You are on page 1of 31

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kesehatan merupakan anugerah Allah SWT yang tidak ternilai harganya, oleh
karena itu sepatutnya nikmat tersebut disyukuri. Kesehatan sudah merupakan
kebutuhan pokok dalam hidup. Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua
pihak. Meskipun sudah berhati-hati, orang tidak bisa secara mutlak menghindari
bahaya. Sakit, kecelakaan, kematian, kebakaran, gempa bumi, pencurian dan tindakan
kriminal adalah keadaan bahaya yang mungkin dihadapi dalam hidup. Akibat yang
timbul dari berbagai macam bahaya tersebut bisa berupa perasaan tidak
menyenangkan sampai berupa malapetaka besar.
Pada dasarnya peristiwa seperti di atas merupakan peristiwa yang tak pasti,
tak terprediksi dan tak mungkin dihindarkan. Dampak dari kejadian seperti tersebut
tidak hanya berupa kerugian fisik, akan tetapi juga bisa kerugian ekonomi. Sakit
misalnya bisa memerlukan biaya sampai puluhan, ratusan juta rupiah hingga milyaran
rupiah. Kecelakaan bisa menyebabkan seseorang tidak bisa mencari nafkah untuk
beberapa waktu atau bahkan seumur hidup. Oleh karena itu, resiko seperti tersebut
dapat diasuransikan, yaitu melalui asuransi kesehatan.
Di dalam makalah ini kami akan membahas mengenai hal-hal apa saja yang
terdapat di dalam asuransi kesehatan. Yaitu antara lain Definisi Asuransi, Prinsip
Asuransi, Definisi Asuransi Kesehatan, Perbedaan Asuransi dan Asuransi Kesehatan,
Manfaat Asuransi Kesehatan, Contoh Penerapan Asuransi, Sistem Penyelenggaraan
1

Asuransi, Persamaan Asuransi Sosial dan Komersial,dan Perbedaan Asuransi Sosial


dan Komersial
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa konsep dan definisi dari asuransi?
2. Bagaimana prinsip asuransi?
3. Apa definisi asuransi kesehatan:
4. Bagaimana perbedaan asuransi dan asuransi kesehatan?
5. Apa manfaat asuransi kesehatan?
6. Apa saja jenis jenis Asuransi ?
7. Bagaimana sistem penyelenggaraan asuransi ?
8. Apa persamaan & perbedaan asuransi sosial dan komersial ?
9. Bagaimana contoh penerapan asuransi?
1.3 Tujuan
1. Diharapkam mampu mengetahui dan memahami tentang konsep dan definisi
asuransi.
2. Diharapkam mampu mengetahui dan memahami tentang prinsip asuransi.
3. Diharapkam mampu mengetahui dan memahami tentang perbedaan asuransi dan
asuransi kesehatan.
4. Diharapkam mampu mengetahui dan memahami tentang asuransi sosial dan
asuransi komersial
5. Diharapkan mampu mengetahui dan memahami tentang penerapan asuransi
kesehatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Asuransi


Kata asuransi berasal dari bahasa latin Assecurare, yang artinya meyakinkan
orang lain. Sedangkan dalam bahasa inggris adalah Assurance dan Insurance.
Assurance adalah menanggung sesuatu yang pasti terjadi dan Insurance yang artinya
menanggung sesuatu yang belum tentu terjadi.
2

Definisi asuransi menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)


Republik Indonesia pasal 246 menyebutkan bahwa asuransi atau pertanggungan
adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada
seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa yang tak tertentu.
Menurut Undang-Undang No.2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
menyebutkan bahwa asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan
mana pihak penangggung melibatkan diri kepada tertanggung dengan menerima
premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan, maka dapat disimpulkan
bahwa asuransi adalah mekanisme proteksi atau perlindungan diri dari kerugian
keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain. Dengan adanya
asuransi, risiko perorangan dirubah menjadi risiko kelompok.
2.2 Prinsip Asuransi
a. Insurable interest : Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu
hubungan keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan
diakui secara hukum.
b. Utmost good faith : Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan
lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang
3

akan diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah: si penanggung


harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya
syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan
keterangan yang jelas dan benar atas objek atau kepentingan yang
dipertanggungkan.
c. Proximate : cause Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian
kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang
mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen.
d. Indemnity : Suatu mekanisme di mana penanggung menyediakan kompensasi
finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan
yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan
dipertegas dalam pasal 278).
e. Subrogation : Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung
setelah klaim dibayar.
f. Contribution : Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang
sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap
2.3

tertanggung untuk ikut memberikan indemnity.


Definisi Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan adalah asuransi yang mencakup biaya pengobatan

individu pemakai jasa asuransi kesehatan sebagai pihak tertanggung. Dalam asuransi
kesehatan, provider adalah instansi pelayanan kesehatan. Prinsip asuransi kesehatan
adalah suatu mekanisme pengalihan risiko yaitu dari risiko perorangan menjadi risiko
kelompok. Namun waktu terjadi dan besar bahaya yang akan terjadi tidak akan
diketahui maka ada ketidakpastian (uncertainty) mengenai terjadinya dan besar
risiko. Asuransi kesehatan menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan kepada
peserta asuransi.
4

Dari definisi asuransi kesehatan, ada beberapa hal yang terdapat dalam
asuransi kesehatan yaitu :
a. Premi
Yaitu transaksi dengan pengeluaran sejumlah uang dari pihak tertanggung
(peserta asuransi) kepada pihak penanggung (perusahaan asuransi) guna
pengalihan risiko ekonomi.
b. Biaya
Biaya yang dikeluarkan disamping premi yang telah dibayarkan kepada
perusahaan asuransi karena penggunaan pelayanan kesehatan.
c. Risiko yang bersifat tidak pasti (uncertainty) dan mungkin jarang terjadi. Tetapi
jika peristiwa tersebut benar benar terjadi, implikasi biaya pengobatan
membebani

ekonomi

rumah

tangga.

Kejadian sakit yang

mengakibatkan

bencana ekonomi bagi pasien atau keluarganya biasa disebut catastrophic illness
2.4

(Murti B. 2000).
Perbedaan Asuransi dan Asuransi Kesehatan
Perbedaan yang jelas terdapat pada apa barang atau jasa yang dijadikan

penanggungan. Pada perusahaan asuransi umum menyediakan penggantian terhadap


barang yang hilang, rusak, dicuri, atau sesuatu yang merugikan dirinya. Penggantian
tersebut dilakukan dengan mengklaim kejadian merugikan yang dialami pihak
tertanggung kepada perusahaan asuransi.
Sedangkan pada asuransi kesehatan, perusahaan menjamin kesehatan peserta
asuransi ketika mengalami sakit atau masalah kesehatan. Tidak hanya itu, untuk
pemeliharaan kesehatan pun terjangkau oleh asuransi kesehatan dan dibiayai oleh
perusahaan tersebut, namun tidak seluruh biaya pengobatan ditanggung oleh
perusahaan asuransi kesehatan karena sebagian biaya obat tetap dikenakan kepada
peserta asuransi kesehatan. Berikut tabel perbedaan asuransi dan asuransi kesehatan :
5

Tabel 2.1 Perbedaan Asuransi dan Asuransi Kesehatan


Aspek
Tujuan

Pihak

Yang dipertanggungkan

Asuransi
Ganti rugi atas kerugian
yang
ditanggung
pemegang polis
Dua
pihak,
yaitu
penanggung
dan
a.
b.
tertanggung
c.
Barang

Asuransi Kesehatan
Jaminan
ketersediaan
pelayanan kesehatan
3 pihak, yaitu :
Peserta asuransi
Perusahaan asuransi
Instansi pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan

2.5 Manfaat Asuransi Kesehatan


Ada beberapa manfaat asuransi kesehatan selain mendekatkan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan antara lain :
1. Asuransi merubah peristiwa tidak pasti menjadi pasti dan terencana
2. Asuransi membantu mengurangi risiko perorangan ke risiko sekelompok orang
dengan cara perangkuman risiko (risk pooling). Dengan demikian terjadi subsidi
silang; yang muda membantu yang tua, yang sehat membantu yang sakit, yang
kaya membantu yang miskin.
3. Pemeliharaan dan Pelayanan Kesehatan
Dalam membicarakan asuransi, tidak terlepas dari pemeliharaan dan
pelayanan kesehatan yang termasuk ke dalam kelompok pelayanan jasa karena

sebagian besar produknya berupa jasa pelayanan kesehatan yang lebih


mendekatkan akses untuk masyarakat.

2.6

Jenis Jenis Asuransi Kesehatan


Keberhasilan penyelenggaraan asuransi kesehatan di suatu negara sangat

tergantung pada situasi dan kondisi serta jenis asuransi yang dijalankan, baik satu
jenis ataupun gabungan serta modifikasi berbagai jenis asuransi yang ada.
Azwar A (1996) membagi jenis asuransi berdasarkan ciri-ciri khusus yang
dimiliki, sedangkan Thabrany H (1998) membagi atas berbagai model berdasarkan
hubungan ketiga komponen asuransi yaitu peserta, penyelenggara pelayanan
kesehatan serta badan/perusahaan asuransi.
Berdasarkan pendapat tersebut, secara garis besar ada beberapa jenis asuransi:
1. Ditinjau dari hubungan ketiga komponen asuransi
a. Asuransi tripartied; apabila ketiga komponen asuransi terpisah satu sama lain
dan masing-masing berdiri sendiri.

b. Asuransi bipartied; PPK dapat merupakan milik atau dikontrol oleh


perusahaan asuransi.

2. Ditinjau dari jumlah peserta


Ditinjau dari jumlah peserta, asuransi kesehatan dibedakan atas :
a. Asuransi kesehatan individu jika pesertanya perorangan.
b. Asuransi kesehatan keluarga jika pesertanya satu keluarga.
c. Asuransi kesehatan kelompok jika pesertanya satu kelompok.
3. Ditinjau dari keikutsertaan anggota
Ditinjau dari keikutsertaan anggota, asuransi kesehatan dibedakan atas :
a. Asuransi kesehatan wajib (Compulsory Health Insurance) Yaitu asuransi
kesehatan yang wajib diikuti oleh suatu kelompok tertentu misalnya dalam
suatu perusahaan atau suatu daerah bahkan suatu negara.
b. Asuransi kesehatan sukarela (Voluntary Health Insurance) Yaitu asuransi
kesehatan yang keikutsertaannya tidak wajib tetapi diserahkan kepada
kemauan dan kemampuan masing-masing.

4. Ditinjau dari kepemilikan badan penyelenggara


Ditinjau dari kepemilikan badan penyelenggara, asuransi kesehatan dibagi atas:
a. Asuransi kesehatan pemerintah (Government Health Insurance) yaitu asuransi
kesehatan milik pemerintah atau pengelolaan dana dilakukan oleh pemerintah.
Keuntungan yang diperoleh khususnya bagi masyarakat kurang mampu
karena mendapat subsidi dari pemerintah. Di lain pihak, biasanya mutu
pelayanan kurang sempurna sehingga masyarakat merasa tidak puas.
b. Asuransi kesehatan swasta (Private Health Insurance) yaitu asuransi
kesehatan milik swasta atau pengelolaan dana dilakukan oleh suatu badan
swasta. Keuntungan yang diperoleh biasanya mutu pelayanan relatif lebih
baik,

sedangkan

kerugiannya

sulit

dilakukan

pengamatan

terhadap

penyelenggaranya.
5. Ditinjau dari peranan badan penyelenggara asuransi
Ditinjau dari peranan badan penyelenggara asuransi, asuransi kesehatan dibagi
atas :
a. Hanya bertindak sebagai pengelola dana
Bentuk ini berkaitan dengan model tripartied, merupakan bentuk klasik dari
asuransi kesehatan. Bentuk ini akan merugikan atau menguntungkan
tergantung dari kombinasi dengan sistem pembayaran yang dijalankan. Jika
dikombinasikan dengan reimbursment, akan merugikan. Sebaliknya jika
dikombinasi dengan prepayment akan menguntungkan.
9

b. Bertindak sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan.


Jenis ini sesuai dengan bentuk bipartied, keuntungan yang diperoleh adalah
pengamatan terhadap biaya kesehatan dapat ditingkatkan sehingga terjadi
penghematan. Kerugiannya pelayanan kesehatan yang diberikan tergantung
dari badan penyelenggara bukan kebutuhan masyarakat.
6. Ditinjau dari jenis pelayanan yang ditanggung
a. Menanggung seluruh jenis pelayanan kesehatan, baik pengobatan (kurative),
pemulihan (rehabilitative), peningkatan (promotive) maupun pencegahan
(preventive). Dengan demikian pelayanan yang diberikan bersifat menyeluruh
(comprehensive) dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta
sehingga peserta jarang sakit dan secara timbal balik akan menguntungkan
badan penyelenggara asuransi.
b. Menanggung sebagian pelayanan kesehatan, biasanya yang membutuhkan
biaya besar misalnya perawatan di rumah sakit atau pelayanan kesehatan yang
biayanya kecil misalnya pelayanan kesehatan di puskesmas.
7. Ditinjau dari jumlah dana yang ditanggung
Ditinjau dari jumlah dana yang ditanggung, asuransi kesehatan dibagi atas :
a. Seluruh

biaya

kesehatan

yang

diperlukan

ditanggung

oleh

badan

penyelenggara. Keadaan ini dapat mendorong pemanfaatan yang berlebihan


oleh peserta terutama bila keadaan peserta kurang.
b. Hanya sebagian biaya kesehatan yang ditanggung oleh badan penyelenggara.
Dengan cara ini dapat mengurangi pemanfaatan yang berlebihan atau moral
hazard ditinjau dari pihak peserta karena peserta asuransi harus memberikan
10

kontribusi yang telah ditetapkan bila memakai layanan kesehatan (cost


sharing).
8. Ditinjau dari cara pembayaran kepada penyelenggara pelayanan kesehatan
Ditinjau dari cara pembayaran kepada penyelenggara pelayanan kesehatan,
asuransi kesehatan terbagi atas :
a. Pembayaran berdasarkan jumlah kunjungan peserta yang memanfaatkan
pelayanan kesehatan (reimbursment). Dengan demikian jumlah peserta
berbanding lurus dengan jumlah uang yang diterima oleh penyelenggara
pelayanan kesehatan.
b. Pembayaran berdasarkan kapitasi yaitu berdasarkan jumlah anggota/
penduduk yang dilayani, berdasarkan konsep wilayah.
9. Ditinjau dari waktu pembayaran terhadap PPK
Ditinjau dari waktu pembayaran terhadap PPK, asuransi kesehatan terbagi atas:
a. Pembayaran

setelah

pelayanan

kesehatan

selesai

diselenggarakan

(Retrospective Payment), biasanya dihitung berdasarkan service by service


atau patient by patient.
b. Pembayaran di muka (pre payment) yaitu diberikan sebelum pelayanan
diselenggarakan, biasanya perhitungan berdasarkan kapitasi dengan pelayanan
komprehensif dengan tujuan penghematan dan mengurangi moral hazard dari
penyelenggara pelayanan kesehatan.
10. Ditinjau dari jenis jaminan
Ditinjau dari jenis jaminan, asuransi kesehatan dibagi atas :

11

a. Jaminan dengan uang, yaitu asuransi yang membayar dengan mengganti biaya
pelayanan yang diberikan.
b. Jaminan yang diberikan tidak berupa uang (Managed Care), contohnya :
JPKM, Askes.
2.7 Sistem Penyelenggaraan Asuransi
Berdasarkan dari sifat dari penyelenggaraannya usahanya, usaha asuransi
dapat dibagi menjadi dua kelompok. Dua kelompok tersebut adalah asuransi sosial
dan asuransi komersial. Pembagian ini membentuk suatu sistem penyelenggaraan
asuransi
2.7.1

Asuransi Sosial
Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian, dijelaskan

bahwa program asuransi yang diselenggarakan secara wajib berdasarkan suatu


undang-undang, dengan tujuan untuk memberikan perlindungan dasar bagi
kesejahteraan

masyarakat. Asuransi

sosial

adalah

program

asuransi

yang

diselenggarakan secara wajib berdasarkan suatu undang-undang, dengan tujuan untuk


memberikan perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat. Program Asuransi
Sosial hanya dapat diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Asuransi sosial merupakan asuransi yang pnyelenggaraannya bersifat sosial
yang dikelola oleh pemerintah atau BUMN dimana asuransi ini bertujuan untuk
memberikan perlindungan kepada penduduk atas dasar keadilan sosial dan
memberikan suatu tingkat jaminan tertentu kepada penduduk yang mampu maupun
tidak mampu menyediakan jaminan bagi dirinya sehingga sifat kepersertaannya
wajib.
12

Karakteristik Asuransi Sosial, yaitu sebagai berikut:


a. Kepesertaan Wajib (ditentukan oleh penyelenggara/pemerintah).
b. Premi biasanya rendah karena tidak bersifat mencari keuntungan (nirlaba).
c. Paket pelayanan dibatasi, biasanya hanya untuk pelayanan kesehatan yang
bersifat live saving (yang mengancam jiwa peserta).
d. Pengendalian ketat terhadap biaya (cost containment) oleh karena dana yang
disiapkan oleh penyelenggara biasanya terbatas. Pengendalian biasanya dalam
bentuk :
1) Mekanisme rujukan berjenjang, ada gate keeper yaitu : pasien tidak bisa
langsung ke rumah sakit tetapi melalui puskesmas dan berdasarkan
indikasi medis, pelayanan di RS dibatasi di kelas III.
2) Ada iuran biaya : jika pasien memilih kelas yang lebih tinggi maka selisih
antara kelas yang dipilih dengan kelas yang ditanggung dibayar sendiri
oleh peserta (untuk Jamkesda hal ini diberlakukan oleh karena peserta
Jamkesda bukan orang miskin sebagaimana Jamkesmas, sehingga iur
biaya mutlak agar dana yang disiapkan oleh pemerintah daerah bisa
mencukupi).
e. Klaim pelayanan diajukan oleh pemberi pelayanan berdasarkan bukti-bukti
pelayanan yang telah diberikan kepada peserta melalui verifikasi oleh tim
pengendali yang ditunjuk oleh penyelenggara (BPJS).
Adapun lingkup Asuransi Sosial adalah jaminan pertanggungan kecelakaan,
jaminan pertanggungan hari tua dan pensiun, jaminan pelayanan kesehatan, jaminan

13

pertanggungan kematian, jaminan pertanggungan pengangguran. Jenis Asuransi


Sosial di Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Asuransi Sosial Tenaga Kerja
1. Untuk pegawai negeri dikelola oleh PT Tabungan dan Asuransi Pegawai
negeri.
2. Untuk pegawai perusahaan swasta dikelola oleh PT Jaminan Asuransi
Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dalam JAMSOSTEK terdapat
beberapa program dimana risiko-risiko yang ada ditangani oleh masingmasing program. Program tersebut diantaranya:
a) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (Program JPK)
Program JPK memberikan perlindungan bagi tenaga kerja terhadap
risiko mengidap gangguan kesehatan atau penyakit yang berakibat
terganggunya kemampuan produktivitas kerja.
b) Jaminan Kecelakaan Kerja (Program JKK)
Program JKK memberikan perlindungan bagi tenaga kerja terhadap
risiko mengalami kecelakaan kerja serta mengidap berbagai penyakit
yang timbul akibat hubungan kerja.
c) Jaminan Kematian (Program JK)
Program JK memberikan perlindungan bagi tenaga kerja terhadap
risiko meninggal dunia akibat sakit atau kecelakaan kerja.
d) Jaminan Hari Tua (Program JHT)
Program JHT memberikan perlindungan bagi tenaga kerja pada saat
memasuki masa purna bhakti.
e) Jaminan Pensiun (Program Pensiun)
Program pensiun memberikan jaminan kesinambungan pembayaran
penghasilan bagi tenaga kerja pada saat memasuki usia pensiun.
f) Asuransi Kecelakaan Diluar Hubungan Kerja (Asuransi AKDHK)
Asuransi AKDHK adalah jaminan yang memberi perlindungan bagi
tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja pada waktu diluar
hubungan kerja.
14

3. Untuk anggota ABRI/TNI dikelola oleh Perum Asuransi Sosial ABRI.


b. Asuransi Kesehatan : Dikelola oleh PT Asuransi Kesehatan yang saat ini
menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
c. Asuransi Kecelakaan : Dikelola oleh PT Asuransi Jasa Raharja.
2.7.2 Asuransi Komersial
Asuransi komersial adalah suatu perjanjian asuransi yang bersifat sukarela,
diselenggarakan atas kehendak pribadi dengan maksud untuk melindungi dirinya
dari kemungkinan terjadi kerugian karena suatu peristiwa yang tidak tertentu.
Asuransi komersial penyelenggaraannya bersifat komersil dimana asuransi ini
memberikan perlindungan kepada penduduk atas dasar commerce dengan ciri
hubungan transaksi seperti hubungan transaksi dagang, atau dengan kata lain mereka
yang mau membayarlah yang bisa mengikuti asuransi ini.
Asuransi komersial berbasis kepada kepersertaan sukarela dan biasanya
dikelola oleh badan usaha swasta yang bertujuan untuk mencari keuntungan
(profitable business). Pada asuransi komersial, pihak asuransi bertindak sebagai
pedagang yang menawarkan paket asuransi kepada masyarakat sebagai calon
pembeli. Jika paket yang ditawarkan sesuai dengan apa yang diperlukan masyarakat,
maka paket tersebut akan dibeli dalam jumlah besar sehingga pihak pedagang akan
memperoleh laba yang besar pula dan begitu sebaliknya.
Tujuan utama dari penyelenggaraan asuransi komersial ini adalah untuk
memenuhi permintaan perorangan yang berbeda-beda. Prinsip asuransi komersial
diantaranya :
a. Kepersertaan sukarela, biasanya hanya orang-orang yang mampu membayar
premi.
15

b. Premi yang dibayarkan besar, karena adanya perhitungan untuk keuntungan


perusahaan.
c. Paket pelayanan biasanya tidak dibatasi untuk menarik minat peserta untuk
masuk.
d. Pengendalian biaya kurang ketat, oleh karena segala kemungkinan tentang
pembiayaan telah diperhitungkan dengan premi yang dibayar oleh peserta.
Kurang ketatnya pengendalian biaya dalam bentuk:
1. Tidak ada

gate keeper, peserta bebas memilih tempat pelayanan yang

dikehendakinya, kelas perawatan biasanya di kelas yang lebih tinggi.


2. Tidak ada iur biaya oleh karena tidak ada pembatasan kelas pelayanan.
3. Klaim biasanya diajukan oleh peserta dengan menunjukkan bukti atau kuitansi
pembayaran (peserta membayar dulu biaya pelayanan kemudian dilakukan
penggantian oleh penyelenggara sesuai biaya yang tertera dalam kuitansi).
Lingkup Asuransi Komersial adalah Jaminan asuransi kerugian dan Jaminan
asuransi jiwa. Jenis Asuransi Komersial di Indonesia adalah :
a. Asuransi kesehatan komersial perorangan (private voluntary health insurance).
Contoh: Lippo Life, BNI Life, Tugu Mandiri, Takaful, Metlife, ING, Aetna,
Jiwasraya, Bringin dan lainnya.
b. Asuransi kesehatan komersial kelompok (regulated private health insurance).
Contoh: produk Asuransi Kesehatan Sukarela oleh PT Allianz
2.8 Persamaan Asuransi Sosial dan Komersial
Persamaan asuransi sosial dan asuransi komersial, adalah sebagai berikut :
1. Adanya unsur premi yang merupakan kewajiban tertanggung dan berkaitan
erat dengan haknya untuk menerima pembayaran dari penanggung.
16

2. Penanggung mempunyai kewajiban untuk melakukan prestasi berupa


pembayaran kepada tertanggung. Maksud dari prestasi penanggung tersebut
supaya pihak tertanggung kembali kepada kedudukan semula seperti sebelum
peristiwa kerugian terjadi.
3. Ada suatu peristiwa yang belum pasti terjadi dengan demikian, peristiwa yang
di maksud merupakan bahaya atau risiko yang dapat menimbulkan kerugian
kepada tertanggung
4. Adanya suatu kepentingan,

yaitu

kekayaan

atau bagian kekayaan,

termasuk hak-hak subyektif yang dapat terkena bahaya sehingga meninbulkan


kerugian kepada tertanggung. Bertujuan mengalihkan atau membagi risiko.
5. Menimbulkan suatu perikatan bagi kedua belah pihak.

2.9 Perbedaan Asuransi Sosial dan Komersial


Setelah persamaan asuransi social dan komersial dibahas diatas, maka di
bawah ini disajikan ringkasan berbagai aspek yang membedakan antara asuransi
sosial dan komersial.
Tabel 2.2 Perbedaan Asuransi Sosial dan Komersial
Aspek
Pengelola
Keanggotaan
Tujuan
Premi
Paket
Pelayanan
Pengendalian
Biaya

Asuransi Sosial
BUMN (pemerintah)
Wajib
Memberikan
perlindungan
dasar
bagi
kesejahteraan
masyarakat
Egaliter (membayar sesuai
kemampuan dan mendapatkan
pelayanan sesuai kebutuhan)

Asuransi Komersial
Swasta
Sukarela

Liberter
pelayanan
premi)

Terbatas

Tidak terbatas

Ketat

Tidak ketat

Mencari profit (untung)


(mendapatkan
sesuai besar

17

Keterangan :
1. Asuransi Sosial berbasis regulasi atau hanya ditangani BUMN, sedangkan
Asuransi Komersial dikelola oleh pihak swasta.
2. Keanggotaan

asuransi

komersial

bersifat

sukarela,

tergantung

keinginan

konsumen, sedangkan keanggotaan asuransi sosial bersifat wajib yang ditentukan


oleh pemerintah.
3. Tujuan utama dari penyelenggaran asuransi komersial ini adalah untuk memenuhi
permintaan perorangan yang berbeda-beda serta mendapatkan keuntungan dari
hasil program asuransi tersebut, sedangkan asurani sosial bertujuan untuk
memberikan perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat.
4. Premi asuransi komersial biasanya besar, karena memperhitungkan keuntungan
perusahaan, sedangkan premi asuransi sosial adalah rendah, karena tidak bersifat
mencari keuntungan.
5. Paket pelayanan pada asuransi komersial tidak dibatasi, hal ini untuk menarik
pihak peserta, sedangkan paket pelayanan pada asuransi sosial dibatasi, hanya
untuk pelayanan yang bersifat mengancam jiwa peserta.
6. Pengendalian biaya pada asuransi komersial tidak terlalu ketat, karena pemilihan
pelayanan tergantung pada kesepakatan antara konsumen dengan perusahaan,
sedangkan pada pengendalin biaya asuransi sosial sangat ketat, karena biaya yang
disediakan oleh pelaksana sangat terbatas, sehingga dalam pelaksaan pelayanan
peserta tidak bisa memilih pelayanan kesehatan dengan senang hati.
Dapat disimpulkan bahwa perbedaan secara umum antara asuransi sosial dan
asuransi kesehatan adalah asuransi komersial merespon demand (permintaan)
masyarakat, sedangkan asuransi sosial merespon need (kebutuhan) masyarakat.
2.10

Contoh Penerapan Asuransi

Asuransi Sosial :
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

18

SJSN adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh
beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. Salah satu bagiannya adalah BPJS
Kesehatan yang mana dijalankan guna memenuhi jaminan kesehatan seluruh
masyarakat Indonesia. BPJS Kesehatan adalah program SJSN yang dikhususkan
untuk pelayanan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia yang menitikberatkan
kepada pemerataan pelayanan kesehatan.
BPJS Kesehatan ini, diharapkan dapat menumbuhkan sikap kepedulian sosial
dimasyarakat. Dimana yang kaya membayarkan iuran sendiri dan yang miskin
dibayarkan oleh pemerintah. Iuran tersebut dijadikan satu dan dikelola oleh Lembaga
BPJS kesehatan untuk membayarkan klaim kesehatan bagi mereka yang sudah resmi
menjadi anggota BPJS.
BPJS Kesehatan sendiri merupakan pengalihan dari Askes (Asuransi Kesehatan)
bagi para Pegawai Negeri Sipil dan BUMN serta Jamsostek Kesehatan yang melayani
para karyawan dan tenaga kerja di seluruh wilayah Indonesia. Jadi dapat dikatakan
bahwa BPJS Kesehatan lebih bersifat menyeluruh, tidak seperti Askes dan Jamsostek
yang hanya fokus pada satu elemen masyarakat saja.
A. Iuran Jaminan Kesehatan
Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara
teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja, dan/atau Pemerintah untuk program Jaminan
Kesehatan. Besaran iuran telah diatur Perpres Pasal 16 No. 12 tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan.
1. bagi Peserta PBI Jaminan Kesehatan dibayar oleh Pemerintah.
2. bagi Peserta Pekerja Penerima Upah dibayar oleh Pemberi Kerja dan Pekerja.
3. Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan
peserta bukan Pekerja dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.

19

B. Prosedur dan Tata Laksana Pelayanan Kesehatan bagi Peserta Jaminan


Kesehatan Nasional
1. Jenis Pelayanan
Ada 2 (dua) jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh Peserta JKN,
yaitu berupa pelayanan kesehatan (manfaat medis) serta akomodasi dan
ambulans (manfaat non medis). Ambulans hanya diberikan untuk pasien
rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh
BPJS Kesehatan.
2. Prosedur Pelayanan
Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan pertama-tama harus
memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama.
Bila Peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, maka hal itu
harus dilakukan melalui rujukan oleh Fasilitas Kesehatan tingkat pertama,
kecuali dalam keadaan kegawatdaruratan medis.
3. Kompensasi Pelayanan
Bila di suatu daerah belum tersedia Fasilitas Kesehatan yang
memenuhi syarat guna memenuhi kebutuhan medis sejumlah Peserta, BPJS
Kesehatan wajib memberikan kompensasi, yang dapat berupa: penggantian
uang tunai, pengiriman tenaga kesehatan atau penyediaan Fasilitas Kesehatan
tertentu. Penggantian uang tunai hanya digunakan untuk biaya pelayanan
kesehatan dan transportasi.
4. Penyelenggara Pelayanan Kesehatan
Penyelenggara pelayanan kesehatan

meliputi

semua

Fasilitas

Kesehatan yang menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan baik fasilitas

20

kesehatan milik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan swasta yang memenuhi


persyaratan melalui proses kredensialing dan rekredensialing.
C. Panduan Pelayanan Kesehatan
I. Persyaratan Umum
1

Peserta wajib memiliki identitas sebagai Peserta BPJS Kesehatan.

Peserta wajib terdaftar di 1 (satu) Fasilitas Kesehatan tingkat pertama.

Untuk pertama kali setiap Peserta didaftarkan oleh BPJS Kesehatan


pada satu Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang ditetapkan oleh
BPJS Kesehatan setelah mendapat rekomendasi dinas kesehatan
kabupaten/kota setempat. Apabila tidak terdapat rekomendasi dari dinas
kesehatan kabupaten/kota setempat, Fasilitas Kesehatan tingkat
pertama akan ditetapkan oleh Menteri.

Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas


Kesehatan tingkat pertama tempat Peserta terdaftar, kecuali dalam
keadaan tertentu yaitu berada di luar wilayah Fasilitas Kesehatan
tingkat pertama tempat Peserta terdaftar atau dalam keadaan
kedaruratan medis.

Peserta harus memperlihatkan identitas Peserta yang berlaku untuk


mendapatkan pelayanan.

Apabila sesuai dengan indikasi medis Peserta memerlukan pelayanan


kesehatan rujukan tingkat lanjutan, Peserta wajib membawa surat
rujukan dari Puskesmas atau Fasilitas Kesehatan tingkat pertama lain
yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan

21

gawat darurat, bencana, kekhususan permasalahan kesehatan pasien,


dan pertimbangan geografis.
7

Seluruh Fasilitas Kesehatan baik tingkat pertama maupun tingkat


lanjutan berkewajiban meneliti kebenaran identitas Peserta dan
penggunaannya.

Seluruh Fasilitas Kesehatan tingkat pertama maupun tingkat lanjutan


baik yang bekerja sama maupun yang tidak bekerja sama yang telah
memberikan pelayanan berkewajiban membuat surat bukti pelayanan
yang harus ditandatangani oleh pemberi pelayanan dan Peserta atau
anggota keluarganya.

Peserta wajib menyetujui penggunaan informasi tentang kesehatan dan


pelayanan kesehatan yang diterimanya oleh BPJS Kesehatan untuk
kepentingan administrasi pembayaran pelayanan kesehatan.

10 Manfaat adalah faedah jaminan sosial yang menjadi hak peserta


dan/atau anggota keluarganya. Setiap peserta berhak untuk memperoleh
Jaminan Kesehatan yang bersifat komprehensif (menyeluruh yang
terdiri dari:
a. Pelayanan kesehatan pertama, yaitu Rawat Jalan Tingkat Pertama
(RJTP) dan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP)
b. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, yaitu Rawat Jalan
Tingkat Lanjutan (RJTL) dan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL)
c. Pelayanan persalinan
d. Pelayanan gawat darurat
22

e. Pelayanan ambulan bagi pasien rujukan dengan kondisi tertentu


antar fasilitas kesehatan
f. Pemberian kompensasi khusus bagi peserta di wilayah tidak
tersedia fasilitas kesehatan memenuhi syarat.

Asuransi Komersil :
PRU Hospital Care
Faktor kesehatan memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Perkembangan teknologi dan pengetahuan di bidang kesehatan seiring
dengan peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan.
Sehingga, asuransi kesehatan sebagai sebuah layanan jasa mengalami perkembangan
pesat, dengan tujuan untuk .......
PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) didirikan pada tahun
1995. Prudential Indonesia memberikan pelayanan asuransi di berbagai bidang, salah
satu bidang pelayanan yang diberikan adalah asuransi kesehatan. PRU Hospital Care
adalah produk asuransi kesehatan oleh perusahaan Prudential Indonesia yang secara
khusus ditujukan untuk rawat inap Rumah Sakit atau terpaksa harus menjalani
perawatan di ICU (Intensive Care Unit), Operasi bedah, maupun kecelakaan.
a. Keunggulan:
1. Persyaratan mudah
2. Dapat memilih sendiri manfaat yang diinginkan peserta sesuai
kebutuhan
3. Perlindungan lengkap dan menyeluruh, serta berlaku di seluruh dunia
4. Diskon keluarga
5. Kemudahan pengajuan klaim

23

6. Proses pembayaran mudah, dapat dilakukan dengan tunai maupun kartu


kredit
b. Bentuk produk antara lain:
1. Memberikan manfaat harian yang akan dibayarkan jika peserta dirawat
inap di Rumah Sakit dan menjalani perawatan Intensive Care Unit
(ICU).
2. Memberikan manfaat operasi pembedahan jika dirawat inap di Rumah
Sakit dan harus menjalani operasi pembedahan.
3. Memberikan manfaat pada saat peserta harus mengalami perawatan
Rumah Sakit akibat kecelakaan pada saat melakukan perjalanan ke
luar negeri.
Tujuan dari asuransi kesehatan PRU Hospital Care ini adalah adanya jaminan
ketersediaan layanan kesehatan bagi peserta, dengan membantu peserta mengatasi
masalah pembiayaan Rumah Sakit yang mungkin memberatkan keuangan keluarga
selama peserta menjalani perawatan inap. Pihak yang terlibat antara lain peserta
asuransi kesehatan, institusi pemberi pelayanan kesehatan, perusahaan asuransi.
Pengelolaan asuransi kesehatan ini merupakan tipe komersial indemnity, maksudnya
adalah memberikan ganti rugi namun dikhususkan pada kerugian yang didapatkan
karena sakit dengan kondisi seperti tersebut di atas. Siapapun dapat mengikuti
asuransi ini asal bisa membayar dan klaim kerugian bisa dilakukan berdasarkan
ketentuan yang sudah disepakati sebelumnya oleh pihak tertanggung dengan pihak
asuransi kesehatan.
c. Aspek Asuransi:
1. Pengelola : PT Prudential Indonesia (non pemerintah)
2. Keanggotaan : bersifat sukarela
3. Tujuan perusahaan : profit
4. Premi : mendapatkan pelayanan sesuai besar premi yang dibayar
5. Paket pelayanan : dapat dipilih dan tidak dibatasi untuk menarik minat
peserta.
6. Pengendalian biaya : tidak terlalu ketat, karena pemilihan pelayanan
tergantung pada kesepakatan peserta dengan perusahaan asuransi
kesehatan.

24

Pelaksanaan asuransi kesehatan PRU Hospital Care ini diawali dengan


pendaftaran dan penandatanganan kontrak. Pada saat pendaftaran dilakukan proses
pengisian data calon pemegang polis dan calon tertanggung utama, pilihan plan/tipe
pembayaran, dan pernyataan kesehatan. Semua hal tersebut tercantum dalam formulir
permohonan asuransi. Setelah terdaftar, selanjutnya melakukan pembayaran sesuai
dengan kontrak awal (bulanan atau tahunan).
BAB 3
PENUTUP
2.10 Kesimpulan
Asuransi adalah perlindungan diri dari kerugian keuangan dengan cara
mengalihkan risiko kepada pihak lain. Asuransi mengubah risiko
perorangan menjadi risiko kelompok.
Asuransi kesehatan adalah asuransi yang mencakup biaya pengobatan
individu pemakai jasa asuransi kesehatan sebagai pihak tertanggung.
Prinsip asuransi kesehatan adalah suatu mekanisme pengalihan risiko
yaitu dari risiko perorangan menjadi risiko kelompok.
Manfaat Asuransi Kesehatan, yaitu asuransi merubah peristiwa tidak
pasti menjadi pasti dan terencana, asuransi membantu mengurangi risiko
perorangan ke risiko sekelompok orang dengan cara perangkuman risiko
(risk pooling), pemeliharaan dan pelayanan kesehatan.
Sistem penyelenggaraan asuransi dapat dibagi menjadi dua kelompok.
Dua kelompok tersebut adalah asuransi sosial dan asuransi komersial.
Perbedaan secara umum antara asuransi sosial dan asuransi kesehatan

25

adalah asuransi komersial merespon demand (permintaan) masyarakat,


sedangkan asuransi sosial merespon need (kebutuhan) masyarakat.

2.11 Saran
Asuransi kesehatan sangat penting bagi kehidupan semua orang, karena
dengan adanya asuransi kesehatan dapat membantu masyarakat dalam
pengobatan baik itu dari biaya, maupun perawatan medis, untuk itu
diharapkan semua kita mempunyai asuransi kesehatan karena bisa
mensejahterakan dan membantu kita dalam urusan kesehatandan memperoleh
pelayanan kesehatan yang baik.

26

Daftar Pustaka

Suzanti,Lizza.n.d.Asuransi.http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_
DAN_KOPERASI/197805122005012LIZZA_SUZANTI/Bahan_Ajar_LKBB/Asuran
si.pdf
Thabrany,H.IntroduksiAsuransiKesehatan.
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/hasbulah/material/babiiintroduksiasuransikeseha
tanedited.pdf [Accessed 2 November 2014]
Suryono,Arief.2008.
http://www.jurnal.hukum.uns.ac.id/index.php/Yustisia/article/viewFile/175/163.
[Accessed 2 November 2014] Yustisia Edisi Nomor 74 Mei-Agustus 2008
Djuhaeni, Henni.2007. Asuransi Kesehatan dan Managed Care. Available at
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/09/asuransi_kesehatan_dan_managed_care.pdf

[Accessed

November, 2014]
Murti, Bhisma.2000. Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan. Yogyakarta:Kanisius.
Suryono, Arief, 2009, Asuransi Kesehatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3
Tahun

1992,

Jurnal

Dinamika

Hukum

Vol.

No.

3,
27

<http://fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/fileku/dokumen/JDHvol92009/VOL9S2009
%20ARIEF%20SURYONO.pdf> dilihat 27 Oktober 2014
Thabrany H, 2001, Asuransi Kesehatan di Indonesia, Depok, Universitas Indonesia
Thabrany, Hasbullah. 1996. Introduksi Asuransi Kesehatan. Jakarta: Yayasan Penerbit
Ikatan Dokter Indonesia
Fuad, Noor, Kasir Iskandar, dkk. 2010. Dasar-dasar Asuransi Jiwa dan Asuransi
Kesehatan. Bidang Penelitian dan Pengembangan Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi
Indonesia.

https://www.scribd.com/doc/30880145/3/BAB%C2%A0III-KONTRAK

%C2%A0ASURANSI
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.
Jamkesda Bone Bolango. 2009. Sekilas Prinsip Pengelolaan Asuransi Sosial dan
Komersial. <http://jamkesdabonebolango.wordpress.com/2009/02/14/sekilas-prinsippengelolaan-asuransi-sosial-dan-komersial/>, diakses pada tanggal 27 Oktober 2014
Krisnawan.2010. Menuju Sistem Pengelolaan Kesehatan yang Efektif dan Efisien
Melalui MANAGED CARE.Yogjakarta
Munif,A.

2012.

Pelayanan

Kesehatan

Terkendali

(Managed

care).

<http://environmentalsanitation.wordpress.com/2012/10/09/pelayanan-kesehatanterkendalimanaged-care/>, diakses 27 Oktober 2014


Afifi, Anggi. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kepemilikan Asuransi
Kesehatan

Komersial

pada

Mahasiswa

S2

FKM

UI.

Jakarta.

<http://www.bapepam.go.id/perasuransian/regulasi_asuransi/uu_asuransi/UU_No.2_
Th.1992_Ttg Usaha_Perasuransian.pdf> , diakses tanggal 27 Oktober 2014

28

Budi, A. 2013. Asuransi Sosial. < http://www.akademiasuransi.org/2013/03/asuransisosial_7121.html>, diakses pada tanggal 27 Oktober 2014
Sinaga, A. 2011. Asuransi Kendaraan Bermotor dan Asuransi Sosial. <
https://angelinasinaga.wordpress.com/tag/asuransi-sosial/>, diakses pada tanggal 27
Oktober 2014
Munif,A, 2012, Pelayanan Kesehatan Terkendali (Managed care), [Online] Avilable at
http://environmentalsanitation.wordpress.com/2012/10/09/pelayanan-kesehatanterkendalimanaged-care/ [Accessed November, 2nd 2014].
Musjab, Imam. The Principles & Prctice of Insurance. [Online] Available at
http://ahliasuransi.com/wp-content/uploads/2014/08/2.-Prinsip-Prinsip-Asuransi
[Accessed November, 9th 2014]
Iskandar, dkk. 2008. Managed Care bagian A: Mengintegrasikan Penyelenggaraan
dan Pembiayaan Pelayanan Kesehatan. Edisi Agustus 8. PAMJAKI (Perhimpunan
Ahli Manajemen Jaminan dan Asuransi Kesehatan Indonesia). Jakarta.
Liao, Junlin. 2007. Managed Care and Physician Work Effort. Tesis. Doctor of
Philosophy Degree in Health Management and Policy in the Graduate College of The
University

of

Iowa.

United

States.

(http://books.google.co.id/books?

id=bo5FU_EsqIEC&dq=managed+care+techniques&source=gbs_navlinks_s) viewed
at Nov, 02 2014
Maria Aden, Christina. 2012. Implementasi Kendali Biaya dan Kendali Mutu
Pelayanan Kesehatan Program Jaminan Kesehatan Daerah Kutai Kartanegara di
RSUD Parikesit Tenggarong. Tesis. Universitas Gajah Mada. Jogjakarta

29

Permenkes No. 27 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Sistem Indonesian Case Base
Groups (INA-CBGs)
Permenkes RI No. 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Progam Jaminan
Kesehatan Nasional
Djuaeni, Henni. 2007. Modul Asuransi Kesehatan dan Managed Care. Diakses
dari
:http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/09/asuransi_kesehatan_dan_man
aged_care.pdf (Diakses tanggal 02 November 2014)
Christina, M (2012) Implementasi kendali biaya dan kendali mutu pelayanan
kesehatan program jaminan kesehatan daerah Kutai Kartanegara di RSUD Parikesit
Tenggarong. Tesis. Universitas Gadjah Mada
Idris, Fachmi. 2013. Kendali Mutu dan Keselamatan Pasien dalam Peraturan BPJS
Kesehatan. [Online] http://www.ekahospital.com/uploads/Mutu-dan-KeselamatanPasien-dalam-Peraturan-BPJS-IHQN-2013.pdf diakses pada tanggal 08 November
2014.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.
Permenkes RI No. 001 tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan
Perorangan.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan
Kesehatan

Nasional

dalam

Sistem

Jaminan

Sosial

Nasional.

[Online]

30

www.depkes.go.id/resources/download/jkn/buku-pegangan-sosialisasi-jkn.pdf diakses
pada tanggal 9 November 2014
BPJS
Kesehatan.
2014.

Iuran

[Online]

http://bpjs-

kesehatan.go.id/index.php/pages/detail/2014/13 diakses tanggal 31 Oktober 2014

31

You might also like