You are on page 1of 50

MODALITAS TERAPI

NAPZA
Pembimbing:
dr. Adhi Nurhidayat SpKJ
Dibuat oleh:
Nur Wahidah Ahmad Ruzaini (11.2011.250)
Theresia Yoshiana (11.2011.214)

BERDASARKAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
420/MENKES/SK/III/2010
TENTANG PEDOMAN LAYANAN TERAPI
DAN REHABILITASI KOMPREHENSIF
PADA GANGGUAN PENGGUNAAN NAPZA
BERBASIS RUMAH SAKIT

PRINSIP TERAPI EFEKTIF:


NIDA
1.

2.

3.

4.

TIDAK ADA satu bentuk terapi yang SESUAI


UNTUK SEMUA
Kebutuhan terapi harus SIAP DAN TERSEDIA
ketika diperlukan
Terapi yang efektif mengakomodasi
KEBUTUHAN YANG BERAGAM, tidak hanya
untuk masalah NAPZA saja
Rencana terapi dan layanan lain harus DIKAJI
SECARA KONTINYU dan DIMODIFIKASI
BILA DIPERLUKAN untuk memenuhi
kebutuhan perubahan pada pasien

KONSEP DASAR PROSES


TERAPI (2)
5.

6.

7.

8.

Berada dalam program terapi untuk PERIODE


WAKTU YANG ADEKUAT merupakan hal yang
sangat penting untuk perubahan perilaku yang signifikan
Konseling (individu dan/atau kelompok) dan terapi
perilaku lainnya merupakan hal yang SANGAT
PENTING
Medikasi adalah elemen yang PENTING untuk banyak
klien, khususnya bilamana dikombinasi dengan terapi
perilaku
Orang dengan komorbiditas gangguan mental harus
ditangani dengan cara yang TERINTEGRASI

KONSEP DASAR PROSES


TERAPI (3)
Detoksifikasi hanya merupakan LANGKAH
AWAL dari pengobatan gangguan penggunaan
NAPZA dan detoksifikasi hanya memberi sedikit
perubahan terkait PENGGUNAAN NAPZA
JANGKA PANJANG
10. Pengobatan yang efektif TIDAK harus secara
sukarela
11. Kemungkinan menggunakan NAPZA selama
pengobatan harus DIMONITOR secara kontinyu
9.

KONSEP DASAR PROSES


TERAPI (4)
12.

13.

Program pengobatan harus menyediakan kajian


untuk HIV/AIDS dan infeksi lain serta
konseling untuk membantu pasien merubah
perilakunya baik untuk HIV/AIDS dan risiko
dari infeksi lainnya
Kepulihan dari gangguan penggunaan NAPZA
dapat menjadi PROSES YANG PANJANG dan
seringkali memerlukan beberapa kali episode
pengobatan

MODALITAS TERAPI
Therapeutic Community TC Model

1.

Gangguan secara menyeluruh norma perilaku secara


nyata dan ketat, reward dan sangsi kemampuan
mengontrol diri dan sosial
Terapi individual dan kelompok, diberi tanggung jawab
dan privileges
Rawat inap dengan periode perawatan dari 12 18
bulan diikuti aftercare jangka pendek

Model Medik

2.

Berbasis biologik dan genetik atau fisologis sebagai


penyebab farmakoterapi

MODALITAS TERAPI (2)


Model Minnesota

3.

Tujuan utama: abstinesi NAPZA


3 6 minggu rawat inap lanjut aftercare
Rawat inap: terapi kelompok, terapi keluarga,
pendidikan adiksi, pemulihan dan program 12 langkah

Model Eklektik

4.

Holistik program rehabilitasi


Pendekatan spiritual dan kognitif melalui program 12
langkah sebagai pelengkap program TC

MODALITAS TERAPI (3)


Model Multi Disiplin

5.

Komprehensif reintegrasi dan kolaborasi keluarga


dan pasien

Model Tradisional

6.

Kondisi setempat, praktis, keyakinan


Jangka pendek, aftercare singkat / tidak ada
Terdiri: medikasi, alternatif, ritual dan keyakinan
dimiliki lokal (pesantren)

Faith Based Model

7.

Seperti model tradisional, tanpa famakoterapi

TERAPI YANG BERBEDA

Alasan penggunaan berbeda.


Jenis zat yang digunakan berbeda.
Jumlah zat yang digunakan berbeda.
Frekwensi penggunaan berbeda.
Tujuan penggunaan berbeda.
Usia pertama kali menggunakan berbeda.
Lama penggunaan berbeda.

TUJUAN TERAPI

Jangka Panjang
Total abstinensi
b. Kepribadian menjadi lebih kuat
c. Perubahan gaya hidup
a.

Jangka Pendek
Mengurangi pemakaian
b. Meningkatkan kemampuan klien untuk menjalankan
fungsi
c. Meminimalkan komplikasi medis dan sosial
a.

TAHAPAN PENGOBATAN

Pasien dituntun untuk memiliki kemajuan secara


berurutan dari satu layanan ke layanan lain seperti
dari: detoksifikasi rehabilitasi fase primary
tahap aftercare follow up (lanjutan).
Tahapan

dirancang berdasarkan perkembangan yang


diharapkan dari pasien melalui proses pengobatan.

Setelah proses intake/awal tahapan orientasi


tahapan awal tahapan menengah
tahapan akhir tahapan re-entry.
Kemajuan

diperlihatkan dalam berbagai tugas dan


tanggung jawab yang diberikan kepada pasien dalam
berbagai periode selama dalam program pengobatan.

TAHAPAN PENGOBATAN (2)


Pra Pengobatan

1.

1 3 minggu

Perawatan Primer (Primary Care)

2.

3 12 bulan

Perawatan Sekunder (Secondary Care)

3.

Aftercare setelah 12 18 bulan

PRA PENGOBATAN
Identifikasi dan Intervensi Krisis

1.

Motivasi pasien untuk pengobatan

Penerimaan dalam program

2.

Informasi pasien, keluarga, riwayat NAPZA

Orientasi

3.

Persiapan psikologis untuk pengobatan

Detoksifikasi

4.

Penatalaksanaan gejala putus NAPZA

Pengobatan Komorbiditas, medis dan psikiatri

5.

Stabilisasi

PRIMARY CARE
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Program terapi untuk pasien dan keluarga


Pendidikan
Rekreasi
Spiritual
Perawatan kesehatan baik fisik maupun mental
Kesadaran diri
Evaluasi

SECONDARY CARE
Lanjutan konseling untuk pasien dan keluarga
2. Rekreasi
3. Pendidikan
4. Spiritual
5. Perawatan kesehatan
6. Dukungan sebaya
7. Rehabilitasi vokasional
8. Pencegahan kekambuhan kemampuan
menghadapi masalah
9. Aftercare
10. Pertemuan kelompok dukungan 12 langkah
menguatkan kestabilan
1.

TERAPI FARMAKOLOGIS

Pemberian dibedakan pada kondisi :

Intoksikasi/overdosis
Kondisi putus zat
Kondisi dual diagnosis baik fisik maupun
psikiatris
Kondisi Rumatan/pemeliharaan

Terapi farmakologis yang efektif harus


ditunjang dengan terapi non farmakologis

KONDISI DUAL DIAGNOSIS


Dual diagnosis:
- Istilah klinis untuk penyebutan diagnosis ganda
atau multiple pada pasien ketergantungan Napza
dan terdapat bersama-sama dengan gangguan
psikiatri jiwa secara independen
Edukasi guna pemahaman manfaat penggunaan
obat gangguan jiwa

MODEL LAYANAN
Rawat Darurat

A.

Untuk keadaan intoksikasi

Rawat Jalan

B.

Model tradisional
Model Komprehensif: farmakoterapi, konseling,
psikoterapi individual, terapi kelompok, terapi
keluarga, evaluasi psikologis, evaluasi sosial

Layanan Rumatan
Rawat Inap

C.
D.

Detoksifikasi, rehabilitasi, rawat komplikasi fisik dan


psikiatrik

PENATALAKSANAAN
KONDISI GAWAT DARURAT
GANGGUAN PENGGUANAAN
NAPZA

INTOKSIKASI OPIAT

Merupakan kondisi gawat darurat yang


memerlukan penanganan secara cepat
Atasi vital sign (TD, Pernafasan, Denyut Nadi,
Temperatur)
Berikan antidotum Naloxon HCL (Narcan,
Nokoba) dengan dosis 0,01 mg/kg.BB secara IV,
IM, SC
Kemungkinan perlu perawatan ICU
Observasi 24 jam stabilitas TTV

INTOKSIKASI AMFETAMIN

Simptomatik tergantung kondisi klinis penggunaan


oral dengan merangsang muntah
Antipsikotik ; Haloperidol 2-5 mg atau
Chlorpromazine 1 mg/kg BB setiap 4-6 jam bila timbul
gejala psikotik
Antihipertensi bila TD > 140/100 mmHg
Kontrol suhu cegah suhu meningkat
Aritmia cordis Cardiac monitoring, Propanolol 23x 40 mg
Gejala ansietas diazepam 3x5 mg
Asamkan urin dgn Amonium Chlorida 2,75 mEq/kg
atau Ascorbic Acid 8 gr/hari pH urin < 5
percepat eksresi

INTOKSIKASI ALKOHOL

Kondisi Hipoglikemia : 50 mg Dextrose 50%


Kondisi Koma :
Posisi face down cegah aspirasi
Observasi ketat vital sign setiap 15 menit
Injeksi Thiamine 100 mg i.v utk profilaksis terjadinya
Wernicke Encephalopathy, Lalu 50 ml Dextrose 50% IV
(berurutan)

Problem Perilaku (gaduh gelisah):


Buat suasana tenang dan bila perlu tawarkan makan
Beri dosis rendah sedatif ; Lorazepam 1-2 mg atau
Haloperidol 5 mg oral, bila gaduh gelisah secara i.m

INTOKSIKASI
BENZODIAZEPIN

Langkah 1 mengurangi efek sedatif hipnotik :

Pemberian Flumazenil (Antagonis Benzodiazepin) 0,2 mg IV,


setelah 30 detik diikuti dengan dosis tenggal 0,3 mg
Serum level yang tinggi secara ekstrim dialisis
Tindakan supportif
Alkalisasi urin (pH 8) percepat eksresi, furosemide 20-40 mg

Langkah 2 mengurangi absorbsi dengan merangsang


muntah atau Activated Charcoal cegah aspirasi
Langkah 3 cegah komplikasi
TTV, depresi

napas, aspirasi, edema paru


Bila aspirasi antibiotik
Usaha bunuh diri pengawasan khusus

INTOKSIKASI KANABIS

Umumnya tidak perlu farmakoterapi


supportif talking down
Bila ansietas berat :

Lorazepam 1-2 mg oral


Alprazolam 0.5 1 mg oral
Chlordizepoxide 10-50 mg oral

Bil gejala psikotik menonjol berikan


Haloperidol 1-2 mg oral atau IM ulangi setiap
20-30 menit

LAYANAN RUMATAN

TERAPI RUMATAN DENGAN


SUBSTITUSI

Merupakan terapi jangka panjang > 6 bulan


Bertujuan untuk mengubah gaya hidup dan
perilaku klien lebih produktif
Umumnya berupa terapi pengganti (subtitusi)
Jenis obat yang digunakan dapat berupa :
Antagonis

(Naltrekson)
Agonis Parsial (Buprenorfin)
Agonis (Metadon, LAAM, Oral Morfin)

TUJUAN TERAPI RUMATAN


DENGAN SUBSTITUSI

Mengurangi risiko dan infeksi penularan HIV


Menggiring penyalahgunaan dari pasar gelap
menjadi pengguna narkoba legal
Mengurangi risiko overdosis
Menggiring penyalahguna narkoba suntik
untuk memakai narkoba bukan suntikan
Mengurangi pemakaian narkoba yang
membahayakan

TUJUAN TERAPI RUMATAN


DENGAN SUBSTITUSI (2)

Menurunkan tindak kriminal yang biasa dilakukan


penyalahguna narkoba
Menjalin hubungan dengan pemakai narkoba
Menyediakan bimbingan, rujukan, dan perawatan
Menstabilkan kehidupan penyalahguna

NALTREKSON

Merupakan antagonis opioida dengan


waktu kerja panjang (kira-kira 24 jam)
Pemberian naltrekson disarankan
sekurang-kurangnya selama satu tahun
Dosis diberikan 1x50-150mg/hari (24-72
jam) dengan waktu pemberian yang
sama

NALTREKSON (2)

Menyekat efek euforia dari opioid


(heroin) kurang disukai klien
Hasil tes urin opioid sebelum
menggunakan harus negatif
Tidak dapat diberikan kepada klien
dengan gangguan fungsi hati

BUPHRENORPHINE

Merupakan agonis parsial


Dapat mencegah dan menghilangkan gejala putus zat
Mengurangi sugesti dan rasa sakit
Bisa digunakan sebagai short term, long term
treatment maupun transisi dari metadon ke naltrekson
Sediaan tablet 2 mg dan 8 mg
Efek samping : sulit BAB, pusing, mulut kering, mual
Diberikan setelah 6 8 jam setelah pemakaian opioid
terakhir

METADON

Metadon merupakan agonis opioid sintetik


yang mempunyai efek jangka panjang
Harus datang ke fasilitas kesehatan sekali
sehari
Dapat terjadi overdosis, ketergantungan
metadon, Kemungkinan peredaran ilegal
metadon
Zat aktif: metadon hidroklorida
Zat inaktif: magnesium stearat dan selulosa

METADON (2)

Tersedia dalam bentuk : tablet (Diskettes)


Dosis dimulai dengan 20 30 mg (rendah) sampai
diperoleh toleransi, dosis rata-rata 60-80 mg atau
beberapa kasus dengan dosis tinggi 100 mg atau lebih
Seleksi untuk treatment ini cukup ketat pilihan
setelah terapi lain gagal
Interaksi dengan obat-obat tertentu dapat
menurunkan atau meningkatkan kadar metadon
dalam tubuh

METADON (3)

Lama program diharapkan berjalan dalam 2 tahun


tergantung kebutuhan pasien
Metadon tidak mengontrol keinginan high dari
klien tetapi dengan dosis yang adekuat melindungi
pasien dari kebutuhan fisik opioid illegal
Manfaat terapi pada klien:
Menghilangkan gejala putus opioid
Membuat pasien merasa nyaman dan lepas
dari sugesti/craving
Mem block efek dari opioid illegal

LEVO ALPHA ACETHYL


METAHDOL (LAAM)

Opiodida sintetis agonis


Cara kerja mirip dengan metadon
Lama kerja lebih panjang 72 jam
Pemberian hanya 2 kali/minggu (3 hari sekali)
Efek samping lebih berat dibanding metadon
Tidak banyak digunakan lagi karena efek
sampingnya

DETOKSIFIKASI

PUTUS ZAT OPIODIDA

Beberapa jenis terapi yang dapat diberikan :


Cold Turkeys Abrupt Withdrawal
Subtitusi non opioida Clonidine dengan dosis 17
mcg/kg BB/hari dibagi 3-4 dosis selama 10 hari
tapering off : awasi TD bila <100/70 mmHg segera
hentikan
Subtitusi dengan golongan opioida Codein, Oral
morfin, Buphrenorphine, Metadon
Ultra Rapid Opioid Detoxification (UROD)
detoksifikasi cepat dalam keadaan tidak sadar dg
nalokson injeksi, di ICU, dilanjutkan pengobatan oral
naltrekson 50 mg/hari 6 bln 2thn

PUTUS ZAT AMFETAMIN

Observasi 24 jam menilai kondisi fisik dan


psikiatrik
Rawat inap diperlukan gejala psikotik berat,
gejala depresi berat atau kecenderungan bunuh
diri, komplikasi fisik lain
Terapi
Antipsikotik

(Haloperidol 3x1,5-5mg, Risperidon

2x1,5-3 mg)
Antiansietas (Aprazolam 2x0,25-0,5 mg, Diazepam
3x5-10 mg, Clobazam 2x10 mg)
Antidepresi SSRI atau Trisiklik/Tetrasiklik

PUTUS ALKOHOL

Koreksi cairan berdasarkan pemeriksaan


elektrolit
Agitasi dan kegelisahan diatasi dengan :
benzodiazepin dan barbiturat
Injeksi Neurobion 5000 mcg im dan
diteruskan dengan pemberian Vit B1 3x50 mg
Riwayat kejang Diazepam 5-10 mg IV atau
Lorazepam 1-2 mg IV pelan-pelan, ditambah
Tiamine 100 mg + MgSO4 4 mg
Awasi gejala-gejala Delirium Tremens

PUTUS ZAT SEDATIFHIPNOTIK

Abrupt Withdrawal: Tidak dianjurkan


menghentikan secara mendadak
Penurunan bertahap (Gradual Withdrawal)
dengan pemberian sedatif golongan Benzodiapine
atau Barbiturat
Dilakukan test dose untuk menentukan dosis
intoksikasi teruskan beberapa hari sampai
tenang turunkan 10% setiap hari sampai dosis
nol

REHABILITASI

REHABILITASI JANGKA
PENDEK

Perawatan 1 3 bulan
Pendekatan medik dan psikososial
Indikasi: pasien yang memiliki kegiatan rutin
(bekerja, sekolah)
Program: evaluasi penggunaan NAPZA, medis,
psikologis, sosial, kegiatan agama
Pengobatan dapat dilanjutkan dengan rawat jalan
atau rehabilitasi jangka panjang

REHABILITASI JANGKA
PANJANG

Indikasi: masalah penggunaan NAPZA dalam


waktu lama dan berulang kali kambuh atau
sulit untuk berada dalam kondisi abstinens
Menggunakan modalitas Therapeutic Community
(TC) dengan pendekatan perubahan perilaku

TERAPI NONFARMAKOLOGI/PSIKOLOGIK

Konseling
Psikoterapi (Cognitif Behavior Therapy,
Motivational Interviewing)
Terapi keluarga
Terapi perilaku
Terapi kelompok
Self Help Group
After Care Program

COGNITIVE BEHAVIOR
THERAPY (CBT)

Terapi yang paling sering digunakan


CBT terhadap pasien ketergantungan NAPZA
pasca detoksifikasi dilakukan 12-20 sesi
seminggu sekali
Terapi kelompok atau terapi perorangan
Jangka pendek, teruji klinis, terstruktur,
fleksibel, dapat dikombinasi dengan
program lain
Berorientasi pada sasaran

DRUG ABUSE COUNSELING

Mengidentifikasi pada kebutuhan spesifik


Umumnya bersifat lebih eksternal
DAC dilakukan ex-addicts yang clean and sober
Pendidikan khusus sebagai konselor adiksi sekurangkurangnya selama setahun

NO SMOKING CLINIC

Suatu klinik yang digunakan untuk membantu


adiksi nikotin (perokok) menghentikan
kebiasaannya
Replacement therapy
Nikotin

patches
Nikotin gum

PROGRAM 12 LANGKAH NARCOTIC


ANONYMOUS
1.

Kita mengakui bahwa kita tidak berdaya terhadap adiksi kita, sehingga hidup kita menjadi tidak terkendali.

2.

Kita menjadi yakin bahwa ada kekuatan yang lebih besar dari kita sendiri yang dapat mengembatlkan kita
kepada kewarasan.

3.

Kita membuat keputusan untuk menyerahkan kemauan dan arah kehidupan kita kepada kasih Tuhan
sebagaimana kita mamahamiNya.

4.

Kita membuat inventaris moral diri kita sendiri secara penuh, menyeluruh dan tanpa rasa gentar.

5.

Kita mengakui kepada Tuhan, kepada diri kita sendiri dan kepada seorang manusia lalnnya, setepat
mungkin sifat dari kesalahan-kesalahan kita.

6.

Kita siap sepenuhnya agar Tuhan menyingkirkan semua kecacatan karakter kita.

7.

Kita dengan rendah hati memohon kepadaNya untuk menyingkirkan semua kekurangan-kekurangan kita.

8.

Kita membuat daftar orang-orang yang telah kita sakiti dan menyiapkan diri untuk meminta maaf kepada
mereka semua.

9.

Kita menebus kesalahan kita secara langsung kepada orangorang tersebut bilamana memungkinkan, kecuali
bila melakukannya akan justru melukai mereka atau orang lain.

10.

Kita secara terus menerus melakukan inventarisasi pribadi kita dan bilamana kita bersalah, segera mengakui
kesalahan kita.

11.

Kita melakukan pencarian melalui doa dan meditasi untuk memperbaiki kontak sadar kita dengan Tuhan
sebagaimana kita memahamiNya, berdoa hanya untuk mengetahui kehendakNya atas diri kita dan kekuatan untuk
melaksanakannya.

12.

Setelah mengalami pencerahan spiritual sebagai hasil dari langkah-langkah ini, kita mencoba menyampaikan
pesan ini kepada para pecandu dan untuk menerapkan prinsip-prinsip ini dalam segala hal yang kita
lakukan.

TERIMA KASIH

You might also like