You are on page 1of 8

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

HERNIA INGUINALIS

Disusun Oleh :
Ario Wisnu Pradana

1.11.014

Ni Made Ayu Wulan Sari

1.11.058

Neneng Anggraini

1.11.059

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TELOGREJO SEMARANG
2013

HERNIA INGUINALIS
1. Konsep Hernia Inguinalis
A Pengertian
Hernia inguinalis merupakan keadaan yang paling lazim dan membutuhkan
pembedahan pada kelompok umur anak.
Hernia merupakan suatu penonjolan usus melalui suatu lubang abnormal
didalam dinding abdomen; pada anak-anak, hal ini paling sering terjadi pada
umbilikus dan melalui kanal inguinalis.( Wilkins,2005)
Hernia inguinalis adalah salah satu penyakit bedah tersering pada masa bayi
dan kanak kanak
Hernia inguinalis adalah terjadi penonjolan isi rongga abdomen melalui
annulus inguinalis interna mengikuti apermatid cordi di kanale inguinalis
kemudian keluar melalui annulus inguinalis eksterna sehingga terdapat
benjolan di daerah inguinalis.
Klasifikasi Hernia inguinalis :
1. Hernia inguinalis lateralis
Disebut juga Hernia inguinalis indirek, karena menonjol melalui annulus
dan kanalis inguinalis.
Kantong hernia berada di dalam muskulus kremaster dan letaknya
anteromedial terhadap vas deferans dan struktur lain dalam funikulus
spermatikus.
2. Hernia inguinalis medialis
Disebut juga sebagai Hernia inguinalis direk, karena menonjol langsung
melalui trigonum Hesselbach, tanpa melalui kanalis inguinalis.
(http://dc219.4shared.com/doc/HVgSRvrs/preview.ht
ml)

Etiologi
Etiologi : defek- defek ini paling sering muncul dari anomali kongenital.
( Wilkins,2005)
Kebanyakan hernia dan hidrokel pada anak-anak disebabkan oleh gagalnya
penutupan prosesus vaginalis. Penyebab gagalnya penutupan prosesus
vaginalis masih belum diketahui. Berbagai kondisi yang meningkatkan
tekanan intraabdomen dapat menghambat atau mencegah penutupan ini.(ida,-)
Etiologi :
1. Kongenital
Terjadi akibat prosesus vaginalis peritenium persisten disertai dengan
annulus inguinalis yang cukup lebar.
2. Didapat
Ditemukan adanya faktor kausal/predisposisi yang berperan untuk
timbulnya hernia:
a
b

Prosesus vaginalis yang tetap terbuka


Peninggian tekanan intra abdomen :
Batuk kronik : bronchitis kronik, TBC
(http://dc219.4shared.com/doc/HVgSRvrs/preview.ht
ml)

Insidens
1. Sebanyak 3,5%-5% anak-anak menderita hernia. Insiden hernia bilateral
hampir mencapai 50% pada bayi prematur dan bayi dengan berat badan
lahir rendah. Mayoritas hernia inguinalis infantil terdiagnosa pada bulan
pertama kehidupan.
2. Insiden tertinggi adalah pada masa bayi ( lebih dari 50%), selebihnya
terdapat pada anak-anak yang berusia kurang dari 5 tahun.
3. Insidens lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan ( 4:1)

4. Enam puluh persen hernia terjadi pada sisi kanan, 30% pada sisi kiri dan
10% bilateral
(Betz&Sowden,2009, hlm 232-234)
C

Patofisiologi
Hernia Inguinalis adalah prolap sebagian usus ke dalam anulus inguinalis di
atas kantong skrotum, yang disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan
menutup kongenital. Hernia inkarserata terjadi bila usus yang prolaps itu
menyebabkan kontriksi suplai darah ke kantong skrotum. Bayi kemudian akan
mengalami nyeri dan gejala gejala obstruksi usus ( distensi abdomen, nyeri
kolik abdomen,tidak ada flatus, tidak ada feses, muntah). Hidrokel
komunikans selalu disertai hernia. Anak tersebut mula- mula menampakkan
benjolan atau tonjolan intermitten di daerah lipat paha, skrotum, atau labia.
Tonjolan tersebut akan membesar bila ada tekanan intraabdominal, seperti
pada saat menangis atau mengejan. Isi kantong hernia biasanya dapat
dikurangi dengan memberi tekanan perlahan. Biasanya dilakukan pemulihan
melalui pembedahan (herniorafi) pada pasien rawat jalan. Sayangnya, tidak
ada cara nonbedah untuk menangani keadaan ini.

Manifestasi klinis
Biasanya pembengkakan tanpa nyeri di daerah inguinalis; pembengkakan
dapat dikurangi dan kemungkinan menghilang selama periode istirahat tetapi
dapat terlihat ketika bayi sedang menangis. ( Wilkins,2005)
Hernia inguinalis biasanya tampak sebagai benjolan di daerah inguinal dan
meluas ke depan atau ke dalam skrotum. Kadang kadang bayi datang dengan
bengkak skrotum tanpa benjolan sebelumnya pada daerah inguinal.
Orangtuanya biasanya sebagai orang pertama yang melihat benjolan ini, yang
mungkin muncul hanya saat menangis atau mengejan. Selama tidur atau
apabila pada keadaan istirahat atau santai, hernia ini mengurang secara
spontan tanpa adanya benjolan atau pembesaran skrotum . riwayat bengkak
pada pangkal paha, labia atau skrotum berulang ulang yang hilang secara
spontan adalah klasik untuk hernia inguinalis tidak langsung. Kadang-kadang,
suatu massa inguinal akan muncul secara mendadak pada bayi dan akan
disertai dengan rewel. Hal ini akan penting untuk membedakan antara hidrokel

tali dan hernia inguinalis inkarserata, tetapi hidrokel tali tidak akan disertai
dengan gejala obstruksi intestinum seperti perut kembung atau muntah
(jika hernia inkarserata)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Muncul tonjolan dan pembengkakakan (intermitten)


Nyeri
Menangis terus
Muntah
Distensi abdomen
Feses berdarah
Perubahan warna skrotal (kemerahan)
(Betz&Sowden,2009, hlm 232-234)

Gambaran klinis :
Benjolan di lipat paha yang timbul hilang. Muncul saat penderita berdiri,
batuk, bersin, mengedan atau mengangkat barang berat dan menghilang saat
penderita berbaring.
Nyeri disertai muntah timbul bila terjadi inkarserasi atau strangulasi.
(http://dc219.4shared.com/doc/HVgSRvrs/preview.ht
ml)

2. Konsep Keperawatan
a) Pengkajian keperawatan
1) Pengkuran :
(a) Suhu
(b) Nadi
(c) Pernapasan
(d) Tekanan darah
(e) Tinggi badan
(f) Berat badan
(g) Lingkar kepala (kurang dari 2 tahun)
(Betz&Sowden,2009, hlm 731)
2) Kaji hidrasi :
(a) Turgor kulit
(b) Membran mukosa
(c) Asupan dan haluaran
3) Kaji abdomen:
(a) Nyeri
(b) Kekakuan
(c) Bising usus

(d) Muntah-jumlah, frekuensi, dan karakteristiknya


(e) Feses-jumlah, frekuensi, dan karakteristiknya
(f) Kram
(g) Tenesmus (Betz&Sowden,2009, hlm 734-735)
4) Kaji adanya benjolan di lipatan paha, skrotum, atau labia.
5) Uji labotorium dan diagnostik : Tidak ada yang diindikasikan, jika tidak ada
kondisi yang menyertai
b) Diagnosis keperawatan
(a) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik.
(b) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan nafsu
makan.
(c) Nyeri berhubungan dengan distensi abdomen
(d) Defisit pengetahuan berhubungan dengan salah dalam memahami informasi
yang ada
c) Intervensi keperawatan
Perawatan Praoperasi
1. Kaji status klinis anak sebelum pembedahan
a Tanda-tanda infeksi
b
Kadar hemoglobin lebih dari 10 g/dl
2. Jelaskan kejadian-kejadian praoperasi dan pascaoperasi yang akan terjadi
dengan cara yang sesuai dengan usia.
Perawatan Pascaoperasi
1. Pantau status klinik anak
a Ukur tanda-tanda vital setiap 2 jam selama 24 jam pertama, kemudian

2.
3.

4.

5.

setiap 4 jam.
b
Kaji tanda dan gejala infeksi
c Cek suhu dan amati drainase luka, kemerahan, inflamasi
d
Ganti popok secara sering
Pantau adanya tanda dan gejala komplikasi
a Kekambuhan hernia
b
Perkembangan infeksi luka
Tingkatkan asupan nutrisi dan cairan
a Catat asupan dan haluaran
b
Pantau adanya tanda-tanda dehidrasi
c Tingkatkan diet sesuai toleransi
Tingkatkan dan pertahankan fungsi pernapasan.
a Minta anak berbaring miring, batuk, dan menarik napas dalam
b
Lakukan drainase postural dan perkusi
c Ganti posisi setiap 2 jam
d
Letakkan kepala tempat tidur dalam posisi semi-Fowler
Atasi nyeri yang dialami anak sesuai kebutuhan
Pertahankan posisi yang nyaman
Lakukan rekreasi serta aktivitas pengalihan dan mainan

Berikan analgesik
6. Berikan dan kuatkan informasi pada orang tua tentang keadaan anak
Perencanaan Pulang dan Perawatan di Rumah
1. Ajarkan kepada orang tua tentang perawatan luka (jika ada).
a Jaga agar luka insisi tetap tertutup balutan berlapis plastik.
b
Mandikan anak dengan insisi tetap tertutup balutan.
c Lindungi insisi dari kontaminasi feses dan urine.
2. Ajarkan kepada orang tua tentang penatalaksanaan jangka panjang dan jangka
pendek.
a Izinkan beraktivitas fisik 1 minggu setelah pembedahan.
b
Berikan asetaminofen (Tylenol) atau ibuprofen (Motrin,Advil) untuk
c
d

nyeri sesuai kebutuhan.


Pantau adanya komplikasi
Pembengkakan dan memar pada skrotum sangat sering terjadi setelah

pembedahan dan akan sembuh dalam 1 sampai 3 minggu


d) Hasil yang Diharapkan
1. Fungsi gastrointestinal kembali normal
2. Nyeri hilang
3. Anak dan keluarga mengerti tentang perawatan di rumah dan perlunya
pemeriksaan tindak lanjut. (Betz&Sowden,2009, hlm 232-234)
e) Komplikasi
1. Hernia kambuhan
2. Hernia inkarserata
3. Atrofi gonad

3. Penatalaksanaan Medis (Bedah)


Anak-anak dengan hernia yang dapat direposisi direncanakan untuk bedah elektif
rawat jalan. Insisi transversal sepanjang 1 sampai 2 cm dibuat di atas kanalis
inguinalis. Anak dengan dugaan hernia inkarserata dirawat di rumah sakit, dan segera
dilakukan operasi untuk mencegah nekrosis usus, dan pada anak laki-laki mencegah
infark testis. Pada masa pascaoprasi anak-anak ini diobservasi selama 24 jam unutk
mengkaji pulihnya fungsi gastrointestinal dan mendapatkan antibiotik secara
intravena sebagai profilaksis. Analgesik diberikan untuk penalalaksanaan nyeri.
Makanan per oral mulai diberikan lagi bila peristaltik usus anak sudah kembali
normal. Luka operasi sering ditutup dengan plester. (Betz&Sowden,2009, hlm 230232)

Daftar Pustaka
Behrman,Kliegman&arvin,nelson.2000. Ilmu kesehatan anak nelson vol II edisi 15.
Jakarta :EGC
Betz, Cecily Lyn.2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri, Ed. 5 alih bahasa : Eny eiliya.
Jakarta:EGC
Wilkinson, Judith M.2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
Jurnal : Hernia Inguinal Dan Hidrokel Pada Anak-Anak, Ida Ayu Wayan Mahayani, Made
Darmajaya Bagian/SMF Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
http://dc219.4shared.com/doc/HVgSRvrs/preview.html.diakses tanggal 15
oktober 2013. Jam 10.35

You might also like