You are on page 1of 11

TUGAS

PROSES INDUSTRI KIMIA ANORGANIK


Makalah Cat

Disusun oleh:
Kelompok 4:
Ari Agusta Ananda

(2014437025)

Ilman Nulhakim

(2014437044)

Imadudin

(2013437120)

Tri Bagus Irawanto

(2014437067)

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Industri cat adalah salah satu industri tertua di dunia. Sekitar 20.000 tahun lalu,

manusia yang hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan komunikasi, dekorasi dan
proteksi. Mereka menggunakan metrial-material yang tersedia di alam seperti arang (karbon),
darah, susu, dan sadapan dari tanaman-tanaman yang memiliki warna yang menarik. Yang
mengejutkan, cat-cat ini mempunyai keawetan yang baik, seperti yang ditunjukkan pada
lukisan gua di Altamira Spanyol, Lascaux Spanyol, cat batu orang Aborigin di Arnhem Land
Australia, dan lukisan-lukisan prasejarah lainnya yang ditemukan.
Orang-orang Mesir kuno mengembangkan cat menjadi lebih kaya warna, mereka
menemukan cat warna biru, merah, dan hitam dengan mengambilnya dari akar tanaman
tertentu. Kemudian orang-orang Mesir itu menemukan kasein sebagai perekatnya. Seiring
dengan waktu, manusia mulai menemukan minyak tanaman dan resin dari fosil untuk
mengganti darah dan susu sebagai perekat cat. Saat ini walaupun telah ditemukan
perekat/resin yang semakin baik dengan berkembangnya teknologi kimia, resin-resin natural
hingga kini masih banyak dipakai.
Salah satu cara meningkatkan nilai tambah suatu bahan adalah dengan melapisi
permukaan bahan tersebut dengan bahan lain yang lebih lebih tinggi nilainya. Pengetahuan
tentang pelapisan permukaan bahan, secara umum dikenal sebagai surface coating
knowledge. Bagian ini meliputi: metal coating (electro coating, galvanizing), plastic coating,
paper coating, powder coating dan tentang cat itu sendiri. Jadi cat merupakan bagian kecil
dari sebuah ilmu yang jauh lebih besar, yaitu ilmu tentang surface coating.
Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan dengan
tujuan memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) atau melindungi (protective)
bahan tersebut. Setelah dikenakan pada permukaan dan mengering, cat akan membentuk
lapisan tipis yang melekat kuat dan padat pada permukaan tersebut. Pelekatan cat ke
permukaan dapat dilakukan dengan banyak cara: diusapkan (wiping), dilumurkan, dikuas,
disemprotkan (spray), dicelupkan (dipping) atau dengan cara yang lain.
Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga produk yang digunakan
untuk melindungi dan memberikan warna pada suatu objek atau permukaan dengan
melapisinya dengan lapisan berpigmen. Cat dapat digunakan pada hampir semua jenis objek,
antara lain untuk menghasilkan karya seni (oleh pelukis untuk membuat lukisan), salutan
industri (industrial coating), bantuan pengemudi (marka jalan), atau pengawet (untuk
mencegah korosi atau kerusakan oleh air)

1.2.

Rumusan Masalah
Pemicu 1:
Sebuah pabrik cat sedang mengalami masalah, cat yang dihasilkan lebih sedikit dari

biasanya. Pabrik ini juga sedang mencoba thinner yang baru. Lele dan Angga sedang kerja
praktek disana, diminta untuk menyelesaikan masalah tersebut menggunakan Rule of Thumb
of Chemical Engineering.

BAB II
PEMBAHASAN

Proses Pembuatan Cat

Tahapan pembuatan cat sangat dipengaruhi oleh seberapa canggih teknologi yang
dipakai untuk menunjang pembuatan cat tersebut, makin canggih tinggi teknologi yang
dipakai maka makin singkat dan mudah proses pembuatan catnya.
a.

Persiapan
Pada tahap ini dimulai dengan mempersiapkan bahan-bahan baku sesuai dengan formula

atau resep cat yang akan dibuat. Bahan-bahan diambil dari gudang yang sudah teruji
kualitasnya, tidak kedaluwarsa dan tidak pula cacat atau rusak baik fisik maupun kimia (yang
ditandai dengan adanya perubahan bau, warna, bentuk, atau kekentalan pada bahan tersebut).
Mengukur bahan yang akan diproses, bisa dilakukan dengan cara ditimbang beratnya
atau diukur volumenya, tergantung dengan basis apa yang digunakan dalam formula atau
resepnya. Ketelitian dan keakuratan penimbangan merupakan faktor penting terhadap hasil
akhir pembuatan cat, terutama pada penimbangan additive atau pigment. Bahan-bahan
tersebut kemudian diangkut ke area produksi, bisa dilakukan dengan tenaga manusia biasa,
forklif atau melalui sistim pemipaan (untuk bahan cair).
b.

Produksi
Proses produksi cat dibagi menurut jenis cat yang akan dibuat:

1)

Cat Tanpa Pigment, Extender atau Filler


Pembuatannya hanya melibatkan proses penuangan, mixing dan stiring saja, yaitu
menuang bahan-bahan dengan urutan dan cara sesuai dengan jenis cat yang akan dibuat ke
dalam sebuah tangki dengan ukuran pas. Kemudian mencampur bahan-bahan dengan putaran
mixer relatif pelan, hingga diperoleh suatu campuran yang benar-benar merata di semua titik.
Waktu stiring dan kecepatan mixer disesuikan dengan jumlah dan kekentalan campuran.
Perlakuan seperti ini juga dipakai untuk membuat tinner, hardener, wood stain (solvent
+ dyestuff) atau campuran bahan lain yang tidak mengandung pigment atau extender asli
(padatan). Namun jika pigment atau extender-nya sudah diproses menjadi bahan setengah jadi
(pasta) terlebih dulu, maka bahan atau campuran ini bisa diproses seperti tersebut di atas.

Gambar 1. Macam-macam Pigment cat


2)

Cat Dengan Pigment dan/atau Extender


Proses pembuatan cat jenis ini juga dibagi berdasarkan pada seberapa halus padatan
(pigment atau extender) terdispersi di dalam campuran. Jika diinginkan padatan terdispersi
secara kasar (dengan kehalusan antara 20 50 mikro), maka proses yang dibutuhkan adalah
cukup dengan proses dispersi saja; namun jika dikehendaki padatan terdispersi secara halus
(5 20 mikro) maka diperlukan proses penggilingan partikel padat dalam mesin giling.
Contoh jenis cat yang dibuat cukup dengan proses dispersi saja adalah : dempul atau filler,
cat primer, undercoat, intermediate atau tembok dimana kehalusan partikel bukan merupakan
sifat yang harus dicapai.

Gambar 2. Mixing cat


3)

Proses Dispersi
Tahapan dispersi merliputi:

a)

Proses pembasahan permukaan partikel-partikel pigment dan/atau extender oleh bahanbahan cair (millbase).

b) Proses pemecahan secara mekanis terhadap kelompok-kolompok partikel pigment


dan/extender menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil atau partikel-partikel primernya
sesuai dengan derajad kehalusan yang dikehendaki.
c) Mempertahan agar supaya kelompok-kelompok partikel yang lebih kecil atau partikelpartikel primer ini tetap terpisah satu sama lain, tidak bersatu kembali.
Proses dispersi akan mendapatkan hasil optimal bila prinsip-prinsip dispersinya
terpenuhi. Adapun prinsip-prinsip dispersi yang perlu mendapat perhatian adalah: kecepatan
peripheral campuran, bentuk cakram, diameter cakram terhadap tangki, tinggi cakram dari
dasar tangki, diameter tangki, tinggi tangki dan perbandingan padatan dan cairan campuran
(kadar padatan = PVC) serta penambahan secara tepat additive wetting dan dispersingnya.
Jika kondisi ideal terpenuhi, maka akan terbentuk sebuah aliran yang menyerupai donat,
terbentuk doughnut effect. Pada kondisi ini diperoleh proses dispersi yang optimal.

Gambar 3. Triple Roll Mill


4)

Penggilingan
Dengan hanya dispersi, kita belum mendapatkan kehalusan partikel lebih rendah dari 20
mikro, yaitu ukuran rata-rata partikel primer dari pigment dan/atau extender. Untuk itu
diperlukan sebuah tahap lanjutan dimana ikatan fisik partikel-partikel pigment akan
dipecahkan lebih lanjut menjadi patikel-partikel yang lebih kecil lagi. Tahapan ini disebut
penggilingan.
Untuk memudahkan dalam pembuatan cat; biasanya pigment, extender, sebagian resin
dan additive digiling terlebih dahulu untuk dibuat pasta (bahan setengah jadi). Pasta ini bisa
disimpan dalam gudang atau langsung diproses untuk dibuat cat, yaitu hanya dengan proses
mixing biasa, seperti dijelaskan pada proses pembuatan cat tanpa pigment di atas.
Alat dan prinsip penggilingan bermacam-macam, diantaranya adalah:

a)

Melewatkan millbase diantara dua buah atau lebih silinder yang berhimpitan satu dengan
lainnya, dimana jarak diantara dua buah silinder ini bisa diatur sesuai dengan derajat
kehalusan yang diinginkan. Contoh dari alat ini adalah Triple roll Mill.

b)

Melewatkan secara vertical atau horizontal millbase ke dalam mesin giling yang terdiri dari
agitator dan banyak glass bead di dalamnya. Di dalam silinder giling, glass bead bersama
dengan millbase akan diputar oleh agitator pada kecepatan tertentu, menyebabkan pigmentpigment secara mekanis akan terpecah karena tertumbuk oleh glass bead secara terus
menerus. Millbase melalui saringan akan keluar, sedangkan glass bead akan tetap tertahan di
dalam silinder giling. Sekalipun glass bead terbuat dari bahan yang keras dan kuat, pada
akhirnya juga akan terpecah, ini akan menyebabkan proses penggilingan akan menurun
performance-nya dan glass bead harus diganti dengan yang baru. kecepatan putar agitator,
kekentalan, kadar padatan dan waktu tinggal millbase di dalam mesin adalah faktor-faktor
yang mempengaruhi efektifitasnya proses penggilingan. Jika satu tahap proses penggilingan
belum mencapai hasil yang diinginkan, millbase biasanya dikembalikan lagi ke dalam mesin,
dilakukan bisa berkali-kali hingga diperoleh derajad kehalusan yang diinginkan.

Gambar 4. Sand Mill


c.

Penyelesaian
Seperti sudah dijelaskan pada bagian di atas bahwa proses pembuatan cat dibagi menjadi
dua bagian besar, yaitu proses yang melibatkan dispersi dan/atau penggilingan dan proses
yang hanya melibatkan proses mixing saja. Tahap akhir dari kedua proses ini juga berbeda,
pada proses yang melibatkan dispersi dan/atau penggilingan pigment, maka mengukur
derajad kehalusan dari partikel-partikelnya adalah tahap yang penting guna mengakhiri
proses tersebut.
Sedang proses lain, yang hanya melibatkan proses mixing, maka untuk melihat seberapa
jauh campuran sudah tercampur sempurna dan sesuai komposisi yang ditentukan, cukup
mengukur kekentalan atau viskositas campuran tersebut. Namun bila campuran tersebut
mengandung beberapa jenis pasta, maka menyamakan warna (colour matching) campuran cat

secara kasar perlu dilakukan, agar campuran tidak terlalu jauh berbeda dengan warna
standardnya.
Kedua tahapan ini biasanya disebut uji kualitas pendahuluan, yaitu tahapan antara
sebelum cat diuji secara seksama pada tahap paling akhir dari proses pembuatan cat, yaitu
tahap pengujian kualitas cat.

Bahan- Bahan Pembentuk Cat


1. Binder (pengikat)
Binder merupakan bahan pelapis yang merekatkan partikel-partikel pewarna
(pigment) ataupun pengisi (exenter). Binder ini berupa resin dan resin adalah
senyawa polimer. Banyak sekali jenis binder yang dapat dikreasikan pada cat sesuai
dengan perkembangan penemuan berbagai polimer, mulai dari jenis bitumen, drying
oil (terbuat dari minyak kacang), alkyd, acrylic, chlorinated rubber, vinyl, epoxy,
polyurethane, silicon resin dan masih banyak lagi. Terkadang binder-binder ini
dikombinasikan

untuk

mengurangi

kekurangan

masing-masing

sehingga

mendapatkan hasil yang lebih baik.


Pengkombinasian binder dapat secara fisika seperti Alkyd yang dikombinasi
melamin atau nitro selulosa. Kombinasi binder bisa juga secara kimia dengan istilah
chemical modified misalnya Alkyd urethane. Akhir-akhir ini berkembang binderbinder yang merupakan hybrida misalnya cat epoxy yang mengandalkan reaksi antara
senyawa epoxida dengan senyawa amida maupun amina dihybrid dengan
menambahkan gugus hydroxyl pada rantai carbonnya sehingga bisa juga
disenyawakan dengan gugus isosianat menjadi senyawa urethan. Atau epoxy yang
mengandung senyawa siloksan. Pengkreasian senyawa senyawa hybrida ini banyak
dikembangkan sehingga ditemukan bahan-bahan untuk spesial coating seperti untuk
metal repair, under water coating, coating yang tahan kimia dan lain-lain.

2. Pigment & Extender (pewarna & pengisi)


Pigmen adalah bahan pembentuk warna yang dicampurkan pada binder
membentuk suatu dispersi yang stabil, sehingga dapat memberikan efek estetika
seperti warna serta daya tutup (opacity). Sedangkan yang tidak memberi efek warna
maupun daya tutup, tetapi memiliki sifat yang spesifik, biasanya digolongkan

kedalam extender. Extender ini memegang peranan penting juga, karena dapat
memberikan efek pada sifat-sifat lapisan cat seperti pada kekerasan, menurunkan
glossy, sebagai inhibitor pada proses reaksi korosi dan lain-lain. Sedangkan cat yang
tidak mengandung pigmen biasanya disebut varnis.
Pigmen bisa didapat dari alam berupa bahan tambang dan merupakan senyawa
anorganik ataupun dibuat secara sintetik baik senyawa organik maupun anorganik.
Pigmen dari senyawa anorganik memiliki warna yang tidak mencolok tetapi pemiliki
daya tutup yang lebih kuat serta ketahanan terhadap cuaca biasanya lebih baik.
Pigmen organik memiliki warna yang cerah dan mencolok, tetapi biasanya daya tutup
lebih rendah begitu juga ketahanan terhadap cuaca. Jadi dalam hal memilih pigmen,
diperhatikan warna apa yang bisa didapat, seberapa mudah dia didispersikan dalam
binder, seberapa tahan terhadap pengaruh cuaca, seberapa kuat daya tutupnya dan
seberapa kuat kekuatan pewarnaannya (tinting strength). Ini dipengaruhi oleh
seberapa besar ukuran partikel, bentuk, muatan dan kemurnian partikel.
Idealnya cat hanyalah dispersi Pigmen didalam binder dan inilah yang terdapat
pada lapisan cat setelah kering. Tetapi pada saat akan diproduksi atau diaplikasikan
bisa terjadi kesulitan, sehingga dibutuhkan bahan pelarut atau pengencer untuk
mempermudah pencampuran maupun aplikasinya
Banyak jenis pigmen merupakan bahan berbahaya yaitu: Lead chromate:
digunakan untuk memberi warna hijau, kuning dan merah; dapat menyebabkan
kerusakan sistem saraf pusat. Kromium: memberikan warna hijau, kuning dan oranye;
dapat menyebabkan kanker paru dan iritasi kulit, hidung dan saluran napas atas.
Kadmium: memberi warna hijau, kuning, oranye dan merah; dapat menyebabkan
kanker paru.

3. Solvent (pelarut)
Pemilihan pelarut tergantung pada polaritas dari binder, biasanya yang polar
larut pada pelarut polar dan non polar larut pada pelarut non polar. Berdasarkan ini
cat dibagi menjadi dua yaitu barbasis air, menggunakan binder-binder yang
diemulsikan didalam air (water base) dan cat yang berbasis pelarut organik (solvent
base).
Pelarut organik bisa terdiri dari senyawa alifatik hidrokarbon seperti Mineral
spirite, SMT, SBP. Senyawa aromatik hidrokarbon seperti Toluen, xylen. Senyawa

alkohol seperti metanol, etanol, butanol. Senyawa keton seperti aseton, etil metil
keton, metil isobutil keton. Senyawa ester seperti butil asetat, amil asetat, celosolve
asetat, dowanol PMA. Juga senyawa eter seperti oxitol, dowanol PM.
Pada cat lebih sering pelarut merupakan campuran dari berbagai senyawa
diatas dan akan dibuang ke udara pada proses pengeringan lapisan dan menjadi
polutant di udara. Di dunia ini bisa berjuta liter tiap harinya solvent yang dibuang ke
udara. Sehingga untuk alasan keselamatan lingkungan perancangan cat berlomba
untuk mendapatkan rancangan cat berbasis air seperti acrylic water base seperti yang
sudah biasa digunakan pada cat tembok, alkyd, epoxy, polyurethane yang diemulsikan
dalam air. Ada juga yang merancang cat yang bebas dari pelarut atau seratus persen
padatan yang terbuat dari binder epoxy, poliester atau poliuretan. Cat tanpa pelarut
inilah yang dibuat dalam perancangan ini.

4. Aditive (penolong)
Aditive adalah bahan yang diperlukan untuk mengatasi kekurangan atau
kelemahan pada cat. Sebagai contoh pada saat pigmen didispersikan di dalam binder
maka ditambahkan juga kedalamnya dispersing agent sehingga partikel dengan
mudah terpecah dan tersebar secara merata dan partikel-pertikel tersebut tidak saling
berikatan kembali yang menyebabkan terjadinya flockulasi. Bahan pengental juga
diperlukan agar dispersi bisa lebih stabil, pengendapan partikel (setling) dihambat
dan pada saat cat diaplikasi tidak terjadi pelelehan (saging) dari lapisan. Anti foam
diperlukan untuk mencegah timbulnya busa akibat pengadukan pada saat cat dibuat
maupun pada saat cat diaplikasi. Katalisator untuk mempercepat terjadinya reaksi
sambung silang saat proses pengeringan atau saat penyimpanan ditambahkan juga
anti oksidan yang menghambat terjadinya pengeringan pada permukaan cat (skining)
dan bioside agar cat tidak membusuk. Bioside juga bisa ditambahkan untuk
mencegah tumbuhnya mikroba pada lapisan. Ada juga bahan aditive yang
dimaksudkan untuk membantu daya alir dari cat sehigga permukaan lapisan menjadi
lebih merata. Turunan-turunan dari mineral spiritus, lesitin, siloxan, wax, garam dari
asam lemak dan lain-lain dikreasikan menjadi bahan-bahan aditive.
.

You might also like