Professional Documents
Culture Documents
KEPERAWATAN
PADA PASIEN
DENGAN KANKER
PARU
Erna Safariyah
PENDAHULUAN
Kanker paru dalam arti luas ialah
- semua penyakit keganasan di paru
- keganasan yang berasal dari paru sendiri
- keganasan dari luar paru(metastase)
Dalam pengertian kanker paru ialah tumor
ganas yang berasal dari epitel bronkus, yakni
karsinoma bronkus (bronchogenic carcinoma).
EPIDEMIOLOGIK
FAKTOR RESIKO
Terpapar zat karsinogenik berulang iritasi/ radang kronis
jaringan
PATOLOGI
ADENOKARSINOMA (30-35%)
Letak perifer
Berkembang lambat
Penyebaran hematogen
Frekuensi tinggi metastase ke otak, adrenal,
hati, tulang, ginjal
Sering pada wanita
Fibrotik pada paru2
dari
METASTASIS
1.
2.
3.
mediastinum,
paratrakheal, hilus sentral nodus limfatikus
Hematogenous ( melalui aliran darah )
sistem vena pulmonari lower thoracic,
upper lumbar vertebrae, tulang panjang,
kelenjar adrenal, CNS, hati
PENDERAJATAN (STAGING)
UICC & AJCC : staging for lung cancer, menurut :
T : tumor : ukuran & perluasan
N : Nodes : metastasis ke kgb regional
(intrapulmoner, hilus,
mediastinum,
ektratoraks)
M : Metastasis : penyebaran jauh (di paru dan
luar paru)
Stage
IA IIB IV
IBIIIA
IIA IIID
STADIUM
Tx : Kanker yang tersembunyi terlihat pada sitologi bilasan bronkus tetapi tidak terlihat pada
radiogram atau bronkoskopi
T1 : Tumor dengan diameter 3 cm dikelilingi paru paru atau pleura viseralis yang normal.
T2 : Tumor dengan diameter 3 cm atau dalam setiap ukuran dimana sudah menyerang pleura
viseralis atau mengakibatkan atelektasis yang meluas ke hilus; harus berjarak 2 cm distal dari
karina.
T3 : Tumor dalam setiap ukuran dengan perluasan langsung pada dinding dada, diafragma, pleura
mediastinalis, atau pericardium tanpa mengenai jantung, pembuluh darah besar, trakea, esofagus,
atau korpus vertebra; atau dalam jarak 2 cm dari karina tetapi tidak melibat karina.
T4 : Tumor dalam setiap ukuran yang sudah menyerang mediastinum atau mengenai jantung,
pembuluh darah besar, trakea, esofagus, koepua vertebra, atau karina; atau adanya efusi pleura
yang maligna.
N3 : Metastasis pada mediastinal atau kelenjar kelenjar limfe hilus kontralateral; kelenjar
kelenjar limfe skalenus atau supraklavikular ipsilateral atau kontralateral.
Occult carcinoma : TxNoMo : Sputum mengandung sel sel ganas tetapi tidak dapat dibuktikan
adanya tumor primer atau metastasis.
4.
5.
6.
7.
8.
Hoarsenes (parau)
Perubahan pola nafas
Batuk
persisten
atau
perubahan batuk
Sputum
mengandung
darah
Sputum
berwarna
kemerahan atau purulen
Hemopthisis
Nyeri dada
Nyeri dada, punggung
dan lengan
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Pleura
efusi,
pneumonia, bronkhitis
Dispnea
Demam berhubungan
dengan satu atau dua
tanda lain
Wheezing
Penurunan BB
Clubbing finger
PATOFISIOLOGI
Ca Paru
metaplasia,hyperplasia,displasia
batuk,hemoptisis,dispneu,demam,dingin,wheezing
Faktor Etiologi
Karsinoma
Invasif
Karsinoma
in situ
Displasia
Meta plasia
Iritasi batuk
Resistensi & retensi lendir infeksi
Obstruksi bronkus sesak
Infiltrasi ke alat2 sekitar :
- v. kava superia SVKS
- pleksus brakial SPB
- esofagus disfagia
- bronkus besar sesak
- n. rekurens disfonia
- saraf sensorik nyeri
Metastasis : kgb >
Metastasis jauh :
- otak hemiplegia
- tulang nyeri
- ginjal, hati
Sindrom paraneoplastik : - kelainan jari
- trombosis vena
Epitel
normal
P
A
T
O
G
E
N
E
S
I
S
GAMBARAN KLINIK
Massa tumor lebih besar dan melibatkan organlain di sekitarnya akan memberikan keluhankeluhan
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Radiologi
Foto
bentuk,ukuran,lokasi lesi
Bronkhografi
Laboratorium
Sitologi
Histopatologi
Bronkoskopi
bilasan bronkus
Biopsi trans torakal lesi perifer < 2 cm 90-95%
Torakoskopi pleura
Mediastinosop metastasis kelenjar getah bening
Torakotomi
PENATALAKSANAAN
TUJUAN : KURATIF, PALIATIF, HOSPICE CARE, SUPORTIF
(Ilmu Penyakit Dalam,2001 & Doengoes, Rencana Asuhan Keperawatan,2000)
Pembedahan
TERAPI
Radioterapi
Kemoterapi
Kombinasi (kemoradioterapi)
Neo Ajuvan
Ajuvan terapi
Imunoterapi
Pembedahan
PEMBEDAHAN
PEMBEDAHAN
Prinsip mengangkat tumor secara lengkap
~ Lobektomi / pneumonektomi, termasuk
KGB intrapulmoner
~ Segmentektomi : bila faal paru tidak
memadai
~ KGB mediastinum : diseksi sistematik
~ Batas sayatan harus bebas tumor
(potong beku)
~ KPKSK umumnya sudah dibedah
RADIOTERAPI
KEMOTERAPI
Terapi hormon
: belum ada hasil
penelitian di Indonesia
Terapi gen
PENCEGAHAN
Pencegahan primer
Pencegahan sekunder
~ Diagnosis dini (early diagnosis) : usia
~ Usia kanker, perokok, gejala respirasi tak sembuh
dengan pengobatan 2 minggu - 1 bulan
~ Penemuan dini (early detection)
Kelompok risiko tinggi
* , 40 th, perokok
* pajanan industri
~ Sitologi sputum tiap 4 bulan atau tiap tahun
~ Foto toraks tiap 6 bulan atau tiap tahun
~ Spiral CT Scan
PENGKAJIAN
Keluhan utama nyeri dada biasanya menetap, sesak nafas
Aktivitas/Istirahat kelemahan,dispneu karena aktivitas
Kardiovaskuler
peningkatan
JVP,
BJ:
gesekan
pericardial,takikardia/disritmia, clubbing finger
Sistem Pernafasan batuk (+), sputum (+), nafas pendek,
dispneu, taktil fremitus, krekels/wheezing pada inspirasi atau
ekspirasi, kadang ditemukan hemoptisis
Sistem Pencernaan BB menurun, nafsu makan berkurang, sulit
menelan
Sistem Muskuloskeletal kaji ROM
Sistem reproduksi ginekomastia
Sistem Neurosensori kaji nyeri , sensasi baal pada ekstremitas
atas
Dll
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
(Somantri,2008),(Brunner&Suddarth,2001),
(Gale,2000),(Doengoes,1999)
1. Kerusakan pertukaran gas b/d penurunan
kapasistas paru-paru sekunder terhadap
destruksi jaringan
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d
obstruksi tumor dan peningkatan sekresi
trakheobronkhial
3. Nyeri b/d tekanan tumor pada jaringan
penunjang dan erosi jaringan
4. Dll.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx.1
Kriteria hasil :
Menunjukkan
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx.2
Kriteria hasil :
Menunjukkan hilangnya dispnea
Mempertahankan jalan nafas paten dg bunyi nafas bersih
Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan
Intervensi :
Observasi perubahan upaya dan pola bernafas
Observasi penurunan ekspensi dinding
Observasi karakteristik batuk (menetap,efektif,tak efektif), produksi
dan karakteristik sputum
Pertahankan posisi tubuh/kepala tepat dan gunakan alat jalan
nafas sesuai kebutuhan
Kolaborasi pemberian bronkodilator, observasi adanya efek
samping
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx.3
Kriteria hasil :
Laporan verbal, nyeri dada berkurang
Skala nyeri berkurang
Wajah tampak rileks
Klien dapat beristirahat tanpa terganggu rasa nyeri
Intervensi :
Observasi karakteristik,lokasi,intensitas nyeri
Tenangkan klien bahwa anda mengetahui bahwa nyeri yg dirasakan
adalah nyata dan anda akan membantu klien dlm mengurangi nyeri
tsb.
Observasi faktor lain yg menunjang nyeri,keletihan dan marah klien
Manajemen nyeri : backrubs,perubahan posisi, musik lembut
Kolaborasi : pemberian analgesik
DAFTAR PUSTAKA
MANAJEMEN KASUS
Tn.A 45 tahun, status menikah dan mempunyai 4
orang anak, saat ini sedang dirawat di R.Teratai
bawah. Saat ini keluhan yg dirasakan adalah sesak
nafas. Mempunyai riwayat merokok 10 tahun yg lalu
dimana frekuensinya 15 batang perhari. Saat ini
dirawat sudah 17 hari, klien merasa tidak berdaya
jika sesak nafasnya bertambah berat. Klien merasa
tidak nyaman dan sesak nafas bila berbaring. Hasil
pemeriksaan laboratorium : Hb 12,6 gr %, Ht 34,7 %,
leukosit 4400/ml,trombosit 191000/ml,kreatinin 2,40
mg/dl. Klien mendapatkan terapi : infuse RL 12
tts/mnt, Aminophilin 3x500 mg dan injeksi
Dexamethasone 3x2 ampul.
Diagnosa medis ; Ca Paru Dextra