You are on page 1of 26

LAPORAN KIMIA INDUSTRI

PEMBUATAN HANDSANITIZER DARI LIDAH BUAYA

Disusun Oleh:
Yan Mufid

11030244024

KIMIA A 2011

Luy Inggaweni

11030234202

KIMIA B 2011

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2014

LEMBAR PERSETUJUAN
Makalah dengan judul :
Pembuatan Hand sanitizer dari Lidah Buaya

Disusun Oleh :
Yan Mufid

11030244024

Luy Inggaweni

11030234202

Telah memenuhi syarat untuk dipresentasikan

Surabaya, 12 November 2014


Menyetujui Dosen pembimbing

Dian Novita, ST, M.Pd.


NIP. 197411192003122001

I.
II.
III.

Judul Percobaan
:Pembuatan Hand sanitizer dari Lidah Buaya
Hari / Tanggal Percobaan :17 Desember 2014
Latar Belakang
Penyakit sering berasal dari mikroorganisme yang tidak dapat dilihat mata secara
langsung. Mikroorganisme tersebut dapat dijumpai dimana saja. Terutama tempat tempat
umum dan fasilitas umum tempat berkembang biaknya mikroorganisme. Tangan merupakan
alat transmisi utama dari mikroorganisme yang masuk melalui saluran pencernaan dan
pernafasan.
Mencuci tangan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam upaya
menjaga tubuh agar terhindar dari penyakit. Khususnya infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme. Namun terkadang ketersediaan sabun dan air tidak sesuai dengan tempat
serta waktu yang diinginkan.
Handsanitizerdiciptakan sebagai jalan keluar dari permasalahan tersebut. Pembersih
tangan yang praktis, mudah dibawa kemana mana. Penggunaan pembersih tangan yang
mengandung antiseptik pada saat ini mulai digunakan oleh masyarakat yang peduli terhadap
kesehatan dengan menjaga kebersihan tangan. Antiseptik dengan berbagai bentuk sediaan
yang ditawarkan merupakan faktor pendorong masyarakat dalam menggunakan
handsanitizer. (Benjamin, 2010).
Lidah buaya (Aloe vera (L.) Webb.)memiliki banyak manfaat yakni sebagai
sumber penghasil bahan baku untuk aneka produk industri makanan, farmasi, dan
kosmetik. Lidah buaya memiliki kandungan saponin yang mempunyai kemampuan
untuk membersihkan dan bersifat antiseptik. Selain itu, lidah buaya juga mengandung
accemanan yang berfungsi sebagai anti virus, anti bakteri dan anti jamur. Accemanan
juga dapat menghilangkan sel tumor dan meningkatkan daya tahan tubuh Dengan
memanfaatkan lidah buaya sebagai bahan pembuatan sabun, tidak hanya mampu
membunuh bakteri, tetapi juga dapat melembutkan kulit. Hal ini disebabkan karena
adanya lignin yang berguna untuk menjaga kelembaban kulit serta menahan air di
dalam kulit, sehingga tidak terjadi penguapan yang berlebihan.
Adapun tujuan dan manfaat dari pembuatan handsanitizer ialah untuk mengetahui
proses pembuatan handsanitizer yang sederhana dari lidah buaya dan respon
pengguna terhadap produk handsanitizer lidah buaya.

IV.

Dasar Teori
a. Handsanitizer
Gel pembersih tangan merupakan gel yang memiliki kemampuan sebagai
antibakteri dalam menghambat hingga membunuh bakteri (Retnosari dan Isadiartuti
2006). Banyak dari gel ini berasal dari bahan beralkohol atau etanol yang
dicampurkan bersama dengan bahan pengental, misal karbomer, gliserin, dan
menjadikannya serupa jelly, gel, atau busa untuk memudahkan penggunaan dan
menghindari perasaan kering karena penggunaan alkohol. Gel ini mulai populer
digunakan karena penggunaannya yang mudah dan praktis, karena tidak
membutuhkan air dan sabun.
Alkohol banyak digunakan sebagai antiseptik/desinfektan untuk disinfeksi
permukaan dan kulit yang bersih, tetapi tidak untuk luka. Alkohol sebagai disinfektan
mempunyai aktivitas bakterisidal, bekerja terhadap berbagai jenis bakteri, tetapi tidak
terhadap virus dan jamur. Akan tetapi alkohol merupakan pelarut organik sehingga
dapat melarutkan lapisan lemak dan sebum pada kulit, dimana lapisan tersebut
berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi mikroorganisme (Retnosari dan
Isadiartuti 2006). Selain itu alkohol mudah terbakar dan pada pemakaian berulang
menyebabkan kekeringan dan iritasi pada kulit.
Beberapa jenis sanitizer utama yang sudah dikenal adalah senyawa fenol
dan fenolik, alkohol, halogen, logam berat, zat warna, deterjen, senyawa ammonium
quarterner, asam dan alkali. Substansi-substansi untuk tujuan dekontaminasi secara
kimia telah dilakukan terhadap permukaan karkas, substansisubstansi ini harus dapat
diterima melalui pertimbangan terhadap toksitasnya, karena jika dipergunakan pada
makanan harus dipertimbangkan residu sanitizer pada produk akhir. (Smulders, 1995).
Sanitizer yang ideal menurut Marriot (1999), harus memiliki beberapa hal seperti di
bawah ini:
1) Memiliki sifat menghancurkan mikroba, aktivitas spektrum melawan fase
vegetatif bakteri, kapang, dan khamir
2) Tahan terhadap lingkungan (efektif pada lingkungan yang mengandung
bahan organik, deterjen, sisa sabun, kesadahan air, dan perbedaan pH)
3) Mampu membersihkan dengan baik
4) Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi
5) Larut dalam air dalam berbagai konsentrasi
6) Bau dapat di terima
7) Konsentrasi stabil
8) Mudah digunakan
9) Mudah didapat
10) Tidak mahal

11) Mudah pengukurannya jika digunakan dalam larutan


Fasilitas produksi pangan dibandingkan dengan penggunaan bahan kimia.
Fardiaz dan Jenie (1989), menyatakan bahwa berbagai jenis bahan kimia yang bersifat
sebagai bahan sanitizer banyak ditemui di pasaran, tetapi belum ada satu-pun jenis
sanitizer yang ideal dalam setiap penggunaan dan untuk semua tujuan. Hal ini
disebabkan oleh beragamnya kondisi dimana bahan digunakan, perbedaan dalam cara
kerja desinfektan dan banyaknya sel mikroba yang akan dihancurkan.
Dalam telaah literatur yang dilakukan pada beberapa penelitian sebelumnya
ditemukan beberapa spesifikasi organoleptis untuk sediaan akhir Handsanitizer, yang
di dalamnya juga mencantumkan rentang pH. Rentang pH produk Handsanitizer
yang terbuat dari bahan alam berkisar antara 7.3-7.6 (tanpa menggunakan etanol).
Namun pada salah satu produk Handsanitizer komersial disebutkan rentang pH
berkisar antara 7.0 8.0 (menggunakan etanol 62%). Indikator pH yang digunakan
haruslah sesuai. Hal ini mengarah pada indikator yang baik mempunyai intensitas
warna sedemikian rupa sehingga hanya beberapa tetes larutan indikator encer yang
harus ditambahkan ke dalam larutan yang sedang diuji. Konsentrasi molekul indikator
yang sangat rendah ini hampir tidak berpengaruh terhadap pH larutan (David. 2001)
Bahan Baku: Lidah Buaya; lidah buaya dikenal sebagai tanaman hias dan
banyak digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan dan kosmetik. Lidah buaya atau
lebih dikenaldengan nama Aloe vera (disajikan secara visual pada gambar 1). Selain itu
berfungsi sebagai antiseptik, lidah buaya juga dapat menghaluskan dan melembabkan
kulit. Hal ini disebabkan karena lidah buaya mengandung lignin dan selulosa. Gel
adalah

bagian

berlendir

yang

bagiandalamdaunsetelaheksudatdikeluarkan.

diperoleh

dengan

cara

menyayat

Gelsangatmudahrusak

karenamengandung bahanaktifdanenzimyangsangatsensitifterhadap suhu,udaradan


cahaya,serta

bersifatmendinginkan.Gel

lidahbuayamengandungbahanatauzat-

zataktifyangsangat bermanfaatbagitubuh.
Lidahbuayamengandungberbagaimacamkomponenkimiayang
bergunabagi

kesehatan.

Menurut

Furnawanthi(2004),

sangat
komponenyang

terkandungdalamlidahbuayasebagianbesaradalahairyangmencapai99,75
%,dengantotalpadatanterlarut

hanya0,49%,lemak0,067%,karbohidrat 0,043 %,

protein 0,038 %, vitamin A 4,594 IU, dan vitamin C3,476 mg. Berdasarkan hasil

penelitian

Suriati

(2000)

buayasegardapatdilihatpadaTabel1.

komposisi

dan

Komponenutamagel

sifat

gel

lidah

lidahbuayaadalahair.

Selainitu komposisigel lidah buaya yang sangat penting untuk kosmetika adalah
karbohidrat yang berupa glukomannan.

Glukomannan merupakan suatu senyawa

karbohidrat

yang

dapatmembantumempertahankankelembabankulit,sehinggasangatbaik
untukkebutuhankosmetikasepertimoisturizer,handandbodylotion,shampoo
danlainsebagainya.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kompo
sisii
Air
Karbohidrat
Protein
Lemak
Abu
pH
TotalAsam
Kekentalan

Jumlah(%)
98,4
6
1,08
%
0,036
%
0,2
9
0,2
1
4,8
0,33ml/100g
275cp

Tabel1. KomposisidanSifatGelLidahBuayaSegar

Gambar 1. Lidah buaya; 2.Gel yang terdapat dalam lidah buaya


Dalam lidah buaya terdapat komponen aktif yaitu saponin yang mempunyai
kemampuan untuk membunuh mikroorganisme. Saponin larut dalam air dan etanol,
tetapi tidak larut dalam eter. Saponin dalam lidah buaya akan menghasilkan busa
apabila bercampur dengan air. Saponin berfungsi sebagai pembersih dan memiliki
sifat-sifat antiseptik. Saponin memiliki karakteristik berupa buih, sehingga ketika

direaksikan dengan air dan dikocok, maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan
lama. Kadar saponin dalam lidah buaya sekitar 5,651% per 100 gram
Saponin terdiri dari sebuah steroid atau triterpenoid aglycone (sapogenin)
yang terkait dengan satu atau lebih gugus oligosakarida. Kandungan zat aktif yang
berfungsi sebagai antiseptik ini banyak ditemukan pada gel lidah buaya. Gel adalah
bagian yang berlendir yang diperoleh dengan cara menyayat bagian dalam daun. Gel
lidah buaya bersifat sangat sensitif terhadap udara terutama O 2, CO, uap air, dan
cahaya radiasi yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi browning.

Gambar 3.(a)Triterpen (b) Steroid (c) Saponin

Metil Paraben; Metil paraben memiliki rumus empiris C8H8O3 dengan berat
molekul 152,15. Metil paraben merupakan serbuk kristal berwarna putih, tidak berbau
dan tidak mempunyai rasa kemudian bila tersentuh kulit terasa agak terbakar diikuti
rasa tebal. (Wade, 1994).Metil paraben berfungsi sebagai pengawet, dengan
konsentrasi dalam sediaan topikal 0,02-0,3% b/v. Efektifitas pengawet akan
meningkat jika dikombinasikan dengan propil paraben. Kelarutan metil paraben yaitu
1 : 3 dalam etanol 95 %, 1 : 60 dalam gliserin, 1 : 5 dalam propilen glikol, dan 1 : 400
dalam air (Depkes, 1979; Rowe, dkk., 2005) .

Gambar 4. Metil Paraben (Rowe., dkk, 2005).


Metil paraben banyak digunakan sebagai pengawet dan antimikroba dalam
kosmetik, produk makanan dan formulasi farmasi dan digunakan baik sendiri atau
dalam kombinasi dengan paraben lain atau dengan antimikroba lain. Pada kosmetik,
metil paraben adalah pengawet antimikroba yang paling sering digunakan. Jenis
paraben lainnya efektif pada kisaran pH yang luas dan memiliki aktivitas antimikroba
yang kuat. Metil paraben meningkatkan aktivitas antimikroba. Kemampuan pengawet
metil paraben ditingkatkan dengan penambahan propilen glikol (Rowe., dkk, 2005).

Alkohol (C2H5OH) merupakan bahan alami yang dihasilkan dari proses


fermentasi yang banyak ditemui dalam produk bir, anggur dan sebagainya. Alkohol
sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol. Rumus kimia
umum alkohol adalah CnH2n+1OH. Alkohol juga biasanya diartikan sebagai etil alkohol
(CH3CH2OH), mempunyai densitas 0,78506 g/ml pada 250C, titik didih 78,40C,
tidak berwarna dan mempunyai bau serta rasa yang spesifik. Alkohol adalah senyawasenyawa dimana satu atau lebih atom hidrogen dalam sebuah alkana digantikan oleh
sebuah gugus -OH. Alkohol mempunyai rumus umum R-OH. Rumus strukturnya
adalah :

Gambar 5. Struktur Alkohol


Pembersih tangan yang menggunakan alkohol sangat banyak mengurangi
jumlah kuman di kulit, kerjanya cepat dan lebih sedikit menyebabkan iritasi (gatalgatal) dibandingkan dengan berkali-kali memakai air dan sabun

Pembersih tangan berdasar alkohol membersihkan tangan tanpa air.


Pembersihnya menguap tanpa bekas, dan juga mengandung zat pelembab yang
menjag agar kulit tetap dalam keadaan baik.
Imam-imam

Muslim

internasional

juga

memperbolehkan

pemakaian

pembersih tangan yang menggunakan alkohol untuk keperluan kebersihan sehingga


tidak perlu ada kekhawatiran untuk menggunakan alcohol sebagai antiseptik. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Desiyanto (2013) yang membandingan keefektifan
mencuci tangan dengan air, sabun, dan handsanitizer yang menggunakan alkohol 60%
menyatakan bahwa cairan pembersih tangan antiseptik (handsanitizer) efektif
terhadap penurunan jumlah angka kuman, secara deskriptif yang paling efektif adalah
handsanitizer dengan menggunakan alkohol 60%.

V.

Alat yang digunakan


No.

VI.

Jenis Alat

Merk

Junlah

1.

Gelas Kimia 600ml

Pyrex

2.

Gelas Kimia 250ml

Pyrex

3.

Gelas Kimia 100ml

Pyrex

4.

Gelasukur 10ml

Pyrex dan Herma

5.

Penangas air

Tanpa merk

6.

Neraca Analitik

7.

Saringan

Tanpa merk

8.

Pisau

Tanpa merk

9.

Blender

Philips

10. Botol kemasan

Tanpa merk

11. Pengaduk

Tanpa merk

12. Pipet

Tanpa merk

1, 1
1
1

Prosedur kerja
Prosedur Kerja yakni berupa diagram alir pembuatan handsanitizer. Diagram alir
terbagi menjadi 2 jenis, yakni konvensional (industri rumah tangga) dan modern
(industri besar). Perbedaan diagram alir yang digunakan bergantung pada skala
industrinya. Selain diagram alir pembuatan handsanitizer pada prosedur kerja
dicantumkan pula proses pengujian produk yang terdiri dari :Uji Hedonik metode
organoleptik, uji pH (derajat keasaman), dan uji waktu kering.
a. Konvensional

1. 100 gram Lidah buaya dikupas kulitnya, dicuci dengan air garam hangat, lalu
gelnya di blender, kemudian disaring.
2. Filtratnya dimasukkan dalam gelas kimia
3. Kemudian tambahkan alkohol 60% sebanyak 5 mL dan ditambah metil paraben
yang dilarutkan dalam alkohol 60 % sebanyak 5 mL
4. Parfum diaduk hingga homogen.
5. Kemudian atiseptik di kemas.

100 gram Lidah buaya


dikupas kulitnya
dicuci dengan air garam hangat
di blender gelnya, kemudian disaring
dimasukkanFiltrat
dalamLidah
gelasbuaya
kimia
ditambahkan alkohol 60% sebanyak 5 ml
ditambah metil paraben yang dilarutkan dalam alkohol 60 % sebanyak 5 ml
diaduk hingga homogen
dikemas semenarik mungkin

Antiseptik Lidah Buaya


b. Modern ( skala industri besar)
Bahan yang digunakan
No.
1.

Bahan
Etil Alkohol

Kegunaan
bahanaktifpembasmikuman

2.

Isopropil Alkohol

bahanpembasmikuman

3.

Karbomer

membuatgel-like solution

4.

Tokoferil asetat

antioksidandanmoisturizer

5.

Gliserin

moisturizer, membuatprodukmudahmenyebar di

6.

Propilen glycol

tangan
moisturizer

7.

Isopropil mirisat

thickening agent

8.

Air

pelarut

Proses Produksi

Preparasi bahan

Pengemasan

Pemurnian
Mixing dengan komposisi tertentu
(proses pembersihan dari pengotor
(menggunakan mesin)

Pengisian pada botol steril

Pendinginan Gel HandSanitizeer

c. Pengujian Produk
1. Uji Hedonik Metode Organoleptik
Metode analisis data yang dilakukan adalah dengan uji hedonik metode
organoleptik. Dasar dari metode ini adalah tingkat kesukaan konsumen terhadap
suatu produk berbeda beda. Terhadap suatu produk dapat dilakukan dengan cara
membandingkan dengan produk yang telah beredar di pasaran. Metode
organoleptik dilakukan oleh 9 orang panelis dengan cara mengisi lembar
pengujian organoleptik yang telah disediakan sebagai berikut.

ANGKET PENILAIAN ORGANOLEPTIK HANDSANITIZER


Bubuhkan paraf pada kolom setelah melakukan pemeriksaan atau pengujian organoleptik

Parameter
Bau
Produk Handsanitizer
kriteria
HandsanitizerA
HandsanitizerB
HandsanitizerC
HandsanitizerD

Kenyamanan di
tangan

Tekstur
3

Keterangan :
Bau : 3. Harum , 2. Tidak harum, 1. Masih tercium bau khas lidah buaya
Tekstur : 3. Halus, 2. Biasa, 1. Kasar
Kenyamanan di tangan : 3. Lembut ditangan, 2. Biasa, 1. Kasar di tangan
Saya mengisi lembar penilaian organoleptik ini dengan sebenarnya tanpa ada intervensi dari pihak luar

2. Pengujian pH (Derajat Keasaman)


Metode analisis data yang dilakukan menggunakan elektroda yang dicelupkan
dalam suatu larutan yang memiliki beda potensial (beda potensial antara larutan
di dalam dan di luar elektroda). Elektroda gelas sangat peka terhadap ion H +,

maka pH (derajat keasaman) suatu larutan dapat diketahui dari konsentrasi ion
H+dalam larutan. Rumus : pH = -log H+. Namun pengujian pH yang kami
lakukan menggunakan pH Universal tersebut dilihat perubahan warnanya dan
dicocokkan dengan standar pH Universal.Selain itu pengujian pH juga dapat
dilakukan dengan beberapa jenis indikator. Indikator adalah zat warna larut yang
perubahan warnanya tampak jelas dalam rentang pH yang sempit. Jenis indikator
yang khas adalah asam organik yang lemah yang mempunyai warna berbeda dari
basa konjugatnya
Indikator yang baik mempunyai intensitas warna sedemikian rupa sehingga
hanya beberapa tetes larutan indikator encer yang harus ditambahkan ke dalam
larutan yang sedang diuji. Konsentrasi molekul indikator yang sangat rendah ini
hampir tidak berpengaruh terhadap pH larutan (David. 2001)

3. Uji Waktu Kering


Metode analisis data yang dilakukan dengan cara mengoleskan produk
handsanitizer pada luas tangan 40-50 cm2, dimana sebelum dilakukan uji ini
subjek tidak boleh memakai pelembab tangan. Uji ini juga dapat digunakan
sebagai uji kualitatif alkohol pada produk handsanitizer. Dimana konsentrasi
alkohol berpengaruh terhadap kecepatan waktu handsanitizer untuk mengering.
Alkohol pada produk handsanitizer yang baik akan menguap sempurna pada
waktu 15-30 detik.

VII.

Data pengamatan

No.

Prosedur Kerja

Hasil Pengamatan
Sebelum

1.

Kesimpulan

Sesudah

Pembuatan HandSanitizer
Pencucian lidah buaya
a. Lidah buaya
dikupas kulitnya,
dicuci dengan air garam

hangat,
ditimbang sebanyak 100
gram
diblender gelnya dan disaring

Daging lidah

Filtrat gel yang

buaya yang

dihasilkan tidak

dikupas tidak

berwarna dan

berwarna,

sedikit berlendir

mengandung

(lendir

banyak air, dan

berkurang)

menggunakan air
garam hangat
mengakibatkan
intensitas lendir pada
gel berkurang.

sangat berlendir
b. Alkohol 60%
ditambahkan sebanyak 5ml
dihomogenkan

Penambahan alkohol

Filtrat gel tidak


berwarna

Filtrat gel tidak

60% selain berfungsi

berubah yakni

sebagai pelarut yakni

tetap tidak

sebagai

berwarna

antiseptik/desinfektan
untuk disinfeksi

c. Metil paraben
ditimbang sebanyak 2 gram
dilarutkan dalam alkohol
60% sebanyak 5ml
dimasukkan ke dalam gelas
kimia berisi gel lidah buaya
dan alkohol 60%
dihomogenkan kembali

Metil paraben

Larutan metil

Pelarutan metil

berwujud serbuk paraben tidak

paraben menggunakan

halus berwarna

berwarna

alkohol 60% pada

putih

dengan sedikit

tahap ini dinilai

endapan putih

kurang maksimal

serbuk metil

karena masih terdapat

paraben

serbuk yang
mengendap.

2.

Pengujian HandSanitizer
a. Uji pH

Perbandingan yang
pH alkohol 60%

pH

digunakan tidak

=5

Handsanitizer

membuat pH

pH gel lidah

80 : 20 = 5

handsanitizer tidak

buaya = 5

70 : 30 = 5

berubah secara

60 : 40 = 5

signifikan.

Komersial = 5
b. Uji waktu kering

alkohol 60% =

Handsanitizer

xx s

80 : 20 = z s

gel lidah buaya

70 : 30 = z s

= yy s

60 : 40 = z s

c. Uji Organoleptik

Komersial = z s
-

Handsanitizer
mendapat respon yang
cukup baik.

Terlampir

VIII. Analisis Data dan Pembahasan


a. Pembuatan Handsanitizer
Percobaan ini dilakukan dengan cara preparasi sampel yakni mengupas kulit
lidah buaya untuk diambil bagian daging daunnya, selanjutnya daging tanaman
lidah buaya dibersihkan dan direndam pada air garam yang hangat kegunaan dari
pencucian dengan air garam hangat ini adalah memisahkan eksudat dari gel lidah
buaya. Larutan garam yang bersifat sebagai pelarut polar mampu melarutkan
senyawaglikosida(antraglikosida)yang merupakanderivat antrakuinon sepertialoin
pada eksudat lidah buaya. Penggunaan lidah buaya memanfaatkan kandungan
senyawa antibakteri di dalamnya yakni saponin, flavonoida dan lignin yang
mampu mencegah tumbuhnya bakteri. Proses selanjutnyadilakukan penghalusan
dari daging daun lidah buaya dengan cara diblender hingga halus dan disaring,
selain untuk memperkecil ukuran daging daun tujuan dari proses penghalusan ini
ialah mencampurkan kandungan air dan gel yang terdapat pada daging daun
selanjutnya proses penyaringan ditujukan untuk menghilangkan sedikit kadar air
yang terlalu banyak dengan jalan memisahkan air dan gel. Setelahnya akan
dihasilkan filtrat lidah buaya yang dimasukkan ke dalam suatu gelas kimia.
Selanjutnya filtrat lidah buaya yang diperoleh akan diletakkan pada botol kemasan
dan ditambahkan alkohol 60% sesuai dengan perbandingan yang telah kami
tentukan. Perbandingan yang kami gunakan ialah
a. 80 (filtrat lidah buaya) : 20 (alkohol 60%)
b. 70 (filtrat lidah buaya) : 30 (alkohol 60%)
c. 60 (filtrat lidah buaya) : 40 (alkohol 60%)

Penambahan alkohol 60% ditujukan sebagai bahan aktif antiseptik tambahan, bahan
aktif antiseptik tersebut berfungsi sebagai antiseptik yang mampu membunuh
berbagai jenis mikroorganisme patogen yang resisten terhadap antibiotik tubuh.
Kadar 60% yang digunakan mengacu pada beberapa percobaan pembuatan sediaan
handsanitizer yang menyarankan penggunaan alkohol 60% dimana konsentrasi
alkohol optimum untuk membunuh kuman adalah 70-90%.
Selanjutnya dilakukan penambahan metil paraben dan parfumer. Metil paraben
yang akan ditambahkan sebelumnya telah dilarutkan pada alkohol 60% sebagai
bentuk preparasi terhadapnya dan ditujukan agar pada sediaan akhir handsanitizer
metil paraben tidak mengendap sebagai kristal tidak berwarna di bagian dasar botol
kemasan dan mencegah peningkatan aktivitas antimikroba. Penggunaan metil
paraben bertujuan sebagai zat pengawet dan antimikroba dalam kosmetik, metil
paraben meningkatkan aktivitas antimikroba dengan panjangnya rantai alkil, namun
dapat menurunkan kelarutan terhadap air, sehingga paraben sering dicampur dengan
bahan tambahan yang berfungsi meningkatkan kelarutan. Parfumer sendiri
ditambahkan sebanyak beberapa tetes yang berfungsi sebagai pewangi.
Pada skala industri, formula pembanding yang digunakan pada Dettol
handsanitizer gel Formula standart (Cosmetic and toiletary Formulation 2 nd ed vol.8,
p.273)ialah sebagai berikut
1. Alcohol 60%

(Antiseptik),

2. Alcohol denat

(Astringent)

3. PEG/PPG-17116 copolymer

(Thickening agent)

4. Propylenglikol

(Humektan)

5. Acrylates alkyl Acrylates

(Emulifiying agent)

6. Cross Polymer Tetrahydroxypropyl ethylenediamme (Chelating agent)


7. Parfume

(Pewangi)

8. Limunene

(Flavoring agent)

9. Water

(Pelarut)

Dimana formula diatas kembali dimodifikasi terhadap formula standar yang terdiri
dari
1. Water

(pelarut)

38,65%

2. Carbopol

(gelling agent)

0,3%

3. TEA

(alkilazing agent)

0,25%

4. PEG-400

(surfaktan)

0,3 %

5. Propylen glikol

(humectants)

0,5 %

6. Alkohol

(antiseptik)

70 %

Alasan modifikasi yaitu dimana PEG 60 almonds glycerides digunakan sebagai


surfaktan dan emulsifying agent dan digantikan dengan PEG-400 yang juga berfungsi
sebagai surfaktan. Triisopropanolamine digunakan sebagai surfaktan dan digantikan
dengan TEA yang berfungsi juga sebagai surfaktan dan alkalizing agents.
Alasan pemilihan bahan :

Carbopol
: sebagai gelling agent, dapat bertindak sebagai stabilizing agent,
dan dapat meningkatkan viskositas sediaan.

TEA
: sebagai alkalizing agent shg dapat meningkatkan viskositas dari
carbopol. Merupakan basa lemah sehingga baik digunakan karena kenaikan pH
tidak drastis.

PEG-400
: sebagai surfaktan yang meningkatkan viskositas dan konsistensi
dari sediaan gel.

Propylen glikol : sebagai humektan dimana PEG dapat menyerap uap air dari
udara shg menghasilkan efek melembabkan.

Alcohol 70% : sebagai bahan aktif antiseptik karena dapat membunuh berbagai
jenis bakteri, virus, dan berbagai mikroorganisme pathogen penyebab penyakit.

Selanjutnya setiap bahan formulasi akan dilakukan preparasi bahan masing-masing


dan dilakukan mixing dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Carbopol dikembangkan dalam air panas di dalam cawan porselen.
2. Buat mortar panas. Lelehkan fase minyak (PEG, propylen glikol). Ukur sisa air
dan panaskan.
3. Masukkan carbopol dalam mortar panas aduk hingga halus. Tambahkan no 2.
4. Tambahkan TEA dengan pH 7.

5. Masukkan alcohol 70%. Aduk hingga terbentuk gel.

a. Pengujian Handsanitizer
Setelah dilakukan pembuatan handsanitizer, untuk menguji kelayakan hannsanitizer
dari lidah buaya dilakukan metode uji. Metode uji yang dipakai diantaranya adalah uji
pH, uji waktu kering dan uji angket organoleptik.
1) Uji pH
Uji pH dari masing masing sampel handsanitizer menggunakan kertas indikator
pH universal. Hasil pengukuran pH pada sampel handsanitizer dengan 3
perbandingan tidak memiliki perbedaan yang signifikan yaitu sebesar 5. Hasil ini
sama dengan hasil pengukuran pH pada handsanitizer komersial dengan merk
Dettol yaitu sebesar 5.
2) Uji waktu kering
Metode analisis data yang dilakukan dengan cara mengoleskan produk handsanitizer pada
luas tangan 40-50 cm2, dimana sebelum dilakukan uji ini subjek tidak boleh memakai
pelembab tangan. Uji ini juga dapat digunakan sebagai uji kualitatif alkohol pada produk
handsanitizer. Dimana konsentrasi alkohol berpengaruh terhadap kecepatan waktu
handsanitizer untuk mengering.
3) Uji orgnoleptik
Metode angket penilaian ini dilakukan dengan memberikan produk yang
dihasilkan

kepada

para

koresponden

dan

membandingkannya

dengan

handsanitizer komersial dengan merk Dettol. Koresponden diminta untuk


mengisi kolom angket yang telah disediakan dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 3. Kategori Penilaian
Nilai
1
2
3

Rentang jumlah poin


0-27
28-54
55-81

Kategori
Kurang baik
Cukup baik
Baik

Angket pengujian ini diberikan kepada 9 orang responden yang terdiri dari 3
kategori usia, yaitu usia anak anak (pelajar ), dewasa (mahasiwa), dan dewasa
( orang tua). Hasil dari pengujian oranoleptik angket disajikan pada tabel 4.

Tabel 4. Angket penilaian kualitas handsanitizer lidah buaya.


kategori
pelajar

Nama
koresponde
n
Dwi

Parameter
Bau

Jenis handsanitizer
A
B
C
2
2
3

Handayani
(SMA)
M. Faidzin
(SMP)
Mamat
(SD)

martina

Mahasisw
a

Lisa dini

M. agus
Fibri yanti
(pegawai
rumah
sakit)

tekstur
Kenyamanan di tangan
Total
Bau
tekstur
Kenyamanan di tangan
Total
Bau
tekstur
Kenyamanan di tangan
Total
Bau
tekstur
Kenyamanan di tangan
Total
Bau
tekstur
Kenyamanan di tangan
Total
Bau
tekstur
Kenyamanan di tangan
Total
Bau
tekstur

1
1
4
2
2
2
6
1
2
1
4
1
2
2
5
2
2
1
5
2
1
1
4
1
2

2
2
6
2
2
2
6
1
2
2
5
1
2
2
5
2
2
2
6
2
2
2
6
3
2

3
2
8
3
3
3
9
3
3
3
9
2
3
2
7
3
3
3
9
3
2
3
8
3
3

Kenyamanan di tangan

4
1
1
2
4
1
1
1
3
39

7
2
2
2
6
2
2
1
5
52

9
3
3
3
9
3
3
3
9
75

Total
Orang tua

Tumari
(penjual
nasi)
Asep
(penjual
pentol)

Bau
tekstur
Kenyamanan di tangan
Total
Bau
tekstur
Kenyamanan di tangan
Total

BerdasarkanTabel 4 didapatkan skor total dari penilaian angket


Handsanitizer lidah buaya tertinggi adalah pada handsanitizer C dengan
perbandingan lidah buaya dan Alkohol 60:20 sebesar 75. Hal ini menyatakan
bahwa Handsanitizer lidah buaya C termasuk kategori baik karena
skornya berada pada rentang 55-81.
Tabel 5. Angket Penilaian kualitas Handsanitizer Pembanding

Parameter
Kategori

Pelajar
Mahasiswa
Orang tua

Nama
Dwi
M. Faidzin
Mamat
Martina
Lisa dini
M. agus
Fibri yanti
Tumari
Asep
Total

Bau

Tekstur

3
3
3
3
2
3
3
3
2
25

3
3
3
2
3
3
3
3
3
26

Kenyamana
n ditangan
3
3
3
3
3
3
3
3
3
27

Total

78

BerdasarkanTabel 5 didapatkan skor total dari penilaian angket


Handsanitizer pembanding sebesar 78. Hal ini menyatakan bahwa
Handsanitizer Pembanding termasuk kategori baik karena skornya berada
pada rentang 55-81.
Tabel 4 dan 5 menunjukkan bahwa handsanitizer lidah buaya yang
dihasilkan memilki nilai yang lebih kecil dibanding dengan handsanitizer
pembanding. Hal ini dikarenakan bau yang dihasilkan pada produk handsanitizer
lidah buaya kalah jika dibandingkan dengan handsanitizer pembanding, karena
kami memang hanya menggunakan parfum biasa sebanyak 1 mL dalam satu resep
pembuatan handsanitizer. Selain itu bau khas dari lidah buaya masih sedikit
tercium meskipun sudah ditambah dengan parfum. Selain dari parameter bau,
handsanitizer lidah buaya yang dihasilkan masih memiliki tekstur yang agak kasar.
Hal ini karena pada saat pengolahan masih menggunakan penyaringan sederhana
sehingga masih terdapat gel- gel yang tidak tersaring. Walaupun produk
Handsantizer lidah buaya memiliki bau yang kurang sedap dan tekstur yang agak
kasar, akan tetapi lidah buaya dapat melindungi kulit dari kekeringan karena
mengandung glukoman. Glukomannan merupakan suatu
IX.

yang dapat membantu mempertahankan kelembaban kulit.


Kesimpulan dan Saran
b. Kesimpulan

senyawa karbohidrat

Berdasarkan metode uji pH dan metode angket penilaian terhadap produk Sabun
Antioksidan Kemangi yang kami produksi, didapatkan pH 9 yang telah
memenuhi kriteria syarat mutu sabun mandi yang baik, yaitu rentang 9-11. Selain
itu, menurut metode angket penilaian, dihasilkan skor 257 untuk Sabun
Antioksidan Kemangi dan untuk Sabun Pembanding sebesar 290. Meskipun
skor penilaian Sabun Antioksidan Kemangi masih dibawah Sabun
Pembanding, namun Sabun Antioksidan Kemangi telah memenuhi kriteria
sabun yang baik karena memiliki skor keseluruhan lebih dari 162. Nilai minus
dari penilaian Sabun Antioksidan Kemangi terletak pada aroma dari sabun itu
sendiri yang masih kental akan bau kemanginya sehingga kalah dengan sabun di
pasaran yang aromanya segar.

LAMPIRAN
Proses Pembuatan HandSanitizer

Pengambilan
ProsesAlkohol
penghancuran
gel
60%
lidah gel
lidah
buayabuaya

Gel
Gel
Metil
lidah
liah
paraben
buaya
buayasetelah
diblender

Pemansasan air untuk


pencucian
lidah
Handsanitizer
Ekstrak
Parfum
gelgel
lidah
lidah
buaya
buaya
setelah
buaya
disaring

Proses Pengujian HandSanitizer


a. uji pH

pH Handsanitizer
dengan perbandingan
80:20

pH alkohol 60%

pH Handsanitizer
dengan perbandingan
70:30

pH ekstrak lidah buaya

pH Handsanitizer
dengan perbandingan
60:40

pH handsanitizer
komersial

b. Uji Waktu kering

c. Uji Organoleptik
(lampiran lembar pengujian organoleptik yang telah diisi oleh 9 orang panelis)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.

2010.

Lidah

Buaya.

http://lansida.blogspot.com/2010/09/lidah

buaya-aloe-

barbadensis-mill.html(diakses pada 10 Oktober 2014)


Iswara Johan, W. Formulasi Sediaan Gel Handsanitizer dengan Bahan Triklosan 1,5% dan
2%.

Jurnal

Ilmiah

Mahasiswa

UNAIR

vol.

no.1

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=119343&val=5455.pdf

2013.
(diunduh

pada 16Oktober 2014)


Desiyanto, Fajar Ardi dan Djannah, Sitti Nur. 2013. Efektifitas Mencuci Tangan
Menggunakan Cairan Pembersih Tangan Antiseptik ( Hand Sanitizer) Terhadap Jumlah
Angka Kuman. Jogjakarta: Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Kurniadewi, Hasanah., Hambali, Erliza., Suryani, Ani. Kajian Penggunaan Lidah Buaya
(Aloe Vera) dan Bee Pollen pada Pembuatan Sabun Opaque. Jurnal Teknologi Industri
Pertanian vol.15(2), hal. 40-45. Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor. (diunduh pada
16 Oktober 2014)
Natsir Alim, Nur. Pengaruh Ekstrak Daun Lidah Buaya (Aloe Vera) sebagai Penghambat
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus.Prosiding FMIPA Universitas Pattimura
2013- ISBN: 978-602-97522-0-5.pdf (diunduh pada 16 Oktober 2014)
Noer, Sitti Fauziah. 2011. Pengaruh Kadar Etanol Dalam Sediaan Gel Antiseptika Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Salmonella thyposa. Universitas Islam Makasar. ILTEk, volume
6 nomor 12 Oktober 2011
Nurdianingrum, Anita. 2011. Pembuatan pembersih Tangan dari lidah buaya.
http://anitanurdianingrum.blogspot.com/2011/01/pembuatan

pembersih

tangan-

sebagai.html(diakses pada 2 Oktober 2014)


Nur Djannah, Sitti., Desiyanto Fajar Ardi.

Johan, W. Efektivitas Mencuci Tangan

Menggunakan Handsanitizer Terhadap Jumlah Angka Kuman. KESMAS vol. 7, no.2


September 2013 ISSN 1978-0575. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad
Dahlan

Yogyakarta.

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=132028&val=55-

43.pdf (diunduh pada 16 Oktober 2014)

Prasetyo, Jefri. Alkohol Handsanitizer Bahan Alam. Jurnal Praktikum Kosmetika 2013.
Universitas Lampung.
https://www.scribd.com/doc/225063707/Handsanitizer-docx.pdf(diunduh
Oktober 2014)

pada

16

Rosida, Jernih. Uji Saponin dalam

Lidah Buaya. Jurnal Balai Penelitian Ternak

2002.Bogor.http://balitnak.litbang.deptan.go.id/index.php?
option=com_phocadownload&view=category&id=67:3&download=1064:3&Itemid=7.p
df (diunduh pada 16 Oktober 2014)
Suryadi, Herman., Radji, Maksum. Uji Efektivitas Antimikroba Beberapa Merek Dagang
Pembersih Tangan Antiseptik. Majalah Ilmu Kefarmasian Vol. IV, No.1 ISSBN 16939883. Departemen Farmasi FMIPA-UI. Depok. http://journal.ui.ac.id/ 1184-2451-1SM..pdf (diunduh pada 16 Oktober 2014)

You might also like