Professional Documents
Culture Documents
) Urban)
RIZKA FAUZIA FAJRI (21121240), Dr. ASARI NAWAWI, M.Si.,Apt.
ABSTRAK
Pada saat ini, kecenderungan untuk kembali kepada obat bahan alam semakin meningkat. Keberadaan
pegagan yang melimpah serta potensinya sebagai obat sangat menarik perhatian untuk dapat lebih
dikembangkan lagi. Oleh karena itu, perlu lebih mengetahui segala sesuatu tentang herba pegagan
untuk memberikan informasi tentang pemanfaatan herba pegagan sebagai sarana pengobatan
alternatif. Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa pegagan mengandung
beberapa senyawa seperti triterpenoid (asiatikoside, madekasoside, asam asiatik, asam madekassik),
glikosida, flavonoid, alkaloid, steroid, minyak atsiri dan minyak lemak. Kandungan kimia yang
terkandung terbukti memiliki khasiat sebagai antioksidan, anti hiperurisemia, anti diabetes,
antiinflamasi, analgetik, antistress, neuroprotektif, antihipertensi, antiulcer, antidepresan,
antituberculosa, penyembuhan luka, diuretik, antimikroba dan antifungi.
Kata kunci : herba pegagan, Centella asiatica, triterpenoid, asiatikosid, asam asiatik.
ABSTRACT
At this time, the tendency to return to natural medicines is increases. The
existence of an abundant pennywort as well as its potential as a drug strongly
attracts attention to be further developed again. Because of it , more needs to
know everything about herbaceous pennywort to give information about the
utilization of herbaceous pennywort as an alternative treatment facilities. Based
on the result of some research shows that pennywort containing several
compounds as triterpenoid ( asiaticoside, madecasoside, asiatic acid, acid
madecassic ), a glycoside, flavonoids, alkaloids, steroids, volatile oil and a fatty
oil. The content of the chemical shown to have efficacy as an antioxidant, anti
hyperuricemia,
anti-diabetic,
anti-inflammatory,
analgesic,
antistress,
neuroprotective, antihypertensive, antiulcer, antidepressants, antituberculosa,
wound healing, diuretic, antimicrobial and antifungal.
Keywords : herba pegagan Centella asiatica, triterpenoids, asiaticoside, Asiatic acid.
PENDAHULUAN
Salah satu tanaman yang dikenal luas sebagai
obat adalah pegagan (Centella asiatica L.). dari
berbagai penelitian yang dilakukan oleh ahli
farmakologi, ternyata pegagan memiliki efek
farmakologi untuk menjaga kesehatan tubuh.
Pegagan telah dikenal sebagai obat untuk
revitalisasi tubuh dan pembuluh darah serta
mampu memperkuat struktur jaringan tubuh.
(Winarto WP, 2003)
Herba pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)
merupakan tanaman obat yang hampir selalu
digunakan pada industri jamu tradisional di
Indonesia.
Komposisi
penggunaannya
beragam untuk setiap merek jamu, berkisar
antara 5% - 25%.
TINJAUAN PUSTAKA
A. ASPEK BIOLOGI
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliposida
Order : Apiales
Family : Apiaceae (Umbelliferae)
Genus : Centella
Species : Centella asiatica
KLASIFIKASI
Sumber : Kristanti,2012
Kingdom : Plantae
DESKRIPSI TANAMAN
Bagian tanaman
Perawakan
Batang
Daun
Bunga
Mahkota
Deskripsi
Herba atau semak rendah, perennial 0,1 0,8 m.
Berupa batang pendek, percabangan batang merayap atau stolon.
tunggal, dalam susunan roset atau spiral, 2-10 daun, bentuk ginjal, dengan
pangkal yang melekuk ke dalam lebar, tepi beringgit - bergigi, 1-7 kali
1,5-9 cm, panjang tangkai daun 1-50 cm, pada pangkal berbentuk pelepah.
Tersusun dalam susunan payung, tunggal atau majemuk terdiri dari 2-3,
berhadapan dengan daun, bertangkai 0,5-5 cm, semula tegak, kemudian
membengkok ke bawah, daun pembalut 2-3. tangkai bunga sangat pendek.
Sisi lebar dari bakal buah saling tertekan
Waktu berbunga : Januari - Desember
Daun mahkota kemerahan, dengan pangkal pucat, panjang 1-1,5 mm
2
Buah
lebar lebih panjang dibanding tinggi, tinggi 3 mm, berlekuk 2 tidak dalam,
merah muda kuning, berusuk.8
Pemanenan dilakukan setelah 6 bulan
terhitung dari saat penanaman. Pemanenan
dilakukan
dengan
penggalian
rumpun
tumbuhan. Setelah dipanen, dikumpulkan dan
akar dipotong, dibersihkan dari benda-benda
asing kemudian setelah dicuci dengan air
dikeringkan
dengan
sinar
matahari.
Penyimpanan
dilakukan
dalam
wadah
tertutup
Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya
rapat atau dalam plastik/karung dan diberi
Tumbuh liar di Jawa, Madura pada
penandaan (tanggal panen) dan disimpan
ketinggian 1-2500 m dpl, bentuk tumbuhan
ditempat yang kering.
seperti rumput, tersebar luas pada daerah
Sel mesofil daun dapat digunakan sebagai
tropik dan subtropik pada penyinaran matahari
bibit
dalam kultur jaringan tanaman.
yang cukup atau pada naungan rendah yang
Asiatikosida dapat terbentuk pada medium
subur, lokasi berkabut, di sepanjang sungai dan
tanpa penambahan sukrosa maupun dengan
juga di sela-sela batu-batuan, padang rumput
penambahan sukrosa.
halaman, dan di tepi-tepi jalan.
Perlakuan dengan kolesterol dan ekstrak
khamir pada percobaan kultur jaringan
Perbanyakan: mudah diperbanyak dengan biji
tanaman dapat terjadi peningkatan kadar
dan stolon. Stolon dengan tangkai dan akar
asiatikosida sebesar 7,3 kali lebih tinggi
biasa digunakan untuk tujuan kultivasi.
dibanding dengan tanaman induk; sedangkan
Tanaman muda akan tampak setelah
pada perlakukan dengan skualen dan ekstrak
penanaman stolon pada pasir atau tanah yang
khamir terjadi peningkatan kadar asiatikosida
basah selama 1-2 minggu. Seminggu
sebesar 5,9 kali lebih tinggi dibanding dengan
kemudian tanaman muda siap ditanam.
tanaman induk.
B. ASPEK KIMIA
KANDUNGAN KIMIA PEGAGAN
Dari tanaman utuh C.asiatica beberapa
saponin triterpen dan sapogenin terisolasi.
Yang utama dari saponin triterpen adalah
asiaticoside, dengan asiatic acid, derivat
trihydroxyursenoic acid. Pegagan mengandung
banyak
senyawa
metabolit
sekunder,
diantaranya asiatikosida, asam asiatikat,
madekakosida, asam madekasat, dan lain-lain
(Widowati dkk., 1992). Herba: metabolit yang
ditemukan ialah golongan triterpen antara lain
asam asiatat, asam madekasat, glikosida
turunan triterpen, ester (tidak kurang dari 2%)
asitikosida, madekakosida sebagai metabolit
utama tersebut diatas, ditemukan pula asam
madasiat, suatu senyawa yang mempunyai
kemiripan dengan asam madekasat (pada
posisi gugus CH2OH terdapat gugus CH3). Di
india terdapat dua macam ras kimia; satu
diantaranya ditemukan asiatikosida dan
madekasosida; sedangkan jenis ras yang lain
ditemukan asiatikosida (2,4%), brahmosida
(3,8%) dan brahminosida (1,6%). Dari hasil
penelitian selanjutnya diperoleh informasi
C. PENGGUNAAN DI MASYARAKAT
Daun : sebagai penambah nafsu makan,
peluruh air seni, pembersih darah, disentri,
sakit perut, radang usus, batuk, sariawan,
sebagai kompres luka, lepra, sipilis.
Getah : digunakan pada upaya pengobatan
borok, nyeri perut, cacing.
Herba : digunakan pada upaya pengobatan
luka pada penderita lepra dan gangguan
Khasiat
Bagian Tumbuhan
Dosis
Peneliti
Antihiperuremia
Herba
100 mg/kg BB
Imunostimulan
Herba
16,5 mg/kg BB
Antiinflamasi
200 mg/kg BB
Analgesik
Antistress
Daun
100 mg/kg BB
dan 200 mg/kg
BB
500 mg/kg BB
Neuroprotektif
Daun
300 mg / kg BB
Antioksidan
Antimikroba dan
Antifungi
Ekstrak etanol
Antihipertensif
ED50
SBP 10,40 0,98
mg/kg BB
DBP 9,05 , 1,95
mg/kg BB
MAP 9,37 1,69
mg / kg
10
Antiulcer
Ekstrak Daun
11
Antidepresan
100 mg/kgBB,
200 mg/kg BB
P. Thamarai Selvi
*, M. Senthil Kumar, R.
Rajesh, T. Kathiravan.,
2012
12
Anti tuberkulosa
Ekstrak pegagan
20mg, 40 mg/kg
p.o.
13
Antidiabetes
25 mg/kg BB
14
Diuretik
Ekstrak pegagan
500 mg/kg BB
15
Penyembuhan luka
1. Antihiperurisemia
Hiperurisemia didefinisikan sebagai penyakit
yang
disebabkan
oleh
meningkatnya
penumpukkan kristal monosodium urat
monohidrat dipersendiaan. Dengan adanya
flavonoid dalam pegagan yaitu kaempferol
dan kuersetin yang
terbukti dapat
menghambat xanthin oxidase, maka dilakukan
penelitian untuk membuktikan adanya efek
penurunan kadar asam urat dalam darah
dengan menggunakan ekstrak pegagan.
Berdasarkan hasil penelitian ekstrak etanol
herba
pegagan
mempunyai
aktivitas
antihiperurisemia dengan mekanisme kerja
menghambat xantin oxidase. Metode yang
dilakukan
untuk
mengetahui
aktivitas
antihiperurisemia
yaitu dengan metode
berjenis eksperimental dengan rancangan Post
Test Only Controlled Group Design yaitu
jenis penelitian yang hanya melakukan
pengamatan terhadap kelompok kontrol dan
perlakuan setelah diberi suatu tindakan untuk
menentukan dosis dari ekstrak etanol pegagan
yang paling efektif. Penelitian menggunakan
Juraiporn Somboonwong,
Mattana Kankaisre,
Boonyong Tantisira,
Mayuree H Tantisira., 2012
0,02%.
Fraksi
kaya
triterpenoid
menunjukkan efek antihipertensi pada tikus
yang diinduksi fenilefrin memiliki nilai ED50,
parameter potensi obat pada uji ini yaitu SBP,
DBP, dan MAP yang masing -masing
menunjukkan hasil sebesar 10,40 0,98, 9,05
1,95, dan 9,37 1,69 mg / kg.
10. Antiulcer
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi
aktivitas antiulcerogenic ekstrak etanol
pegagan terhadap cedera mukosa lambung
yang diinduksi etanol pada tikus. Lima
kelompok dewasa Sprague Dawley tikus yang
secara oral masing-masing diinduksi dengan
larutan
karboksimetil
selulosa
(CMC)
(kelompok ulkus control), Omeprazol 20 mg /
kg (kelompok referensi), dan 100, 200 dan 400
mg / kg ekstrak daun C. asiatica dalam larutan
CMC (kelompok eksperimen), satu jam
sebelumnya diberikan etanol absolut secara
oral untuk menghasilkan cedera mukosa
lambung. Tikus dikorbankan dan daerah ulkus
dinding lambung ditentukan. Studi histologis
menunjukkan bahwa dengan ekstrak daun C.
asiatica menunjukkan mukosa lambung
terlindungi, tidak adanya edema dan infiltrasi
leukosit pada lapisan submukosa. Penelitian
toksisitas akut tidak menampakkan tandatanda toksikologi pada tikus. Sehingga hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak
daun C. asiatica dipastikan mampu melindungi
ulkus bila dibandingkan dengan kelompok
kontrol ulkus.
11. Antidepresan
Aktivitas antidepresan dari ekstrak etanol
pegagan .Linn (Umbelliferae) diteliti pada
dosis 100 mg/kg dan 200mg/ kg pada tikus.
Imipramine (30mg / kg, ip) terpilih sebagai
standar acuan dan menunjukkan aktivitas
antidepresan yang signifikan pada tikus. Dosis
penurunan tergantung pada waktu imobilitas
yang diamati dalam FST. Sedangkan ekstrak
secara signifikan meningkatkan perilaku
eksplorasi pada tikus. Temuan dari investigasi
ini menunjukkan bahwa ekstrak pegagan
memiliki
aktivitas
antidepresan
yang
signifikan.
12. Antituberkulosa
7
PEMBAHASAN
Pegagan sejak dahulu secara tradisional
digunakan sebagai obat batuk, mimisan,
masuk angin, radang cabang paru-paru.
Pegagan tumbuh liar di Jawa, Madura pada
ketinggian 1-2500 m dpl, bentuk tumbuhan
seperti rumput, tersebar luas pada daerah
tropik dan subtropik pada penyinaran matahari
yang cukup atau pada naungan rendah yang
subur, lokasi berkabut, di sepanjang sungai dan
juga di sela-sela batu-batuan, padang rumput
halaman, dan di tepi-tepi jalan.
KESIMPULAN
Tanaman pegagan ( Centella asiatica ) dengan
triterpenoid asiaticoside, madecacoside, dan
asam asiatikat sebagai senyawa aktifnya
memiliki khasiat sebagai antioksidan, anti
hiperurisemia, anti diabetes, antiinflamasi,
analgetik,
antistress,
neuroprotektif,
antihipertensi,
antiulcer,
antidepresan,
antituberculosa, penyembuh luka, diuretik,
antimikroba dan antifungi.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan syukur kehadirat Allah
SWT dan berterimakasih kepada kedua orang
tua, dosen pembimbing, dan teman-teman atas
9
hingga
DAFTAR PUSTAKA
Abdulla, M.A., Al-Bayati, F.H., Younis, L.T.,
Abu Hassan, M.I. 2010. Anti-ulcer activity of
Centella asiatica leaf extract against ethanolinduced gastric mucosal injury in rats. Journal
of Medicinal Plants Research Vol. 4(13), pp.
1253-1259.
Anonim. (1995). Materia Medika Indonesia
Jilid VI. Jakarta : Depkes RI
Gayathri,V., Lekshmi, ., & Padmanabhan, R.N.
2011. Antidiabetes activity of ethanol extract
of Centella asiatica (L.) Urban (whole plant) in
Streptozotocin-induced diabetic rats, isolation
of an active fraction and toxicity evaluation of
the extract. Open Access Science Research
Publisher, 1(3), p. 278-286.
Gupta, A., Verma, S., Kushwaha, P.,
Srivastava,
S.,
Rawat,
AKS.
2014.
Quantitative Estimation of Asiatuc axid,
Asiaticoside & Madecassoside in two
accessions of Centella asiatica (L) Urban for
Morpho-chemotypic variation. Indian Journal
of Pharmaceutical Education and Research,
48(3). 75-79.
Harwoko., Pramono, S. & Nugroho, A.E.
2014. Triterpenoid-rich fraction of Centella
asiatica leaves and in vivo antihypertensive
activity. International Food Research Journal.
21(1).149-154.
Hemamalini., Rao, S. M. 2013. Anti stress
effect of Centella asiatica leaf extract on
hippocampal CA3 neurons- a quantitative
study. International Journal of Pharmacology
and Clinical Sciences, 2(1), 25-32.
Intharachatorn, T. & Srisawat, R. 2013.
Antihypertensive Effects of Centella asiatica
Extract. International Conference on Food
and Agricultural Sciences, 55, 122-126.
Jagtap, N.S., Khadabadi, S.S., Ghorpade, D.S.,
Banarase, N.B., Naphade, S.S. 2009.
Antimicrobial and Antifungal Activity of
Centella asiatica (L.) Urban, Umbelliferae.
Research Journal of Pharmacy and
Technology, 2(2), 328-330.
10
11