Professional Documents
Culture Documents
1.2 TUJUAN
a.
TUJUAN UMUM
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak
b. TUJUAN KHUSUS
1. Anak dapat lebih mengenali warna
2. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak
3. Mengembangkan imajinasi pada anak
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 PENGERTIAN BERMAIN
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa
anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh.
Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa
permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Suhendi,
2001).Bermain
merupakan
suatu
aktivitas
dimana
anak
dapat
melakukan
atau
KATEGORI BERMAIN
1.
Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri.
Contoh: bermain sepak bola.
2.
Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan aktivitas (hanya
melihat)
Contoh: Memberikan support.
2.3
CIRI-CIRI BERMAIN
1.
2.
3.
Selalu dinamis
4.
5.
2.4
2.
3.
Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan
anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.
4.
2.5
Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain
yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Toddler.
2.
Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai
mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak
saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre school.
Contoh : bermain balok
3.
Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama tetapi
belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain
sesukanya.
4.
Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan terencana dan
ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.
2.6
FUNGSI BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1.
PERKEMBANGAN KOGNITIF
KREATIFITAS
PERKEMBANGAN SOSIAL
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar dalam
kelompok.
5.
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku terhadap
orang lain.
6.
PERKEMBANGAN MORAL
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman, menyesuaikan dengan
aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran
7.
TERAPI
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak,
misalnya : marah, takut, benci.
8.
KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan
secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.
2.7
2.8
2.
3.
Jenis kelamin
4.
5.
6.
Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2.
Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3.
4.
Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.
2.9
Tahap Pertumbuhan
Perhitungan berat badan
: Umur (tahun) x 2 8 : 2
: Umur 1 tahun : 75 cm
: Umur 2 3 tahun = Umur (tahun) x 6 - 77
2.
Tahap Perkembangan
a.
kepuasan libido yang penting. Menunjukkan keakuannya, sikap narsistik (cinta terhadap
diri sendiri), dan egoistik.
Tugas utama anak : latihan kebersiahan, perkembangan bicara dan bahasa meniru dan
mengulang kata sederahana, hubungan interpersonal anak sangat terbatas, bermain sendiri,
belum bisa bermain dengan anak lain.
b.
c.
Perkembangan anak : berjalan sendiri tidak jatuh, mengambil benda kecil dengan
jari telunjuk, mengungkapkan keinginan secara sedehana, minum sendiri dari gelas
tidak tumpah.
Stimulasi dini : melatih anak naik turun tangga, bermain dengan anak melempar
dan menangkap bola besar kemudian kecil, melatih anak menunjuk dan menyebut
nama-nama bagian tubuh, memberi kesempatan anak melepas pakaian sendiri.
b) Anak umur 18-24 bulan:
Perkembangan anak: berjalan mundur 5 langkah, mencoret-coret dengan alat tulis,
menunjukkan bagian tubuh dan menyebut namanya, meniru melakukan pekerjaan
rumah tangga.
Stimulasi dini: melatih anak berdiri dengan satu kaki, mengajari anak
menggambar bulatan, garis segi tiga dan gambar wajah, melatih anak mengikuti
perintah sederhana, melatih anak mau ditinggalkan ibunya sementara waktu.
Anak usia toddler menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu banyak bergerak, tidak
bias diam dan mulai mengembangkan otonomi dan kemampuannya untuk mandiri.
Oleh karena itu, dalam melakukan permainan, anak lebih bebas, spontan, dan
menunjukkan otonomi baik dalam memilih mainan maupun dalam aktivitas
7
bermiannya.Anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar.Oleh karena itu seringkali
mainannya di bongkar-pasang, bahkan dirusaknya. Untuk itu harus diperhatikan
keamanan dan keselamatan anak dengan cara tidak memberikan alat permainan yang
tajam dan menimbulkan perlukaan.
Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler adalah sollitary play
dan parallel play. Pada anak usia 1 sampai 2 tahun lebih jelas terlihat anak
melakukan permainan sendiri dengan mainannya sendiri, sedangkan pada usia lebih
dari 2 tahun sampai 3 tahun, anak mulai dapat melakukan permainan secara parallel
karena sudah dapat berkomunikasi dalam kelompoknya walaupun belum begitu jelas
karena kemampuan berbahasa belum begitu lancer. Jenis alat permainan yang tepat
diberikan adalah boneka, pasir, tanah liat dan lilin warna-warni yang dapat dibentuk
benda macam-macam.
2.10 BERMAIN DI RUMAH SAKIT
A. TUJUAN
1.
2.
3.
B. PRINSIP
C.
1.
2.
3.
4.
Melibatkan keluarga/orangtua
2.
E.
1.
Alat bermain
2.
Tempat bermain
1.
Faktor pendukung
Faktor penghambat
Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar
diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah bergambar. Mewarnai
gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stress dan
kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.
b. Manfaat
1) Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (sebagai permainan penyembuh/therapeutic play).
2) Dengan
bereksplorasi
menggunakan gambar,
anak
dapat
membentuk,
gambar juga
aman
untuk
anak
usia
toddler,
karena
Waktu
: 15.00 WIB
Tempat
: Di Ruang Anggrek
SASARAN
1. Anak usia toddler (1-3 tahun)
2. Anak yang dirawat di ruang Anggrek
3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat menghalangi
proses terapi bermain
4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5. Anak yang dapat memegang crayon
6. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar
MEDIA
1. Crayon
2. Tissue
3. Karpet
4. Kertas bergambar
5. Lembar penilaian
10
SETTING TEMPAT
11
STRATEGI PELAKSANAAN
No.
Waktu
Kegiatan
5 menit
Pembukaan :
1.
Peserta
Menjawab salam
Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri
Memperhatikan
Memperhatikan
bermain
4. Kontrak waktu anak dan orang
tua
20 menit
2.
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tata cara
Memperhatikan
pelaksanaan terapi
bermain mewarnaikepada anak
Bertanya
menerima
peralatan
Memulai untuk
dan crayon
Menjawab
anak
pertanyaan
Memperhatikan
3.
10 menit
Evaluasi :
1. Memotivasi anak untuk
Menceritakan
Gembira
seluruh peserta
4.
5 menit
Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian Memperhatikan
kepada seluruh anak yang telah Gembira
mengikuti program terapi
Mendengarkan
bermain
2. Mengucapkan terima kasih
Menjawab salam
2. Evaluasi Proses
a.
Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
3. Kriteria Hasil
a.
PENGORGANISASIAN
1. Pembimbing Pendidikan
2. Pembimbing Ruangan
3. Leader
4.
5.
6.
7.
Co Leader
:
Fasilitator
:
Observer :
Anak
: anak berusia 1-3 tahun dirawat di ruang Anggrek
TUGAS MASING-MASING
1. Leader
2. Fasilitator
3. Observer
4. Anak
PERKIRAAN HAMBATAN :
1.
Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di jadwalkan)
2.
ANTISIPASI HAMBATAN/MASALAH
1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
2. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama program
terapi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak.Terdapat pada : http://info.
balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 21 Desember 2009
Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders Company,
Philadelpia USA
Hurlock, E B.1991. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga : Jakarta
L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC :
Jakarta www.Pediatrik.com Selasa 21 Desember 2009. Jam 15.25
Markum, dkk. 1990.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta
Soetjiningsih, 1995,Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta
Whaley and Wong, 1991, Nursing Care Infanst and Children.Fourth Edition. Mosby Year Book.
Toronto Canada
15