Professional Documents
Culture Documents
DENGAN
GASTROENTERITIS
I
:
N
h
I
e
O l UR A A 3
N
/2
4
A
8
IS
20
N
1
N
1
A
20
4
7
P.1
definisi
Gastroenteritis adalah
inflamasi pada daerah
lambung dan intestinal
yang disebabkan oleh
bakteri yang
bermacam-macam,
virus, dan parasit yang
pathogen.(Whaley
&Wongs.1995)
etiologi
Faktor Infeksi:
1. Virus
2. Bakteri
3. Parasit
4. Infeksi
Parenteral
Faktor Non
Infeksiosus:
1. Malabsorbsi
2. Makanan
3. Psikologis
manifestasi klinis
1.
2. Muntah.
3. Demam.
4. Nyeri
Abdomen
9. Lemah
8. Tidak nafsu makan
7. Fontanel Cekung
5. BB
turun
6. Membran mukosa
mulut dan bibir
kering
x (D+M+C) cc
-Dehidrasi (D)
Ringan =5o cc, Sedang =80 cc, Berat =100 cc
-Maintenance (M):
Neonatus=140-120cc, 0-1 Th=120-100cc, 12Th=100-90cc
2-4 Th = 90-80cc,4-8 Th=80-70cc, 8-12 Th=70-60cc, >12 Th=6050cc
-Concimetten Loss (C):
Muntah=25cc, BAB=25cc, Muntah+BAB
=30cc
komplikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dehidrasi
Renjatan
hipovolemik
Kejang
Bakterimia
Mal nutrisi
Hipoglikemia
Intoleransi sekunder
akibat kerusakan
mukosa usus.
Dehidrasi ringan:
Kehilangan cairan 2 5 % BB
-turgor kulit kurang elastis, suara
serak, penderita belum jatuh
pada keadaan syok.
Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 8 % BB
-turgor kulit jelek, suara serak,
penderita jatuh pre syok nadi
cepat dan dalam.
Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 10 % BB.
-seperti tanda-tanda dehidrasi
sedang, ditambah kesadaran
menurun, apatis sampai koma,
otot-otot kaku sampai sianosis.
Patofisiologi
PATHWAY
Penatalaksanaan
Gastroenteritis
Pada Dehidrasi ringan
1. Dihentikannya pemberian susu yang diganti
dengan campuran glucose elektrolit (dioralite).
2. Cairan harus diberikan setiap 2 jam pada siang
hari dan setiap 4 jam selama malam hari,
dilanjutkan selama 24 jam.
3. Setelah 24 jam pemberian susu dimulai kembali,
jika diberikan jumlah kecil (15 ml susu krim
separuh) setiap 4 jam dengan salin antara waktu
makan
4. Dengan ditingkatkannya pemberian susu, jumlah
campuran glucose elektrolit diturunkan secara
berimbang. Sucrose hanya ditambahkan jika feces
mulai berbentuk.
Dehidrasi Sedang
1. Dihentikannya pemberian susu
2. Penggantian deficit cairan dan elektrolit serta
koreksi gangguan asam basa. Ini didasarkan
pada penilaian klinis, atau pada rekaman
kehilangan berat badan terakhir.
3. Pergantian dapat dilakukan baik peroral atau
intravena dan akan tergantung pada kehilangan
air dan elektrolit melalui diare.
4. Perawatan bayi dengan terapi intra vena.
Pemeriksaan biokimia dan obsevasi klinis untuk
menentukan status elektrolit
5. Dimulainya pemberian cairan peroral secara
perlahan lahan untuk menentukan
kemampuan menerima cairan
6. Dimulainya pemberian susu secara berangsur-
Dehidrasi Berat
1. Infuse intravena dengan larutan yang sesuai dan
masukan cairan dengan peningkatan yang
seksama
2. Infuse plasma untuk menggantikan penurunan
volume plasma. Koreksi asidosis merabolik dengan
pemberian secara intravena 8,4 % natrium
bikarbonat dengan penilaian kembali status asam
basa
3. Jika suatu elektrolit dan cairan telah dikoreksi,
secara berangsur-angsur susu diberikan kembali
seperti yang diuraikan untuk dehidrasi ringan
4. Selama fase akut, bayi dirawat dalam incubator.
Diberikan oksigen dan bayi diobservasi secara
seksama, karena penurunan kadar kalium serum
menimbulkan perubahan aktivitas jantung, dan
Pemeriksaan
Diagnostik
1. Pemeriksaan
laboratorium.
2. Pemeriksaan elektrolit
intubasi duodenum
3. Pemeriksaan darah
4. Doudenal Intubation
ASUHAN KEPERAWATAN
ANAK DENGAN
GASTROENTERITIS
Pengkajian
1. Keadaan Umum
-Tingkat Kesadaran
-TTV
2. Head To Toe
-Kepala
-Mata
-Mulut dan gigi
-Abdomen
-Integumen
Diagnosa
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
output cairan yang berlebihan.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
distensi abdomen.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh berhubuingan dengan mual dan muntah.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan mikroorganisme
yang menembus saluran GI
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
iritasi,frekwensi BAB yang berlebihan.
6. Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan
dengan orang tua, lingkungan tidak dikenal,
prosedur yang menimbulkan stress
Intervensi
No
1.
DP
Tujuan
Kekurang
an volume
cairan b.d
output
cairan
yang
berlebiha
n.
Setelah
dilakukan ...
x24 jam
pasien
menunjukka
n tanda
tanda
rehidrasi
dan
mempertah
ankan
hidrasi kuat
Intervensi
No
2
DP
Tujuan
Gangguan
rasa
nyaman
nyeri b.d
distensi
abdomen.
Setelah
1. Observasi tanda-tanda vital.
dilakukan ...x24 jam 2. Kaji tingkat rasa nyeri.
Nyeri dapat teratasi 3. Atur posisi yang nyaman bagi
Ketidaksei
mbangan
nutrisi:
kurang
dari
kebutuhan
tubuh b.d
mual dan
muntah.
Setelah
1. instruksikan ibu menyusui
dilakukan ...x24 jam
setelah rehidrasi
Kebutuhan nutrisi
2. Hindari pemberian diet
adekuat
KH:
-Nyeri
berkurang/hilang
-ekspresi wajah
tenang
KH:
-Anak
mengkonsumsi
nutrisi yang
ditentukan
-menunjukkan
penambahan berat
Intervensi
klien.
4. Beri kompres hangat pada
daerah abdomen.
5. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian therapi
analgesik sesuai indikasi.
No DP
4
Risiko
infeksi
b.d
mikroor
ganisme
yang
menem
bus
saluran
GI
Tujuan
Setelah
dilakukan
...x24
jaminfeksi
tidak terjadi
KH:
-tidak ada
tanda tanda
infeksi
Intervensi
1. Isolasi substansi tubuh atau praktik
pengendalian infeksi rumah sakit,
termasuk pembuangan feses dan
pencucian yang tepat, serta
penanganan spesimen yang tepat
2. Pertahankan pencucian tangan
yang benar
3. Ajarkan anak (bila mungkin)
pencucian tangan setelah
menggunakan toilet
4. Pakaikan popok dengan tepat
5. Gunakan popok sekali pakai
superabsorbent
6. Instruksikan anggota keluarga dan
pengunjung dalam praktik isolasi
No DP
5
Tujuan
Kerusakan
integritas
kulit b.d
iritasi,frekw
ensi BAB
yang
berlebihan.
Setelah
dilakukan ...x24
jam kerusakan
integritas kulit
tidak terjadi
Cemas/
takut b.d
perpisahan
dengan
orang tua,
lingkungan
tidak
dikenal,
prosedur
Setelah
dilakukan ...x24
jam klien tidak
merasa
cemas/takut
KH:
-Kulit pasien tetap
utuh, tidak ada lesi
KH:
-Anak
menunjukkan
Intervensi
1. Ganti popok dengan sering
2. Bersihkan bokong perlahan lahan
dengan sabun lunak, non alkalin dan
air atau celupkan bagian tubuh anak
dalam bak
3. Beri salep seperti seng oksida
4. Pajankan dengan ringan kulit utuh
yang kemerahan pada udara jika
mungkin
5. Hindari menggunakan tisu basah
yang mengandung alkohol pada kulit
yang terluka
6. Observasi bokong dan perineum
akan adanya infeksi
7. Berikan obat anti jamur yang tepat
1. Beri perawatan mulut dan empeng
untuk bayi
2. Dorong kunjungan dan partisipasi
keluarga dalam perawatan sebanyak
yang mampu dilakukan keluarga
3. Sentuh, gendong, dan bicara pada
anak sebanyak mungkin
4. Beri stimulasi sensoris dan
pengalihan yang sesuai dengan
Evaluasi
Adapun evaluasi pada kasus ini adalah:
1. Volume cairan tubuh adekuat
2. Tidak terdapat nyeri abdomen
3. Nutrisi adekuat
4. Tidak terjadi infeksi khususnya saluran
gastrointestinal
5. Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
6. Anak tidak merasa cemas/takut dengan
perpisahan dengan orang tua, lingkungan
tidak dikenal, dan prosedur
SEKIAN
TERIMAKASIH