Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Lisa Rosullia
021411131035
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya,makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen
mata kuliah Ilmu Faal I dengan judul PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO
BERDASARKAN AGLUTINOGEN. Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha
menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh pembaca. Penulis
dengan segala kerendahan hati berharap adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun dari segala pihak yang bertujuan untuk penyempurnaan makalah ini.
Saya ucapkan terimakasih kepada Yuliati, drg., M.Kes yang telah membimbing
saya dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Amin
Lisa Rosullia
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISI...iii
DAFTAR GAMBAR. iv
DAFTAR TABEL...v
ABSTRAK. vi
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang..1
1.2 Tujuan Penelitian..2
1.3 Manfaat Penelitian2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...3
2.1 Darah.3
2.1.1 Komposisi dan Struktur Sel Darah Manusia.3
2.1.2 Fungsi Darah6
2.1.2.1 Transportasi6
2.1.2.2 Termoregulasi6
2.1.2.3 Imunologi6
2.1.2.4 Homeostasis6
2.2 Golongan Darah8
2.2.1 Sistem Golongan Darah ABO.8
2.2.2 Antibodi dalam Sistem ABO..12
2.3 Penentuan Genetik terhadap Aglutinogen.13
2.4 Proses Aglutinasi pada Reaksi Transfusi..14
2.4.1 Hemolisis Akut yang terjadi pada beberapa reaksi transfuse..14
BAB III PENUTUP...15
3.1 Kesimpulan.15
3.2 Saran15
DAFTAR PUSTAKA16
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.19
Gambar 2.29
Gambar 2.3 10
Gambar 2.410
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1...7
Tabel 2.2...8
Tabel 2.3.13
iv
agar aglutinogen pada darah donor tidak berjumpa dengan zat antinya yang terdapat di dalam plasma
darah resipien.
Kata kunci : Darah, Aglutinogen
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma didalam cairan
yang disebut plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan
pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan
substansi interseluler yang berbentuk plasma. Secara fungsionalpun darah
merupakan jaringan pengikat dalam arti menghubungkan seluruh bagian-bagian
dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Apabila darah dikeluarkan dari tubuh
maka segera terjadi bekuan yang terdiri atas unsur berbentuk dan cairan kuning
jernih yang disebut serum. Serum sebenarnya merupakan plasma tanpa fibrinogen
(protein) (Subowo 1992).
Darah adalah unit fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk
membantu proses fisiologi. Darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma darah
dan sel-sel darah. Plasma darah yang ada pada darah sekitar 55% dari jumlah
darah dalam tubuh manusia, sedangkan sel-sel darah ada pada darah sekitar 45%.
Sel-sel darah dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu erythrocyt, leucocyt, dan
trombocyt yang berperan dalam pembekuan darah. Pada organisme diploid, setiap
sifat fenotif dikendalikan oleh setidak-tidaknya satu pasang gen dimana satu
pasang anggota tersebut diwariskan dari setiap tertua. Jika anggota pasangan tadi
berlainan dalam efeknya yang tepat terhadap fenotifnya, maka disebut alelik. Alel
adalah bentuk alternatif suatu gen tunggal, misalnya gen yang mengendalikan
sifat keturunannya (Prawirohartono 1995: 213).
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel
ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam
kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam sistem ABO. Pada
tahun 1900 dan 1901 Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah
(Aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan
serum darah orang lain. Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak
mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan hal tersebut Landstainer
membagi golongan darah manusia menjadi 4 golongan, yaitu: A, B, AB, dan O.
Dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat antigen dan aglutinogen, sedangkan
1
dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut sebagai antibodi atau disebut
juga aglutinin (Subowo 1992: 113).
Untuk mengetahui golongan darah seseorang dapat dilakukan dengan
pengujian yang menggunakan serum yang mengandung aglutinin. Dimana bila
darah seseorang diberi serum aglutinin a mengalami aglutinasi atau penggumpalan
berarti darah orang tersebut mengandung aglutinogen A. Dimana kemungkinan
orang tersebut bergolongan darah A atau AB. Bila tidak mengalami aglutinasi,
berarti tidak menngandung antigen A, kemungkinan darahnya adalah bergolongan
darah B atau O. Penggumpalan darah terjadi karena fibrinogen (protein yang larut
dalam plasma) diubah menjadi fibrin yang berupa jaring-jaring. Perubahan
tersebut disebabkan oleh trombin yang terdapat dalam darah sebagai pritrombin.
Pembentukan trombin dari protrombin tergantung pada adanya tromboplastin dan
ion Ca2+ (Kimball 1999: 158).
Darah mempunyai fungsi antara lain : mengangkut oksigen dari paru-paru ke
seluruh tubuh, mengangkut karbondioksioda dari jaringan tubuh ke paru-paru,
mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa makanan
dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat ekskresi. Transfusi darah adalah pemberian
darah dari seseorang yang disebut dengan donor. Kepada orang yang memerlukan
yang disebut dengan resipien. Dalam proses transfusi darah diusahakan agar
aglutinogen pada darah donor tidak berjumpa dengan zat antinya yang terdapat di
dalam plasma darah resipien. Pada umumnya transfusi darah dapat dilakukan
dalam keadaan seperti kecelakaan dan tubuh luka parah, tubuh yang terbakar,
penyakit kronis (Prawirohartono 1995: 219).
1.2
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Pemeriksaan Golongan Darah ABO berdasarkan
Aglutinogen.
1.3
Manfaat Penelitian
1.
2.
3.
4.
BAB II
2
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Darah
Darah berasal dari kata haima, yang berasal dari akar kata hemo atau hemato.
Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk) tertahan dan
dibawa dalam matriks cairan (plasma). Darah terdiri dari 45% korpuskula dan 55%
plasma darah. Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih kental. Cairan ini
memiliki rasa dan bau yang khas, serta PH 7,4 (7,35 - 7,45). Warna darah bervariasi
dari merah terang sampai merah tua kebiruan, bergantung pada kadar oksigen yang
dibawa sel darah merah. Volume darah total sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa
berukuran rata-rata, dan kurang sedikit pada perempuan dewasa. Volume ini
bervariasi sesuai dengan ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah
jaringan adiposa dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi sesuai dengan perubahan
cairan darah dan konsentrasi elektrolitnya (Bach JF, 1979)
2.1.1 KOMPOSISI DAN STRUKTUR SEL DARAH MANUSIA
Darah memiliki komposisi yang terdiri atas sekitar 55% cairan darah
(plasma) dan 45% sel-sel darah. Elemen pembentuk darah meliputi tiga
macam sel darah, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), dan keping darah (trombosit). Ketiga sel-sel darah tersebut
tergolong dalam unsur padat yang disebut korpuskuler (Bach JF, 1979).
Plasma Darah
Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya
sama dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung
campuran kmpleks zat organik dan anorganik. Protein plasma mencapai 7%
plasma dan merupakan satu-satunya unsur pokok plasma yang tidak dapat
menembus membran kapiler untuk mencapai sel. Ada 3 jenis protein plasma
yang utama yaitu:
a. Albumin
Plasma 55%
tekanan osmotik
putih (5000
Kandungan
Fungsi utama
Air
Garam
Mempertahankan
Sel-sel darah
Jenis &
Fungsi utama
jumlah/ mm3
Sel darah
Mengangkut O2
merah
dan CO2
(4,5 sampai 5
(pertukaran gas)
juta)
Sel darah
Pertahanan
Sodium
tubuh dan
Kalium
Kalsium
Magnesium
Klorida
Mempertahankan
PH dan regulasi
Permeabilitas
membrane
mempertahankan
Albumin
Imunoglobulin
Fibrinogen
kekebalan
Plasma protein
10.000)
Keping darah
PH
proses pembekuan
400.000)
darah
pertahanan tubuh
(250.000
Pembekuan
darah
(antibodi)
2.1.4 Kandungan Darah
Kandungan dalam darah:
Air: 91%
Bahan organik: 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol, dan
asam amino
Molekul sebagai penentu golongan darah dalam sistem ABO ada 4 macam,
yaitu:
1. D-galactose
2. N-acetylgalactosamine
3. N-acetylglucosamine
4. L-fucose (Harper H, 1971)
1.
perantaraan komplemen terhadap semua sel yang tidak sesuai yang kebetulan masih
ke aliran darah. Kecuali untuk beberapa sel janin yang masuk ke aliran darah ibunya
selama kehamilan dan persalinan, satu-satunya cara sel yang tidak cocok golongan
ABO nya masuk ke dalam sirkulasi adalah melalui transfusi yang salah
identifikasinya. Identifikasi pasien, sampel darah, atau darah donor yang tidak tepat,
atau pencatatan yang salah, merupakan penyebab tersering reaksi transfusi
inkompatibel-ABO hemolitik.
Sebagian besar aktivitas anti-A dan anti-B terletak pada kelas IgM
imunoglobulin, yang menghasilkan aglutinasi cepat dan / atau hemolisis. Namun,
sebagian aktivitas adalah IgG, dan antibodi dari kelas ini melekat ke permukaan sel
tanpa langsung mempengaruhi viabilitas. Anti-A atau anti-B kelas IgG mudah
melewati plasenta dan dapat menyebabkan penyakit hemolitik pada neonatus.
Orang dengan golongan O lebih sering memiliki IgG anti-A dan Anti-B
dibandingkan orang dengan golongan A atau B. Penyakit hemolitik ABO pada bayi
baru lahir hampir seluruhnya mengenai bayi yang lahir dari ibu dengan golongan O
(Jouvenceaux, 1978).
2.3 Penentuan genetik terhadap aglutinogen
Dua gen, salah satunya terdapat di setiap kromosom dan dua kromosom yang
berpasangan, menentukan golongan darah O-A-B. Gen-gen tersebut dapat mengandung
salah satu dari ketiga antigen, namun hanya satu tipe saja yang terdapat disetiap
kromosom dari dua kromosom: tipe O, tpe A, atau tipe B. Gen tipe O tidak berfungsi atau
hampir tidak berfungsi, sehingga gen tipe ini menghasilkan aglutinogen tipe O yang tidak
bermakna pada sel. Sebaliknya, gen tipe A dan B menghasilkan aglutinogen yang kuat
pada sel (Guyton&Hall, 2004).
Tabel 2.3 Golongan Darah dengan genotip serta unsur pokok aglutinogen dan aglutininnya.
Genotip
Golongan Darah
OO
O
OA atau AA
A
OB atau BB
B
AB
AB
Enam kemungkinan kombinasi dari
Aglutinogen
Aglutinin
Anti-A dan Anti-B
A
Anti-B
B
Anti-A
A dan B
gen gen ini, dapat dilihat pada tabel 1, yaitu
OO,OA,OB,AA,BB, dan AB. Kombinasi gen gen ini dikenal sebagai genotip dan setiap
orang memiliki salah satu dari keenam genotip tersebut.
Dapat dilihat dari tabel bahwa orang dengan genotip OO tidak menghasilkan
aglutinogen dan karena itu golongan darahnya adalah O. Orang dengan genotip OA atau
AA menghasilkan aglutinogen tipe A dan karena itu mempunyai golongan darah A.
Genotip OB dan BB menghasilkan golongan darah B dan genotip AB menghasilkan
golongan darah AB (Guyton&Hall, 2004).
darah merah dalam darah sirkulasi. Dalam hal ini, antibodi menyebabkan lisis sel
darah merah dengan mengaktifkansistem komplemen, yang selanjutnya melepaskan
enzim-enzim proteolitik (kompleks litik) yang akan merobek-robek membran sel.
Hemolisis intravaskular segera jauh lebih jarang terjadi daripada aglutinasi yang
diikitu hemolisis lambat, karena untuk terjadinya proses lisis tersebut, tidak hanya
diperlukan titer antibodi yang tinggi tetapi juga diperlukan tipe antibodi yang
berbeda, terutama antibodi IgM; antibodi ini disebut hemolisin.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Kimball, John.W. 1999.Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta. xii+585hlm.