Professional Documents
Culture Documents
HEMOLITIK
Raditia Kurniawan
102011219/D-9
PENDAHULUAN
DIAGNOSIS
Anamnesis
Mengeluh cepat
lelah
Sering pusing
Mata berkunangkunang
Demam
Luka pada lidah
Anoreksia
Hilang
konsentrasi
Nafas pendek
Perut membesar
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
Inspeksi
Keadaan
umum; kulit
pasien;
splenomegali /
tidak?;
takikardi;
takipneu;
ikterus?
Palpasi
Splenomegali?
Auskultasi
Jantung; bising
usus
peristaltik.
Laboraturium
Darah tepi:
Hb rendah 9-10
g/dL
Umur SDM pendek
Morf. Eritrosit:
fragmentosit;
mikrosfrerosit
Retikulosit 520%
Prx MCH, MCV,
MCHC:
MCV (N= 82-92 fL)
MCH (N- 27-37 pg)
MCHC (N= 3237%)
<11g/dL
WORKING DIAGNOSIS
Anemia Hemolitik
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Anemia defisiensi G6PD
Pada sel eritrosit terjadi metabolism glukosa untuk menghas
ilkan energy (ATP), yang digunakan untuk kerja pompa ionic
dalam rangka mempertahankan milieu ionic yang cocok bagi
eritrosit. Glukosa mengalami metabolisme dalam eritrosit m
elalui jalur heksosa monofosfat dengan bantuan enzim gluk
osa 6 fosfat dehidrogenase (G6PD) untuk menghasilkan glut
ation yang penting untuk melindungi hemoglobin dan memb
ran eritrosit dari oksidan.
Gejala klinis :
Pemeriksaan Labotatorium :
Hb 6 9 g/dl
Sferositosis herediter
ETIOLOGI
Pada prinsipnya anemia hemolisis dapat terjadi
karena :
defek molekular : hemoglobinopati dan enzimopati
abnormalitas struktur dan fungsi membran-membran
faktor lingkungan seperti trauma mekanik atau autoantibodi.
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Etiologi menyebabkan hiperplasia eritropoiesis dan
pelebaran anatomik sumsum tulang menyebabkan
meningkatnya destruksi eritrosit beberapa kali lipat
sebelum pasien menjadi anemia
GEJALA KLINIS
Mengeluh cepat lelah
Sering pusing
Mata berkunangkunang,
demam
Lidah luka
Konsentrasi hilang
Terapi
transfusi
Medikament
osa
Splenektomi
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI
Kematian terutama disebabkan oleh infeksi dan gagal jantung.
Tranfusi darah yang berulang-ulang dan proses hemolisis
menyebabkan kadar besi dalam darah sangat tinggi
Hal ini dapat mengakibatkan gangguan fungsi alat
tersebut (hemokromatosis)
Limpa yang membesar mudah ruptur akibat trauma yang
ringan.
Disertai oleh tanda hipersplenisme seperti leukopenia dan
trombopenia.
PENCEGAHAN
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi
seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan tubuh.
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian
suplemen Fe dosis rendah 30 mg.
anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen Fe sulfat
325 mg 60-65 mg, 1-2 kali sehari.
asam folat dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk
dosis pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari
bisa juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari
PROGNOSIS
Buruk jika
kekurangan sel
darah merah
tidak ditangani
secara cepat.
TERIMA KASI
H