Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Yan Mufid
11030244024
KIMIA A 2011
Luy Inggaweni
11030234202
KIMIA B 2011
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2014
LEMBAR PERSETUJUAN
Makalah dengan judul :
Pembuatan Hand sanitizer dari Lidah Buaya
Disusun Oleh :
Yan Mufid
11030244024
Luy Inggaweni
11030234202
I.
II.
III.
Judul Percobaan
:Pembuatan Hand sanitizer dari Lidah Buaya
Hari / Tanggal Percobaan :17 Desember 2014
Latar Belakang
Penyakit sering berasal dari mikroorganisme yang tidak dapat dilihat mata secara
langsung. Mikroorganisme tersebut dapat dijumpai dimana saja. Terutama tempat tempat
umum dan fasilitas umum tempat berkembang biaknya mikroorganisme. Tangan merupakan
alat transmisi utama dari mikroorganisme yang masuk melalui saluran pencernaan dan
pernafasan.
Mencuci tangan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam upaya
menjaga tubuh agar terhindar dari penyakit. Khususnya infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme. Namun terkadang ketersediaan sabun dan air tidak sesuai dengan tempat
serta waktu yang diinginkan.
Handsanitizerdiciptakan sebagai jalan keluar dari permasalahan tersebut. Pembersih
tangan yang praktis, mudah dibawa kemana mana. Penggunaan pembersih tangan yang
mengandung antiseptik pada saat ini mulai digunakan oleh masyarakat yang peduli terhadap
kesehatan dengan menjaga kebersihan tangan. Antiseptik dengan berbagai bentuk sediaan
yang ditawarkan merupakan faktor pendorong masyarakat dalam menggunakan
handsanitizer. (Benjamin, 2010).
Lidah buaya (Aloe vera (L.) Webb.)memiliki banyak manfaat yakni sebagai
sumber penghasil bahan baku untuk aneka produk industri makanan, farmasi, dan
kosmetik. Lidah buaya memiliki kandungan saponin yang mempunyai kemampuan
untuk membersihkan dan bersifat antiseptik. Selain itu, lidah buaya juga mengandung
accemanan yang berfungsi sebagai anti virus, anti bakteri dan anti jamur. Accemanan
juga dapat menghilangkan sel tumor dan meningkatkan daya tahan tubuh Dengan
memanfaatkan lidah buaya sebagai bahan pembuatan sabun, tidak hanya mampu
membunuh bakteri, tetapi juga dapat melembutkan kulit. Hal ini disebabkan karena
adanya lignin yang berguna untuk menjaga kelembaban kulit serta menahan air di
dalam kulit, sehingga tidak terjadi penguapan yang berlebihan.
Adapun tujuan dan manfaat dari pembuatan handsanitizer ialah untuk mengetahui
proses pembuatan handsanitizer yang sederhana dari lidah buaya dan respon
pengguna terhadap produk handsanitizer lidah buaya.
IV.
Dasar Teori
a. Handsanitizer
Gel pembersih tangan merupakan gel yang memiliki kemampuan sebagai
antibakteri dalam menghambat hingga membunuh bakteri (Retnosari dan Isadiartuti
2006). Banyak dari gel ini berasal dari bahan beralkohol atau etanol yang
dicampurkan bersama dengan bahan pengental, misal karbomer, gliserin, dan
menjadikannya serupa jelly, gel, atau busa untuk memudahkan penggunaan dan
menghindari perasaan kering karena penggunaan alkohol. Gel ini mulai populer
digunakan karena penggunaannya yang mudah dan praktis, karena tidak
membutuhkan air dan sabun.
Alkohol banyak digunakan sebagai antiseptik/desinfektan untuk disinfeksi
permukaan dan kulit yang bersih, tetapi tidak untuk luka. Alkohol sebagai disinfektan
mempunyai aktivitas bakterisidal, bekerja terhadap berbagai jenis bakteri, tetapi tidak
terhadap virus dan jamur. Akan tetapi alkohol merupakan pelarut organik sehingga
dapat melarutkan lapisan lemak dan sebum pada kulit, dimana lapisan tersebut
berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi mikroorganisme (Retnosari dan
Isadiartuti 2006). Selain itu alkohol mudah terbakar dan pada pemakaian berulang
menyebabkan kekeringan dan iritasi pada kulit.
Beberapa jenis sanitizer utama yang sudah dikenal adalah senyawa fenol
dan fenolik, alkohol, halogen, logam berat, zat warna, deterjen, senyawa ammonium
quarterner, asam dan alkali. Substansi-substansi untuk tujuan dekontaminasi secara
kimia telah dilakukan terhadap permukaan karkas, substansisubstansi ini harus dapat
diterima melalui pertimbangan terhadap toksitasnya, karena jika dipergunakan pada
makanan harus dipertimbangkan residu sanitizer pada produk akhir. (Smulders, 1995).
Sanitizer yang ideal menurut Marriot (1999), harus memiliki beberapa hal seperti di
bawah ini:
1) Memiliki sifat menghancurkan mikroba, aktivitas spektrum melawan fase
vegetatif bakteri, kapang, dan khamir
2) Tahan terhadap lingkungan (efektif pada lingkungan yang mengandung
bahan organik, deterjen, sisa sabun, kesadahan air, dan perbedaan pH)
3) Mampu membersihkan dengan baik
4) Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi
5) Larut dalam air dalam berbagai konsentrasi
6) Bau dapat di terima
7) Konsentrasi stabil
8) Mudah digunakan
9) Mudah didapat
10) Tidak mahal
bagian
berlendir
yang
bagiandalamdaunsetelaheksudatdikeluarkan.
diperoleh
dengan
cara
menyayat
Gelsangatmudahrusak
bersifatmendinginkan.Gel
lidahbuayamengandungbahanatauzat-
zataktifyangsangat bermanfaatbagitubuh.
Lidahbuayamengandungberbagaimacamkomponenkimiayang
bergunabagi
kesehatan.
Menurut
Furnawanthi(2004),
sangat
komponenyang
terkandungdalamlidahbuayasebagianbesaradalahairyangmencapai99,75
%,dengantotalpadatanterlarut
hanya0,49%,lemak0,067%,karbohidrat 0,043 %,
protein 0,038 %, vitamin A 4,594 IU, dan vitamin C3,476 mg. Berdasarkan hasil
penelitian
Suriati
(2000)
buayasegardapatdilihatpadaTabel1.
komposisi
dan
Komponenutamagel
sifat
gel
lidah
lidahbuayaadalahair.
Selainitu komposisigel lidah buaya yang sangat penting untuk kosmetika adalah
karbohidrat yang berupa glukomannan.
karbohidrat
yang
dapatmembantumempertahankankelembabankulit,sehinggasangatbaik
untukkebutuhankosmetikasepertimoisturizer,handandbodylotion,shampoo
danlainsebagainya.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kompo
sisii
Air
Karbohidrat
Protein
Lemak
Abu
pH
TotalAsam
Kekentalan
Jumlah(%)
98,4
6
1,08
%
0,036
%
0,2
9
0,2
1
4,8
0,33ml/100g
275cp
Tabel1. KomposisidanSifatGelLidahBuayaSegar
direaksikan dengan air dan dikocok, maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan
lama. Kadar saponin dalam lidah buaya sekitar 5,651% per 100 gram
Saponin terdiri dari sebuah steroid atau triterpenoid aglycone (sapogenin)
yang terkait dengan satu atau lebih gugus oligosakarida. Kandungan zat aktif yang
berfungsi sebagai antiseptik ini banyak ditemukan pada gel lidah buaya. Gel adalah
bagian yang berlendir yang diperoleh dengan cara menyayat bagian dalam daun. Gel
lidah buaya bersifat sangat sensitif terhadap udara terutama O 2, CO, uap air, dan
cahaya radiasi yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi browning.
Metil Paraben; Metil paraben memiliki rumus empiris C8H8O3 dengan berat
molekul 152,15. Metil paraben merupakan serbuk kristal berwarna putih, tidak berbau
dan tidak mempunyai rasa kemudian bila tersentuh kulit terasa agak terbakar diikuti
rasa tebal. (Wade, 1994).Metil paraben berfungsi sebagai pengawet, dengan
konsentrasi dalam sediaan topikal 0,02-0,3% b/v. Efektifitas pengawet akan
meningkat jika dikombinasikan dengan propil paraben. Kelarutan metil paraben yaitu
1 : 3 dalam etanol 95 %, 1 : 60 dalam gliserin, 1 : 5 dalam propilen glikol, dan 1 : 400
dalam air (Depkes, 1979; Rowe, dkk., 2005) .
Muslim
internasional
juga
memperbolehkan
pemakaian
V.
VI.
Jenis Alat
Merk
Junlah
1.
Pyrex
2.
Pyrex
3.
Pyrex
4.
Gelasukur 10ml
5.
Penangas air
Tanpa merk
6.
Neraca Analitik
7.
Saringan
Tanpa merk
8.
Pisau
Tanpa merk
9.
Blender
Philips
Tanpa merk
11. Pengaduk
Tanpa merk
12. Pipet
Tanpa merk
1, 1
1
1
Prosedur kerja
Prosedur Kerja yakni berupa diagram alir pembuatan handsanitizer. Diagram alir
terbagi menjadi 2 jenis, yakni konvensional (industri rumah tangga) dan modern
(industri besar). Perbedaan diagram alir yang digunakan bergantung pada skala
industrinya. Selain diagram alir pembuatan handsanitizer pada prosedur kerja
dicantumkan pula proses pengujian produk yang terdiri dari :Uji Hedonik metode
organoleptik, uji pH (derajat keasaman), dan uji waktu kering.
a. Konvensional
1. 100 gram Lidah buaya dikupas kulitnya, dicuci dengan air garam hangat, lalu
gelnya di blender, kemudian disaring.
2. Filtratnya dimasukkan dalam gelas kimia
3. Kemudian tambahkan alkohol 60% sebanyak 5 mL dan ditambah metil paraben
yang dilarutkan dalam alkohol 60 % sebanyak 5 mL
4. Parfum diaduk hingga homogen.
5. Kemudian atiseptik di kemas.
Bahan
Etil Alkohol
Kegunaan
bahanaktifpembasmikuman
2.
Isopropil Alkohol
bahanpembasmikuman
3.
Karbomer
membuatgel-like solution
4.
Tokoferil asetat
antioksidandanmoisturizer
5.
Gliserin
moisturizer, membuatprodukmudahmenyebar di
6.
Propilen glycol
tangan
moisturizer
7.
Isopropil mirisat
thickening agent
8.
Air
pelarut
Proses Produksi
Preparasi bahan
Pengemasan
Pemurnian
Mixing dengan komposisi tertentu
(proses pembersihan dari pengotor
(menggunakan mesin)
c. Pengujian Produk
1. Uji Hedonik Metode Organoleptik
Metode analisis data yang dilakukan adalah dengan uji hedonik metode
organoleptik. Dasar dari metode ini adalah tingkat kesukaan konsumen terhadap
suatu produk berbeda beda. Terhadap suatu produk dapat dilakukan dengan cara
membandingkan dengan produk yang telah beredar di pasaran. Metode
organoleptik dilakukan oleh 9 orang panelis dengan cara mengisi lembar
pengujian organoleptik yang telah disediakan sebagai berikut.
Parameter
Bau
Produk Handsanitizer
kriteria
HandsanitizerA
HandsanitizerB
HandsanitizerC
HandsanitizerD
Kenyamanan di
tangan
Tekstur
3
Keterangan :
Bau : 3. Harum , 2. Tidak harum, 1. Masih tercium bau khas lidah buaya
Tekstur : 3. Halus, 2. Biasa, 1. Kasar
Kenyamanan di tangan : 3. Lembut ditangan, 2. Biasa, 1. Kasar di tangan
Saya mengisi lembar penilaian organoleptik ini dengan sebenarnya tanpa ada intervensi dari pihak luar
maka pH (derajat keasaman) suatu larutan dapat diketahui dari konsentrasi ion
H+dalam larutan. Rumus : pH = -log H+. Namun pengujian pH yang kami
lakukan menggunakan pH Universal tersebut dilihat perubahan warnanya dan
dicocokkan dengan standar pH Universal.Selain itu pengujian pH juga dapat
dilakukan dengan beberapa jenis indikator. Indikator adalah zat warna larut yang
perubahan warnanya tampak jelas dalam rentang pH yang sempit. Jenis indikator
yang khas adalah asam organik yang lemah yang mempunyai warna berbeda dari
basa konjugatnya
Indikator yang baik mempunyai intensitas warna sedemikian rupa sehingga
hanya beberapa tetes larutan indikator encer yang harus ditambahkan ke dalam
larutan yang sedang diuji. Konsentrasi molekul indikator yang sangat rendah ini
hampir tidak berpengaruh terhadap pH larutan (David. 2001)
VII.
Data pengamatan
No.
Prosedur Kerja
Hasil Pengamatan
Sebelum
1.
Kesimpulan
Sesudah
Pembuatan HandSanitizer
Pencucian lidah buaya
a. Lidah buaya
dikupas kulitnya,
dicuci dengan air garam
hangat,
ditimbang sebanyak 100
gram
diblender gelnya dan disaring
Daging lidah
buaya yang
dihasilkan tidak
dikupas tidak
berwarna dan
berwarna,
sedikit berlendir
mengandung
(lendir
berkurang)
menggunakan air
garam hangat
mengakibatkan
intensitas lendir pada
gel berkurang.
sangat berlendir
b. Alkohol 60%
ditambahkan sebanyak 5ml
dihomogenkan
Penambahan alkohol
berubah yakni
tetap tidak
sebagai
berwarna
antiseptik/desinfektan
untuk disinfeksi
c. Metil paraben
ditimbang sebanyak 2 gram
dilarutkan dalam alkohol
60% sebanyak 5ml
dimasukkan ke dalam gelas
kimia berisi gel lidah buaya
dan alkohol 60%
dihomogenkan kembali
Metil paraben
Larutan metil
Pelarutan metil
paraben menggunakan
halus berwarna
berwarna
putih
dengan sedikit
endapan putih
kurang maksimal
serbuk metil
paraben
serbuk yang
mengendap.
2.
Pengujian HandSanitizer
a. Uji pH
Perbandingan yang
pH alkohol 60%
pH
digunakan tidak
=5
Handsanitizer
membuat pH
pH gel lidah
80 : 20 = 5
handsanitizer tidak
buaya = 5
70 : 30 = 5
berubah secara
60 : 40 = 5
signifikan.
Komersial = 5
b. Uji waktu kering
alkohol 60% =
Handsanitizer
xx s
80 : 20 = z s
70 : 30 = z s
= yy s
60 : 40 = z s
c. Uji Organoleptik
Komersial = z s
-
Handsanitizer
mendapat respon yang
cukup baik.
Terlampir
Penambahan alkohol 60% ditujukan sebagai bahan aktif antiseptik tambahan, bahan
aktif antiseptik tersebut berfungsi sebagai antiseptik yang mampu membunuh
berbagai jenis mikroorganisme patogen yang resisten terhadap antibiotik tubuh.
Kadar 60% yang digunakan mengacu pada beberapa percobaan pembuatan sediaan
handsanitizer yang menyarankan penggunaan alkohol 60% dimana konsentrasi
alkohol optimum untuk membunuh kuman adalah 70-90%.
Selanjutnya dilakukan penambahan metil paraben dan parfumer. Metil paraben
yang akan ditambahkan sebelumnya telah dilarutkan pada alkohol 60% sebagai
bentuk preparasi terhadapnya dan ditujukan agar pada sediaan akhir handsanitizer
metil paraben tidak mengendap sebagai kristal tidak berwarna di bagian dasar botol
kemasan dan mencegah peningkatan aktivitas antimikroba. Penggunaan metil
paraben bertujuan sebagai zat pengawet dan antimikroba dalam kosmetik, metil
paraben meningkatkan aktivitas antimikroba dengan panjangnya rantai alkil, namun
dapat menurunkan kelarutan terhadap air, sehingga paraben sering dicampur dengan
bahan tambahan yang berfungsi meningkatkan kelarutan. Parfumer sendiri
ditambahkan sebanyak beberapa tetes yang berfungsi sebagai pewangi.
Pada skala industri, formula pembanding yang digunakan pada Dettol
handsanitizer gel Formula standart (Cosmetic and toiletary Formulation 2 nd ed vol.8,
p.273)ialah sebagai berikut
1. Alcohol 60%
(Antiseptik),
2. Alcohol denat
(Astringent)
3. PEG/PPG-17116 copolymer
(Thickening agent)
4. Propylenglikol
(Humektan)
(Emulifiying agent)
(Pewangi)
8. Limunene
(Flavoring agent)
9. Water
(Pelarut)
Dimana formula diatas kembali dimodifikasi terhadap formula standar yang terdiri
dari
1. Water
(pelarut)
38,65%
2. Carbopol
(gelling agent)
0,3%
3. TEA
(alkilazing agent)
0,25%
4. PEG-400
(surfaktan)
0,3 %
5. Propylen glikol
(humectants)
0,5 %
6. Alkohol
(antiseptik)
70 %
Carbopol
: sebagai gelling agent, dapat bertindak sebagai stabilizing agent,
dan dapat meningkatkan viskositas sediaan.
TEA
: sebagai alkalizing agent shg dapat meningkatkan viskositas dari
carbopol. Merupakan basa lemah sehingga baik digunakan karena kenaikan pH
tidak drastis.
PEG-400
: sebagai surfaktan yang meningkatkan viskositas dan konsistensi
dari sediaan gel.
Propylen glikol : sebagai humektan dimana PEG dapat menyerap uap air dari
udara shg menghasilkan efek melembabkan.
Alcohol 70% : sebagai bahan aktif antiseptik karena dapat membunuh berbagai
jenis bakteri, virus, dan berbagai mikroorganisme pathogen penyebab penyakit.
a. Pengujian Handsanitizer
Setelah dilakukan pembuatan handsanitizer, untuk menguji kelayakan hannsanitizer
dari lidah buaya dilakukan metode uji. Metode uji yang dipakai diantaranya adalah uji
pH, uji waktu kering dan uji angket organoleptik.
1) Uji pH
Uji pH dari masing masing sampel handsanitizer menggunakan kertas indikator
pH universal. Hasil pengukuran pH pada sampel handsanitizer dengan 3
perbandingan tidak memiliki perbedaan yang signifikan yaitu sebesar 5. Hasil ini
sama dengan hasil pengukuran pH pada handsanitizer komersial dengan merk
Dettol yaitu sebesar 5.
2) Uji waktu kering
Metode analisis data yang dilakukan dengan cara mengoleskan produk handsanitizer pada
luas tangan 40-50 cm2, dimana sebelum dilakukan uji ini subjek tidak boleh memakai
pelembab tangan. Uji ini juga dapat digunakan sebagai uji kualitatif alkohol pada produk
handsanitizer. Dimana konsentrasi alkohol berpengaruh terhadap kecepatan waktu
handsanitizer untuk mengering.
3) Uji orgnoleptik
Metode angket penilaian ini dilakukan dengan memberikan produk yang
dihasilkan
kepada
para
koresponden
dan
membandingkannya
dengan
Kategori
Kurang baik
Cukup baik
Baik
Angket pengujian ini diberikan kepada 9 orang responden yang terdiri dari 3
kategori usia, yaitu usia anak anak (pelajar ), dewasa (mahasiwa), dan dewasa
( orang tua). Hasil dari pengujian oranoleptik angket disajikan pada tabel 4.
Nama
koresponde
n
Dwi
Parameter
Bau
Jenis handsanitizer
A
B
C
2
2
3
Handayani
(SMA)
M. Faidzin
(SMP)
Mamat
(SD)
martina
Mahasisw
a
Lisa dini
M. agus
Fibri yanti
(pegawai
rumah
sakit)
tekstur
Kenyamanan di tangan
Total
Bau
tekstur
Kenyamanan di tangan
Total
Bau
tekstur
Kenyamanan di tangan
Total
Bau
tekstur
Kenyamanan di tangan
Total
Bau
tekstur
Kenyamanan di tangan
Total
Bau
tekstur
Kenyamanan di tangan
Total
Bau
tekstur
1
1
4
2
2
2
6
1
2
1
4
1
2
2
5
2
2
1
5
2
1
1
4
1
2
2
2
6
2
2
2
6
1
2
2
5
1
2
2
5
2
2
2
6
2
2
2
6
3
2
3
2
8
3
3
3
9
3
3
3
9
2
3
2
7
3
3
3
9
3
2
3
8
3
3
Kenyamanan di tangan
4
1
1
2
4
1
1
1
3
39
7
2
2
2
6
2
2
1
5
52
9
3
3
3
9
3
3
3
9
75
Total
Orang tua
Tumari
(penjual
nasi)
Asep
(penjual
pentol)
Bau
tekstur
Kenyamanan di tangan
Total
Bau
tekstur
Kenyamanan di tangan
Total
Parameter
Kategori
Pelajar
Mahasiswa
Orang tua
Nama
Dwi
M. Faidzin
Mamat
Martina
Lisa dini
M. agus
Fibri yanti
Tumari
Asep
Total
Bau
Tekstur
3
3
3
3
2
3
3
3
2
25
3
3
3
2
3
3
3
3
3
26
Kenyamana
n ditangan
3
3
3
3
3
3
3
3
3
27
Total
78
senyawa karbohidrat
Berdasarkan metode uji pH dan metode angket penilaian terhadap produk Sabun
Antioksidan Kemangi yang kami produksi, didapatkan pH 9 yang telah
memenuhi kriteria syarat mutu sabun mandi yang baik, yaitu rentang 9-11. Selain
itu, menurut metode angket penilaian, dihasilkan skor 257 untuk Sabun
Antioksidan Kemangi dan untuk Sabun Pembanding sebesar 290. Meskipun
skor penilaian Sabun Antioksidan Kemangi masih dibawah Sabun
Pembanding, namun Sabun Antioksidan Kemangi telah memenuhi kriteria
sabun yang baik karena memiliki skor keseluruhan lebih dari 162. Nilai minus
dari penilaian Sabun Antioksidan Kemangi terletak pada aroma dari sabun itu
sendiri yang masih kental akan bau kemanginya sehingga kalah dengan sabun di
pasaran yang aromanya segar.
LAMPIRAN
Proses Pembuatan HandSanitizer
Pengambilan
ProsesAlkohol
penghancuran
gel
60%
lidah gel
lidah
buayabuaya
Gel
Gel
Metil
lidah
liah
paraben
buaya
buayasetelah
diblender
pH Handsanitizer
dengan perbandingan
80:20
pH alkohol 60%
pH Handsanitizer
dengan perbandingan
70:30
pH Handsanitizer
dengan perbandingan
60:40
pH handsanitizer
komersial
c. Uji Organoleptik
(lampiran lembar pengujian organoleptik yang telah diisi oleh 9 orang panelis)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2010.
Lidah
Buaya.
http://lansida.blogspot.com/2010/09/lidah
buaya-aloe-
Jurnal
Ilmiah
Mahasiswa
UNAIR
vol.
no.1
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=119343&val=5455.pdf
2013.
(diunduh
pembersih
tangan-
Yogyakarta.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=132028&val=55-
Prasetyo, Jefri. Alkohol Handsanitizer Bahan Alam. Jurnal Praktikum Kosmetika 2013.
Universitas Lampung.
https://www.scribd.com/doc/225063707/Handsanitizer-docx.pdf(diunduh
Oktober 2014)
pada
16
2002.Bogor.http://balitnak.litbang.deptan.go.id/index.php?
option=com_phocadownload&view=category&id=67:3&download=1064:3&Itemid=7.p
df (diunduh pada 16 Oktober 2014)
Suryadi, Herman., Radji, Maksum. Uji Efektivitas Antimikroba Beberapa Merek Dagang
Pembersih Tangan Antiseptik. Majalah Ilmu Kefarmasian Vol. IV, No.1 ISSBN 16939883. Departemen Farmasi FMIPA-UI. Depok. http://journal.ui.ac.id/ 1184-2451-1SM..pdf (diunduh pada 16 Oktober 2014)