You are on page 1of 11

Pendahuluan

Kebutuhan energi listrik merupakan kebutuhan pokok di zaman modern ini. Hampir
seluruh aktifitas dan keseharian manusia di pengaruhi oleh energi listrik. Di Indonesia
sendiripun gencar gencarnya membangun pembangkit listrik dengan sumber energi yang
renewable dan tidak akan habis. Potensi yang dapat diandalakan sesuai alam Indonesia ialah
arus laut. Arus laut terjadi dimana saja di laut. Pada hakekatnya energy yang menggerakkan
massa air laut tersebut berasal dari matahari. Perbedaan pemanasan matahari ini yang
menyebabkan perbedaan energy yang diterima bumi. Pembangkit listrik tenaga arus laut
merupakan pembangkit listrik yang menggunakan arus laut sebagai bahan bakarnya.
Indonesia memiliki lautan yang luas dan memiliki banyak selat. Hal ini harusnya dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi yang berkopenten digunakan di negara maritim.
Pulau pulau kecil di Indonesia yang belum terjamah listrik dapat
menggunakan arus laut sebagai energy penghasil listrik. Ha ini juga dapat meminimalisir
pemanasan gobal dan mengurangi emsisi gas buang di Indonesia.

Arus Laut
Arus laut adalah gerakan masa air laut secara teratur dari suatu tempat ke tempat lain.
Sebagian arus laut bergerak secara horizontal dan hanya sebagian kecil yang bergerak secara
vertical. Arus laut juga didefinisikan sebagai aliran air yang berkelanjutan.
Arus laut merupakan massa air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh laut di dunia.
Berdasarkan temperaturnya kita mengenal ada arus panas dan arus dingin. Arus panas adalah
bila temperatur air pada arus tersebut lebih tinggi dari pada temperatur air laut yang didatangi
atau arus laut yang bergerak dari daerah lintang rendah (daerah panas) ke daerah lintang
tinggi (daerah dingin). Sedangkan arus dingin ialah bila temperatur arus itu lebih rendah dari
temperatur air laut yang didatanginya atau yang bergerak dari daerah dingin ke daerah panas.
Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal seperti perbedaan densitas air laut, gradien tekanan mendatar
dan gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternal seperti gaya tarik matahari dan bulan
yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya
gravitasi, gaya teknotik dan angin. Namun secara garis besar arus laut terjadi karena adanya
beberapa faktor yaitu tiupan angin, perbedaan kadar garam, dan perbedaan suhu.

Arus Laut Karena Tiupan Angin


Arus yang disebabkan karena tiupan angin, merupakan arus permukaan yang disebut
drift. Karena rotasi bumi dan bentuk bumi yang bulat arah arus biasanya menyimpang kearah
kanan untuk belahan bumi utara dan ke kiri untuk belahan bumi selatan. Arah arus
membentuk sudut 45 dengan arah angin yang mendorongnya. Misalnya arus equator utara

yang arahnya timur barat akibat dorongan angin pasat timur laut, juga arus ekuator selatan,
akibat tiupan angin pasat tenggara.
Tiupan angin yang menerpa angin laut di permukaan akan menimbulkan arus laut. Seperti
halnya bila kita meniupkan air dalam cawan, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa angin
dapat menyebabkan arus laut. Arah arus itu searah dengan aliran angin.
Arus karena tiupan angin ini bila menumbuk daratan, maka air di depan daratan itu akan
lebih tinggi dari pada permukaan air laut disekitarnya. Perbedaan permukaan air laut tersebut
akan menyebabkan terjadinya aliran air laut yang memiliki permukaan lebih tinggi menuju
ke laut yang memiliki permukaan air yang lebih rendah. Arus laut yang demikian disebut
arus kompensasi.
Arus Laut Karena Perbedaan Kadar Garam
Air laut yang memiliki kadar garam tinggi memiliki massa jenis yang lebih besar
daripada air laut yang kadar garamnya rendah. Oleh karena itu, jika ada dua laut yang
bersebelahan tetapi karena kadar garamnya berbeda maka dibagian dasar laut akan terjadi
aliran air dari laut berkadar garam tinggi menuju ke laut berkadar garam rendah. Sebaliknya
dibagian permukaan akan terjadi aliran air dari laut berkadar garam rendah menuju ke laut
berkadar garam tinggi. Contoh ambang Gibraltar yang terletak diantara benua Eropa dan
benua Afrika.

Arus Laut Karena Perbedaan Suhu


Perbedaan suhu menyebabkan perbedaan kepadatan air, yang menyebabkan pula
perbedaan salinitas. Selain menyebabkan terjadinya arus air yang lebih padat dan besar
salinitasnya akan turun dan mengalir di bagian bawah sebagai arus bawah. Sebaliknya air
yang ringan dan kurang padat akan muncul dan bergerak di bagian permukaan sebagai arus
permukaan.
Air laut yang dingin memiliki massa jenis yang lebih besar daripada air laut yang panas.
Air laut di daerah kutub bersuhu dingin, sehingga memiliki massa jenis lebih besar. Oleh
karena itu, air laut tersebut akan tenggelam dan bergerak menuju ke daerah yang massa
jenisnya lebih kecil, melalui dasar laut yang dalam.
Dari daerah kutub arus bawah mengalir ke daerah ekuator, sebaliknya dari daerah ekuator
arus permukaan mengalir ke daerah kutub, sehingga terjadi keseimbangan hydrostatis yang
menyebabkan kepadatan dan suhu air hampir sama untuk seluruh perairan.

Penyimpangan Arah Arus Laut


Penyimpangan arah arus laut dapat terjadi baik secara horizontal maupun vertical. Gaya
coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan membelokan dari arah yang
lurus. Gaya ini timbul akibat dari perputaran bumi pada porosnya (rotasi bum). Gaya inilah
yang menghasilkan adanya aliran gyre yang mengarah seperti gerakan jarum jam pada bumi
utara dan berlawanan arah jarum jam pada belahan bumi selatan.
Gaya coriolis juga menyebabkan timbulnya perubahan perubahan arah arus yang
kompleks susunannya yang terjadi sesuai dengan makin dalamnya laut. Gerakan angin yang
berpengaruh terhadap gerakan arus permukaan membentuk sudut 45 dan mempunyai
kecepatan 2% dari kecepatan angin itu sendiri. Bila angin bertiup dengan kecepatan 10m/s
maka akan dapat menimbulkan arus permukaan laut yang berkecepatan 20cm/s. Kecepatan
arus ini akan berkurang sesuai dengan makin bertambahnya kedalaman laut dan pada
kedalaman 200 meter gerakan angin tidak lagi berpengaruh gerakan arus. Pada waktu
kecepatan arus berkurang maka tingkat perubahan arah arus yang di sebabkan karena gaya
coriolis akan meningkat. Hasilnya adalah bahwa hanya terjadi sedikit pembelokan dari arah
arus yang relative cepat di permukaan dan arah pembelokan menjadi makin besar pada aliran
arus yang kecepatannya menjadi semakin lambat di lapisan air yang makin dalam. Akibatnya
akan timbul suatu aliran arus dimana makin dalam suatu perairan, arus yang terjadi akan
semakin dibelokan arahnya.
Menurut letaknya arus dibedakan menjadi :
Arus atas adalah arus yang bergerak di permukaan laut. Faktor pembangkit arus
permukaan disebabkan oleh adanya angin yang bertiup diatasnya. Tenaga angin memberikan
pengaruh terhadap arus permukaan (atas) sekitar 2% dari kecepatan angin itu sendiri.
Kecepatan arus ini akan berkurang sesuai dengan makin bertambahnya kedalaman perairan
sampai pada akhirnya angin tidak berpengaruh pada kedalaman 200 meter (Bernawis,2000).
Oleh karena dibangkitkan angin, arah arus laut permukaan (atas) mengikuti arah angin yang
ada. Khususnya di Asia Tenggara karena arah angin musim sangat terlihat perubahannya
antara musim barat dan musim timur maka arus laut permukaan juga banyak dipengaruhinya.
Arus musim barat ditandai oleh adanya aliran air dari arah utara melalui laut Cina bagian
atas, laut Jawa, dan laut Flores. Adapun pada musim timur sebaliknya mengalir dari arah
selatan.
Sedangkan arus bawah adalah arus yang bergerak di bawah permukaan laut. Selain
pergerakan arah arus mendatar, angin dapat menimbulkan arus air vertikal yang dikenal
dengan upwelling dan downwelling di daerah-daerah tertentu. Proses upwelling adalah suatu
proses massa air yang didorong ke atas dari kedalaman sekitar 100 sampai 200 meter. Angin

yang mendorong lapisan air permukaan mengakibatkan kekosongan di bagian atas, akibatnya
air yang berasal dari bawah menggantikan kekosongan yang berada di atas.
Oleh karena air yang dari kedalaman lapisan belum berhubungan dengan atmosfer, maka
kandugan oksigennya rendah dan suhunya lebih dingin dibandingkan dengan suhu air
permukaan lainnya. Walaupun sedikit oksigen, arus ini mengandung larutan nutrien seperti
nitrat dan fosfat sehingga cederung mengandung banyak fitoplankton. Fitoplankton
merupakan bahan dasar rantai makanan di lautan, dengan demikian di daerah upwelling
umumnya kaya ikan.
Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh faktor internal seperti perbedaan densitas air laut,
gradien tekanan mendatar dan gesekan lapisan air dan faktor eksternal seperti gaya tarik
matahari dan bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan
tekanan udara, gaya gravitasi, gaya tektonik dan angin ( Gross, 1990).

Menurut Bishop (1984), gaya-gaya utama yang berperan dalam sirkulasi massa air adalah
gaya gradien tekanan, gaya coriolis, gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya sentrifugal.
Gaya-gaya yang bekerja dalam pembentukan arus antara lain tegangan angin, gaya Viskositas,
gaya Coriolis, gaya gradien tekanan horizontal, gaya yang menghasilkan pasut.
Ketika angin berhembus di laut, energi ditransfer dari angin ke batas permukaan, sebagian
energi ini digunakan dalam pembentukan gelombang gravitasi permukaan, yang memberikan
pergerakan air dari yang kecil kearah perambatan gelombang sehingga terbentuklah arus
dilaut. Semakin cepat kecepatan angin, semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada
permukaan laut, sehingga semakin besar arus permukaan. Dalam proses gesekan antara angin
dengan permukaan laut dapat menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air laminar dan
pergerakan air turbulen (Supangat,2003).
Gaya Viskositas pada permukaan laut ditimbulkan karena adanya pergerakan angin pada
permukaan laut sehingga menyebabkan pertukaran massa air yang berdekatan secara periodik,
hal ini disebabkan karena perbedaan tekanan pada fluida. Gaya viskositas dapat dibedakan

menjadi dua gaya yaitu viskositas molecular dan viskositas eddy. Gesekan dalam pergerakan
fluida berasal dari transfer momentum diantara bagian-bagian fluida yang berbeda. Pada saat
fluida bergerak dalam aliran laminer, transfer momentum terjadi. Hasil transfer antara batas
yang berdekatan yang disebut viskositas molekular.
Di permukaan laut gerakan air tidak pernah laminer tetapi turbulen, sehingga massa air bukan
berupa molekul individu, molekul air bertukar antara satu bagian fluida ke yang lain. Gesekan
internal yang dihasilkan lebih besar dari pada yang disebabkan oleh pertukaran molekul
individu dan disebut viskositas eddy.
Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan membelokan arah angin
dari arah yang lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat dari perputaran bumi pada porosnya.
Gaya Coriolis ini yang membelokan arus dibagian bumi utara kekanan dan dibagian bumi
selatan kearah kiri. Pada saat kecepatan arus berkurang, maka tingkat perubahan arus yang
disebabkan gaya Coriolis akan meningkat. Hasilnya akan dihasilkan sedikit pembelokan dari
arah arus yang relaif cepat dilapisan permukaan dan arah pembelokanya menjadi lebih besar
pada aliran arus yang kecepatanya makin lambat dan mempunyai kedalaman makin
bertambah besar.
Akibatnya akan timbul suatu aliran arus dimana makin dalam suatu perairan maka arus yang
terjadi pada lapisan-lapisan perairan akan dibelokan arahnya. Hubungan ini dikenal sebagai
Spiral Ekman, Arah arus menyimpang 450 dari arah angin dan sudut penyimpangan.
bertambah dengan bertambahnya kedalaman (Supangat, 2003).
Gaya gradien tekanan horizontal sangat dipengaruhi oleh tekanan, massa air, kedalaman dan
juga densitas dari massa air tersebut, yang mana jika densitas laut homogen, maka gaya
gradien tekanan horizontal adalah sama untuk kedalaman berapapun. Jika tidak ada gaya
horizontal yang bekerja, maka akan terjadi percepatan yang seragam dari tekanan tinggi ke
tekanan yang lebih rendah.
Gelombang-gelombang yang panjang pada lautan menghasilkan peristiwa pasang surut air
laut. Pasang surut ini menimbulkan pergerakan massa air yang mana prosesnya dipengaruhi
oleh gaya tarik bulan, matahari dan benda angkasa lainya selain itu juga dipengaruhi oleh
gaya sentrifugal dari bumi itu sendiri.
Konversi Arus Laut Menjadi Pembangkit Listrik
Pengembangan teknologi ekstraksi energi arus laut lazimnya dilakukan dengan
mengadopsi prinsip teknologi energi angin yang telah lebih dulu berkembang, yaitu dengan
mengubah energi kinetik arus laut menjadi energi rotasi dan energi listrik. Daya yang
dihasilkan oleh turbin arus laut jauh lebih besar dari pada daya yang dihasilkan oleh turbin

angin, karena rapat massa air laut lebih besar dari rapat massa udara. Kapasitas daya yang
dihasilkan dapat dihitung dengan pendekatan matematis yang memformulasikan daya yang
melewati suatu permukaan atau luasan. Misalkan suatu aliran fluida yang menembus suatu
permukaan A dalam arah yang tegak lurus permukaan, maka rumus umum yang digunakan
adalah formulasi Fraenkel yaitu:

3
P = 0,5 x x A x V (3.1)

Dimana :
P = daya (watt);
= rapat massa air (kg/m);
A = luas penampang (m); dan
V = kecepatan arus (m/s)
Beberapa komponen penting dalam Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) :
Turbin, untuk mengkonversikan energi kinetic arus laut disini terdapat dua jenis rotor
(daun turbin) yang biasa digunakan yaitu turbin poros vertical dan turbin poros
horizontal.
Generator, untuk mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Generator yang
digunakan pada PLTAL ini biasanya menggunakan generator Asinkron.
Gearbox, berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada turbin energi arus laut
menjadi putaran tinggi agar dapat digunakan untuk memutar generator.
Sistem Pengereman, digunakan untuk menjaga putaran pada poros turbin agar bekerja
pada titik aman saat terdapat arus yang besar. Alat ini perlu dipasang karena generator
memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya.
Rectifier-Inverter, untuk mengatasi naik turunnya keluaran listrik dari generator
karena naik turunnya putaran turbin maka listrik yang dihasilkan oleh generator harus
disalurkan terlebih dahulu ke sistem rectifier-inverter agar keluaran tegangan dan
frekuensi listriknya sama dengan listrik yang dihasilkan PLN.

Contoh Turbin Poros Horizontal

Contoh Turbin Poros Vertical


Marine Current Turbine (MCT)
Teknologi Marine Current Turbine atau MCT merupakan salah satu jenis turbin type
vertical, bekerja seperti pembangkit listrik tenaga angin yang dibenamkan di dalam laut.
Kincir memutar rotor yang menggerakan generator yang terhubung kepada sebuah kotak gir
(gearbox). Kincir tersebut dipasangkan pada sebuah sayap yang membentang horizontal dari
sebuah batang silinder yang diborkan ke dasar laut. Turbin tersebut akan menghasilkan 750
1500 KW per unitnya, dan dapat disusun dalam barisan-barisan sehingga menjadi ladang
pembangkit listrik. Demi menjaga agar ikan dan makhluk hidup lainnya tidak terluka oleh alat
ini, kecepatan rotor diatur 10-20 rpm.
Daya keluaran pembangkit listrik arus laut ini memiliki losses di turbin, sehingga persamaan
daya keluarannya ialah :
P = Cp x 0,5 x x A x V
Dimana :
Cp
P

A
V

.. (3.2)

= konstanta performa turbin (ketentuan nilai = 0,35 0,5)


= daya (watt);
= rapat massa air (kg/m);
= luas penampang (m); dan
= kecepatan arus (m/s)

Teknologi Marine Current Turbine


Biaya pembangkit listrik tenaga arus laut total tanpa biaya eksternal merupakan penjumlahan
dari biaya modal, biaya bahan bakar, serta biaya operasional dan perawatan.
Biaya pembangkitan = biaya modal + biaya tetap O&M +biaya variable O&M
Atau
Tarif Listrik = biaya pembangkit + biaya transmisi + biaya distribusi + biaya system
pelayanan.
Di perairan Indonesia sendiri penggunaan teknologi PLTAL yang potensial diantaranya
adalah teknologi Marine Current Turbine (MCT).
Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut Kobold
Teknologi pembangkit listrik arus laut kobold merupakan salah satu jenis pembangkit
listrik yang menggunakan turbin type horizontal. Turbin kobold merupakan hasil dari dari
kerjasama antara Indonesia dengan tim mekanik dan elektrik pada Pda Archamedae Italy.
Teknologi kobold mengadopsi konsep propeller (baling baling kapal) yang diputar arus
vertical yang mampu menghasilkan daya sebesar 110 Kw. Pembangkit listrik tenaga arus laut
menggunakan kobold merupakan salah satu Marine Current Turbine dalam menghasilkan
energi kinetik air menjadi energi listrik

Turbin Kobold

Adapun persyaratan pemilihan lokasi penempatan turbin kobold adalah sebagai berikut :
a)
b)
c)
d)

Kecepatan arus laut minimal:2 meter/detik


Kedalaman air laut
: 15-25 meter
Tinggi gelombang laut
: 1-1.5 meter
Jarak maksimum dari pantai
: 1 kilometer

PLTAL memanfaatkan arus laut sehingga tidak memanfaatkan bahan bakar minyak atau
bahan bakar fosil lainnya sebagai sumber energi utama, namun tetap menggunakan biaya
pelumas untuk mesin mesinnya. Persamaan biaya pembangkitan total dinyatakan
dengan persamaan :
TC = CC + FC + O&M
Dengan :
TC
= Biaya Total
CC
= Biaya Modal
FC
= Biaya Bahan Bakar ( dalam hal ini = 0 )
O&M = Biaya Operasi dan Perawatan

Pembahasan

You might also like