Professional Documents
Culture Documents
PERGURUAN TINGGI
1|Pedoman RS PT
KATA PENGANTAR
Sesuai dengan UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dan UU No.20
tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran serta UU no 29 tahun 2004 Tentang
Praktik Kedokteran dalam upaya menghasilkan dokter layanan primer yang
profesional dan kompeten, Fakultas Kedokteran disetiap Perguruan Tinggi wajib
menyelenggarakan Pendidikan Kedokteran yang berorientasi kepada kepentingan
Nasional. Pendidikan Kedokteran diselenggarakan melalui dua tahap yaitu
Program Pendidikan Sarjana Kedokteran dan Program Pendidikan Profesi Dokter,
dalam pelaksanaannya harus berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Dokter dan
Standar Kompetensi Dokter yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia
tahun 2012. Pada Pendidikan Profesi Dokter setiap Fakultas Kedokteran wajib
mempunyai Rumah Sakit Pendidikan sebagai tempat pendidikan profesi dokter.
Pada PP No 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional dicantumkan
bahwa Pengelolaan kesehatan adalah proses atau cara mencapai tujuan
pembangunan kesehatan melalui pengelolaan upaya kesehatan, penelitian dan
pengembangan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia
kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, manajemen, informasi
dan regulasi kesehatan serta pemberdayaan masyarakat. Sumber daya manusia
dan pengembangannya pada Sistem Kesehatan Nasional termasuk didalamnya
adalah dokter layanan primer yang dihasilkan dari Pendidikan Profesi Dokter di
RS Pendidikan, dengan demikian RS Pendidikan tidak berdiri sendiri namun
merupakan bagian dari Sistem Kesehatan Nasional sehingga dokter layanan
primer yang dihasilkan harus sesuai dengan sasaran dan tujuan nasional untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.
RS Perguruan Tinggi adalah Rumah sakit pendidikan berkedudukan langsung
dibawah Rektor Univesitas dibawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Kemdikbud merupakan tempat pendidikan di bidang kedokteran dan
kesehatan, penelitian dan pelayanan kesehatan secara terpadu.
Untuk menyelenggarakan RS PT diperlukan Pedoman RS PT sebagai acuan pada
setiap program anggaran dan kegiatan pendidikan di RS PT.
Kepada seluruh kontributor penyusunan buku pedoman ini kami sampaikan
terimakasih. Semoga rumah sakit perguruan tinggi negeri dapat menjadi tempat
pendidikan yang menghasilkan luaran tenaga kesehatan, penelitian dan layanan
yang berkualitas.
2|Pedoman RS PT
TIM PENYUSUN
1.
Dadang Sudiyarto
2.
Harris Iskandar
3.
Amal C. Sjaaf
4.
Anwar Santoso
5.
6.
Ova Emilia
7.
Arsitawati P. Rahardjo
8.
Abidin Widjanarko
9.
3|Pedoman RS PT
DAFTAR ISI
2
3
4
5
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 6
1.2. Landasan Hukum ........................................................................ 10
1.3. Pengertian Rumah Sakit Pendidikan ........................................... 13
1.4. Pengertian Rumah Sakit Perguruan Tinggi .................................. 13
1.5. Tujuan Pedoman Rumah Sakit Perguruan Tinggi ........................ 13
BAB II KONSEP DASAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
2.1. Konsep Dasar Rumah Sakit Pendidikan ...................................... 14
2.2. Konsep Teknis Rumah Sakit Pendidikan .................................... 16
2.3. Indikator Rumah Sakit Pendidikan ............................................. 21
BAB III IMPLEMENTASI KONSEP DASAR RS PENDIDIKAN DI RS PT
3.1. Implementasi Konsep Dasar Pendidikan di RS PT ...................... 24
3.2. Implementasi Konsep Dasar Penelitian di RS PT ....................... 32
3.3. Implementasi Konsep Dasar Pelayanan di RS PT ...................... 35
4|Pedoman RS PT
DAFTAR GAMBAR
Hal
3.1
Assessment Method ..
26
3.2
29
3.3
31
Kesehatan
3.4
34
3.5
36
5.1
45
5.2
47
5.3
Skema Sumber Dana dan Peruntukannya dalam Kegiatan RS PTN pada PTN
BLU .
47
5.4
48
5.5
Skema Sumber Dana dan Peruntukannya dalam Kegiatan RS PTN pada PTN
BH ...
48
5.6
49
6.1
6.2
58
65
6.3
70
6.4
77
5|Pedoman RS PT
BAB I
PENDAHULUAN
Institusi pendidikan selaku produsen tenaga dokter dituntut untuk ikut berperan
dalam menyukseskan diberlakukankannya Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN). Pendidikan kedokteran berperan dalam menghasilkan tenaga dokter yang
cukup secara kuantitas dan baik secara kualitas. Kuantitas yang cukup dan
kualitas yang baik dari tenaga dokter dihasilkan dari sistem pendidikan yang baik.
Sistem pendidikan diharapkan dapat menjawab tuntutan kompetensi tenaga dokter
dan tuntutan kualitas layanan masa kini dan masa datang. Layanan kesehatan yang
berkualitas seperti yang diharapkan SJSN membutuhkan tenaga kesehatan,
khususnya dokter yang berkualitas.
6|Pedoman RS PT
Untuk dapat menghasilkan lulusan sesuai kebutuhan maka jumlah tempat tidur di
rumah sakit sebagai sarana pendidikan menjadi bagian yang diperhatikan. Kajian
The Accreditation Council of Graduate Medical Education menyatakan bahwa
jumlah tempat tidur rumah sakit yang digunakan untuk pendidikan memiliki
korelasi terhadap tingkat kelulusan dalam ujian sertifikasi dokter. Jika rasio ideal
mahasiswa dan tempat tidur adalah 1 : 3 maka kebutuhan tempat tidur (TT) RS
untuk pendidikan pada tahun 2013 adalah 10.450 TT. Fakultas kedokteran yang
ada (72 FK) belum dapat mengejar kebutuhan tenaga dokter.
Kualitas lulusan tenaga dokter merupakan peran penting lainnya yang menjadi
tanggung jawab sebuah institusi pendidikan. Dimasa yang akan datang tenaga
dokter harus mampu menghadapi tantangan-tantangan baru dimana mulai
bermunculannya infeksi baru, timbulnya resiko dari kondisi lingkungan dan
perilaku serta makin cepatnya transisi demografi yang mengancam kesehatan.
Sistem kesehatan dunia saat ini masih terus berjuang menghadapi kondisi yang
semakin kompleks dan mahal.
Data WHO dalam World Health Report 2006 mengatakan bahwa penyakit kronis
saat ini berkembang dan menjadi penyebab kematian tertinggi, lebih lanjut lagi
WHO merekomendasikan untuk melakukan revitalisasi strategi pendidikan
kedokteran. Pendidikan dokter saat ini belum dapat menjawab tantangan ini
dikarenakan kurikulum yang terfragmentasi dan berjalan ditempat sehingga
7|Pedoman RS PT
menghasilkan lulusan yang hanya menguasai penyakit. Hal ini dibenarkan dengan
adanya data Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) yang mengatakan
bahwa lulusan dokter Indonesia menguasai penegakkan diagnosa dan terapi tetapi
sangat lemah dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, rehabilitasi dan
pengetahuan akan hukum dan etik.
Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) telah menetapkan SKDI sebagai acuan dalam
penyelenggaraan pendidikan dokter di Indonesia. Kompetensi tenaga dokter
Indonesia terdiri dari empat pilar dan tiga pondasi. Pilar kompetensi terdiri dari
pengelolaan informasi, landasan ilmiah kedokteran, keterampilan klinis dan
pengelolaan masalah kesehatan. Pondasi terdiri dari profesionalitas yang luhur,
mawas diri dan pengembangan diri serta komunikasi yang efektif. Untuk dapat
menjawab tantangan dimasa yang akan datang maka pendidikan tenaga dokter dan
tenaga kesehatan lainnya haruslah berorientasi pada outcome dan kesiapan
terhadap peningkatan jumlah penyakit kronik. Outcome yang ingin dihasilkan
adalah pembelajaran transformatif dan interdepedensi dalam pendidikan.
8|Pedoman RS PT
Model rumah sakit pendidikan saat ini adalah rumah sakit rujukan pelayanan
tertier
sehingga
peserta
didik/co-ass
seringkali
menemukan
kesulitan
mendapatkan kasus sesuai kompetensinya. Kasus yang ada dalam rumah sakit
rujukan sebagian besar merupakan kasus-kasus rujukan sehingga sudah tidak tepat
lagi untuk tempat pendidikan dokter layanan primer, tetapi lebih sesuai sebagai
tempat pendidikan dokter spesialis.
Selain itu ditemukan juga perbedaan kualitas hasil didik Fakultas Kedokteran di
beberapa RS Pendidikan, hal ini ditengarai oleh besarnya variasi rumah sakit
pendidikan, lemahnya koordinasi antar bagian di beberapa RS Pendidikan dalam
men-standarisasi proses pendidikan klinik, belum adanya integrasi antara
pendidikan dan pelayanan, dan belum adanya model rumah sakit pendidikan yang
ideal .
Belajar dari keadaan yang ada dimana Indonesia masih kekurangan tenaga dokter
yang dalam pendidikannya memerlukan rumah sakit sebagai wahana pendidikan,
perlunya perubahan strategi pendidikan kedokteran, perlunya pendekatan
pembelajaran transformatif dan menempatkan pendidikan kedokteran sebagai
bagian dari sistem kesehatan di Indonesia dan lahirnya UU Pendidikan
Kedokteran No 20 Tahun 2013 maka Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
mendirikan 21 Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri.
9|Pedoman RS PT
Nasional
(SKN).
SKN
adalah
pengelolaan
kesehatan
yang
UUD 1945.
a. Pasal 28H
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
b. Pasal 34
Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
10 | P e d o m a n R S P T
4.
5.
sakit
adalah
menyelenggarakan
institusi
pelayanan
pelayanan
kesehatan
kesehatan
perorangan
yang
secara
sakit
dapat
ditetapkan
menjadi
Rumah
Sakit
11 | P e d o m a n R S P T
c. Pasal 23
1. Rumah Sakit Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
22 merupakan rumah sakit yang menyelenggarakan pendidikan
dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi
kedokteran,
pendidikan
kedokteran
berkelanjutan,
dan
7.
8.
9.
No
1069/Menkes/SK/XI/2008
tentang
Pedoman
12 | P e d o m a n R S P T
b.
13 | P e d o m a n R S P T
BAB II
KONSEP DASAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
14 | P e d o m a n R S P T
kesehatan
yang
mengedepankan
pelayanan
prima
yang
terjangkau,
15 | P e d o m a n R S P T
mudah
konsep
yang
secara
teknis
harus
dilaksanakan
dalam
dikombinasikan
dengan
standar
akademik
dan
16 | P e d o m a n R S P T
17 | P e d o m a n R S P T
Biomedik,
Kedokteran
Klinik,
Bioetika
dan
18 | P e d o m a n R S P T
5.
standar
pendidikan
profesi
dokter.
Dalam
19 | P e d o m a n R S P T
2. Melaksanakan
penelitian
terpadu
di
bidang
Biomedik,
20 | P e d o m a n R S P T
2.
3.
21 | P e d o m a n R S P T
4.
5.
22 | P e d o m a n R S P T
2.
yang
dilakukan
di
RS
Pendidikan
dengan
menggunakan:
a. Persentase tingkat kepatuhan pelaksanaan SPO.
b. Persentase kepuasan pasien pada layanan rawat jalan dan
rawat inap.
c. Angka kejadian near miss yaitu sebuah insiden yang dapat
menimbulkan cedera tetapi belum terpapar kepada pasien.
d. Angka Kejadian Tidak Diharapkan adalah sebuah insiden
yang dapat menimbulkan cedera pada pasien.
3. Indikator Etika dan Medikolegal bidang pelayanan.
Indikator
Etika
dan
Medikolegal
yaitu,
berkurangnya
23 | P e d o m a n R S P T
BAB III
IMPLEMENTASI KONSEP DASAR RS PENDIDIKAN DI
RUMAH SAKIT PERGURUAN TINGGI
24 | P e d o m a n R S P T
dan
menginterpretasi
hasil
auto,
allo
dan
diri
proteksi
sendiri
terhadap hal
dan
orang
lain
yang dapat
(universal
precaution).
g. Melakukan tindakan medis pada kedaruratan klinis sesuai
dengan kewenangannya.
25 | P e d o m a n R S P T
kompetensi
lulusan
yang mengacu
pada
World
26 | P e d o m a n R S P T
yang
bersifat
pasif
menjadi
proses
untuk
27 | P e d o m a n R S P T
kompetensi
sebagaimana
diatur
pada
Standar
28 | P e d o m a n R S P T
29 | P e d o m a n R S P T
untuk
terbentuknya
karakter
profesional.
Pola
dan
user-supplier
profesionalisme.
Semua
kepentingan
harus
harus
didasari
atas
bermuara
pada
dilaksanakan.
Pelayanan
dilaksanakan
dengan
30 | P e d o m a n R S P T
31 | P e d o m a n R S P T
Rumah
sakit
merupakan
lingkungan
yang
ideal
untuk
32 | P e d o m a n R S P T
33 | P e d o m a n R S P T
diberikan
dana
selama
tahun
untuk
34 | P e d o m a n R S P T
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
untuk
standar
kompetensi
serta
kurikulum
dilakukan
secara
berkelanjutan.
Knowledge,
Skills,
Attitude
dan
Communication
serta
profesionalitas luhur harus diutamakan karena sikap dan perilaku ini akan
35 | P e d o m a n R S P T
Pendidikan
Pelayanan
Penelitian
36 | P e d o m a n R S P T
37 | P e d o m a n R S P T
BAB IV
KELEMBAGAAN DAN PENGORGANISASIAN RUMAH SAKIT
PERGURUAN TINGGI
4.1. Kelembagaan RS PT
Sesuai dengan UU No 20 tahun 2013 pasal 8 ayat 3d tentang Pendidikan
Kedokteran, Perguruan tinggi dalam mendirikan Pendidikan Kedokteran
harus memenuhi sejumlah persyaratan, diantaranya memiliki Rumah Sakit
Pendidikan atau memiliki rumah sakit yang bekerja sama dengan Rumah
Sakit Pendidikan dan wahana Pendidikan Kedokteran.
(pasal 1).
Dengan ini menjadi jelas bahwa status RS PT adalah entitas yang dikelola
Perguruan Tinggi dengan hierarki setara Fakultas dan mengembangkan
struktur organisasi yang khusus untuk dapat menjalankan fungsi pendidikan,
penelitian dan pelayanan.
4.2. Tujuan RS PT
RS PT bertujuan untuk mengasilkan dokter layanan pimer, penelitian
translasional dan pelayanan prima yang berorientasi pada Sistem Kesehatan
Nasional.
38 | P e d o m a n R S P T
RS
PT
di
Kementrian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
1. Kedudukan dalam Sistem Pendidikan Nasional.
RS PT milik Pemerintah merupakan Rumah Sakit Pendidikan
dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang
dikelola Perguruan Tinggi. RS PT ditujukan untuk menjadi
wahana pendidikan di bidang kedokteran dan kesehatan,
penelitian dan pelayanan kesehatan secara terpadu.
2. Kedudukan di Pendidikan Tinggi.
RS PT dalam penyelenggaraan pendidikan, pelayanan dan
penelitian dibawah kendali oleh Dirjen Dikti Kemdikbud.
39 | P e d o m a n R S P T
40 | P e d o m a n R S P T
4.4.3. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut RS PT mempunyai
fungsi:
1. Menyelenggarakan
dan
mengembangkan
pendidikan
pelayanan
medik
yang
prima
dengan
kegiatan
pembinaan
dan
manajemen
pelayanan
medik,
manajemen
penelitian,
4.5. Organisasi RS PT
Organisasi dan tata laksana RS PT dapat berbentuk:
1. Satker Univeristas Murni
2. RS dengan Universitas PK BLU
3. RS dengan PK BLU dibawah PTN BH
Struktur organisasi RS PT dibentuk dengan mempertimbangkan tugas pokok
dan fungsi, status kelembagaan, peraturan terkait (Kemkes, RPP tentang
pengelolaan dan penyelenggaraan PT, PP dan Permen tentang statuta PTN)
dan kemampuan operasional dari RS PT. Pada RS PT fungsi pendidikan dan
penelitian harus mendapatkan kedudukan yang sejajar dengan pelayanan.
41 | P e d o m a n R S P T
4.6. Kerjasama
Dalam pengelolaannya RS PT harus sejalan dengan aturan Perguruan Tinggi
dan dalam pelaksanaannya RS PT menjalin kerja sama dengan Rumah Sakit
Pemda, Rumah Sakit Kementerian Kesehatan dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan lainnya yang dibuktikan dengan adanya MOU.
Pengembangan dan pelaksanaan kerjasama dengan lembaga pendidikan dan
lembaga RS merujuk kepada peraturan terkait Dikti, Dirjen BUK (Kemkes),
Dirjen Otonomi Daerah (Sekwilda tingkat 1) deputi bidang Sumber Daya
Manusia Aparatur (Kemenpan), Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu (Dit
BLU).
42 | P e d o m a n R S P T
BAB V
TATA KELOLA SUMBER DAYA RUMAH SAKIT PERGURUAN
TINGGI
43 | P e d o m a n R S P T
Rekruitmen eksternal dapat dilakukan dengan merekrut PNS baru atau dapat
juga dengan memanfaatkan fleksibilitas BLU. Untuk merekrut PNS baru,
maka RS PT harus terlebih dahulu membuat usulan kepada pimpinan
tertinggi Perguruan Tinggi mengenai jumlah dan jenis SDM yang
dibutuhkan. Fleksibilitas BLU dapat dimanfaatkan dengan merekrut SDM
berstatus pegawai BLU, baik pegawai teknis maupun administratif. Dengan
demikian SDM pada RS PT dapat berstatus:
PNS (kemendikbud atau kementrian lain)
Pegawai tetap non PNS/ Pegawai BLU
Dosen tetap non PNS dari PT yang terkait
Pegawai yang diizinkan lainnya (misal : pegawai kontrak, pegawai
tidak tetap, dosen tidak tetap)
Pegawai Universitas/PTN BH
44 | P e d o m a n R S P T
Gambar 5.1. Skema Asal SDM, Sumber Pendanaan dan Peruntukannya dalam
Pengelolaan SDM RS PTN
45 | P e d o m a n R S P T
46 | P e d o m a n R S P T
Gambar 5.3. Skema Sumber Dana dan Peruntukannya dalam Kegiatan RS PTN
Pada PTN BLU
47 | P e d o m a n R S P T
Gambar 5.5. Skema Sumber Dana dan Peruntukannya dalam Kegiatan RS PTN
Pada PTN BH
48 | P e d o m a n R S P T
49 | P e d o m a n R S P T
kementerian) dan pemberian dalam bentuk hibah dan tercatat. Tata Kelola
Aset RS PT dikembangkan dan dilaksanakan merujuk kepada:
1. Tata Kelola Aset Negara di Perguruan Tinggi.
2. Tata Kelola Aset Negara di RS Pemerintah.
3. Tata Kelola Aset Negara menurut kementrian Keuangan.
50 | P e d o m a n R S P T
51 | P e d o m a n R S P T
penggunaan
serta
pemeliharaan
alat
medis
(procuring,using, maintaining).
5. Modifikasi peralatan (jika diperlukan dengan tetap mempertimbangkan
standar, regulasi, dan keamanan)
6. Membangun fasilitas terkait dengan kebutuhan operasional peralatan.
b)
c)
d)
e)
f)
g)
52 | P e d o m a n R S P T
BAB VI
PEMBANGUNAN FISIK
RUMAH SAKIT PERGURUAN TINGGI
6.1. Landasan Hukum dan Pedoman Pembangunan Fisik RS PT
a. Semua pembangunan bangunan Negara mengacu kepada:
1) Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 2011 tentang Pembangunan
Bangunan Negara.
2) Peraturan Menteri PU No 28 Tahun 2008 tentang Bangunan Gedung.
b. Khusus Pembangunan Rumah Sakit mengacu kepada:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
53 | P e d o m a n R S P T
6.2.1.
Tahap Pendahuluan
Tahap pendahulan meliputi studi kelayakan, master plan dan studi
amdal.
a. Studi Kelayakan (Feasibility Study).
Studi kelayakan (feasibility study) adalah hasil analisis dan
penjelasan kelayakan dari segala aspek yang akan mendasari
pendirian atau pengembangan suatu RS PT, terkait dengan
penentuan rencana kerja pelayanan, pendidikan dan penelitian
kesehatan RS PT yang baru akan dilakukan, maupun lanjutan
dari
yang
sudah
ada
dalam
melakukan
rencana
54 | P e d o m a n R S P T
2. Analisis Situasi.
Analisis situasi adalah analisis dari seluruh aspek-aspek baik
dari aspek eksternal sebagai peluang ataupun ancaman
maupun aspek internal yang dapat menjadi kekuatan ataupun
kelemahan sehingga aspek-aspek tersebut dapat menjadikan
kecenderungan
suatu
rumah
sakit
dalam
melakukan
kekuatan
dan
ancaman
yang
secara
kelemahan
serta peluang
sistematis
akan
dan
menjadi
acuan
untuk
menentukan
langkah-langkah
memanfaatkan
bersamaan
berusaha
peluang
untuk
(opportunity) serta
meminimalkan
secara
kelemahan
55 | P e d o m a n R S P T
Analisis
kebutuhan
ini
dapat
memberikan
gambaran
Kebutuhan Lahan,
Pemilihan site/lokasi lahan rumah sakit dapat dihitung
berdasarkan program ruang rumah sakit serta kebijakan
Pemerintah
Daerah
setempat
mengenai
intensitas
Kebutuhan Ruang,
Kebutuhan ruang secara keseluruhan dari rumah sakit
dapat dihitung 1 TT sebesar 80 m2 110 m2 disesuaikan
dengan bentuk dan klasifikasi rumah sakitnya.
SDM,
Dalam hal pemenuhan ketenagaan atau Sumber Daya
Manusia
(SDM)
perlu
56 | P e d o m a n R S P T
5. Analisis Keuangan
Analisis keuangan memberikan gambaran tentang rencana
penggunaan sumber anggaran yang dimiliki, sehingga dapat
diketahui
tingkat
pengembalian
biaya
yang
akan
57 | P e d o m a n R S P T
b. Master Plan RS PT
Rencana membangun atau mengembangkan RS PT dilakukan
setelah mengetahui jenis layanan kesehatan rumah sakit serta
kapasitas Tempat Tidur (TT) jenis pendidikan serta kapasitas
DPJP dan peserta didik dan jenis penelitian translasional yang
akan dilakukan dan disediakan sesuai dengan hasil kajian studi
kelayakan/feasibility study.
58 | P e d o m a n R S P T
dan
rencana
induk
pengembangan
rumah
sakit
suatu
rumah
sakit
dalam
melakukan
59 | P e d o m a n R S P T
rencana
induk/master
plan
adalah
untuk
c. Master Program
Master program merupakan perumusan kecenderungan RS PT
yang menggambarkan secara umum Pendidikan Profesi Dokter
dan Tenaga Kesehatan lainnya, pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, dan penelitian translasional.
Hasil studi kelayakan ataupun analisis kondisi umum pada
analisis rencana induk/master plan ini sangat menentukan master
program berupa perumusan kecederungan karena telah mengkaji
seluruh aspek baik aspek eksternal yaitu yang telah memberi
gambaran mengenai segmentasi baik dari aspek geografi,
demografi, sosekbud, derajat kesehatan dan ketenagakerjaan
serta aspek internal yang memberikan gambaran mengenai
kondisi rumah sakit dilihat dari aspek lahan, lokasi, SDM dan
organisasi,
teknologi
hingga
kemampuan
dari
pendanaan/pembiayaan.
Master program dalam rencana induk terdiri dari:
a) Jenis
pelayanan,
pendidikan
klinik
dan
penelitian
translasional.
b) Penetapan kelas RS.
c) Kapasitas tempat tidur dan klasifikasi kelas perawatan.
d) Perhitungan SDM dan struktur organisasi.
e) Kebutuhan ruang bangunan RS.
60 | P e d o m a n R S P T
Aktifitas Kerja.
Aktivitas RS sangat dipengaruhi oleh kinerja RS.
Aktivitas RS dipengaruhi oleh penempatan fungsi-fungsi
ruangan yang harus berkaitan atau berhubungan dengan
akses yang mudah dan cepat antara fungsi-fungsi yang
berkaitan. Pola aktifitas dan sirkulasi timbul dari kegiatan
yang berlangsung di RS PT meliputi pelayanan,
pendidikan dan penelitian disetiap unit RS PT yang terdiri
atas kegiatan perawatan medik, pelayanan penunjang
medik dan non medik, administrasi dan rekam medik,
servis dan utilitas, serta pelayanan perawatan gawat
darurat.
ii.
Hubungan Fungsional.
Hubungan Fungsional RS PT adalah hubungan antar
fungsi
kegiatan
dalam
memberikan
pelayanan,
bentuk
rencana
zonasi/rencana
kelompok
61 | P e d o m a n R S P T
Pengelompokan/Zonasi RS.
Pengelompokkan/zonasi rumah sakit pengkategoriannya
yaitu zonasi berdasarkan tingkat risiko terjadinya
penularan penyakit, zonasi berdasarkan privasi dan zonasi
berdasarkan pelayanan.
Pengelompokan zonasi dibagi sebagai berikut:
a) Zonasi
berdasarkan
tingkat
risiko
terjadinya
penularan penyakit.
b) Zonasi berdasarkan provasi kegiatan.
c) Zonasi berdasarkan pelayanan.
iv.
62 | P e d o m a n R S P T
e. Pentahapan Pembangunan
Pentahapan Pembangunan meliputi:
1) Tahap Perencanaan (Planning)
Merupakan penetapan garis-garis besar rencana proyek,
mencakup:
recruitment
konsultan/perencana
untuk
feasibility
studies/studi
kelayakan
proyek,
63 | P e d o m a n R S P T
Konsultan
Perencanaan/MK
setelah
gagasan
awal/TOR ada.
(2)
bahan,
alat
dan
bangunan
64 | P e d o m a n R S P T
65 | P e d o m a n R S P T
66 | P e d o m a n R S P T
3) Limbah klinis
Limbah klinis adalah limbah yang berasal dari pelayanan
medis, perawatan gizi, "veteranary", farmasi atau sejenis
serta limbah yang dihasilkan di rumah sakit pada saat
dilakukan perawatan/pengobatan atau penelitian. Bentuk
limbah klinis antara lain berupa benda tajam, limbah
infeksius, jaringan tubuh limbah cito toksik, limbah
farmasi, limbah kimia, limbah radio aktif dan limbah
plastik.
2. Dampak
Ketiga limbah di atas secara langsung maupun tidak langsung
menimbulkan gangguan kesehatan dan membahayakan bagi
pengunjung maupun petugas kesehatan. Ancaman ini timbul
pada saat penanganan, penampungan, pengangkutan dan
pemusnahannya. Keadaan ini terjadi karena:
1) Volume limbah yang dihasilkan melebihi kemampuan
pembuangannya.
2) Beberapa di antara limbah berpotensi menimbulkan
bahaya apabila tidak ditangani dengan baik.
3) Limbah
ini
juga
akan
menimbulkan
pencemaran
No.986/1992,
yang
meliputi
penyehatan
67 | P e d o m a n R S P T
rumah
sakit
harus
mempunyai
Instalasi
pengelola
mungkin.
IPAL
didayagunakan
seoptimal
Rumah Sakit.
Kelas A & B serendah-rendahnya S1 di bidang kesehatan
lingkungan: teknik penyehatan, kimia, dan teknik sipil.
Kelas C serendah-rendahnya D3 di bidang kesehatan:
lingkungan, teknik penyehatan, biologi, teknik kimia,
teknik lingkungan dan teknik sipil.
Kelas D Paramedik dibidang kesehatan lingkungan,
teknik penyehatan, kimia, dan teknik sipil.
6) Bagi rumah sakit yang belum mempunyai tenaga-tenaga
tersebut
agar
dipersiapkan
antara
lain
mengikuti
pelatihan.
6.2.2.
Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pembangunan fisik meliputi DED (Detail
Engneering Design) RS PT dan perencanaan peralatan baik peralatan
penunjang medik maupun peralatan penunjang umum.
68 | P e d o m a n R S P T
yang
standarisasi
akan
ruang
digunakan.
maka
Tanpa
dikhawatirkan
mengedepankan
akan
terjadi
69 | P e d o m a n R S P T
kebiasaan
dan
kondisi
masyarakat
dengan
Sumber : Johnny Sinaga, dalam Workshop Master Plan dan DED RS PT, 18-19
Juli 2012
70 | P e d o m a n R S P T
b. Perencanaan Peralatan
Perencanaan pengadaan peralatan mengacu kepada Peraturan
Presiden RS Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
Kegiatan pengadaan barang/jasa dan sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi kebutuhan barang/alat kesehatan RS PT.
b) Menyusun dan menetapkan rencana penganggaran untuk
pengadaan barang/alat kesehatan.
c) Menetapkan kebijakan umum tentang:
(1) Pemaketan pekerjaan.
(2) Cara pengadaan barang/alat kesehatan.
(3) Pengorganisasian pengadaan barang/alat kesehatan.
d) Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang memuat:
(1) Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan.
(2) Waktu pelaksanaan yang diperlukan.
(3) Spesifikasi teknis barang/alat kesehatan yang akan
diadakan.
(4) Besarnya total perkiraan biaya pekerjaan.
6.2.3.
Tahap Konstruksi
Tahap konstruksi meliputi proses pelelangan kontraktor dan proses
pembangunan konstruksi. Mengacu kepada Peraturan Menteri PU
Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultasi. Proses pelelangan diawali
dengan pembentukan Pokja Unit Layanan Pengadaan (ULP) adalah
unit organisasi yang berfungsi melaksanakan pengadaan barang/jasa
yang ditetapkan oleh Menteri dan bersifat permanen.
1. Proses Pelelangan.
Pokja ULP melakukan penelitian/pemeriksaan terhadap proses
pemilihan dengan tahapan sebagai berikut:
71 | P e d o m a n R S P T
a. Penawaran
melalui
Undangan
Pengadaan
Pekerjaan
Konstruksi.
b. Pengambilan Dokumen Pemilihan.
Peserta dapat mengambil dokumen pemilihan sesuai hari,
tanggal dan waktu serta tempat pembambilan tercantum dalam
undangan.
c. Pemberian Penjelasan.
Penjelasan dijelaskan kepada peserta mengenai: metoda
pemilihan,
cara
penyampaian
dokumen
penawaran,
tidak
dapat
dijadikan
dasar
menolak/menggugurkan penawaran.
a. Evaluasi Dokumen Penawaran
b. Koreksi Aritmatik
c. Evaluasi Admininstrasi
d. Evaluasi Teknis
e. Evaluasi Harga
f. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP).
72 | P e d o m a n R S P T
untuk
BAHP
merupakan
kesimpulan
dari
hasil
evaluasi
73 | P e d o m a n R S P T
Selanjutnya dilakukan:
a. Pemeriksaan laboratorium/testing konstruksi
b. Acara penyerahan pertama penyelesaian bangunan
c. Masa pemeliharaan bangunan masih dalam tanggungan
d. Penyerahan kedua setelah selesai masa pemeliharaan.
6.2.4.
Tahap Operasional
Tahap operasional meliputi operasional RS PT dan pemeliharaan
sarana fisik. Tahap ini dimulai setelah tahap penyerahan gedung dari
kontraktor setelah masa Pemeliharaan yang masih dalam tanggungan
Kontraktor.
6.3.1.
tersebut
membutuhkan
tempat/ruang
untuk
74 | P e d o m a n R S P T
6.3.2.
Program Fungsi RS PT
Fungsi-fungsi RS PT merupakan gambaran dari kegiatan-kegiatan,
dimana kegiatan tersebut
keberlangsungannya
dengan
fungsi-fungsi
tersebut
75 | P e d o m a n R S P T
1. Fungsi-Fungsi RS PT
Seperti yang telah disampaikan pada bab sebelumnya maka
fungsi-fungsi RS PTdikelompokan sebagai berikut:
a. Fungsi Pendidikan meliputi:
1) Fungsi Manajerial Pendidikan untuk 12 Departemen
2) Fungsi Fasilitasi Diskusi dan Tutorial
3) Fungsi Pelatihan Keterampilan Klinik (Skills Lab)
4) Fungsi Perpustakaan/E-Library.
b. Fungsi Penelitian.
1) Fungsi Manajerial Penelitian
2) Fungsi Fasilitasi Diskusi dan Tutorial
3) Fungsi Presentasi Penelitian (Auditorium)
4) Fungsi Pelaksanaan Penelitian
c. Fungsi Pelayanan dan Penunjang Medik meliputi:
1) Fungsi Pelayanan Poliklinik dari 12 Departemen
2) Fungsi Pelayanan Gawat Darurat
3) Fungsi Pelayanan Rawat Inap
4) Fungsi Pelayanan ICU
5) Fungsi Pelayanan Penunjang Diagnostik dan Penunjang
Terapetik
d. Fungsi Manajemen meliputi:
1) Fungsi Manajerial dan Kepemimpinan Direktur
2) Fungsi Staf dan Manajerial Wakil Direktur
3) Fungsi Staf dan Pimpinan Komite
4) Fungsi Satuan Pengawas Internal
e. Fungsi Hospital Engineering meliputi:
1) Fungsi Clinical Engineering (Peralatan Penunjang Medik)
2) Fungsi Hospital Facility (Peralatan Penunjang Umum)
3) Fungsi Bangunan, Sarana dan Prasarana
76 | P e d o m a n R S P T
KARYAWAN
TECHNICAL SUPPORTING DEPT
Dapur
Houskeeping
Loundry
Workshop
Steam Bioler
Instal Air
Central AC
Limbah
Genset
Gardu listrik
SKILLS LAB
ANES
BEDAH
Gudang um
Gus Alkes
Pus Kom
Ambulan
JIWA
FOR
OBGYN
IPD
IKA
THT
LIBRARY
PENDIDIKAN
RAD
R. DISKUSI / TUTORIAL
Transport
Keamanan
Fas umum
Kamar Jenazah
POLIKLINIK
Admin/Pendaftaran pasien
Loket Pembayaran
Medical Record
Poliklinik 4 Spesialis Besar
Poliklinik 8 Spesialis lainnya
UGD
Triase
Gawat Darurat Bedah
Gawat Darurat Non Bedah
R.Jaga Dokter
R. Jaga Co Ass
PASIEN
77 | P e d o m a n R S P T
RESEARCH
LAB
TRANSLASIONAL FARMAKOLOGI
Kedok Klinik
Biomedik
Bioetik
Humaniora
Ked Kom
R. DISKUSI
LAB
MIKROBIOLOGI
LAB
PARASITOLOGI
PENELITIAN
AUDITORIUM
LAB
BIOLOGI
MOLEKULER
MANAGEMENT OFFICE
Manajemen Pendidikan
Manajemen Penelitian
Manajemen Pelayanan
Manajemen SDM
Manajemen Keuangan
ManajemenMutu
Ruang Direktur & Staf
luhur,
kewaspadaan
universal
(universal
78 | P e d o m a n R S P T
79 | P e d o m a n R S P T
80 | P e d o m a n R S P T
penelitian
adalah
tempat
diselenggarakannya
81 | P e d o m a n R S P T
Penelitian,
Penunjang Umum.
82 | P e d o m a n R S P T
Wadir
Administrasi
dan
Komite
Medik,
Komite
Etik,
Komite
Keperawatan.
e) Ruang kerja dan ruang rapat staf kecil untuk Satuan
Pengawas Internal.
6.3.3.
2.
Efisiensi energi
3.
Efisiensi air
4.
5.
Kualitas ruangan
6.
Makanan sehat
7.
Edukasi green
8.
Pengadaan
9.
Kontaminan
83 | P e d o m a n R S P T
6.3.4.
Hal ini sering luput dari pengamatan para Direktur RS bahwa ada
suatu bidang yang sangat urgen untuk mengatasi permasalah ini.
Saat ini masalah teknik dalam organisasi RS yang demikian
kompleks dan rawan hanya ditangani oleh unit setingkat Instalasi
yang hanya berfungsi untuk pemeliharaan saja. Hospital Engineering
adalah integrasi dari multi disiplin ilmu teknik medik dan teknik
umum yang seharusnya dilibatkan sejak perencanaan, perancangan
bangunan, pengadaan alat medik sampai dengan pemeliharaan
karena mempunyai fungsi-fungsi teknis yang berbeda namun harus
diintegrasikan untuk mewujudkan Rumah Sakit yang efektif, effisien
dan safety.
84 | P e d o m a n R S P T
1.
perancangan
bangunan,
pengadaan,
teknologi
kesehatan
perumahsakitan.
Untuk
fungsi
biomedical
engineering
adalah
85 | P e d o m a n R S P T
fungsi
mecanical
electricity
adalah
water
heater,
pemadam
kebakaran,
2.
86 | P e d o m a n R S P T
3.
87 | P e d o m a n R S P T
Bagian
dalam
perencanaan,
88 | P e d o m a n R S P T
perancangan,
DAFTAR PUSTAKA
1.
UUD 1945
2.
UU Pendidikan Kedokteran
3.
UU Pendidikan Tinggi
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
89 | P e d o m a n R S P T
18.
19.
20.
http://hpeq.dikti.go.id/v2/index.php?option=com_content&view=article&id
=91:kurikulum-kedokteran-berdasar-kompetensi&catid=16:beritaterkait&Itemid=197, diunduh pada hari Selasa tanggal 16-07-2013 pada
pukul 19.00 WIB
90 | P e d o m a n R S P T