Professional Documents
Culture Documents
HASIL PRAKTIKUM
1.1
1.2
= 6.32 cm
Ring height
=1.9975 cm
Wt. of ring
= 60.39 gr
= 175.53 gr
Wt. of can
= 105.78 gr
= 183.23 gr
= 105.78 gr
= 176.65 gr
= 142.24 gr
Perhitungan
Ring Dimension
Diameter (cm) = 6.32
Height
(gr) = 2.00
Area
(cm2) = D2
= 31.371
Volume
(cm3) = D2h
= 62.663
Weight
(gr) = 60.39
(gr) = 160.74
Wt. of moisture
Water Content
(%) =
=
= 40.92
Calculation
Initial height of soils (Hi)
= 2.00 gr
= 2.64
= 175.53 gr
Wt. of ring
= 60.39gr
= 81.71 gr
=
=
= 0.99 cm
= H i Ho
=
=
= 1.05
=
=
= 1.02
(gr) = 176.65
(gr) = 142.24
Wt. ring
(gr) = 60.39
(%) =
=
= 42.04
=
=
= 1.09
persentase
tertahan
(%
strain)
untuk
setiap
pembebanan
% strain
% strain(t = 0.10)
= 6.67%
Time
(minute)
Time
0.00
1 kg
% strain
2 kg
%
strain
4 kg
%
strain
8 kg
%
strain
16 kg
%
strain
32 kg
%
strain
0.00
3724
0.00%
3640
0.00%
3700
0.00%
3820
0.00%
4026
0.00%
4400
0.00%
0.10
0.32
3766
91.30%
3642
6.67%
3704
5.71%
3830
7.19%
4045
7.72%
4412
3.70%
0.25
0.50
3769
97.83%
3643
10.00%
3710
14.29%
3838
12.95%
4060
13.82%
4434
10.49%
0.50
0.71
3770
100.00%
3644
13.33%
3711
15.71%
3844
17.27%
4074
19.51%
4446
14.20%
1.00
3770
100.00%
3645
16.67%
3716
22.86%
3853
23.74%
4102
30.89%
4461
18.83%
1.41
3768
95.65%
3647
23.33%
3720
28.57%
3864
31.65%
4122
39.02%
4482
25.31%
2.00
3760
78.26%
3649
30.00%
3725
35.71%
3875
39.57%
4142
47.15%
4509
33.64%
2.83
3749
54.35%
3650
33.33%
3729
41.43%
3887
48.20%
4164
56.10%
4543
44.14%
15
3.87
3730
13.04%
3652
40.00%
3734
48.57%
3896
54.68%
4184
64.23%
4577
54.63%
20
5.48
3702
-47.83%
3654
46.67%
3738
54.29%
3910
64.75%
4205
72.76%
4611
65.12%
60
7.75
3672
-113.04%
3657
56.67%
3744
62.86%
3920
71.94%
4220
78.86%
4657
79.32%
1440
37.95
3628
-208.70%
3670
100.00%
3770
100.00%
3959
100.00%
4272
100.00%
4724
100.00%
Unloading
4163
4248
4372
4476
4599
4724
6. Menarik garis ke titik 1.15x akar waktu dari ujung titik yang sama
saat menarik garis kecenderungan
7. Akan diperoleh titik perpotongan antara grafik hubungan t vs. %
strain dengan garis kecenderungan titik tersebut merupakan titik
dimana terjadinya konsolidasi sebesar 90%.
8. Menarik garis putus-putus ke atas untuk menemukan (t) saat
terjadi konsolidasi 90%
9. Mengkuadratkan (t90) yang didapatkan sehingga dapat diketahui
besarnya t90.
Grafik.10.1 Grafik hubungan akar waktu dengan persentase tertahan
Loading 2 kg
Akar Waktu
0
12
15
18
21
24
27
0%
10%
t90
20%
30%
% Strain
40%
50%
60%
70%
80%
x
1.15x
90%
100%
110%
t90
= 0.614
= 0.377 menit
30
33
36
39
42
Beban
(kg)
1
2
4
8
16
32
t90
0.337
0.614
1.38
1.312
1.38
5.25
t90
(menit)
0.114
0.377
1.904
1.721
1.904
27.563
dimana,
H=
cv=
dimana
H=
H=
= 0.995
= 2.49 cm2/min
cv =
Averageb
Pressure
sample
(kg/cm2)
ht (h)
Length of
Time
Coeff. of
ht. for
drainage
for 90%
consol.
load
path, (Hc)
consol.d
(cv)
(cm)
(cm)
(cm)
(min)
(cm2/min)
(1)
(3)
(6)
(7)
(8)
(9)
0.372
1.998
0.999
0.3167
-0.010
2.002
1.001
0.11
7.46
0.6335
0.004
2.000
1.000
0.34
2.52
1.2670
0.010
1.995
0.998
1.90
0.44
2.5340
0.019
1.986
0.993
1.72
0.49
5.0681
0.031
1.970
0.985
1.90
0.43
10.1362
0.045
1.948
0.974
27.56
0.03
5.0681
-0.013
1.954
0.977
1.90
0.43
2.5340
-0.012
1.960
0.980
1.72
0.47
1.2670
-0.010
1.965
0.983
1.90
0.43
0.6335
-0.012
1.971
0.986
0.34
2.44
0.3167
-0.009
1.976
0.988
0.11
7.26
).
).
).
).
).
1,02
1,02
1,00
1,00
1
0,98
0,98
0,96
0,97
0,96
0,95
loading
unloading
0,94
0,94
0,93
0,92
0,92
0,90
0
Pc
1
10
Pressure [kg/cm2]
Pc
100
= 3.38
Po =
=
xH
x 100 = 0.184
18.370
Pressure
(kg/cm2)
Unloading
(kg)
Pressure
(kg/cm2)
0.3167
1.03
32
10.1362
0.92
0.6335
1.03
16
5.0681
0.93
1.2670
1.02
2.5340
0.94
2.5340
1.00
1.2670
0.95
16
5.0681
0.96
0.6335
0.97
32
10.1362
0.92
0.3167
0.98
Cc =
=
= 0.167
Cr =
=
= 0.0332
cv (cm2/min)
4
3
2
1
0
0
Pressure
II.
10
12
(kg/cm2)
ANALISA
4.1
Analisa Percobaan
Untuk melakukan percobaan yang bertujuan untuk menentukan koefisien
pemampatan (cc), koefisien konsolidasi (cv), dan mencari tegangan prakonsolidasi
(Pc) untuk mengetahui kondisi tanah dalam keadaan Normally Consolidated atau
Over Consolidated ini perlu melalui beberapa persiapan.Persiapan ini perlu
dilakukan untuk menyiapkan sampel tanah yang akan dikonsolidasi.
Pertama-tama, ring konsolidasi diukur dimensinya, baik diameter maupun
tingginya. Kemudian bagian dalam ring diolesi dengan vaselin agar saat
melakukan extruding sampel tanah tidak melekat pada dinding ring dan
permukaan yang licin dapat mengurangi gesekan. Setelah itu, barulah tanah
undisturbed yang diperoleh lewat praktikum handboring di-extrude langsung ke
ring konsolidasi. Sementara sampel konsolidasi diratakan, tanah yang sama
diambil sebagian, ditimbang dan dimasukkan ke dalam oven untuk mengukur
kadar air tanah tersebut. Sampel diratakan agar nantinya saat tanah menerima
tekanan, tekanan ini akan merata ke seluruh permukaan sampel. Kemudian
sampel bersama ring-nya ditimbang agar diperoleh berat sampel sebelum
menerima konsolidasi. Sampel kemudian disusun dengan kertas pori dikedua sisi
yang sebelumnya telah diratakan yang berfungsi sebagai penyaring. Batu porus
juga di susun dibagian atas dan bawah sampel sebagai media untuk meratakan
tekanan yang berasal dari beban dan porus pada batu berguna untuk memberikan
celah pada kelebihan air untuk keluar.
Setelah sampel siap, modul konsolidasi ini diletakkan pada alat konsolidasi,
dan dituangkan air ke dalamnya untuk menciptakan kondisi jenuh karena
konsolidasi terjadi pada tanah jenuh. Dial dipasang dan dikalibrasi, sementara
lengan beban diatur tegak lurus. Hal ini dilakukan agar pembebanan yang
dilakukan hanya menyebabkan gaya tekan karena tanah tidak tahan terhadap gaya
tarik. Setelah itu barulah dilakukan pembebanan untuk mengeluarkan kelebihan
air pada tanah sampel dan melakukan pembacaan dial. Pembebanan dilakukan
dengan variasi 1 kg, 2 kg, 4 kg, 8 kg, 16 kg, dab 32 kg untuk memberikan variasi
tekanan dua kali lipat dari pembebanan sebelumnya pada sampel tanah.
Sedangkan pembacaan dial dilakukan pada 0, 6, 15, 30, 60, 120, 240,
480, dan 24 jam untuk memperoleh kecenderungan deformasi yang terjadi saat
pembebanan sehingga dari pembacaan pada waktu-waktu tersebut dapat
ditentukan nilai t 90, waktu dimana terjadi konsolidasi sebesar 90% pada sampel
tanah.
4.2
Analisa Hasil
Pada praktikum konsolidasi ini, perolehan data dilakukan secara bertahap
dan rangkaian praktikumnya sendiri cukup memakan waktu yang lama karena
faktor waktu memiliki peranan penting selama jalannya praktikum. Hasil
pengecekan initial water content untuk mengetahui kadar air sampel undisturbed
sebelum mengalami konsolidasi sebesar 40.92%, sedangkan setelah mengalami
konsolidasi final water content sampel menjadi 42.04%. Hasil ini diperoleh
karena pada saat dilakukan konsolidasi, modul harus dalam kondisi jenuh
sehingga modul direndam dalam air. Maka dari itu kadar air setelah konsolidasi
lebih besar dari sebelumnya.
Hal ini juga yang mengakibatkan berat basah modul setelah konsolidasi
lebih besar daripada sebelum dilakukannya konsolidasi
Sebaliknya, besarnya nilai final void ratio lebih kecil setelah mengalami
konsolidasi daripada initial void ratio karena selama konsolidasi modul menerima
pembebanan yang memaksa keluar udara yang sebelumnya berada diantara
partikel tanah.
Sejalan dengan void ratio,final height of voids pun lebih kecil daripada
initial void ratio karena dengan berkurangnya void ratio maka height of voids pun
akan berkurang. Maka didapatlah perubahan tinggi modul antara sebelum dengan
setelah konsolidasi sebesar 0.1 cm.
Akan tetapi, terdapat kejanggalan dalam perubahan derajat saturasi pada
sampel dengan derajat saturasi pada modul setelah menerima konsolidasi.
Berdasarkan data yang diperoleh, kondisi tanah sebelum direndam dalam air
ternyata sudah dalam keadaan jenuh sehingga seharusnya saat diberi pembebanan
modul
tidak
mengalami
pengembangan
(swelling).
Namun,
terdapat
pada
perhitungan
parameter-parameter
konsolidasi.
Untuk
tegangan efektif maksimum saat ini. Selain itu, perilaku tanah Over Consolidated
ini dapat diamati dengan membandingkan tegangan efektif yang dapat diterima.
Untuk tegangan di bawah maksimum tegangan efektif vertikal masa lalu, sebuah
tanah Over Consolidated akan berperilaku kurang lebih seperti bahan elastis
sehingga penurunan yang terjadi akan menjadi kecil. Namun, untuk tegangan
lebih besar dari maksimum tegangan efektif vertikal masa lalu, tanah Over
Consolidated akan berperilaku seperti bahan elastoplastis (regangan yang terjadi
merupakan gabungan dari elastis dan plastis), mirip dengan tanah terkonsolidasi
normal tergantung pada seberapa besarnya kelebihan tegangan efektif. Sehingga
untuk tanah Over Consolidated ditemui kondisi batas penerimaan tekanan agar
penurunan tanah masih dapat ditolerir.
Kemudian dengan perhitungan void ratio dengan pressure, dapat diperoleh
besar nilai parameter konsolidasi, yaitu koefisien pemampatan (cc) dan koefisien
rekompresi (cr). Koefisien pemampatan diperoleh dari pembagian antara void
ratio dan logaritma tekanan pada saat loading 16 kg dan 32 kg. Selain koefisien
pemampatan, diperoleh koefisien rekompresi (cr) sebesar 0.0332. Nilai cc yang
diperoleh pada praktikum ini sebesar 0.167. Besarnya nilai cc menunjukkan
seberapa besar kompresibilitas yang dialami tanah dan nilai cc yang kurang dari
0.5 menggambarkan bahwa konsistensi tanah yang digunakan cukup kaku.
Berdasarkan modul, cc laboratorium sebesar 0.13 maka diperoleh kesalahan
literatur sebesar 28.46%.
Setelah menganalisis hasil praktikum, swelling yang terjadi sedikit banyak
mempengaruhi perolehan hasil yang sedikit anomali.
4.3
Analisa Kesalahan
Faktor penyebab kemungkinan kesalahan pada percobaan konsolidasi ini antara
lain sebagai berikut.
Tanah yang digunakan untuk praktikum konsolidasi diperoleh dari hasil
praktikum handboring yang memiliki kondisi tanah tidak begitu lembab.
Kadar air tanah yang semakin kecil memungkinkan terjadinya swelling karena
kondisi tanah yang kering memberi celah untuk air masuk.
Pada saat perhitungan derajat saturasi awal, hasil menunjukkan bahwa tanah
telah menunjukkan kondisi jenuh, sedangkan kondisi tanah yang ditemui tidak
demikian, sehingga kemungkinan kesalahan ini disebabkan oleh praktikan
selama proses penimbangan atau pengukuran.
Pembacaan dial yang harus dilakukan dengan cepat dapat menyebabkan
kekurangtelitian dan kesalahan paralaks