Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Miskonsepsi merujuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep atau
pengertian yang diterima para pakar dalam bidang tersebut. Dalam proses belajar
mengajar pembentukan konsep materi ajar sangatlah penting, dimana hal ini dapat
berpengaruh terhadap pemahaman peserta didik terhadap suatu materi pelajaran. Guru
berperan penting dalam membangun pengetahuan dengan pemahaman konsep ilmiah
yang mendalam, mampu menggunakan dan menerapkan konsep. Apabila konsep yang
dimiliki oleh peserta didik telah menyimpang bahkan bertentangan dengan konsep ilmiah
maka hal ini yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi (Ekici, et al., 2007; Tekkaya,
2002).
Miskonsepsi yang terjadi pada siswa di antaranya disebabkan oleh buku teks
yang miskonsepsi yang dijual di pasaran, kesalahan penafsiran oleh siswa terhadap
penjelasan guru, serta guru yang juga mengalami miskonsepsi. Ada kalanya
ketertinggalan informasi terbaru menyebabkan konsep-konsep yang sebarusnya berubah
atau diperbaiki menjadi salah dalam menyampaikannya kepada peserta didik.
Miskonsepsi sering terjadi pada siswa dan pada semua jenjang pendidikan. Miskonsepsi
yang paling banyak terjadi pada siswa disebabkan konsep awal (prakonsepsi) yang
kemudian dibawa ke pendidikan formal. Sejak kecil, seseorang sudah mengkontruksi
konsep-konsep melalui pengalaman sehari-hari sehingga seseorang dikatakan sudah
mengalami proses belajar sejak awal.
Sebagian besar siswa SMA mengalami banyak kendala dalam mempelajari materi
biologi, khususnya materi virus dan bakteri. Cakupan materi dari virus antara lain
ciri/karakteristik, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat. Cakupan
materi dari bakteri antara lain penggolongan archaebacteria dan eubacteria berdasarkan
ciri-ciri dan bentuk, perkembangbiakan, dan peranan bakteri. Kebanyakan siswa
kesulitan menguasai konsep mengenai organisasi, bentuk, struktur, cara hidup,
reproduksi, klasifikasi dan peranan dari bakteri maupun virus. Padahal konsep tersebut
dianggap penting.
Sebubungan dengan permasalahan di atas, maka dilakukan penelitian terbadap
siswa kelas X SMA Negeri 20 Surabaya untuk melihat apakah siswa tersebut mengalami
miskonsepsi pada mata pelajaran biologi, khususnya materi virus dan bakteri.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dibuat rumusan masalah yaitu
Bagaimanakah tingkat pemahaman konsep siswa kelas X SMA Negeri 20 Surabaya pada
mata pelajaran biologi materi virus dan bakteri?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan dari analisis ini adalah untuk
mendeskripsikan tingkat pemahaman konsep siswa kelas X SMA Negeri 20 Surabaya
pada mata pelajaran biologi materi virus dan bakteri.
BAB II
DASAR TEORI
A. Konsep
Menurut Amien (1990) dalam Hewindati (2004) konsep merupakan suatu gagasan
atau ide yang didasarkan pada pengalaman tertentu yang relevan dan yang dapat
digeneralisasikan. Lebih lanjut dikatakan bahwa suatu konsep akan terbentuk apabila dua
atau lebih objek dapat dibedakan berdasarkan ciri-ciri umum, bentuk atau sifat-sifatnya.
Definisi konsep adalah sebagai berikut: (1) Suatu ide/gagasan yang relatif sempurna dan
bermakna, (2) Suatu pengertian tentang suatu objek, (3) Produk subjektif yang berasal
dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui
pengalamannya.
B. Konsepsi
Konsepsi adalah adalah pemahaman setiap siswa terhadap suatu konsep (Berg, 1991)
dalam Hewindati (2004). Jika konsepsi siswa terhadap suatu konsep sama dengan
konsepsi para ilmuan, dikatakan siswa tersebut mempunyai konsepsi yang benar. Jika
konsepsi siswa terhadap suatu konsep berbeda dengan konsepsi para ilmuan, dikatakan
siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Biasanya miskonsepsi terjadi pada kesalahan
dalam pemahaman hubungan antar konsep.
C. Prakonsepsi
Prakonsepsi adalah konsepsi yang sudah tertanam dalam diri siswa. Sebelum
mengikuti
perkembangan logis anak.Untuk mengatasi hal ini guru perlu menciptakan kondisi
belajar yang kondusif. Salah satu langkahnya adalah mengetahui konsepsi awal siswa
sebelum dilakukan pembelajaran. Cara mengubah prakonsepsi adalah dengan
membangun konsep baru yang lebih cocok untuk menjelaskan pengalaman-pengalaman
siswa.
D. Miskonsepsi
Miskonsepsi dapat diartikan sebagai suatu konsepsi yang tidak sesuai dengan
pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima oleh para ilmuwan. Miskonsepsi
didefinisikan sebagai konsepsi siswa yang tidak cocok dengan konsepsi para ilmuwan,
hanya dapat diterima dalam kasus-kasus tertentu dan tidak berlaku untuk kasus-kasus
lainnya serta tidak dapat digeneralisasi. Berg (1991) dalam Liliawati dan Ramalis (2009)
mendefinisikan miskonsepsi sebagai pertentangan atau ketidak cocokan konsep yang
dipahami seseorang dengan konsep yang dipakai oleh para pakar ilmu yang
bersangkutan. Sedangkan menurut Brown (Dahar, 1996) dalam Liliawati dan Ramalis
(2009) miskonsepsi didefinisikan sebagai suatu pandangan yang naif, suatu gagasan yang
tidak cocok dengan pengertian ilmiah yang sekarang diterima. Pendapat lain tentang
miskonsepsi dikemukanan Fowler (Paul Suparno, 1988) dalam Liliawati dan Ramalis
(2009), bahwa miskonsepsi memiliki arti sebagai sesuatu yang tidak akurat akan konsep,
penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep
yang berbeda dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar.
Sumber dan Penyebab Terjadinya Miskonsepsi
Secara garis besar, penyebab miskonsepsi dapat diringkas dalam lima kelompok,
yaitu: siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar. Penyebab miskonsepsi
yang berasal dari siswa dapat dikelompokkan dalam beberapa hal, antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Miskonsepsi siswa dapat terjadi pula karena miskonsepsi yang dibawa oleh guru.
Guru yang tidak menguasai bahan atau mengerti bahan secara tidak benar, akan
menyebabkan siswa mendapatkan miskonsepsi sehingga salah pengertian ini diteruskan
kepada siswa. Agar pengajaran dapat memberikan hasil yang baik maka guru harus
mempunyai persiapan yang matang, dan mampu memilih tujuan, isi dan metode yang
tepat. Penguasaan guru terhadap materi pelajaran, kemampuan dalam memilih metode
dan media mengajar yang tepat akan berpengaruh terhadap efektifis proses belajar
mengajar. Hiller seperti dikutip Woolfolk dan Nicolich (1984) dalam Hewindati (2004)
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang erat antara kualitas penjelasan dan
pengetahuan guru dengan pencapaian belajar murid. Kurangnya pengetahuan guru akan
menyebabkan tidak jelasnya penyajian pelajaran yang dapat menimbulkan miskonsepsi.
Dalam Citrawati (2006) menuliskan bahwa miskonsepsi berasal dari guru yang tidak
memiliki latar pendidikan sains atau hanya mempunyai pengetahuan sains praktis untuk
waktu yang pendek dan singkat. Ketertinggalan informasi terbaru dapat menyebabkan
konsep-konsep yang seharusnya berubah atau diperbaiki menjadi salah dalam
menyampaikan kepada siswa sehingga memberikan peluang terjadinya miskonsepsi.
Hubungan antarguru dan siswa juga sangat mempengaruhi minat belajar siswa, jika
hubungan antara keduanya saling mendukung maka interaksi antara pengajar dan siswa
akan terlaksana dengan baik. Siswa akan berani mengutarakanketidakpahaman materi
yang sedang di pelajari. Bahkan siswa berani untuk mengeluarkan pendapatnya tentang
materi yang telah mereka baca dari buku literatur kalau pendapat guru tersebut
bertentangan dengan pendapat mereka.
tidak mendukung maka interaksi keduanya tidak akan berjalandisebabkan guru yang
penguasaan bahannya tidak mendalam, sering bersikap diktator dan otoriter yang terus
memaksakan satu gagasan,
guru (Odom, 1993) dalam Ferdinand (2007). Hal ini disebabkan penggunaan buku teks
oleh lebih dari 90 % guru sains dari 95 % waktunya (Yager & Pennick, 1987) dalam
Ferdinand (2007). Lebih jauh Brandwein (1981) dalam Ferdinand (2007) melaporkan
bahwa usaha paling utama dalam pendidikan sains adalah berpusat pada penulisan buku
teks. Buku teks yang terlalu sulit bagi siswa dapat juga menumbuhkan miskonsepsi
karena mereka sulit menangkap isinya. Akibatnya, mereka hanya mengerti sebagian atau
bahkan tidak mengerti sama sekali. Pengertian yang tidak utuh ini dapat menimbulkan
miskonsepsi yang besar, terlebih bila siswa menghadapi persoalan yang lebih luas dan
mendalam.Suparno (2005), mengidentifikasi ada 5 sebab utama miskonsepsi dan masingmasing ditimbulkan oleh sebab khusus. Penyebab miskonsepsi ini dapat dilihat pada
Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Penyebab Miskonsepsi (Suparno, 2005)
Sebab Umum
Sebab Khusus
Siswa
Pengajar (guru)
Buku teks
Konteks
Metode mengajar
Jawaban
salah
konsep)
Jawaban salah tapi CRI tinggi berarti
terjadi
Miskonsepsi
Sumber: Sarintan & Jusman (2007) dalam Pruba & Depari (2008)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 19 maret 2015, di SMAN 20 Surabaya
B. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah 20 siswa kelas X-5 SMAN 20 Surabaya
C. Rancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Pengumpulan data
dilakukan dengan teknik tes diagnostik menggunakan instrumen berupa soal pilihan
ganda dan pilihan 1,2,3, dan 4. Pada setiap pertanyaan, siswa diminta melengkapi soal
dengan jawaban yang tepat. Siswa juga harus menuliskan tingkat keyakinan terhadap
jawabannya (CRI) yaitu angka sangat yakin (5), yakin (4), ragu-ragu (3), tidak yakin
(2), menebak (1), tidak tahu (0).
Selanjutnya dilakukan analisis CRI (Certainty of Response Index) untuk
membedakan siswa yang tahu konsep, tidak tahu konsep, dan mengalami miskonsepsi
yang didasarkan pada kombinasi dari jawaban benar atau salah dan tinggi rendahnya
CRI jawaban siswa (Tabel 1)
Tabel 3.1. Tabulasi siswa yang tahu konsep, miskonsepsi dan tidak tahu konsep berdasarkan
kombinasi kriteria jawaban dengan tinggi-rendahnya nilai CRI
Kriteria
jawaban
Jawaban
benar
Jawaban
CRI Jawaban
benarn dan
CRI Tinggi
salah
berarti tidak tahu konsep
terjadi miskonsepsi
Sumber: Sarintan & Jusman (2007) dalam Pruba & Depari (2008)
Setelah itu dihitung persentase masing-masing kriterianya dengan rumus yang
digunakan oleh Cahyaningsih (2006: 40) dalam Murni 2013 seperti di bawah ini:
Cahyaningsih
Cahyaningsih (2006).
Keterangan:
TK
TTK
MK
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Tabel Pemahaman Konsep Siswa
Tabel 4.1. Tabulasi Jawaban Siswa Tes Archaebacteria dan Eubacteria
A. Pilihan 1, 2, 3, 4
4.1.1. Tabulasi Jawaban Siswa Tes Archaebacteria dan Eubacteria no. soal 1
Kriterian Jawaban
Jawaban Benar
Jawaban Salah
Yakin)
0
0
Yakin)
2
8
= 0 x 100% = 0%
10
o Tahu konsep
= 2 x 100% = 20%
10
o Miskonsepsi
= 8 x 100% = 80%
10
4.1.2. Tabulasi Jawaban Siswa Tes Archaebacteria dan Eubacteria no soal 2
Kriterian Jawaban
Jawaban Benar
Jawaban Salah
o Tidak tahu konsep
o Tahu konsep
o Miskonsepsi
Yakin)
1
2
Yakin)
5
2
= 3 x 100% = 30%
10
= 5 x 100% = 50%
10
= 2 x 100% = 20%
10
Yakin)
0
0
Yakin)
6
3
= 0 x 100% = 0%
10
= 6 x 100% = 60%
10
o Miskonsepsi
10
= 3 x 100% = 30%
10
Yakin)
2
0
Yakin)
8
0
= 2 x 100% = 20%
10
o Tahu konsep
= 8 x 100% = 80%
10
o Miskonsepsi
= 0 x 100% = 0%
10
4.1.5. Tabulasi Jawaban Siswa Tes Archaebacteria dan Eubacteria no soal 5
Kriterian Jawaban
Jawaban Benar
Jawaban Salah
o Tidak tahu konsep
o Tahu konsep
o Miskonsepsi
Yakin)
0
0
Yakin)
4
6
= 0 x 100% = 0%
10
= 4 x 100% = 40%
10
= 6 x 100% = 60%
10
B. Pilihan Ganda
4.1.1. Tabulasi Jawaban Siswa Tes Archaebacteria dan Eubacteria no. soal 1
Kriterian Jawaban
Jawaban Benar
Jawaban Salah
Yakin)
1
0
Yakin)
6
3
= 1 x 100% = 10%
10
o Tahu konsep
= 6 x 100% = 60%
10
o Miskonsepsi
= 3 x 100% = 30%
10
4.1.2. Tabulasi Jawaban Siswa Tes Archaebacteria dan Eubacteria no soal 2
Kriterian Jawaban
Jawaban Benar
Yakin)
0
Yakin)
8
11
Jawaban Salah
o Tidak tahu konsep
o Tahu konsep
o Miskonsepsi
= 0 x 100% = 0%
10
= 8 x 100% = 80%
10
= 2 x 100% = 20%
10
Kriterian Jawaban
Jawaban Benar
Jawaban Salah
o Tidak tahu konsep
o Tahu konsep
o Miskonsepsi
Yakin)
0
0
Yakin)
0
10
= 0 x 100% = 0%
10
= 0 x 100% = 0%
10
= 10 x 100% = 100%
10
Yakin)
0
4
Yakin)
0
6
= 4 x 100% = 40%
10
= 0 x 100% = 0%
10
= 6 x 100% = 60%
10
Yakin)
Yakin)
12
Jawaban Benar
Jawaban Salah
o Tidak tahu konsep
o Tahu konsep
o Miskonsepsi
0
1
8
1
= 1 x 100% = 10%
10
= 8 x 100% = 80%
10
= 1 x 100% = 10%
10
4.1.6. Tabulasi Jawaban Siswa Tes Archaebacteria dan Eubacteria no. soal 6
Kriterian Jawaban
Jawaban Benar
Jawaban Salah
o Tidak tahu konsep
o Tahu konsep
o Miskonsepsi
Yakin)
1
0
Yakin)
0
9
= 1 x 100% = 10%
10
= 0 x 100% = 0%
10
= 9 x 100% = 90%
10
Yakin)
1
2
Yakin)
6
1
= 3 x 100% = 30%
10
= 6 x 100% = 60%
10
= 1 x 100% = 10%
10
Yakin)
0
6
Yakin)
0
4
= 6 x 100% = 60%
10
= 0 x 100% = 0%
13
o Miskonsepsi
10
= 40 x 100% = 40%
10
Yakin)
0
0
Yakin)
9
1
Jawaban Benar
Jawaban Salah
o Tidak tahu konsep
= 0 x 100% = 0%
10
o Tahu konsep
= 9 x 100% = 90%
10
o Miskonsepsi
= 1 x 100% = 10%
10
4.1.10. Tabulasi Jawaban Siswa Tes Archaebacteria dan Eubacteria no soal 10
Kriterian Jawaban
Yakin)
0
0
Yakin)
0
10
Jawaban Benar
Jawaban Salah
o Tidak tahu konsep
o Tahu konsep
o Miskonsepsi
= 0 x 100% = 0%
10
= 0 x 100% = 0%
10
= 10 x 100% = 100%
10
rendah
(Tidak CRI
Yakin-Tidak Tahu)
6
15
tinggi
(Ragu-
Sangat Yakin)
62
67
CRI
TK
N x 100% =
62
150
x 100% = 41,33 %
15
Yakin)
0
0
Yakin)
10
0
= 0 x 100% = 0%
10
= 10 x 100% = 100%
10
= 0 x 100% = 0%
10
Yakin)
0
0
Yakin)
0
10
= 0 x 100% = 0%
10
o Tahu konsep
= 0 x 100% = 0%
10
o Miskonsepsi
= 10 x 100% = 100%
10
4.2.3. Tabulasi Jawaban Siswa Tes Virus no soal 3
Kriterian Jawaban
Jawaban Benar
Jawaban Salah
o Tidak tahu konsep
o Tahu konsep
o Miskonsepsi
Yakin)
0
0
Yakin)
1
9
= 0 x 100% = 0%
10
= 1 x 100% = 10%
10
= 9 x 100% = 90%
10
Yakin)
Yakin)
16
Jawaban Benar
Jawaban Salah
0
2
0
8
= 2 x 100% = 20%
10
o Tahu konsep
= 0 x 100% = 0%
10
o Miskonsepsi
= 80 x 100% = 80%
10
4.1.5. Tabulasi Jawaban Siswa Tes Virus no soal 5
Kriterian Jawaban
Yakin)
0
5
Yakin)
1
4
Jawaban Benar
Jawaban Salah
o Tidak tahu konsep
o Tahu konsep
o Miskonsepsi
= 5 x 100% = 50%
10
= 1 x 100% = 10%
10
= 4 x 100% = 40%
10
B. Pilihan Ganda
4.2.1. Tabulasi Jawaban Siswa Tes Virus no. soal 1
Kriterian Jawaban
Jawaban Benar
Jawaban Salah
o Tidak tahu konsep
o Tahu konsep
o Miskonsepsi
Yakin)
1
0
Yakin)
5
4
= 1 x 100% = 10%
10
= 5 x 100% = 50%
10
= 4 x 100% = 40%
10
Yakin)
0
0
Yakin)
7
3
= 0 x 100% = 0%
10
= 7 x 100% = 70%
10
17
o Miskonsepsi
= 3 x 100% = 30%
10
Yakin)
0
0
Yakin)
4
6
= 0 x 100% = 0%
10
= 4 x 100% = 40%
10
= 60 x 100% = 60%
10
Kriterian Jawaban
Jawaban Benar
Jawaban Salah
CRI(Tidak Tahu-Tidak
Yakin)
0
0
Yakin)
6
4
= 0 x 100% = 0%
10
o Tahu konsep
= 6 x 100% = 60%
10
o Miskonsepsi
= 4 x 100% = 40%
10
4.2.5. Tabulasi Jawaban Siswa Tes Virus no soal 5
Kriterian Jawaban
Jawaban Benar
Jawaban Salah
o Tidak tahu konsep
o Tahu konsep
o Miskonsepsi
Yakin)
0
2
Yakin)
0
8
= 2 x 100% = 20%
10
= 0 x 100% = 0%
10
= 8 x 100% = 80%
10
Kriterian Jawaban
Jawaban Benar
Jawaban Salah
o Tidak tahu konsep
o Tahu konsep
o Miskonsepsi
Yakin)
0
1
Yakin)
4
5
= 1 x 100% = 10%
10
= 4 x 100% = 40%
10
= 5 x 100% = 50%
10
Yakin)
2
0
Yakin)
5
3
= 2 x 100% = 20%
10
= 5 x 100% = 50%
10
= 3 x 100% = 30%
10
Kriterian Jawaban
Jawaban Benar
Jawaban Salah
o Tidak tahu konsep
o Tahu konsep
o Miskonsepsi
Yakin)
3
1
Yakin)
6
0
= 4 x 100% = 40%
10
= 6 x 100% = 60%
10
= 0 x 100% = 0%
10
Kriterian Jawaban
Yakin)
Yakin)
19
Jawaban Benar
Jawaban Salah
2
0
5
3
= 2 x 100% = 20%
10
o Tahu konsep
= 5 x 100% = 50%
10
o Miskonsepsi
= 3 x 100% = 30%
10
4.2.10. Tabulasi Jawaban Siswa Tes Virus no soal 10
Kriterian Jawaban
Yakin)
3
0
Yakin)
6
1
Jawaban Benar
Jawaban Salah
o Tidak tahu konsep
o Tahu konsep
o Miskonsepsi
= 3 x 100% = 30%
10
= 6 x 100% = 60%
10
= 1 x 100% = 10%
10
CRI
rendah
(Tidak CRI
Tahu-Tidak Yakin)
11
11
tinggi
(Ragu-
Sangat Yakin)
60
68
TK
N x 100% =
60
150
x 100% = 40 %
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil data di atas, siswa dikatakan tahu konsep atau memiliki
20
konsep yang benar apabila jawaban benar dan tingkat CRI (tingkat keyakinan terhadap
jawaban) tinggi. Siswa dikatakan tidak tahu konsep apabilan memiliki jawaban benar
atau salah dengan CRI (tingkat keyakinan terhadap jawaban) rendah. Sedangkan siswa
dikatakan miskonsepsi apabila jawaban salah dengan CRI (tingkat keyakinan terhadap
jawaban) tinggi (Sarintan & Jusman (2007) dalam Pruba & Depari (2008).
Dari hasil di atas, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa termasuk
kriteria tahu konsep pada materi Archaebacteria dan Eubacteria dengan persentase
sebesar 41,33%, dan materi Virus dengan persentase sebesar
40%. Tingkat
Materi Virus
Miskonsepsi ; 45%
Miskonsepsi; 45%
menginterpretasi gejala atau peristiwa yang dihadapi dalam hidupnya. Siswa menentukan
sendiri konsep apa yang masuk ke otaknya, menafsirkan dan menyimpannya. Siswa
yang pasif menyebabkan penyusunan kembali pengetahuan di dalam otaknya tidak
akan terjadi, sebaliknya semakin aktif siswa terlibat dalam proses pembelajaran, maka
semakin baik pemahaman konsepnya (Murni, 2013).
21
Miskonsepsi yang dialami siswa bisa juga diperoleh dari pembelajaran dari
gurunya. Pembelajaran yang dilakukan guru mungkin kurang terarah sehingga siswa
melakukan interpretasi yang salah terhadap suatu konsep, atau mungkin juga gurunya
mengalami miskonsepsi terhadap suatu konsep sehingga apa yang disampaikannya juga
merupakan suatu miskonsepsi.
Dalam penelitian analisis miskonsepsi siswa yang dilakukan di SMA Negeri
20 Surabaya memiliki persentase pemahaman konsep siswa cukup tinggi karena
submateri yang dijadikan acuan pengambilan data pernah dipelajari siswa pada
semester ganjil sehingga siswa telah memiliki pengetahuan awal yang cukup untuk
membekali mereka menjawab pertanyaan. Hal inilah yang menyebabkan pemahaman
konsep siswa cukup tinggi pada submateri ini.
Akan tetapi, dari penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa
persentase siswa yang miskonsepsi lebih tinggi dari pada persentase siswa yang tahu
konsep. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain materi ini telah diajarkan
pada semester ganjil. Sedangkan sekarang telah masuk ke semester genap. Sehingga
siswa banyak yang menyatakan lupa tentang konsep materi tersebut. Selain itu, faktor
lainya adalah penjelasan guru yang mungkin kurang menarik bagi siswa, sehingga
siswa kurang memahami materi tersebut. Karena berdasarkan hasil wawancara, guru
mata pelajaran biologi menjelaskan materi tersebut dengan menggunakan penjelasan
yang sederhana saja. Misalnya menggunakan ppt maupun penjelasan dengan ceramah,
tanpa ada alat peraga atau replika bakteri maupun virus.
Disisi lain, masih saja dapat ditemukan siswa yang tidak tahu konsep. Hal ini
disebabkan karena sejak awal saat para siswa dijelaskan oleh guru tentang materi
Archaebacteria dan Eubacteria maupun virus, mereka belum paham. Namun, tidak
berani bertanya. Sehingga mereka masih belum memahami tentang konsep tersebut.
Selain itu penyebab lainnya adalah karena memang materi pada soal memang belum
dijelaskan oleh guru mata pelajaran tersebut.
22
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Tingkat pemahaman konsep siswa kelas X SMA Negeri 20 Surabaya pada
mata pelajaran biologi materi Archaebacteria dan Eubacteria adalah Persentase jumlah
siswa yang tahu konsep 41,33%, Persentase jumlah siswa yang tidak tahu konsep
14%, Persentase jumlah siswa yang miskonsepsi 44,67%. Pada materi Virus adalah
Persentase jumlah siswa yang tahu konsep 40 %, Persentase jumlah siswa yang tidak
tahu konsep 14,67% dan Persentase jumlah siswa yang miskonsepsi 45,33%.
B. Saran
Sebaiknya ketika dalam pengambilan data kondisi siswa dibuat dalam keadaan
yang kondusif dan tenang sehingga siswa dapat
diberikan dengan konsentrasi penuh. Selain itu, sebaiknya dalam instrumen diberikan
kolom untuk alasan dan asal pemrolehan konsep. Sebelum pengambilan data
miskonsepsi, sebaiknya siswa diberikan tes kemampuan untuk memetakan tingkat
kecerdasan siswa.
23
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Deden. 2008. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan. Jakarta : PT.
Grafindo Media Pratama.
Cahyaningsih, Asri. 2006.Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan
Alat Peraga Ditinjau Dari Aktivitas Siswa(SMP Negeri 1 Ngamplak Boyolali Kelas 1
Semester II tahun ajaran 2005/2006 ).Surakarta: Skripsi UMS (tidak dipublikasikan).
Citrawathi, M.D. 2006. Pengembangan Pembelajaran Biologi dengan Menggunakan Modul
Berorientasi siklus Belaajar dan Pengaruhnya terhadap Hasil Belajar Siswa di
SMA. Jurnal Pendidikan, 3:534-551. 111
Dahar, R.W. (1996), Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Ekici, F. & Ekici, E. 2007. Utility of Concept Cartoons in Diagnosing and Overcoming
Misconception Related to Photosynthesis. International Journal of Environmental &
Science Education, 2: 111-124.
Ferdinand, P.F & Ariebowo, M. 2007. Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI SMA/MA
Program IPA. Jakarta: Visindo Media Persada.
Hewindati, Y. dan Suryanto, A. 2004. Pemahaman Murid Sekolah Dasar terhadap Konsep
IPA Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis adanya Miskonsepsi. Jurnal Pendidikan, 5:
61-72.
Liliawati, W. & Ramalis, T. 2008. Identifikasi Miskonsepsi Materi IPBA di SMA dengan
menggunakan CRI (Certainly of Respons Index) dalam Upaya Perbaikan dan
Pengembangan Materi IPBA pada KTSP. Laporan Penelitian. Universitas
Pendidikan Indonesia.
Odom, A.L. 1993. Action Potentials & Biology textbooks: Accurate, Misconceptions or
Avoidance? The American Biology Teacher, 55 : 468-472.
Purba, Janulis dan Depari Ganti. 2008. Penelusuran Miskonsepsi Mahasiswa Tentang
Konsep Dalam Rangkaian Listrik Menggunakan Certainly Of Respone Index Dan
Interview Artikel. Online:
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/194912161
980021GANTI_DEPARI/ABSTRAK/Penelusuran_Miskonsepsi_Mahasiswa_tentang_Kon
sep_dalam_Rangkaian_Listrik.pdf. Diakses pada 7 Maret 2015.
Suparno, P. 2005. Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo
Tekkaya, C. 2002. Misconceptions as barrier to understanding biology. Journal of Hacettepe
University Educaion Faculty, 23, 259-266.
24
25
LAMPIRAN 1
SOAL BIOLOGI
MATERI VIRUS, CIRI DAN PERANNYA DALAM KEHIDUPAN
26
KOMPETENSI DASAR
3.3 Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan tentang ciri, replikasi, dan peran
virus dalam aspek kesehatan masyarakat.
INDIKATOR
1. Mendeskripsikan ciri-ciri virus
2. Mendeskripsikan macam-macam replikasi virus dan langkah-langkah replikasi virus
3. Mendeskripskan peran virus bagi kesehatan masyarakat baik yang positif maupun
negatif
TUJUAN
Siswa dapat medeskripsikan ciri-ciri virus beserta cara replikasinya dan menjelaskan
peran positif dan negatifnya bagi kesehatan masyarakat.
Kriteria CRI
CRI
0 (Totally guessed answer)
1 (Almost guess)
Kriteria
Jika dalam menjawab soal 100% ditebak
Jika dalam menjawab soal presentase
(Not sure)
(Sure)
(Almost certain)
(Certain)
4
5
27
kemudian silanglah (x) angka pada kolom keyakinan sesuai dengan keyakinan
Anda dalam menjawab soal!
Bacalah perintah di bawah ini :
A.
B.
C.
D.
E.
(4) litik
0
5. Berikut ini penyakit yang disebabkan oleh serangan virus dengan asam nukleat RNA
adalah....
(1) penyakit mozaik tembakau
(2) influenza
(3) hepatitis
(4) AIDS
0
29
b. Pilihlah jawaban dari soal-soal berikut ini dengan memberikan tanda silang (x)
pada satu pilihan yang paling benar, kemudian silanglah (x) angka pada kolom
keyakinan sesuai dengan keyakinan Anda dalam menjawab soal!
1. Menurut para ahli, virus dianggap peralihan antara benda mati dan hidup. Jika virus
dianggap sebagai benda hidup, hal ini disebabkan karena virus ...
A. dapat menyebabkan penyakit pada manusia
B. dapat diisolasi menjadi kristal
C. dapat memperbanyak diri pada sel hidup
D. merupakan molekul asam nukleat
E. dinding selnya terdiri dari protein
0
2. Tindakan yang dapat kamu lakukan dengan teman atau kerabat yang telah didiagnosis
sebagai ODHA (orang dengan HIV/AIDS) ialah ...
A. Berjabat tangan
B. Mencium pipi
C. Bertukar sikat gigi
D. Jawaban a dan b benar
E. Jawaban b dan c benar
0
3. Berikut ini adalah peran virus yang dapat bermanfaat bagi manusia, kecuali ...
A. Untuk menghasilkan vaksin
B. Untuk membuat antitoksin
C. Untuk melemahkan bakteri
D. Untuk memperkuat bakteri
E. Jawaban a dan b benar
0
4. Kelompok penyakit berikut ini yang disebabkan oleh virus adalah ...
A. Rabies, herpes, dan influenza
B. TBC, difteria dan tifus
C. Demam berdarah, tifus, dan trakom
D. Influenza, demam, dan diare
E. Cacar, difteri dan campak
0
30
5. Berikut ini yang termasuk dalam golongan dioksiribovirus (virus DNA) adalah ...
A. Virus herpes
B. Virus picorna (penyebab polio)
C. Virus orthomyxo (penyebab influenza)
D. HIV
E. Virus hepatitis
0
1,4 dan 5
2, 4 dan 5
2, 3 dan 4
3, 4 dan 5
1,2 dan 3
1
31
9. Ciri khas virus yang tidak terdapat pada organisme lain adalah...
A. Memiliki DNA dan RNA
B. Bentuknya beraneka ragam
C. Hanya dapat berkembangbiak dalam sel hidup
D. Bersifat parasit
E. Merupakan organisme satu sel
0
Segiempat
Batang
Bentuk T
Bola
Jarum
1
SELAMAT MENGERJAKAN
~~ TERIMA KASIH ~~
32
1.
2.
3.
4.
5.
C
E
D
E
C
Pilihan Ganda
1. C
2. D
3. D
4. A
5. A
6. E
7. C
8. B
9. C
10. C
33
LAMPIRAN (2)
SOAL BIOLOGI
ARCHAEBATERIA DAN EUBACTAERIA, CIRI, KARAKTER, DAN
PERANANNYA
34
KOMPETENSI DASAR
3.4.Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan archaebacteria dan eubacteria
berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
INDIKATOR
1. Mendeskripsikan ciri-ciri virus
2. Mengklasifikasikan archaebacteria dan eubacteria berdasarkan ciri-cirinya
3. Mendeskripsikan cara reproduksi bakteri
4. Mendeskripsikan peran bakteri bagi kehidupan manusia baik peran positif maupun
negatif
TUJUAN
Siswa dapat mengklasifikasikan archaebacteria dan eubacteria berdasarkan ciri-ciri
dan mampu mendeskripsikan replikasinya serata perannya bagi kehidupan manusia.
Kriteria CRI
CRI
0 (Totally guessed answer)
1 (Almost guess)
Kriteria
Jika dalam menjawab soal 100% ditebak
Jika dalam menjawab soal presentase
(Not sure)
(Sure)
(Almost certain)
(Certain)
35
kemudian silanglah (x) angka pada kolom keyakinan sesuai dengan keyakinan
Anda dalam menjawab soal!
Bacalah perintah di bawah ini :
A.
B.
C.
D.
E.
37
d. Pilihlah jawaban dari soal-soal berikut ini dengan memberikan tanda silang (x)
pada satu pilihan yang paling benar, kemudian silanglah (x) angka pada kolom
keyakinan sesuai dengan keyakinan Anda dalam menjawab soal!
1. Sel prokarotik dan sel eukarotik memiliki perbedaan dalam hal...
A. Sitoplasma
B. membran sel
C. materi genetik
D. dinding sel
E. inti sel
0
2. Dinding sel bakteri tersusun atas bahan yang kuat, tetapi lentur.
A. Peptidoglikan
B. Selulosa
C. Kitin
D. Lipid bilayer
E. Protein
0
3. Bakteri dan ganggang biru dalam klasifikasinya termasuk prokariota karena belum
memiliki ..
A. Inti sel
B. Membran inti
C. Membran sel
D. Membran sel, tetapi memiliki inti
E. Asam nukleat
0
5. Bakteri yang mempunyai 2 flagel yang masing-masing terdapat pada ujung tubuhnya
disebut...
A. monotrik
B. amfitrik
C. lopotik
38
D. peritrik
E. atrik
0
8. Bakteri yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara dan bersimbiosis dengan
tumbuhan polong-polongan (Leguminosae) disebut...
A. Nitrosomonas
B. Nitrosococcus
C. Nitrobacter
D. Azotobacter
E. Rhizobium
0
10. Bentuk bakteri seperti bola yang bergerombol seperti buah anggur disebut...
A. streptokokkus
39
B.
C.
D.
E.
stafilokokkus
monokokkus
diplokokkus
sarkina
0
SELAMAT MENGERJAKAN
~~ TERIMA KASIH ~~
PILIHAN 1, 2, 3, 4
1.
2.
3.
4.
5.
B
B
A
C
A
PILIHAN GANDA
1. B
2. A
3. B
4. D
5. B
6. B
7. E
8. E
9. B
10. B
40
Oleh:
Fitria Istikomah Dewi
(12030204011)
(12030204021)
Hafiz Diwaluthfi
(12030204042)
41
42
43
Sumber : http://officialbiologeek.blogspot.com/2010/12/bab-4.html
44