Professional Documents
Culture Documents
1. Kepala Ruangan
Karu
2. Kepala Tim
Katim
3. Perawat Asosiet
PA
4. Keluarga Pasien
KP
5. Perawat Penerima Pasien
:
:
:
:
:
1.
2.
3.
4.
Karu
Katim
Karu
Katim
KP
PA
KP
: selamat pagi, dengan keluarga pasien Calvin yang masuk pagi ini tadi?
: iya sus, saya orang tua sdr.Calvin, ada apa ya sus?
: perkenal nama saya Ns. Ana, saya perawat pelaksana dapa Dinas Sift pagi hari ini.
Bapak tadi sudah dijelaskan maupun diorientasikan mengenai ruangan oleh Ns. Nita,
sesuai dengan prosedur keselamatan dan kenyamanan pasien selama dirawat di Ruangan
Dahlia RSU Patria Husada Blitar, maka saya akan meminta persetujuan bapak untuk
pengaturan dan pengelolaan obat pasien, tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan
obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan
keperawatan pasien dapat terpenuhi. Bagaimana bapak setuju?
: baik sus, saya setuju.. selanjutnya bagaimana sus?
Kami belum memiliki obat apa pun sus.
: baik pak, nanti kami jelaskan secara lebih rinci di ruangan, sekarang bapak ikuti saya
keruangan, kepala tim keperawatan yang menjelaskannya.
: sebentar ya nak, bapak tinggal ke ruangan sebentar, biar kamu segera mendapatkan
perawatan yang baik.
Katim : ohh iya pak silahkan duduk.. perkenalkan saya Ns. Wahyu saya bagian Kepala Tim
perawat Dinas Pagi diruangan ini, bapak sudah sedikit dijelaskan alas an bapak saya
undang keruangan hari ini?
KP
: iya pak, saya tadi sedikit dijelaskan alasan saya diundang kemari, katanya Ns. Ana akan
dilakukan pengaturan dan pengelolaan obat pasien dengan meminta persetujuan saya.
Katim : iya pak benar sekali, jadi saya jelaskan kembali ya pak, mohon diperhatikan dengan
baik dan jika ada yang kurang dimengerti silahkan ditanyakan.
Sesuai dengan Prosedur Standart keselamatan dan kenyamanan pasien kami akan
melaksanakan Prosedur Desentralisasi/sentralisasi Obat pasien. Sentralisasi obat adalah
pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan
pengelolaan sepenuhnya oleh perawat.
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari
pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi. Hal-hal
berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu disentralisasi,
antara lain :
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart yang lebih
murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang sama.
3. Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat hanya untuk mencoba.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang akan
membuang atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa
sesudah batas kadarluarsa.
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak aktif.
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu
sehingga dipakai berlebihan atau dicuri .
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1. Penangguang jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara oprasional
dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
3. Penerimaan obat.
a. Obat yang telah diserapkan ditunjukan kepada perawat dan obat yang telah
diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar
terima obat
b. Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah dan sediaan (bila
perlu) dalam kartu control, dan diketahui (ditandatangani) oleh keluarga atau
pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan
penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang
5T (jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian).
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum
beserta kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selnjutnya disimpan oleh perawat dalam kontak obat
4. Pembagaian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar penmberian
obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh perawat dengan
memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat: dengan
terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi diinstruksi dokter dan kartu obat yang
ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, dan efek samping, usahakan tempat atau wadah obat kembali
keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau efeksamping pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruangan atau
petugas yang ditujuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat
obatan yang hamper habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian
dimintakan resep (jika masih perlu dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab
pasien
Penambahan Obat:
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur
pemberian oabat, maka informasi ini akan dimasukan dalam buku masuk obat
sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sedian obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka dokumentasi
hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada
keluarga dengan kartu khusus obat
Obat khusus :
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek sampingyang
cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu / sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat, dilaksanakan
oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat, kegunaan obat,
waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian, dan wadah obat
sebaiknya diserahkan atau ditunjukan kepada keluarga setelah pemberian,.
Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat
Bagaimana pak, ada yang ditanyakan?
Atau sudah cukup jelas?
KP
: sudah pak, sudah sangat jelas..
Katim : baik pak mari saya bantu untuk mengisi berkas format persetujuan.
Ini berkasnya silahkan di baca terlebih dahulu.
KP
: baik pak..
Keluarga pasien mengisi format persetujuan Desentralisasi/sentralisasi obat
KP
: sudah pak.
Katim : baik pak, ini ada resep yang harus bapak tebus di apotik ruangan, dan ini untuk surat
pengambilan obat pak. saya tunggu diruangan untuk obat yang sudah ditebus ilahkan
diantar kesini.
KP
: baik pak, saya tebus resep dulu pak.
Setelah keluarga pasien menebus obat
KP
Katim
KP
Katim
Perawat Asosiet
PA
PX
PA
PX
PA
PX
PA
: Ns. Wahyu saya sudah memberikan obat injeksi kepada pasien Tn. Calvin sesuai
standart keamanan pasien, dan Desentralisasi obat pasien Tn. Calvin sudah saya rapikan
di loker obat pasien.
Katim : baik Ns. Ana terima kasih sudah bekerja dengan baik.
Ns. Agus tindakan Desentralisasi/sentralisasi obat pasien Tn. Calvin sudah dilaksanakan
sesuai prosedur keselamatan pasien.
Karu : baik Ns. Wahyu, terima kasih sudah bekerja dengan baik sesuai Standart operasional
Prosedur.