You are on page 1of 13

Anorexia

Nervosa
Disusun oleh :
Michelle Januar
(103310015)
Willy Hasbi
(103310028)
Julinda Arbi
(103310042)

Ilustrasi
Kasus
Nama
: MR
Usia
: 14
tahun
Warga Negara :
Arab
1
Jumlah saudara : 7
-Ejekan teman
- Menolak makan dan
olahraga
-Konsumsi segelas
yogurt dan timun
2

- Kelelahan
- Sakit kepala
3
- Sendi-sendi Sakit
- Mag dan muntah

- 18 Juli 2010 dirujuk ke


rumah sakit ke 2 kali
- Tinggi badan 147 cm
4- Berat badan 28 kg
- Dalam 4 bulan turun 20
kg

Pembahasan
Anorexia
berasal
dari
bahasa
Yunani an- yang artinya "tanpa" dan
oresis yang artinya "hasrat untuk".
Anorexis
memiliki
arti
"tidak
memiliki hasrat untuk (makanan)",
yang sesungguhnya keliru karena
kehilangan nafsu makan pada
penderita
anorexia
nervosa
sesungguhnya
jarang
terjadi.
Namun, penderita menolak makan

Anorexia
nervosa
dapat
diartikan
sebagai aktivitas untuk menguruskan
badan dengan melakukan pembatasan
makan secara sengaja dan melalui
kontrol yang ketat. Penderita anorexia
sadar bahwa mereka merasa lapar
namun
takut
untuk
memenuhi
kebutuhan makan mereka karena bisa
berakibat naiknya berat badan. Persepsi
mereka
terhadap
rasa
kenyang
terganggu sehingga pada saat mereka
mengkonsumsi sejumlah makanan dalam
porsi kecil sekalipun, mereka akan
segera merasa 'penuh' atau bahkan
mual. Mereka terus menerus melakukan

Ciri-ciri penderita
anorexia
kurus yang berlebihan

kurus yang terjadi pada jangka waktu


yang lama dan tidak ada keinginan
untuk membuat badan berada pada
berat normal
ketakutan
yang
berlebihan
akan
naiknya berat badan
bentuk badan yang buruk, harga diri
yang dipengaruhi oleh bentuk dan
berat badan, atau penyangkalan atas
keadaan tubuh yang tidak sehat
pola makan yang sangat dijaga dengan

Gejala-gejala
a. terjadinya osteoporosis ( pelapukan tulang)
b. rontoknya rambut dan kuku
c. kulit yang kering dan kulit berwarna kuning
d. lemahnya otot - otot dan terjadi anemia
ringan
e. tekanan darah yang rendah, susah bernafas
dan denyut nadi yang lambat
f. kerusakan pada otak
g. penurunan pada fungsi jantung
h. terjadinya kerusakan pada sistem
pencernaan
i. temperatur badan menurun, menyebabkan
penderita selalu merasa dingin

Faktor-faktor anorexia
nervosa

a. Faktor Sosiokultural
Teoritukus sosiokultural menitiberatkan pada tekanan sosial dan harapan dari
masyarakat sebagai kontributor terhadap gangguan makan. Tekanan untuk
mencapai standar kurus yang tidak realistis, dikombinasikan dengan pentingnya
faktor penampilan. Ketidakpuasan terhadap tubuh sendiri yang menjadi pemicu
perkembangan perilaku diet yang berlebihan dan perilaku makan yang terganggu.
b. Faktor Psikososial
Ketidakpuasan terhadap tubuh sendiri adalah faktor penting dalam gangguan
makan. Ketidakpuasan terhadap tubuh dapat menghasilkan usaha-usaha yang
maladaptif dengan melaparkan diri untuk mencapai berat badan atau bentuk
tubuh yang diinginkan. Faktor kognitif juga terlibat, dimana penderita anorexia
sering kali memiliki sikap perfeksionis dan berjuang mencapai prestasi yang tinggi.
Mereka sering kali kecewa pada diri mereka keyika gagal mencapai standar tinggi
yang tak mungkin dicapai. Diet yang ekstrim dapat memberikan perasaan bisa
mengontrol dan kebebasan yang lebih besar daripada yang didapat dari aspek
kehidupan lainnya.
c. Faktor keluarga
Gangguan makan sering kali berkembang dari adanya konflik di dalam keluarga.
Beberapa teoritikus berfokus pada efek brutal dari self-starvation terhadap orang
tua. Remaja menggunakan penolakan untuk makan sebagai cara menghukum
orang tua mereka karena perasaan kesepian dan keterasingan yang mereka
rasakan di rumah. Ahli lain berpendapat bahwa konflik dengan orang tua mengenai
isu otonomi sering kali mengakibatkan munculnya anorexia.

Penanganan penderita
anorexia
nervosa
Penanganan penderita
anorexia nervosa
mencakup 3 komponen
:
a. mengembalikan berat badan penderita anorexia menjadi
normal
b. menangani gejala - gejala psikologis yang terjadi yang
menyangkut tentang gangguan pada makan
c. mengurangi ataupun menghilangkan sikap - sikap atau
persepsi yang mencegah penderita untuk memperbaiki berat
badan
Beberapa terapi yang digunakan antara lain :
a. Terapi psikodinamika dikombinasikan dengan terapi perilaku
untuk menggali lebih dalam konflik psikologis yang ada.
b. Terapi keluarga yang efektif dalam meningkatkan berat
badan pasien anorexia selama perawatan di rumah sakit.
c. Terapi kognitif behavioral (CBT) membantu mengatasi pikiran
dan keyakinan yang self-defeating, seperti pemikiran yang
tidak realistis dan perfeksionis.
d. Terapi interpersonal yang menekankan pada penyelesaian
masalah interpersonal dengan keyakinan bahwa fungsi

Pembahasan Kasus MR
Faktor penyebab dari terjadinya kasus
anorexia pada MR dikarenakan oleh faktor
sosiokultular, dimana MR mendapat ejekan
gemuk dan rakus oleh teman-temannya.
MR mengurangi makan hingga segelas
yogurt dan timun.
Dibawa ke dokter untuk pemeriksaan pada
tanggal 18 Juni 2010 dan didapati BMI = 13
(underweight)
Dilakukan pengobatan secara medis dan
psikoterapi
Terapi kognitif behavioral (CBT) guna untuk
memperbaiki
pola
pikir
mengenai
keperfeksionisan dari MR terhadap diri

Diagnosis
Axis I : 307.1 Anorexia Nervosa (Kriteria A), dimana MR
membuat berat badan turun secara signifikan
dengan
mengkonsumsi
makanan
sesedikit
mungkin dan berolahraga sebanyak mungkin
untuk menurunkan berat badan. Tinggi dan berat
badan juga tidak sesuai dengan anak-anak
seusianya. Subtipe (Restricting Tipe) penurunan
berat badan yang diperoleh dengan menolak
makan, dan olahraga.
Axis II : None
Axis III : None
Axis IV : None
Axis V : 70 (ketika sebelum pengobatan) MR dapat
menjalani aktifitas sehari-hari hanya saja MR
menunjukkan beberapa gejala penolakan makan
yang tidak normal.

Kesimpulan
Dari kasus MR dapat diketahui bahwa Anorexia
Nervosa tidak hanya terjadi pada perempuan, namun
dapat juga terjadi pada laki-laki. Anorexia Nervosa
merupakan salah satu gangguan makan yang sering
terjadi pada remaja awal berusia antar 12-18 tahun
yang sering merasa tidak puas dengan tubuh
mereka sehingga memasakan diri untuk menjalani
diet yang ketat sehingga menyakiti diri sendiri.
Penderita AN seperti MR dapat mengalami gangguan
seperti sakit kepala, nyeri otot bahkan mengalami
sakit mag. Penyembuhan dari AN dapat dilakukan
dengan terapi yang disesuaikan dengan penyebab
terjadinya AN pada penderitanya, seperti MR
menggunakan
terapi
CBT
untuk
mengubah
pemikiran
dan
kelakuannya
sehingga
tidak
melakukan diet yang menyakiti diri sendiri. Terapi

Saran

Untuk orang tua diharapkan lebih memperhatikan


tumbuh kembang anak terutama ketika anak sedang
memasuki masa remaja, sebab pencarian jati diri
yang belum didapatkan sangat mempengaruhi
tanggapan orang lain terhadap anak.
Untuk orang tua agar memperhatikan konflik yang
dihadapi kedua orang tua jangan sampai secara tak
sadar mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Untuk saudara untuk lebih meluangkan waktu dengan
adik-adiknya sehingga dapat membantu meluruskan
jika ada pemikiran adik yang salah.
Untuk kalangan medis, lebih teliti memeriksa dan
mendiagnosa penyakit yang diderita oleh pasiennya
sehingga tidak merugikan ataupun memperburuk
keadaan pasien, serta jangan ragu ataupun sungkan
untuk bekerjasama dengan pihak-pihak lain yang

THANK
YOU

You might also like