You are on page 1of 12

RS PKU MUHAMMADIYAH WONOSOBO

Jl. Wonosobo-Kertek Km. 04 Sudungdewo, Kertek, Wonosobo


56371 Telp. (0286) 329185

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HEMOROID


I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Hemoroid dalah varises dari pleksus hemoroidalis yang menimbulkan keluhan
keluhan dan gejala gejala.Varises atau perikosa : mekarnya pembuluh darah atau pena
( pleksus hemoroidalis ) sering terjadi pada usia 25 tahun sekitar 15 %.
Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena-vena hemoroidales
( bacon) (Kapita Selekta Kedokteran).
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan
keadaan patologik ( Buku Ajar Ilmu Bedah)
Hemoroid adalah dilatasi varikosus vena pleksus hemoroidalis inferior atau superior,
akibat peningkatan tekanan vena yang persisten ( Kamus Kedokteran Dorland
B. ETIOLOGI
Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua :
1) Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organik kelainan organik yang
menyebabkan gangguan adalah :
a. Hepar sirosis hepatis
Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran vena ke hepar
sehingga terjadi hepartensi portal. Maka akan terbentuk kolateral antara lain ke
esopagus dan pleksus hemoroidalis .
b. Bendungan vena porta, misalnya karena trombosis
c. Tomur intra abdomen, terutama didaerah velvis, yang menekan vena sehingga
aliranya terganggu. Misalnya uterus grapida , uterus tomur ovarium, tumor rektal
dan lain lain.
2) Idiopatik,tidak jelas adanya kelaianan
timbulnya hemoroid
C. PATOFISIOLOGI

organik, hanya ada faktor - faktor penyebab

Dalam keadaan normal sirkulasi darah yang melalui vena hemoroidalis mengalir
dengan lancar sedangkan pada keadaan hemoroid terjadi gangguan aliran darah
balik yang melalui vena hemoroidalis. Gangguan aliran darah ini antara lain dapat
disebabkan oleh peningkatan tekanan intra abdominal. Vena porta dan vena
sistematik, bila aliran darah vena balik terus terganggu maka dapat menimbulkan
pembesaran vena (varices) yang dimulai pada bagian struktur normal di regio anal,
dengan pembesaran yang melebihi katup vena dimana sfingter anal membantu
pembatasan pembesaran tersebut. Hal ini yang menyebabkan pasien merasa nyeri
dan feces berdarah pada hemoroid interna karena varices terjepit oleh sfingter anal.
Peningkatan tekanan intra abdominal menyebabkan peningkatan vena portal dan
vena sistemik dimana tekanan ini disalurkan ke vena anorektal. Arteriola regio
anorektal menyalurkan darah dan peningkatan tekanan langsung ke pembesaran
(varices) vena anorektal. Dengan berulangnya peningkatan tekanan dari
peningkatan tekanan intra abdominal dan aliran darah dari arteriola, pembesaran
vena (varices) akhirnya terpisah dari otot halus yang mengelilinginya ini
menghasilkan prolap pembuluh darah hemoroidalis. Hemoroid interna terjadi pada
bagian dalam sfingter anal, dapat berupa terjepitnya pembuluh darah dan nyeri, ini
biasanya sering menyebabkan pendarahan dalam feces, jumlah darah yang hilang
sedikit tetapi bila dalam waktu yang lama bisa menyebabkan anemia defisiensi
besi.
Hemoroid eksterna terjadi di bagian luar sfingter anal tampak merah kebiruan,
jarang menyebabkan perdarahan dan nyeri kecuali bila vena ruptur. Jika ada darah
beku (trombus) dalam hemoroid eksternal bisa menimbulkan peradangan dan nyeri
hebat.

D. PATHWAY

E. KLASIFIKASI
Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe yaitu hemoroid interna dan hemoroid eksterna.
Hemoroid intern adalah pleksus vena hemoroidalis superior di atas garis mukokutan dan
ditutupi oleh mukosa. Sedangkan Hemoroid ekstern yang merupakan pelebaran dan
penonjolan pleksus hemoroid inferior terletak disebelah distal garis mukokutan di dalam
jaringan di bawah epitel anus.
Hemoroid interna dikelompokan dalam empat derajat yaitu :
Derajat I

: Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa nyeri pada waktu

defekasi.
Derajat II

: Menonjol melalui kanalis analis pada saat mengedam ringan tetapi dapat masuk

kembali secara spontan


Derajat III

: Hemoroid menonjol saat mengedam dan harus didorong kembali sesudah

defekasi
Derajat IV

: Merupakan hemoroid yang menonjol keluar dan tidak dapat didorong masuk

kembali.
Hemoroid eksterna diklasifikasikan sebagai bentuk akut dan kronis :
Akut

: Berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan merupakan suatu

hematoma walaupun disebut sebagai hemoroid thrombosis eksternal akut.


Kronis : Berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan ikat dan
sedikit pembuluh darah.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
.laboratorium :
> Eritrosit
> Lekosit
> led
> Hb
- Diagnostik :
> Proktoskopy
> Anoskop

II. PENGKAJIAN
1 . Identitas pasien
2 . Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan pada
anus atau nyeri pada saat defikasi.
3 . Riwayat penyakit
-Riwayat penyakit sekarang
Pasien di temukan pada beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar dan beberapa hari
setelah BAB ada darah yang keluar menetes
-Riwayat penyakit dahulu
Apakah pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh / terulang kembali. Pada
pasien dengan hemoroid bila tidak di lakukan pembedahan akan kembali RPD, bisa juga di
hubungkan dengan penyakit lain seperti sirosis hepatis.
-Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluaga yang menderita penyakit tersebut
-Riwayat sosial .
Perlu ditanya penyakit yang bersangkutan.
b.pemeriksaan fisik
Pasien di baringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan menempel
pada tempat tidur.
1.

Insfeksi

> Pada insfeksi lihat apakah ada benjolan sekitar anus


> Apakah ada benjolan tersebut terlihat pada saat prolapsi.
> Bagaiman warnaya , apakah kebiruaan, kemerahan, kehitaman .

> Apakah benjolan tersebut terletak di luar ( Internal / Eksternal ).


2.

Palapasi

Dapat dilakuakan dengan menggunakan sarung tangan + vaselin dengan melakuakn rektal
tucher, dengan memasukan satu jari kedalam anus. Apakah ada benjolan tersebut lembek,
lihat apakah ada perdarahan.
III. PENATALAKSANAAN MEDIS
Operasi herniadektomy
2 ) Non operatif
- Untuk derajat I dan II
Diet tinggi serat untuk melancarkan BAB.
Obat obat suposituria untuk membantu pengeluaran BAB dan untuk melunakan
feces
Anti biotik bila terjadi infeksi.
Ijeksi skloretika ( Dilakukan antara mokosa dan varises dengan harapan timbul
fibrosis dan hemoroid lalu mengecil ).
RubberBand Ligation yaitu mengikat hemoroid dengan karet elastis kira kira I
minggu, diharapkan terjadi nekrosis
- Untuk derajat III dan IV
Dapat dilakuakan
Pembedahan
Dapat dilakukan pengikatan atau ligation
Dapat dilakukan rendam duduk
Dengan jalan suntikanSklerotika ujntuk mengontrol pendarahan dan kolaps (keluar)
hemoroid interna yang kecil sampai sedang.
Bila seorang datang dengan derajat IV tidak boleh langsung di lakukan oprasi, harus di
usahakan menjadi derajat III dulu. Dengan cara duduk berendam dengan cairan PK
1/10.000 selama 15 menit, kemudian di kompres dengan larutan garam hipertonik
sehingga edema keluar dan kotoran keluar. Biasanya setelah dua minggu akan menjadi
derajat III.
Pada wanita hamil, karena akan sembuh setelah kehamilan berakhir, maka tidak perlu di
adakan oprasi karena akan membahayakan janin dan varisesnya pun juga akan hilang. Bila
ada perdarahan lakukan pengikatan sementara, setelah partus baru di adakan tindakan
defenitif.
IV. DIAGNOSA
1.
Potensial gangguan nutrisi (defisiensi zat ) berhubungan dengan pecahnya
vena plexus hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang terus - menerus waktu
BAB.
TUJUAN : Terpenuhinyan kebutuhan nutrisi ditandai dengan tidak terdapat anemis,
perdarahan terhenti dan BB tidak turun.
INTERVENSI

Observasi tanda-tanda anemis


Rasionalisasi : Tanda tanda anemis diduga adanya kekurangan zat besi (Hb
turun)
Diet rendah sisa atau serat selama terjadinya perdarahan
Rasionalisasi : Dapat mengurangi perangsangan pada daerah anus sehingga

tidak

terjadi perdarahan.
Berikan penjelasan tentang pentingnya diet kesembuhan penyakitnya.
Rasionalisasi : Pendidikan tentang diet, membantu keikut sertaan pasien

dalam

meningkatkan keadaan penyakitnya.


Beri kompers es pada daerah terjadinya perdarahan
Rasionalisasi :
Pasien dengan pecahnya vena plexus hemoriodalis perlu obat yang dapat membantu
pencegahan terhadap perdarahan yang mememrlukan penilaian terhadap respon secara
periodik
Beri obat atau terapi sesuai dengan pesanan dokter
Rasionalisasi :
Pasien dengan pecahnya vena flexus hemmoroidalis perlu obat yang dapat membantu
pencegahan terhadap perdarahan yang memerlukan penilayan terhadap respon obat
tersebut secara periodik
2.

Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya massa anal atau anus,

yang ditandai benjolan didaerah anus, terasa nyeri dan gatal pada daerah anus
TUJUAN : Terpenuhinya rasa nyaman dengan kriteria nyeri berkurang rasa gatal
berkurang massa mengecil.
INTERVENSI :
Berikan randam duduk
Rasionalisasi :
Menurunkan ketidak nyamanan lokal, menurunkan edema dan meningkatkan
penyembuhan.
Berikan pelicin pada saat mau BAB
Rasionalisasi :
Membantu dalam melancarkan defikasi sehingga tidak perlu mengedan.
Beri diet randah sisa
Rasionalisasi :
Mengurangi rangsangan anus dan melemahkan feses.
Anjurkan pasien agar jangan bannyak berdiri atau duduk ( harus dalam
keadaan seimbang)
Rasionalisasi :
Gaya gravitasi akan mempengaruhi timbulnya hemoroid dan
meningkatkan tekanan intra abdomen.
Observasi keluhan pasien

duduk dapat

Rasionalisasi :
Membantu mengevaluasi derajat ketidak nyamanan dan ketidak efektifan tindakan
atau menyatakan terjadinya komplikasi
Berikan penjelasan tentang timbulnya rasa nyeri dan jelaskan dengan singkat
Rasionalisasi :
Pendidikan tentang hal tersebut membantu dalam keikut sertaan pasien untuk
mencegah / mengurangi rasa nyeri.
Beri pasien suppositoria
Rasionalisasi :
Dapat melunakan feces dan dapat mengurangi pasien agar tidak mengejan saat
defikasi
3.
Personal hygene pada anus kurang berhubungan dengan massa yang keluar
pada daerah eksternal
TUJUAN : Terjaga kebersihan anus dengan kriteria tidak terjadi infeksi tidak
terjadi gatal - gatal
INTERVENSI :
Berikan sit bath dengan larutan permagan 1 / 1000 % pada pagi dan sore hari.
Lakukan digital ( masukan prolaps dalam tempat semula setelah di bersihkan )
Rasionalisasi :
Meningkatkan kebersihan dan memudahkan terjadinya penyembuhan prolaps .
Obserpasi keluhan dan adanya tanda- tanda perdarahan anus
Rasionalisasi :
Peradangan pada anus menandakan adanya suatu infeksi pada anus
Beri penjelasan cara membersihkan anus dan menjaga kebersihanya
Rasionalisasi :
Pengetahuan tentang cara membersihkan anus membantu keikutsertaan pasien dalam
mempercepat kesembuhanya.
Post operatif:
1.

Gangguan rasa nyaman (Nyeri) pada luka operasi berhubungan dengan adanya jahitan

pada luka operasi dan terpasangnya cerobong angin.


TUJUAN :
Terpenuhinya rasa nyaman dengan kriteria tidak terdapat rasa nyeri,
melakukan aktivitasd ringan.
INTERVENSI :
-

Beri posisi tidur yang menyenangkan pasien.


Rasionalisasi :

dan pasien dapat

Dapat menurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan rasa


-

kontrol.

ganti balutan setiap pagi sesuai tehnik aseptik


Rasionalisasi :

Melindungi pasien dari kontaminasi silang selama penggantian

balutan. Balutan basah

bertindak sebagai penyerap kontaminasi eksternal dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
-

latihan jalan sedini mungkin

Rasionalisasi :
Dapat menurunkan masalah yang terjadi karena imobilisasi
-

Observasi daerah rektal apakah ada perdarahan


Rasionalisasi :

Perdarahan pada jaringan, imflamasi lokal atau terjadinya

infeksi dapat meningkatkan rasa

nyeri.
-

Cerobong anus dilepaskan sesuai advice dokter (pesanan)


Rasionalisasi :

Meningkatkan fungsi fisiologis anus dan memberikan rasa nyaman pada daerah anus pasien
karena tidak ada sumbatan
-

Berikan penjelasan tentang tujuan pemasangan cerobong anus (guna cerobong anus

untuk mengalirkan sisa-sisa perdarahan yang terjadi didalam agar bisa keluar).
Rasionalisasi :
Pengetahuan tentang manfaat cerobong anus dapat membuat

pasien paham guna cerobong

anus untuk kesembuhan lukanya.


2.

Potensial terjadinya infeksi pada luka berhubungan dengan pertahanan primer tidak

adekuat
TUJUAN :
Tidak terjadinya dengan kriteria tidak terdapat tanda-tanda radang

luka mengering

INTERVENSI :
-

Observasi tanda vital tiap 4 jam

Rasionalisasi :
Respon autonomik meliputi TD, respirasi, nadi yang

berhubungan denagan keluhan /

penghilang nyeri . Abnormalitas tanda vital perlu di observasi secara lanjut.


-

Obserpasi balutan setiap 2 4 jam, periksa terhadap perdarahan dan bau.

Rasionalisasi :
Deteksi dini terjadinya proses infeksi dan / pengawasan penyembuhan luka oprasi yang ada
sebelumnya.
-

Ganti balutan dengan teknik aseptik

Rasionalisasi :
Mencegah meluas dan membatasi penyebaran luas infeksi atau kontaminasi silang
-

Bersihkan area perianal setelah setiap depfikasi

Rasionalisasi :
Untuk mengurangi / mencegah kontaminasi daerah luka.
-

Berikan diet rendah serat/ sisa dan minum yang cukup

Rasionalisasi :
Dapat mengurangi ransangan pada anus dan mencegah mengedan pada waktu defikasi.
3.

Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan

dirumah.
TUJUAN :
Pasien dapat menyatakan atau mengerti tentang perawatan dirumah.
INTERVENSI :
-

Diskusikan pentingnya penatalaksanaan diet rendah sisa.

Rasionalisasi:
Pengetahuan tentang diet berguna untuk melibatkan pasien dalam merencanakan diet dirumah
yang sesuai dengan yang dianjurkan oleh ahli gizi.
-

Demontrasikan perawatan area anal dan minta pasien menguilanginya

Rasionalisasi:
Pemahaman akan meningkatkan kerja sama pasien dalam program terapi, meningkatkan
penyembuhan dan proses perbaikan terhadap penyakitnya.
-

Berikan rendam duduk sesuai pesanan

Rasiopnalisasi:
Meningkatkan kebersihan dan kenyaman pada daerah anus (luka atau polaps).
-

Bersihakan area anus dengan baik dan keringkan seluruhnya setelah defekasi.

Rasionalisasi:
Melindungi area anus terhadap kontaminasi kuman-kuman yang berasal dari sisa defekasi
agar tidak terjadi infeksi.
-

Berikan balutan

Rasionalisasi :
Melindungi daerah luka dari kontaminasi luar.
-

Diskusikan gejala infeksi luka untuk dilaporkan kedokter.

Rasionalisasi :
Pengenalan dini dari gejala infeksi dan intervensi segera dapat mencegah progresi situasi
serius.

Diskusikan mempertahankan difekasi lunak dengan menggunakan pelunak feces dan

makanan laksatif alami.


Rasionalisai :
Mencegah mengejan saat difekasi dan melunakkan feces.
-

Jelaskan pentingnya menghindari mengangkat benda berat dan mengejan.

Rasionalisasi :
Menurunkan tekanan intra abdominal
V.

KESIMPULAN

You might also like