You are on page 1of 6

asuransi dan manajemen resiko

BAB I
PENDAHULUAN

1. A. LATAR BELAKANG
Asuransi adalah suatu upaya untuk memberikan perlindungan terhadap kemungkinan yang
dapat mengakibatkan kerugian ekonomi. Asuransi adalah suatu program jaminan pemeliharaan
kesehatan kepada masyarakat yang biayanya dipikul bersama melalui prinsip kegotongroyongan
dalam mengatasi pembiayaan kesehatan oleh masyarakat yaitu dengan sistem konstribusi
terorganisir yang dilaksanakan secara pra-upaya.
1.B. RUMUSAN MASALAH
a) Pengertian dari asuransi kesehatan ?
b) Tujuan dan jenis- jenis dari asuransi kesehatan?
c) Terjadinya dan berakhirnya asuransi kesehatan?
BAB II
PEMBAHASAN
a) Pengertian Asuransi kesehatan
Sebuah produk asuransi yang memberikan jaminan keamanan finansial kepada pemegang
polis asuransi kesehatan, pada saat yang bersangkutan mengalami ganggguan kesehatan karena
sakit atau karena kecelakaan. Dengan memiliki polis asuransi kesehatan maka manfaat yang bisa
diambil adalah bahwa biaya yang terkait dengan kesehatan seperti biaya dokter, biaya obatobatan, biaya operasi dan biaya rawat inap, akan ditanggung oleh perusahaan asuransi dan
besarnya uang pertanggungan tersebut disesuaikan dengan isi dari informasi asuransi yang
pernah diberitahukan sebelumnya pada perjanjian yang tertera dalam polis asuransi kesehatan.
Manfaat asuransi kesehatan akan sangat terasa pada saat kita mengalami gangguan kesehatan
dimana membutuhkan pengobatan yang memerlukan biaya besar, seperti yang anda ketahui
biaya kesehatan pada saat ini sangat mahal dan terus mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun. Pada saat itulah kita akan merasakan betapa berartinya uang pertanggungan yang
diberikan perusahaan asuransi untuk menanggung biaya kesehatan kita.
b) Manfaat dan jenis- jenis dari asuransi
Manfaat asuransi kesehatan sangat terasa bila suatu saat tanpa diduga kita mengalami
gangguan kesehatan yang pengobatannya memerlukan biaya besar. Saat itulah kita akan
merasakan bahwa nilai pertanggungan yang akan kita terima dari perusahaan asuransi jauh lebih
besar bila dibandingkan dengan nilai premi yang sudah dibayarkan. Jumlah premi yang wajib
dibayarkan dan besarnya nilai pertanggungan tergantung kepada program asuransi kesehatan
yang kita pilih. Masing-masing perusahaan asuransi memiliki jenis program dan premi yang
berbeda dengan rincian manfaat yang berbeda pula. Tentu saja perusahaan asuransi akan
membatasi limit biaya yang bisa digunakan per-tahun.
Ada 2 jenis asuransi kesehatan yaitu :

Asuransi kesehatan rawat inap


Asuransi dan pertanggung biaya yang diberikan kepada nasabah bila mengalami gangguan
kesehatan dan harus di opname di rumah sakit.kebanyakan jenis asuransi kesehatan rawat inap
akan ditentukan oleh kelas kamar yang nantinya dipakai ketika opname dirumah sakit. Biaya
yang akan ditanggung oleh perusahaan asuransi ketika nasabah sakit adalah dokter, biaya kamar
rumah sakit, diagnosa, obat dan bila terjadi tindakan operasi. Tetapi biaya yang ditanggung bisa

semua biaya rumah sakit atau hanya sebagian saja.


Asuransi kesehatan rawat jalan
Ini jenis ketika nasabah mengalami maslah kesehatan atau tertentu tetapi tidak perlu menginap
dirumah sakit. Dan memerlukan pengobatan rawat jalan karena penyakit yang di deritanya
meliputi biaya pengobatan, biaya laboratorium, serta biaya pengobatan dokter. Sedangkan besar
biaya nya tergantung limit maksimal yang sudah ditentukan sejak awal. Pengaruhnya pada
jadwal rawat jalan meliputi frekuensi kunjungan dan komponen yang diperlukan selama satu
tahun.
Pembatasan biaya asuransi kesehatan jenis ini juga bisa diberlakukan bila kemudian terdapat
rujukan dari dokter umum ke dokter spesialis penyakit tertentu. Atau dari tempat layanan
kesehatan yang ditunjuk perusahaan asuransi kesehatan ketempat yang tidak terdaftar. Dan jenis

ini biasanya adalah sebagai manfaat tambahan dari rawat inap, atau bisa dikatakan nasabah
mengambil jenis asuransi kesehatan rawat inap dan asuransi kesehatan rawat jalan.
c. terjadinya dan berakhirnya asuransi kesehatan
Kapan Terjadinya Perjanjian Asuransi
perjanjian asuransi atau perjanjian pertanggungan secara umum oleh KUH Perdata disebutkan
sebagai salah satu bentuk perjanjian untung-untungan, sebenarnya merupakan satu penerapan
yang sama sekali tidak tepat. Peristiwa yang belum pasti terjadi itu merupakan syarat baik dalam
perjanjian untung-untungan maupun dalam perjanjian asuransi atau pertanggungan. Perjanjian itu
diadakan dengan maksud untuk memperoleh suatu kepastian atas kembalinya keadaan atau
ekonomi sesuai dengan semula sebelum terjadi peristiwa. Batasan perjanjian asuransi secara
formal terdapat dalam pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang.
Suatu premi mengikat dirinya terhadap tertanggung untuk membebaskan dari kerugian karena
kehilangan, kerugian atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan yang akan dapat diderita
olehnya, karena suatu kejadian yang belum pasti. Perjanjian asuransi atau pertanggungan itu
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Perjanjian asuransi merupakan suatu perjanjian penggantian kerugian (shcadeverzekering
atau indemniteits contract). Penanggung mengikatkan diri untuk menggantikan kerugian
karena pihak tertanggung menderita kerugian dan yang diganti itu adalah seimbang
dengan kerugian yang sungguh-sungguh diderita (prinsip indemnitas).
2. Perjanjian asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian bersyarat.
3. Perjanjian asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian timbal balik.
4. Kerugian yang diderita adalah sebagai akibat dari peristiwa yang tidak tertentu atas mana
diadakan pertanggungan.
Perjanjian asuransi sebagai perjanjian yang bertujuan memberikan proteksi. Dapat dilihat
dari batasan pasal 246 KUHD, lebih lanjut ditelaah unsur-unsur sebagai berikut:

1. Pihak pertama ialah penanggung, yang dengan sadar menyediakan diri untuk menerima
dan mengambil alih risiko pihak lain.
2. Pihak kedua adalah tertanggung, yang dapat menduduki posisi tersebut dalam
perorangan, kelompok orang atau lembaga, badan hukum termasuk perusahaan atau
siapapun yang dapat menderita kerugian.
Untuk menyatakan kapan perjanjian asuransi yang dibuat oleh tertanggung dan penanggung
itu terjadi dan mengikat kedua pihak, dari sudut pandang ilmu hukum terdapat 2 (dua) teori
perjanjian tersebut:
1. Teori tawar-menawar (bargaining thoery). Menurut teori ini, setiap perjanjian hanya akan
terjadi antara kedua belah pihak apabila penawaran (offer) dari pihak yang satu
dihadapkan dengan penerimaan (acceptance) oleh pihak yang lainnya dan sebaliknya.
Keunggulan toeri tawar-menawar adalah kepastian hukum yang diciptakan berdasarkan
kesepakatan yang dicapai oleh kedua pihak dalam asuransi antara tertanggung dan
penanggung.
2. Teori penerimaan (acceptance theory). Dalam hukum Belanda, teori ini disebut ontvangst
theorie mengenai saat kapan perjanjian asuransi terjadi dan mengikat tertanggung dan
penanggung, tidak ada ketentuan umum dalam undang-undang perasuransian, yang ada
hanya persetujuan kehendak antara pihak-pihak (pasal 1320 KUH Perdata). Menurut teori
penerimaan, perjanjian asuransi terjadi dan mengikat pihak-pihak pada saat penawaran
sungguh-sungguh diterima oleh tertanggung. Atas nota persetujuan ini kemudian
dibuatkan akta perjanjian asuransi oleh penanggung yang disebut polis asuransi.
Perjanjian asuransi yang telah terjadi harus dibuat secara tertulis dalam bentuk akta yang
disebut polis (pasal 255 KUHD). Polis ini merupakan satu-satunya alat bukti tertulis untuk
membuktikan bahwa asuransi telah terjadi. Untuk mengatasi kesulitan jika terjadi sesuatu setelah
perjanjian namun belum sempat dibuatkan polisnya atau walaupun sudah dibuatkan atau belum
ditandatangi atau sudah di tandatangi tetapi belum diserahkan kepada tertanggung kemudian
terjadi evenemen yang menimbulkan kerugian tertanggung. Pada pasal 257 KUHD memberi
ketegasan, walaupun belum dibuatkan polis, asuransi sudah terjadi sejak tercapai kesepakatan

antara tertanggung dan penanggung. Sehingga hak dan kewajiban tertanggung dan penanggung
timbul sejak terjadi kesepakatan berdasarkan nota persetujuan. Bila bukti tertulis sudah ada
barulah dapat digunakan alat bukti biasa yang diatur dalam hukum acara perdata. Ketentuan ini
yang dimaksud oleh pasal 258 ayat (1) KUHD. Syarat-syarat khusus yang dimaksud dalam pasal
258 KUHD adalah mengenai esensi inti isi perjanjian yang telah dibuat itu, terutama mengenai
realisasi hak dan kewajiban tertanggung dan penanggung seperti: penyebab timbul kerugian
(evenemen); sifat kerugian yang menjadi beban penanggung; pembayaran premi oleh
tertanggung; dan klausula-klausula tertentu.
B.Berakhirnya Asuransi
Ada empat hal yang menyebabkan Perjanjian asuransi berakhir, antara lain sebagai
berikut:
1. Karena Terjadi Evenemen
2. Karena Jangka Waktu Berakhir
3. Karena Asuransi Gugur
4. Karena Asuransi Dibatalkan
1. Karena Terjadi Evenemen
Dalam asuransi jiwa, satu-satunya evenemen yang menjadi beban penanggung adalah
meninggalnya tertanggung. Terhadap evenemen inilah diadakan asuransi jiwa antara tertanggung
dan penanggung. Apabila dalam jangka waktu yang diperjanjikan terjadi peristiwa meninggalnya
tertanggung, maka penanggung berkewajiban membayar uang santunan kepada penikmat yang
ditunjuk oleh tertanggung atau kepada ahli warisnya. Sejak penanggung melunasi pembayaran
uang santunan tersebut, sejak itu pula asuransi jiwa berakhir.
Apa sebabnya asuransi jiwa berakhir sejak pelunasan uang santunan, bukan sejak meninggalnya
tertanggung (terjadi evenemen). Menurut hukum perjanjian, suatu perjanjian yang dibuat oleh
pihak-pihak berakhir apabila prestasi masing-masing pihak telah dipenuhi. Karena asuransi jiwa
adalah perjanjian, maka asuransi jiwa berakhir sejak penanggung melunasi uang santunan
sebagai akibat dan meninggalnya tertanggung. Dengan kata lain, asuransi jiwa berakhir sejak
terjadi evenemen yang diikuti dengan pelunasan klaim.
2. Karena Jangka Waktu Berakhir

Dalam asuransi jiwa tidak selalu evenemen yang menjadi beban penanggung itu terjadi bahan
sampai berakhirnya jangka waktu asuransi. Apabila jangka waktu berlaku asuransi jiwa itu habis
tanpa terjadi evenemen, niaka beban risiko penanggung berakhir. Akan tetapi, dalam perjanjian
ditentukan bahwa penanggung akan mengembalikan sejumtah uang kepada tertanggung apabila
sampai jangka waktu asuransi habis tidak terjadi evenemen. Dengan kata lain, asuransi jiwa
berakhir sejak jangka waktu berlaku asuransi habis diikuti dengan pengembalan sejumlah uang
kepada tertanggung.
3. Karena Asuransi Gugur
4. Karena Asuransi Dibatalkan
Asuransi jiwa dapat berakhir karena pembatalan sebelum jangka waktu berakhir. Pembatalan
tersebut dapat terjadi karena tertanggung tidak melanjutkan pembayaran premi sesuai dengan
perjanjian atau karena permohonan tertanggung sendiri. Pembatalan asuransi jiwa dapat terjadi
sebelum premi mulai dibayar ataupun sesudah premi dibayar menurut jangka waktunya. Apabila
pembatalan sebelum premi dibayar, tidak ada masalah. Akan tetapi, apabila pembatalan setelah
premi dibayar sekali atau beberapa kali pembayaran (secara bulanan), Karena asuransi jiwa
didasarkan pada perjanjian, maka penyelesaiannya bergantung juga pada kesepakatan pihakpihak yang dicantumkan dalam polis.

You might also like