiap periode
laktasi.
Jersey
Guernsey
Guernsey juga merupakan ras sapi perah yang
berasal dari satu kepulauan kecil di Inggris.
Sapi Guernsey didominasi dengan warna coklat,
dengan sedikit belang putih.
Rata-rata produksi susu yang dihasilkan oleh
sapi Guernsey adalah 7350 liter per periode
laktasi.
Ayrshire

Ras Ayrshire asli berasal dari Scotlandia.


Sapi ini berwarna putih belang merah atau secara
tepat coklat tua. Pada umumnya sapi ini
bertanduk, namun ketika menanjak dewasa
tanduk dipotong (dehorning).
Ayrshire termasuk golongan sapi ukuran
medium. Sapi dewasa memiliki bobot bisa
mencapai
600
kg.
Termasuk ras sapi yang disukai karena
produksinya yang cukup tinggi. Puncak produksi
yang pernah dicatat sampai 10.000 liter pada
satu periode laktasi.
Ayrshire
Brown Swiss
Sapi perah yang berasal dari negara Switzerland
(Swiss).
Sapi didominasi warna kulit coklat
Brown Swiss
Jenis sapi perah
Bangsa sapi perah yang berasal dari negaranegara beriklim panas,
antara lain :
Red Sindhi
Sahiwal
Peranakan FH (silang asli FH dengan sapi
lokal).
Red Sindhi
Sapi ini asli dari negara Pakistan.
Merupakan sapi yang dapat memproduksi susu
dengan cukup baik.
Sapi jantan berpunuk, sedang yang betina tidak.
Memiliki tinggi 116 cm, dengan berat 340 kg
untuk yang betina. Sapi jantan memiliki tinggi
134 cm dengan berat 420 kg. Secara normal
berwarna merah/ coklat tua namun kadang
bervariasi dari kekuningan sampai coklat tua.
Sahiwal
Sahiwal asli berasal dari daerah Punjab,
yaitu
perbatasan
antara
India-Pakistan.
Merupakan sapi berpunuk yang tahan terhadap
caplak (kutu sapi), tahan panas, tahan terhadap
serangan parasit baik internal parasit maupun
eksternal parasit. Produksi susu rata-rata 2270
liter
selama laktasi.
Warna coklat tua dengan variasi warna putih di
daerah leher dan daerah perut. Jantan berwarna
lebih tua didaerah kepala,
kaki dan ekor.
Sahiwal

Peranakan FH (silang asli FH dengan sapi


lokal).
Merupakan sapi persilangan FH asli dengan sapi
lokal Indonesia. Dikembangkan untuk tujuan
menciptakan sapi perah yang tahan terhadap
cuaca panas. Sapi FH di Indonesia sekarang ini
kebanyakan merupakan peranakan FH, yaitu
hasil persilangan FH import dengan sapi lokal
Indonesia. Secara genetik, warna tetap
didominasi putih belang hitam, namun
dibandingkan dengan sapi FH asli, sapi FH
relatif memiliki badan lebih kecil dengan
produksi lebih kecil dibandingkan FH asli.
Memilih sapi perah yang baik
Syarat memilih sapi perah yang baik :
Kepala sesuai tubuh, moncong besar,
lubang hidung terbuka lebar.
Leher pipih, lipatan kulit halus,
bergelambir kecil.
Bahu kuat, posisi baik dan kulit juga halus.
Punggung lurus dan lebar dari gumba,
punggung hingga pinggang
Dada lebar, untuk perkembangan jantung
dan paru-paru
Kaki lurus dan kuat.
Ambing simetris, ukuran cukup besar
Vena susu terlihat jelas
Spesifikasi jenis sapi perah : ambing yang
berkembang bagus, muskulus daerah
pantat dipilih jangan yang membulat
(gemuk), namun dipilih yang tipis (tepos).
Scoring
Penentuan mutu sapi, dengan menggunakan
sistem baru yaitu sistem scoring. Standar scoring
dilakukan berdasarkan
masing-masing jenis sapi.

Scoring untuk sapi perah dinyatakan dengan


nilai 1-5. Scoring ini berdasarkan kondisi tubuh
dari yang paling kurus sampai yang paling
gemuk. Scoring tersebut adalah didasarkan atas
bentuk dan situasi rabaan daerah tulang belakang
dan ujung dari costae.
Nilai scoring sapi perah
Nilai scoring 1
Nilai 1, diperoleh ketika kita menilai
seekor sapi perah dengan kondisi kelaparan,
ujung costae menonjol tajam. Processus spinosus
dari tulang belakang menonjol demikian juga
tuber coxae terlihat jelas menonjol. Sapi ini
jangan dipilih karena meskipun sapi dijual
dengan harga murah, namun biaya untuk

memperbaiki sapi dengan scoring 1 menjadi sapi


yang lebih baik, justru sangat mahal. Selain itu,
sapi ini merupakan sapi yang kemungkinan
memiliki penyakit. Daerah sekitar anus sangat
cekung, dan vulva menonjol.
Nilai scoring 2
Kondisi score 2, dibandingkan yang
pertama cenderung lebih baik, namun tetap
belum ideal. Sapi ini masih dibilang kurus, ujung
costae terakhir dapat teraba namun tidak terlalu
menonjol keluar. Tuber coxae masih menonjol,
namun tidak terlalu tajam menonjol keluar dan
daerah sekitar anus tidak begitu cekung,
demikian pula halnya dengan vulva yang tidak
terlalu menonjol.
Nilai scoring 3
Sapi pada score 3 merupakan sapi ratarata/ kondisi badan sedang. Costae terakhir baru
teraba jika dilakukan penekanan. Penonjolan
tulang tidak terlalu kelihatan, tulang belakang
membulat, demikian pula halnya dengan tuber
coxae dilapisi jaringan yang agak tebal sehingga
terlihat membulat. Daerah sekeliling anus terisi

jaringan, sehingga tidak cekung. Namun


demikian terlihat jelas bahwa jaringan yang
mengisi sekeliling anus bukan jaringan lemak.
Nilai scoring 4
Kondisi sapi dengan score 4 sudah
menunjukkan gejala kegemukan. Ujung costae
belakang baru teraba ketika dilakukan
penekanan yang kuat. Jaringan tubuh disekitar
pinggul terlihat membulat tertutup daging dan
lemak. Tuber coxae, tidak terlihat menonjol,
daerah punggung datar dan sangat jelas mulai
terdapat cadangan lemak berada pada daerah
tersebut.
Nilai scoring 5
Sapi dengan score 5 digolongkan pada sapi
sangat gemuk. Seluruh struktur tulang pada sapi
golongan ini tidak terlihat. Cadangan lemak
menyeluruh membungkus tulang ekor dan
costae, pantat membulat, pinggul dan flank
(fossa paralumbal) membulat dan tidak terlihat
cekung. Bentuk tubuh sapi perah seperti ini perlu
diwaspadai karena apabila dipelihara akan sulit
bunting.

You might also like