You are on page 1of 19

Kelompok 6

Seorang wanita, 27 tahun, G1P0A0 dikirim dari


puskesmas dengan keterangan hamil lewat waktu.
HPHT 29 September 2008 dengan siklus haid 28 hari.
Pemeriksaan Ultrasonography
:
Indeks cairan amnion 10
Plasenta derajat 3 di fundus uterus

Pemeriksaan Kardiotokografi :Reassuring


Pemeriksaan Colok vagina :

Portio mendatar dengan tebal 1 cm, lunak, dan menghadap


ke depan
Pembukaan 1 jari longgar
Selaput ketuban +
Kepala teraba di bidang Hodge II
Kesan pemeriksaan luas / kapasitas panggul, panggul
normal sedang

Identitas

Nama
Usia
Pekerjaan
Nama Suami
Agama
Alamat

:
:
:
:
:
:

27 tahun
-

Status generalis

: dalam batas normal

Status obstetrikus :
Fundus uterus 4 jari dibawah processus xiphoideus.
kehamilan 40 minggu
Janin dalam presentasi kepala, kepala teraba 3/5
bagian
kepala sudah masuk pintu atas panggul 3/5 bagian
Dengan punggung di kiri.
Denyut Jantung Janin 144 x/m, teratur
N = 120-160 x/m
Jarak fundus uterus ke symphisis 32 cm.

Rumus Naegele: D+7,M-3,Y+1


(29+7),(8-3),
HPHT 29 September 2008
(2008+1)
36,5,2009
Perkiraan lahir 6 Juli 2009
Jadi pada tanggal 13 Juli 2009 usia kehamilan
wanita ini adalah 41 minggu.

Menurut rumus Mc Donald berdasarkan


tinggi fundus uteri.
Tinggi fundus uteri : 3 32 : 3 = 9,14
Usia kehamilannya 9 bulan 14 hari.

Indeks cairan amnion dalam batas normal N = 5-20


Plasenta derajat 3 di fundus uterus plasenta sudah matang
dan tidak ada plasenta previa
Pemeriksaan Kardiotokografi: Reassuring menandakan
bahwa pada saat pemeriksaan janin tidak dalam keadaan
asidosis tetapi berpotensi untuk menjadi asidosis yang dapat
menyebabkan gawat janin.
Heart rate normal (110 160 x/m)
Pemeriksaan Colok vagina :
Portio mendatar dengan tebal 1 cm, lunak, dan menghadap ke
depan sudah mulai pembukaan dan menipis (N = 3-4 cm)
Pembukaan 1 jari longgar pembukaan 1
Selaput ketuban + belum pecah
Kepala teraba di bidang Hodge II sejajar Bidang
Hodge
1 terletak setinggi bagian bawah simfisis
Kesan pemeriksaan luas / kapasitas panggul, panggul normal
sedang

Pengaruh progesteron
Teori oksitosin
Teori Kortisol/ACTH janin
Saraf uterus
Herediter

Usia kehamilan 38 minggu


Penurunan fungsi plasenta
Hambat spasme a.spiralis
deposit fibrin, protein,
kalsium

oligohidramnion.
Cairan mekonium mengental
Aspirasi
Syndrome aspirasi mekonium

Hambat transport nutrisi dan oksigen untuk janin


kalsifikasi plasenta
Gawat Janin

DIAGNOSIS
Wanita 27 tahun G1P0A0, kehamilan 41
minggu.
Janin hidup, tunggal, dengan presentasi
kepala.

Kontrol keadaan umum ibu, kandung kencing dan rektum


dikosongkan
Lihat kematangan serviks denag perhitungan Bishop Score
Bila serviks telah matang (>5) dilakukan induksi persalinan,
pengwasan intrapartum, dan awasi keadaan janin.
Ibu diminta berjalan-jalan dengan tujuan merangsang His dan
memperlancar persalinan
Pada waktu pemeriksaan dalam ketuban boleh dipecahkan,
walaupun setelah dilakukan tindaka ini persalinan tidak boleh
berlangsung terlalu lama.
Pemberian oksitosin. 5 satuan oksitosin dimasukkan dalam
larutan glukosa 5% dan diberikan secara infus intravena
dengan kecepatan kira-kira 12 tetes per menit dan perlahanlahan dapat dinaikkan sampai kira-kira 50 tetes.
Ibu dengan pemberian oksitosin harus selalu di observasi
dengan ketat dan tidak boleh ditinggalkan.
Identifikasi kondisi janin dan keadaan yang membahayakan
janin

Pemeriksaan kardiotokograf seperti nonstress test


dan contraction stress test dapat mengetahui
kesejahteraan janin sebagai reaksi terhadap
gerak janin atau kontraksi uterus.
Pemeriksaan Laboratorium, dengan periksa kadar
Estriol
Amnioskop

Skor

Pembukaan serviks

12

34

56

Penndataran serviks

0 30 %

40 50 %

60 70 %

80 %

-2

-1.0

+1 +2

Lunak

Penurunan

kepala -3

diukur dari Hodge (cm)


Konsistensi serviks

Keras

Sedang

Posisi serviks

Ke belakang

Searah
lahir

sumbu

jalan Ke arah depan

Ad Bonam

Riwayat haid
Diagnosis pasti dapat ditegakkan bilamana HPHT
diketahui dengan pasti.
Ultrasonografi
Pemeriksaan sesaat setelah trimester III daat dipakai
untuk menetukan berat janin, keadaan air ketuban,
dan keadaan plasenta.
Velosimetri Doppler
Dipakai untuk melihat pembuluh darah ibu dan janin
Kardiotokografi
NST = untuk menilai gambaran denyut jantung janin
dalam hubungannya dengan gerakan/aktivitas janin

Cairan Amnion

Penilaian jumlah cairan amnion: subjektif atau


semikuantitatif
Pengukuran secara semikuantitatif dapat dilakukan
melalui beberapa cara :
Pengukuran diameter vertikal terbesar. Morbiditas dan
mortalitas perinatal akan meningkat bila diameter vertikal
terbesar kantung amnion <2 cm (oligohidramnion) atau
>8 cm (polihidramnion)
Pengukuran indeks cairan amnion (ICA). ICA merupakan
hasil penjumlahan dari diameter vertikal terbesar kantung
amnion pada setiap kuadran yang dibuat oleh garis
mediana melalui linea nigra dan garis horisontal setinggi
umbilikus. ICA <5 cm (oligohidramnion), ICA >20
(polihidramnion), nilai normal ICA 5-20 cm

Mengukur kematangan cervix dengan skor


bishop.
Pemeriksaan Colok Vagina

Dikenal ada empat derajat maturasi plasenta,


yaitu derajat 0, 1, 2, dan 3. Semakin banyak
dan luas bercak putih yang terjadi, semakin
tinggi derajat maturasinya, dan semakin
banyak pula jaringan plasenta yang rusak. Pada
kehamilan 30 minggu dapat saja terjadi derajat
maturasi plasenta 1 atau 2. Keadaan tersebut
bukan abnormal. Bila ditemukan derajat
maturasi 3, maka perlu pemeriksaan lainnya
untuk mencari penyebabnya, misalnya berapa
indeks cairan ketuban (normalnya 10-25 cm),
apakah berat janin sesuai usia kehamilan (30
minggu, kira-kira 1.500-1.700 gram).

Penimbunan kalsium
Selaput vaskuloinsisial menjadi tambah tebal dan
jumlahnya berkurang. Keadaan ini dapat
menurunkan mekanisme transpor plasenta
Terjadi proses degenerasi jaringan plasenta
seperti edema, timbunan fibrinoid, fibrosis,
trombosis intervilli, dan infark vili.
Perubahan kimia. Adanya indufisiensi plasenta
menyebabkan protein plasenta dan kadar DNA di
bawah normal, sedangkan konsentrasi RNA
meningkat.

You might also like