You are on page 1of 26

BAB I

PENDAHULUAN
Diare akut masih merupakan penyebab utama moribiditas dan mortalitas anak
di negara berkembang. Terdapat banyak penyebab diare akut pada anak. Pada
sebagian besar kasus penyebabnya adalah infeksi akut intestinum yang disebabkan
oleh virus, bakteri atau parasit, akan tetapi berbagai penyakit lain juga dapat
menyebabkan diare akut, termasuk sindroma malabsorpsi. Diare karena virus
umumnya bersifat self limiting sehingga aspek terpenting yang harus diperhatikan
adalah mencegah terjadinya dehidrasi yang menjadi penyebab utama kematian dan
menjamin asupan nutrisi untuk mencegah gangguan pertumbuhan akibat diare. Diare
menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan elektrolit.1
Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare dan
sebagian besar kejadian tersebut terjadi di negara berkembang. Sebagai gambaran
17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare dan sejumlah 10% kematian anakanak di bawah umur 5 tahun. Berdasarkan survey morbiditas yang dilakukan Subdit
Diare Departemen Kesehatan dari tahun 2000 sampai dengan 2010 terlihat
kecenderungan insidens yang naik. Pada tahun 2010 terjadi Kejadian Luar Biasa
(KLB) diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4.204 dengan kematian 73
orang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, dilihat dari
kelompok umur diare tersebar di semua kelompok umur dengan prevalensi tertinggi
terdeteksi pada anak balita (1 4 tahun) yaitu 16,7%.1,2,3
Manajemen dehidrasi merupakan dasar terapi diare. Menurut World Health
Organisation (WHO), pengobatan diare akut dapat dilaksanakan secara sederhana,
yaitu dengan terapi cairan dan elektrolit per oral serta melanjutkan pemberian
makanan, terapi non spesifik dengan anti diare, dan dan terapi spesifik dengan
antimikroba. Departemen kesehatan menetapkan lima pilar penatalaksanaan diare
bagi semua kasus diare yang diderita anak balita baik yang dirawat di rumah maupun
sedang dirawat di rumah sakit. Tata laksana yang tidak tepat baik yang di rumah
maupun di sarana kesehatan menjadi penyebab utama kematian akibat diare. Salah
Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi
Page 1

satu langkah dalam pencapaian target MDGs (Goal ke-4) adalah menurunkan
kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 sampai pada 2015.1,3,4

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi


Page 2

BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 IDENTITAS PASIEN
Nama

: By. R.

Umur

: 4 bulan

Jenis Kelamin

: laki-laki

Alamat

: Perumnas II Waena

Pendidikan ayah

: S-1

Pekerjaan ayah

: Swasta

Pendidikan Ibu

: SMA

Pekerjaan ibu

: Ibu Rumah Tangga

2.2 ANAMNESIS
2.2.1 Keluhan Utama
Mencret
2.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan mencret sejak 7 hari Sebelum Masuk Rumah
Sakit (SMRS). Keluhan mencret dialami pasien sebanyak 4 5 kali sehari
dengan jumlah setengah gelas vit setiap kali mencret, dengan warna
kehijauan, berampas (-), berlendir (-), dan darah (-), cacing (-) dan bau khas
tinja (+). Keluhan rasa haus berlebihan (+), buang air kecil dengan jumlah
air kencing banyak seperti biasanya (1 pampers penuh) dengan warna
bening. Keluhan muntah (+) sebanyak 1 2 kali dalam sehari setelah setiap
kali makan bubur dengan muntahan berwarna kekuningan, lendir, darah (-)
dan berampas (-), dengan jumlah seperempat gelas vit. Keluhan demam (+)
sejak 7 SMRS hilang timbul setiap pagi dan sore, menggigil

(-),

berkeringat (-) dan riwayat kejang(-). Pasien juga gelisah, rewel, pada
pemeriksaan hari pertama ditemukan mata cowong. Keluhan lainnya yaitu
batuk (-) dan pilek (-).

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi


Page 3

2.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat malaria sebelumnya disangkal
Riwayat kejang sebelumnya disangkal
2.2.4 Riwayat Kehamilan
Riwayat malaria tropika +4 pada umur kehamilan 4 bulan
Riwayat kebiasaan minum ramuan kasumba 3 4 kali selama masa
kehamilan
2.2.5 Riwayat Riwayat kelahiran

Kelahiran cukup bulan dengan persalinan spontan


Berat badan lahir 3500 gram dan langsung menangis

2.2.6 Riwayat Riwayat imunisasi

Imunisasi lengkap sampai usia pasien 4 bulan


Imunisasi yang sudah
didapat
Hepatitis B
Polio

Bulan ke1, 2
0, 2, 4

BCG

1 kali

DTP

2, 4

2.2.7 Riwayat tumbuh kembang

Pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai usia perkembangan


Motorik Kasar:
- kepala terangkat (1 bulan)
- tengkurap sendiri (3 bulan)
Bahasa:
- tertawa (2 bulan)
- menoleh ke bunyi (4 bulan)
Motorik Halus:
- menggenggam (2 bulan)
Personal sosial:

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi


Page 4

membalas senyum (1 bulan)

2.2.8 Riwayat gizi

Pasien minum ASI dari lahir hingga sekarang


Nafsu makan bubur baik

2.2.9 Riwayat penyakit keluarga

Riwayat kehamilan kembar (+)

2.3 PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan dilakukan pada hari perawatan ke-3 tanggal 28 Oktober 2015
Status Generalis
Keadaan Umum
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda-tanda vital
: Heart Rate
: 101 kali/menit
Respiratory rate

: 24 kali /menit

Suhu badan

: 36,9C

Status Gizi
Berat badan

: 5,5 kg

Panjang badan

: 64 cm

Rumus Berrman

Berat badan ideal (Umur (bulan) + 9) / 2 = (4 +9) /2 = 6,5 kg


(Berat badan sekarang/berat badan ideal ) x 100% = (5,5 kg/6,5 kg) x
100%
= 84,6% (Gizi Kurang)
Rumus WHO :
Umur
: 4 bulan
Berat badan : 5,5 kg
Panjang badan : 64 cm
Nilai median : 6,7
Nilai -1 SD : 5,7

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi


Page 5

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi


Page 6

Nilai BB atau TB/PB < Nilai Median


= nilai BB atau TB/PB - Nilai Median
Nilai Median Nilai (-1SD)
= 5,5 kg 6,7
6,7 5,7
= - 1,2 masuk dalam -2 s/d +2 SD (GIZI BAIK)

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi


Page 7

Kepala

: Normochepali, ubun-ubun datar, mata cowong (-),

Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)


Leher
: Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-)
Thorax
:
Pulmo : Inspeksi
:Simetris, ikut gerak napas, retraksi (-)
Palpasi
:Vocal fremitus pulmo dextra sama dengan
Perkusi
Auskultasi
Cor

: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

pulmo sinistra
: sonor
:suara nafas vesikuler+/+, Ronchii -/-,
wheezing -/: ictus cordis tidak tampak
: ictus cordis tidak teraba, thrill (-)
: batas-batas jantung dalam batas normal
: bunyi jantung I-II regular, murmur (-),
gallop (-)

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi


Page 8

Abdomen

Ekstremitas
Kulit

: Inspeksi
Palpasi

: Cembung
: supel, nyeri tekan (-), pembesaran hepar/lien

(tidak teraba/tidak teraba)


Perkusi
: Timpani
Auskultasi : Bising Usus (+) normal
: Akral teraba hangat, udema tungkai (-),
capillary refill time <3.
: Turgor kulit cukup, anemis (-), sianotik (-)

2.4 HASIL LABORATORIUM


25 Oktober 2015
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
DDR
Tes Widal

21.700/mm3

Negatif

27 Oktober 2015
8,4 g/dl
14.220/L
25,7%
228.000/ L
Negatif
Negatif

Nilai normal
10-16 gr/dl
9000-12.000/mm3
33-38%
200.000-400.000/L

2.5 RESUME
Pasien bayi laki-laki berumur 4 bulan datang diantar ke rumah sakit dengan
keluhan mencret sejak 7 hari SMRS sebanyak 4 5 kali sehari dengan jumlah
setengah gelas vit setiap kali mencret dengan warna kehijauan, tidak berampas,
berlendir, darah. Kemudian pasien merasa haus berlebihan, buang air kecil dengan
jumlah air kencing banyak (1 pampers penuh) dengan warna bening. Pasien juga
muntah sebanyak 1 2 kali setiap kali makan bubur dengan muntahan berwarna
kekuningan, lendir, dengan jumlah seperempat gelas vit. Pasien gelisah dan rewel.
Keluhan demam sejak 7 hari SMRS. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda
vital, heart rate 101 kali/menit, respiratory rate 24 kali /menit, suhu badan 36,9C.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis dengan nilai 14.220/L.
2.6 DIAGNOSIS BANDING
-

Demam tifoid
Diare akut et causa intoleransi laktosa

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi


Page 9

2.7 DIAGNOSIS KERJA


Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi
2.8 PENATALAKSANAAN TERAPI
-

IVFD D5 NS 20 550 cc/24 jam (20 tetes per menit mikro)


Inj. Cefotaxim 2 x 275 mg (iv)
Inj. Gentamycin 1 x 27,5 mg (iv)
Inj. Ondancentron 3 x 4 mg (iv) bila muntah
Inj. Ranitidin 3 x 5,5 mg (iv)
Zink 1 x 10 mg (po)

2.9 FOLLOW UP
2.9.1 HARI I (26 Oktober 2015)
S : Demam (+), Mencret (+) sebanyak 3 kali, dengan ampas(-), lendir (-),
darah (-),
muntah (-)
O : Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda-Tanda vital : Heart Rate
: 122 kali/menit

Kepala

Respiratory rate

: 34 kali /menit

Suhu badan

: 38C

: Normochepali, ubun-ubun datar, mata cowong (+),

Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)


Leher
: Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-)
Thorax
:
Pulmo : Inspeksi : Simetris, ikut gerak napas, retraksi (-)
Palpasi
: Vocal fremitus pulmo dextra sama dengan
pulmo sinistra
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara nafas vesikuler (+/+), Ronchii (-/-),
wheezing (-/-)
: Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: Ictus cordis teraba, thrill (-)
Perkusi : Batas-batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-),
Gallop (-)
Abdomen : Inspeksi
: Cembung, supel
Palpasi
: Nyeri tekan (-), Pembesaran hepar/lien
(tidak teraba/tidak teraba)
Cor

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi


Page 10

Perkusi
: Tympani
Auskultasi : Bising Usus (+) meningkat
Ekstremitas : Akral teraba hangat, udema tungkai (-),
capillary refill time <3.
Kulit

: turgor kulit kembali lambat, anemis (-), sianotik (-)

A : Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang


P:
-

IVFD D5 NS 20 tetes per menit mikro


Inj. Cefotaxim 2 x 275 mg (iv) => H-1
Inj. Gentamycin 1 x 27,5 mg (iv) => H-1
Inj. Ondancentron 3 x 4 mg (iv) bila muntah
Inj. Ranitidin 3 x 5,5 mg (iv)
Paracetamol drip 3 x 55 mg (iv) bila suhu badan 38C
Zink 1 x 10 mg (po)

2.9.2 HARI II (27 Oktober 2015)


S : Demam (-), Mencret (+) sebanyak 1 kali, ampas(+), lendir (-), darah (-),
muntah (-)
O : Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda-Tanda vital : Heart Rate
: 110 kali/menit

Kepala

Respiratory rate

: 32 kali /menit

Suhu badan

: 36,9C

: Normochepali, ubun-ubun datar, mata cowong (-),

Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)


Leher
: Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-)
Thorax
:
Pulmo : Inspeksi
: Simetris, ikut gerak napas, retraksi (-)
Palpasi
:Vocal fremitus pulmo dextra sama dengan
Perkusi
Auskultasi
Cor

: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

pulmo sinistra
: Sonor
: Suara nafas vesikuler (+/+), Ronchii (-/-),
wheezing (-/-)
: Ictus cordis tidak tampak
: Ictus cordis teraba, thrill (-)
: Batas-batas jantung dalam batas normal
: Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-),
Gallop (-)

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi


Page 11

Abdomen : Inspeksi
Palpasi

: Cembung, supel
: Nyeri tekan (-), pembesaran hepar/lien
(tidak teraba/tidak teraba)
Perkusi
: timpani
Auskultasi : bising usus (+) meningkat
Ekstremitas : Akral teraba hangat, udema tungkai (-),
capillary refill time 3
Kulit

: turgor kulit cukup, anemis (-), sianotik (-)

A : Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi


P : - IVFD D5 NS 20 tetes per menit mikro
- Inj. Cefotaxim 2 x 275 mg (iv) => H-2
- Inj. Gentamycin 1 x 27,5 mg (iv) => H-2
- Inj. Ondancentron 3 x 4 mg (iv) bila muntah
- Inj. Ranitidin 3 x 5,5 mg (iv)
- Paracetamol drip 3 x 55 mg (iv) bila suhu badan 38C
- Zink 1 x 10 mg (po)
2.9.3 HARI III (28 Oktober 2015)
S : Demam (-), Mencret (-), muntah (-)
O : Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda-Tanda vital : Heart Rate
: 105 kali/menit

Kepala

Respiratory rate

: 30 kali /menit

Suhu badan

: 36,5C

: Normochepali, ubun-ubun datar, mata cowong (-),

Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)


Leher
: Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-)
Thorax
:
Pulmo : Inspeksi
: Simetris, ikut gerak napas, retraksi (-)
Palpasi
: Vocal fremitus pulmo dextra sama dengan
Perkusi
Auskultasi
Cor

: Inspeksi

pulmo sinistra
: Sonor
: Suara nafas vesikuler (+/+), Ronchii (-/-),
wheezing (-/-)
: Ictus cordis tidak tampak

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi


Page 12

Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen : Inspeksi
Palpasi

: Ictus cordis teraba, thrill (-)


: Batas-batas jantung dalam batas normal
: Bunyi jantung I-II regular, murmur (-),
Gallop (-)
: Cembung, supel
: Nyeri tekan (-), Pembesaran hepar/lien

(tidak teraba/tidak teraba)


Perkusi
: Tympani
Auskultasi : Bising Usus (+) meningkat
Ekstremitas : Akral teraba hangat, udema tungkai (-),
capillary refill time 3
A : Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi
P:
-

Zink 1 x 10 mg (po)
Liprolac 2 x sachet (po)
Cefadroxil 2 x 1/3 cth (po)
(Pasien boleh pulang)

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi


Page 13

BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan anamnesa, pasien datang dengan keluhan mencret sejak 7 hari
SMRS. Keluhan mencret dialami pasien sebanyak 4 5 kali sehari dengan jumlah
setengah gelas vit atau 50 ml setiap kali mencret, dengan warna kehijauan,
berampas (-), berlendir (-), dan darah (-), cacing (-) dan bau khas tinja (+).
Didapatkan juga keluhan rasa haus berlebihan (+), muntah (+) sebanyak 1 2 kali
dalam sehari setelah setiap kali makan bubur dengan muntahan berwarna
kekuningan, lendir, darah (-) dan berampas (-), dengan jumlah seperempat gelas vit
atau 25 ml setiap kali muntah. Keluhan demam (+) sejak 7 SMRS hilang timbul
setiap pagi dan sore. Dari anamnesa tersebut dapat ditegakkan diagnosa Diare Akut
Dengan Dehidrasi Ringan Sedang. Walaupun produksi urin banyak seperti biasanya
dalam satu pampers penuh dengan warna bening.
Hal ini sesuai dengan teori yang didapatkan yaitu, diare akut adalah buang air
besar pada bayi/anak lebih dari 3 kali/per hari disertai perubahan konsistensi tinja
menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari 1
minggu Gejala-gejala khas diare akut yaitu ditemukan panas, mual muntah, nyeri
perut, buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat),
kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam,
dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Kehilangan cairan yang abnormal dan berkali-kali menyebabkan dehidrasi. Cara
objektif menentukan derajat dehidrasi adalah membandingkan berat badan sebelum
dan selama diare dan secara subyektif menggunakan kriteria WHO.8

Tabel 1 Klasifikasi Dehidrasi Menurut WHO8


Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi
Page 14

PENILAIAN
Keadaan Umum

Baik, sadar

Gelisah, rewel

Lesu, lunglai
atau

Mata

Normal

Cekung, tidak ada

tidak

sadar
Sangat
Cekung dan

Air Mata

Ada

Kering

Mulut dan Lidah

Basah, minum biasa

Haus,

kering
Sangat
ingin

Kering
minum Malas

banyak

minum atau
tidak

Periksa Turgor Kulit

Kembali cepat

bisa

minum
Kembali

Kembali lambat

sangat
Hasil Pemeriksaan
Terapi

Tanpa Dehidrasi

Dehidrasi

lambat
Dehidrasi

Rencana Tipe A

Ringan/Sedang
Rencana Tipe B

Berat
Rencana
Tipe C

Diare akut disebabkan oleh berbagai enteropatogen, termasuk bakteri, virus


dan parasit. Dua tipe dasar infksi akut adalah radang dan non radang.enteropatogen
menibulkan diare non radang melaui produksi enterotoksin dengan beberapa bakteri,
penghancuran sel (permukaan) villus oleh virus, dan perlengketan serta/ atau
translokasi oleh bakteri yang menginvasi usus secara langsng atau menghasilkan
sitotoksin.4
Tabel 2. Etiologi Diare8
Etiologi

Karakteristik Diare

Virus : Rotavirus, Norwalk virus,

Virus

Adenovirus,

Absorbsi

Calicivirus,

menginvasi
terganggu

vili-vili

usus

halus.

dan

terjadi

diare

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi


Page 15

Astraovirus.

sekretorik., kecuali rotavirus menyebabkan


diare campuran sekretorik-osmotik karena
menyebabkan maldigesti karbohidrat. Diare
sering disertai muntah, menggigil, demam

Bakteri

Vibrio

Enterotoxigenic

cholera,

E.Coli

dan

dan malise sehingga disebut stomach flu.


Menginfeksi usus halus. Diare sangat cair,
tanpa disertai inflamasi maupun invasi ke

Enteropathogenic E.Coli.

mukosa.

Camplylobacter jejuni, Shigella,

Menginfeksi kolon, biasanya terdapat invasi

Salmonella,

mukosa, inflamasi mukus dan darah pada

Yersinia

enterocolica,
E.Coli,

Enteroinvasive

Enterohemoragic

diare.

E.Coli

dan Clostridium difficile.


Parasit : Giardia lambdia, Cryptosporodium

Menginfeksi usus halus, menyebabkan diare


yang cair, berbau busuk, disertai malabsorbsi
nyeri perut, tanpa inflamasi.

Entamoeba hystolitica

Menginfeksi

kolon,

menyebabkan

diare

inflamatorik.
Non Infeksi
Iritable

bowel

syndrome

(IBS)

Diare dan konstipasi bergantian,


gejala lain
dengan

Malabsorbsi

(Misalnya

bervariasi,

stress.

Gejala

berkaitan
berulang

dalam waktu yang lama.


Diare, kembung, flatulens, sendawa, nyeri perut

defisiensi laktosa)

terutama bila konsumsi makanan tertentu

Fase

Frekuensi BAB meningkat disertai mucus dan

akut

Inflamatory

bowel disease (IBD)

darah pada feses, sudah berlangsung dalam waktu


yang lama, ada riwayat siklus akut-remisi-kronik.

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi


Page 16

Kolitis iskemik

Sering pada pasien >50 tahun. Diare disertai


nyeri perut hebat. Terutama pada pasien lansia

Medikasi

dan memiliki riwayat penyakit vascular perifer.


Konsumsi
antibiotik
jangka
lama,

Keracunan makanan

antihipertensif, kemo/radioterapi.
Diare setelah konsumsi makanan

tertentu,

terutama yang dimasak dengan baik.


Menurut teori yang ada, rotavirus menjadi penyebab diare berat pada anak
usia balita baik di negara maju maupun di negara berkembang. Diare rotavirus jarang
diderita oleh bayi kurang dari 3 bulan. Hal ini berhubungan dengan antibodi ibu
terhadap rotavirus yang disalurkan melalui plasenta dan ASI Ibu. Lactaderin pada
ASI dapat berperan mengganggu replikasi virus rotavirus. Sementara itu diare
rotavirus cenderung memberikan gejala klinis ringan pada anak usia lebih dari 5
tahun karena kemungkinan berhubungan dengan paparan infeksi sebelumnya.
Prevalensi tertinggi diare rotavirus biasanya pada kelompok usia 6-23 bulan dimana
kadar antibiotik ibu yang diperoleh melalui ASI mulai menurun dan mulai memasuki
fase oral yang ditandai dengan memasukan tangan ke mulut. Pemberian vaksin
rotavirus diberikan pada umur 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan bila 3 dosis. Pemberian
dengan cara diminum.10,11
Pada kasus ini, penyebab diare lebih mengarah ke rotavirus karena usia
pasien 4 bulan dimana rotavirus banyak terjadi pada usia rentan 6 23 bulan dan
merupakan penyebab tersering diare dan juga penyebarannya melalui kontak
makanan dimana pada usia pasien sudah memasuki usia fase oral. Untuk
pemeriksaan penunjangnya untuk membuktikan penyebabnya rotavirus dapat
dilakukan pemeriksaan Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Menurut
teori, di sebagian besar laboratorium klinik tersedia sejumlah uji diagnostik untuk
eneteropatogen virus, bakteri, dan parasit. Enzyme-linked immunosorbent assay
(ELISA) dapat mengidentifikasi rotavirus.
Dalam kasus ini, dapat juga dicurigai penyebabnya adalah bakteri karena
bakteri yang menginfeksi usus halus menyebabkan diare sangat cair seperti yang
Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi
Page 17

dialami oleh pasien. Berdasarkan pemeriksaan penunjang, pada pasien ini


ditemukan leukositosis dengan nilai 14.220/L. Hal ini juga menggambarkan adanya
infeksi yang terjadi pada pasien ini. Namun, untuk menegakkan penyebabnya perlu
dilakukan pemeriksaan analisa feses lengkap yang di dalam kasus ini tidak
dilakukan. Menurut teori, biakan tinja dapat mengidentifikasi enteropatogen bakteri
yang sering dijumpai, misalnya Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,
Aeromonas, Plesiomonas, dan Escherichia colli enterohemoragik.12
PATOFISIOLOGI
Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi
diare non inflamasi dan diare inflamasi. Diare inflamasi disebabkan invasi bakteri dan
sitotoksin di kolon dengan manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai
lendir dan darah. Gejala klinis yang menyertai keluhan abdomen seperti mulas
sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam, tenesmus, serta gejala dan tanda
dehidrasi. Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis ditemukan lendir dan/atau
darah, serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear.5,7,9
Pada diare non inflamasi, diare disebabkan oleh enterotoksin yang
mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah. Keluhan
abdomen biasanya minimal atau tidak ada sama sekali, namun gejala dan tanda
dehidrasi cepat timbul, terutama pada kasus yang tidak mendapat cairan pengganti.
Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit. 5,7,9
Pada pasien ini, gambaran klinis yang didapatkan berdasarkan anamnesa
yaitu pasien buang air besar cair tanpa ampas, lendir dan darah, dan juga
didapatkan rasa haus berlebihan, dimana rasa haus berlebihan termasuk dalam
gejala dehidrasi, sehingga diare yang terjadi pada pasien ini termasuk dalam diare
non inflamasi. Hal ini sesuai dengan teori di atas.
Berdasarkan pemeriksaan fisik pada kasus ini, didapatkan tanda khas
dehidrasi pada follow up hari pertama yaitu mata cowong. Dan untuk turgor kulit
dalam kasus ini pada saat hari pertama perawatan sudah tidak ditemukan turgor

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi


Page 18

kulit agak lambat karena sudah terrehidrasi selama diobservasi di UGD. Hal ini
sesuai dengan penilaian subyektif menurut kriteria WHO.
Tabel 1 Klasifikasi Dehidrasi Menurut WHO8
PENILAIAN

Keadaan Umum

Baik, sadar

Gelisah, rewel

Lesu, lunglai atau


tidak sadar

Mata

Normal

Cekung, tidak ada

Sangat Cekung dan


kering

Air Mata

Ada

Kering

Sangat Kering

Pada kasus ini, untuk keluhan demam didiagnosis banding dengan demam
tifoid, karena demam yang dialami pasien selama 7 hari yang gejalanya sama
dengan demam tifoid. Namun diagnosa banding ini dapat disingkirkan oleh karena
demam tifoid jarang terjadi pada pasien usia kurang dari 5 tahun. Dilihat dari
pemeriksaan fisik, tidak ditemukan lidah tengah kotor dengan tepi lidah hiperemis.
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan, demam tifoid adalah penyakit serius
yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi. Tifoid menimbulkan gejala demam,
lelah, lemah, nyeri perut, sakit kepala, tidak ada nafsu makan, dan kadang disertai
ruam. Secara umum, tifoid ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar.
Tifoid jarang pada anak usia kurang dari 5 tahun. Dari pemeriksaan fisik, sebagian
besar anak mempunyai lidah tifoid yaitu di bagian tengah kotor dan bagian pinggir
hiperemis, meteorismus, hepatomegali lebih sering dijumpai daripada splenomegali.13
Diagnosa banding diare akut karena intoleransi laktosa. Karena pasien
mengeluh diare terus-menerus selama 7 hari, muntah, dan pasien juga
mengkonsumsi susu. Menurut teori, intoleransi laktosa merupakan gejala klinis akibat
tidak terhidrolisnya laktosa secara optimal di dalam usus halus akibat enzim lactase
yang berkurang. Gejala klinis yang diperlihatkan yaitu diare profus, kembung, nyeri
perut, muntah, seirng flatus, merah di sekitar anus, dan tinja berbau asam. 16
Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi
Page 19

Sedangkan pada pasien ini, tidak memiliki keluhan sering flatus, merah di sekitar
anus dan bau tinja tidak berbau asam sehingga diagnose diare akut karena
intoleransi laktosa dapat disingkirkan.
Dari penjelasan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dapat
disimpulkan penegakan diagnosa diare akut dengan dehidrasi ringan sedang
terehidrasi, maka penatalaksanaan yang diberikan dalam kasus ini yaitu IVFD D5
NS 20 tetes per menit mikro, Injeksi Cefotaxim 2 x 225 mg, injeksi Gentamycin 1 x
27,5 mg, injeksi Inj. Ondancentron 3 x 1 mg, injeksi Ranitidin 3 x 2 mg, Zink 1 x 10
mg.
Berdasarkan

teori,

Departemen

Kesehatan

menetapkan

pilar

penatalaksanaan diare bagi semua kasus diare, yang diderita anak balita baik yang
dirawat di rumah maupun sedang dirawat dirumah sakit, yaitu:1
1) Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru
Rehidrasi dengan oralit baru dapat mengurang rasa mual dan muntah. Oralit ini
adalah oralit dengan osmolaritas yang rendah. Oralit ini juga menurunkan
kebuthan suplemen tasi intravena dan mampu mengurangi pengeluaran tinja
hingga 20 % serta mengurang kejadian hingga 30 %.
Tabel 3. Komposisi Larutan oralit
Oralit baru Osmolaritas rendah
Natrium
Klorida
Glucosa, anhydrous
Kalium
Sitrat

Mmol/Liter
75
65
75
20
10

Total osmolaritas

245

Ketentuan pemberian oralit formula baru:1


a. Beri ibu bungkus oralit formula baru
b. Larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter air matang, untuk
persediaan 24 jam.
c. Berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar, dengan ketentuan
sebagai berikut:
Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi
Page 20

Untuk anak berumur kurang 2 tahun: berikan 50 100 ml tiap kali buang

air besar
- Untuk anak 2 tahun atau lebih : berikan 100 200 ml tiap buang air besar.
d. Jika dalam waktu 24 jam persediaan larutan oralit masih tersisa, maka sisa
larutan harus dibuang.
Pada kasus ini, pasien tidak diberikan larutan oralit melainkan diberikan ASI.
2) Zink diberikan selama 10 hari berturut-turut
Zink mengurangi lama dan beratnya diare. Pemberian zink pada pasien anak
penderita kolera dapat menurunkan durasi dan jumlah tinja/cairan yang
dikeluarkan. Zink termasuk mironutrien yang mutlak dibutuhkan untuk
memelihara kehidupan yang optimal.
Dosis zink untuk anak-anak:
Anak dibawah umur 6 bulan : 10 mg (1/2 tablet) perhari
Anak diatas umur 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per hari
Zink diberikan selama 10-14 hari berturut-turut meskipun anak telah sembuh dari
diare. Untuk bayi, tablet zink dapat dilarutkan dengan air matang, ASI atau
oralit.1
Pada pasien ini, tablet Zink yang diberikan yaitu tablet Zink 1 x 10 mg, karena
umur pasien 4 bulan ( kurang dari 6 bulan) maka dosis yang diberikan 10 mg
atau setengah tablet dari sediaan tablet zink 20 mg.
3) ASI dan makan tetap diteruskan
Pada diare berdarah, nafsu makan akan berkurang. Adanya perbaikan nafsu
makan menandakan fase kesembuhan. Pasien dalam kasus ini minum ASI
sehingga dalam 3 hari perawatan, pasien mengalami perubahan yang baik
dalam nafsu makan atau minum ASI sehingga terjadi perbaikan.
4) Antibiotik selektif
Antibiotik jangan diberikan kecuali ada indikasi diare berdarah atau kolera.
Pemberian antibiotik yang tidak rasional akan memperpanjang diare dan akan
menggangu flora usus dan clostridium difficile yang akan tumbuh dan
menyebabkan diare sulit disembuhkan. Selain itu juga, antibiotik pada umumnya
tidak diperlukan pada semua diare akut oleh karena sebagian besar diare infeksi
Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi
Page 21

adalah rotavirus yang sifatnya self limited dan tidak dapat dibunuh dengan
antibiotika. Hanya sebagian kecil (10 20%) yang disebabkan oleh bakteri
patogen seperti V.Cholera, Shigella, Enterotoksigenik E.coli, Salmonella,
Camphylobacter dan sebagainya.
Pada kasus ini,dapat dicurigai mengarah ke etiologi bakteri sehingga
diberikan antibiotik cefotaxime 2 x 275 mg secara intravena, Gentamycin 1 x
12,75 mg intravena. Menurut teori, cefotaxime merupakan derivate-thiazol
(cincin 5 dengan atom N dan S) dari generasi sefalosporin ke-3 yang memiliki
sifat anti-laktamase kuat dan khasiat anti-Pesudomonas sedang. Obat ini sangat
aktif terhadap berbagai kuman Gram-Positif amupun Gram-negatif aerobik.
Waktu paruh plasma sekitar 1 jam dan diberikan tiap 6 sampai 12 jam. Terapi
antimikroba untuk enteropatogen bakteri pada anak cefotaxime dengan indikasi
untuk bakteremia. Dosis anak untuk cefotaxime 50-200 mg/kBB/hari dibagi
dalam 2 kali pemberian.14
Pada pasien, dosis yang diberikan sudah sesuai dengan teori.
Cefotaxime 100 mg/kgBB/hari = 100 mg x 5,5 kg = 550 mg / 2 = 275 mg per 12
jam
Gentamisin berkhasiat terhadap Pseudomonas, proteus dan stafilokokus
yang resisten terhadap penisilin dan metilsilin. Maka obat ini sering digunakan
pada infeksi dengan kuman-kuman tersebut, juga sering dikombinasikan dengan
suatu sefalosporin generasi ke-3. Dosis anak untuk gentamisin 5 7,5
mg/kgBB/hari.4,14,15 Hal ini sesuai dengan terapi yang diberikan pada kasus ini
yaitu pemberian kombinasi gentamisin dan cefotaxime yang merupakan salah
satu selosporin generasi ke-3. Pada pasien ini, dosis yang diberikan 5 mg x 5,5
kg = 27,5 mg intravena per 24 jam.
Pada pasien diberikan Ranitidin 3 x 5,5 mg secara intravena dan
Ondancentron 3 x 4 mg secara intravena. Pemberian Antagonis Reseptor H2
(AH2) yang bekerja menghambat sekresi asam lambung akibat perangsangan
obat muskarinik, stimulasi vagus, atau gastrin. Pemberian ranitidin menghambat
Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi
Page 22

reseptor H2 secara selektif dan reversible. Dosis injeksi anak untuk ranitidin 1
mg/kgBB pada 3-4 kali pemberian. Pada pasien ini, dosis ranitidin yang
digunakan 1 mg/kgBB/hari dengan 3-4 kali pemberian.
1 mg x 5,5 kg= 5,5 mg => 5,5 mg per 8 jam
5) Nasihat kepada orangtua
Kembali segera jika demam, tinja berdarah, berulang, makan atau minum sedikit,
sangat haus, diare makin sering atau belum membaik dalam 3 hari.1
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama, terutama
pada usia lanjut dan anak-anak. Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan
secara mendadak sehingga terjadi shock hipovolemik yang cepat. Kehilangan
elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan asidosis
metabolik.5
Prognosis pada diare akut dengan dehidrasi tergantung dengan
penggantian Cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan terapi
antimicrobial. Pada pasien ini prognosisnya baik, karena penderita sudah
mendapat penatalaksanaan yang baik, mulai dari pemberian cairan, perawatan
hingga pemberian terapi antibiotik untuk mencegah komplikasi diare yang lebih
berat lagi.
Pada hari perawatan terakhir (ke-3), pasien diberikan liprolac 2 x 1/2
sachet

sebagai

obat

pencegah

diare.

Probiotik

merupakan

sebagai

mikroorganisme hidup dalam makanan yang difermentasikan yang menunjang


kesehatan melalui terciptanya mikroflora intestinal yang lebih baik. pencegahan
diare dapat dilakukan untuk bayi yang tidak minum ASI. kemungkinan
mekanisme efek probiotik dalam pencegahan diare melalui perubahan
lingkungan mikro lumen usus (pH, oksigen), produksi bahan anti mikroba
terhadap beberapa patogen usus, kompetisi nutrien, mencegah adhesi kuman
patogeb pada enterosit, modifikasi toksin atau reseptor toksin trofik terhadap
mukosa usus melalui penyediaan nutrien dan imunomodulasi.

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi


Page 23

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada pasien By.R yang berumur 4 bulan didiagnosa dengan diare akut dengan
dehidrasi ringan sedang terehidrasi dengan melihat gejala dan tanda diare akut
dan tanda dehidrasi yang ditemukan pada pasien ini pada hari perawatan
pertama dan sudah mendapatkan penanganan awal di UGD. Penanganan awal
pada pasien ini merupakan tindakan tepat guna mencegah komplikasi lebih

lanjut.
Penatalaksaan diare untuk pasien ini sudah sesuai dengan penatalaksaan diare
menurut 5 pilar penanganan diare sehingga prognosis pada pasien ini baik.

DAFTAR PUSTAKA

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi


Page 24

1. Juffrie, Muhammad.,Sri Soenarto, dkk. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi.


Jilid I. Cetakan Kedua. 2011. Penerbit Badan Penerbit IDAI.
2. Dwipoerwantoro, Pramita. Pola Tatalaksana Diare Akut Di Beberapa Rumah
Sakit

Swasta

di

Jakarta.

Volume

6.

Nomor

6.

Maret

2005.

www.saripediatric.com. Diunduh tanggal 8 November 2015 jam 19.00 WIT.


3. Kementrian Kesehatan RI. Situasi Diare di Indonesia. 2011. Diunduh tanggal 8
November 2015
4. Nelson, Waldo E. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Volume 2. 2000. EGC.Jakarta.
5. Ciesla WP, Guerrant RL. Infectious Diarrhea. In: Wilson WR, Drew WL, Henry
NK, et al editors. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. New
York: Lange Medical Books, 2003. 225 - 68.
6. Guerrant RL, Gilder TV, Steiner TS, et al. Practice Guidelines for the
Management of Infectious Diarrhea. Clinical Infectious Diseases 2001;32:33151.
7. Lung E, Acute Diarrheal Disease. In: Friedman SL, McQuaid KR, Grendell JH,
editors. Current Diagnosis and Treatment in Gastroenterology. 2 nd edition. New
York: Lange Medical Books, 2003. 131 - 50.
8. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Mentri Kesehatan Republik Indonesia.
Available from : http://www.depkes.go.id/downloads/SK1216-01.pdf
9. Soewondo ES. Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea).
Dalam : Suharto, Hadi U, Nasronudin, editor. Seri Penyakit Tropik Infeksi
Perkembangan Terkini Dalam Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi.
Surabaya : Airlangga University Press, 2002. 34 40.
10. Titis, Widowati., Nenny Mulyani. Diare Rotavirus Pada Anak Usia Balita.
http://www.saripediatri.com. Volume 13. Nomor 5. Februari 2012. Diunduh
tanggal 10 November 2015 jam 20.02 WIT.
11. IDAI. Informasi vaksin untuk orang tua-vaksin rotavirus. Terbit tanggal
17/8/2014. Diunduh tanggal 10 November 2015
12. Rudolph, Abraham M., Julien Hoffman, dkk. Buku Ajar Pediatri Rudolph.
Volume 2. Edisi 20. Jakarta: EGC.2006.
13. Pudjiaji, Antonius H.Badriul Hegar, dkk. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan
Dokter Anak Indonesia.2009
14. Tan HT, Kirana R. Obat-obat penting. Edisi ke 6. Cetakan kedua. Jakarta:
Percetakan PT Gramedia. 2013.
Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi
Page 25

15. Syarif, Amir., Ari Estuningtyas, dkk. Farmakologi dan Terapi. Edisi kelima.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2008.
16. Hegar, Badriul. Intoleransi Laktosa. http://idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-

anak/intoleransi-laktosa.com. IDAI. 2012. diakses tanggal 12 November 2015


jam 21.00 WIT.

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi


Page 26

You might also like