Professional Documents
Culture Documents
A. Pengertian
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat bernapas
secara apontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini disebabkan oleh
karena hipolisis janin dalam kandungan yang terjadi pada saat kehamilan,
persalinan atau segera setelah bayi lahir. Umunya asfiksia neonatorum
merupakan kelanjutan dari hipoksia atau anoksia janin (Depkes RI, 1995).
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara
spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir,
umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat
hubungannya dengan kesehatan ibu selama atau sesudah persalinan. (Asuhan
Persalinan Normal, 2007).
Asfiksia merupakan suatu keadaan dimana bayi tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir, keadaan tersebut dapat disertai
dengan adanya hipoksia, hiperkapnea dan sampai ke asidosis (Hidayat, 2005).
B. Etiologi
Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan
gangguan sirkulasi darah uteroplasenta sehingga pasokan oksigen ke bayi
menjadi berkurang. Hipoksia bayi didalam Rahim ditunjukan dengan gawat
janin yang dapat berlanut menjadi asfiksia bayi baru lahir.
Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya
asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya :
1. Faktor ibu
a. Preeklamsia dan eklampsia
b. Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
c. Partus lama atau partus macet
d. Demam selama persalinan infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
e. Kehamilan lewat waktu (> 42 minggu kehamilan)
2. Faktor tali pusat
a. Lilitan tali pusat
b. Tali pusat pendek
c. Simpul tali pusat
d. Prolapses tali pusat
3. Faktor bayi
a. Bayi premature (sebelum 37 minggu kehamilan)
b. Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, sitosia bahu,
ekstraksi vakum, ekstaksi forsep)
c. Kelainan bawaan (kongenital)
d. Air ketuban bercampur meconium (warna kehijauan)
C. Manifestasi klinis
1. Tidak bernafas atau bernafas mengap-mengap
2. Denyut jantung kurang dari 100/menit
3. Tonus otot menurun
4. Warna kulit kebiruan
5. Kejang
6. Penurunan kesadaran
D. Patofisiologi
Penyebab asfiksia dapat dapat berasal dari faktor ibu, janin, dan plasenta.
Adanya hipoksia dan iskemia jaringan menyababkan perubahan fungsional
dan biokimia janin. Faktor ini berperan pada kejadian asfiksia.
Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan
sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi
berkurang. Hipoksia bayi di dalam rahim ditunjukan dengan gawat janin yang
dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir.
Pernafasan spontan bayi baru lahir tergantung pada kondisi janin pada
masa kehamilan dan persalinan. Bila terjadi gangguan pertukaran gas atau
pengangkutan oksigen selama kehamilan atau persalinan akan terjadi asfiksia
yang sangat hebat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila
tidak teratasi akan menyebabkan kematian asfiksia yang terjadi dimulai suatu
periode apnea disertai penurunan frekuensi. Pada asfiksia berat usaha
bernafas tidak tampak dan bayi selanjutnya berada periode apnea kedua. Pada
tingkat ini terjadi bradikardi dan penurunan tekanan darah.
Pada asfiksia terjadi pula gangguan metabolisme dan perubahan
keseimbangan asam-basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama hanya terjadi
asidosis respiratorik. Bila berlanjut dalam tubuh bayi akan terrjadi
metaolisme an aerobic yang berupa glikolisis glikogen tubuh, sehinga
glikogen tubuh terrutama pada jantung dan hati akan berkurang.
1. Nilai APGAR
Tanda
A
0
Appearance Biru atau pucat
Tubuh
Nilai
1
kemerahan, Tubuh
ekstremitas biru
100/menit
ekstremitas biru
> 100/menit
Gerakan sedikit
Menangis
(reflek)
A : Activity (tonus lumpuh
Reflek lemah
Aktif
otot)
R
:
Lemah
Tangisan kuat
denyut nadi
G
(usaha nafas)
Penilaian :
7 10 : normal (vigorous baby)
4 6 : asfiksia sedang
0 3 : asfiksia berat
Pemantauan nilai apgar dilakukan pada menit ke-1 dan menit ke-5, bila
nilai apgar 5 menit masih kurang dari 7 penilaian dilanjutkan tiap 5 menit sampai
skor mencapai 7. Nilai Apgar berguna untuk menilai keberhasilan resusitasi bayi
baru lahir dan menentukan prognosis, bukan untuk memulai resusitasi karena
resusitasi dimulai 30 detik setelah lahir bila bayi tidak menangis. (bukan 1 menit
seperti penilaian skor Apgar)
E. Pemeriksaan diagnostik
Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari
anoksia/hipoksia janin. Diagnosis anoksia/hipoksia dapat dibuat dalam
persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin. 3 hal yang perlu
mendapat perhatian yaitu :
1. Denyut jantung janin
Peningkatan kecepatan denyut jantung umumnya tidak banyak artinya,
akan tetapi apabila frekuensi turun sampai di bawah 100/menit diluar
his, dan lebih-lebih jika tidak teratur hal itu merupakan tanda bahaya.
2. Meconium dalam air ketuban
Meconium pada presentasi sungsamh tidak ada artinya, akan tetapi pada
presensi kepala mungkin menunjukan gangguan oksigenasi dan harus
diwaspadai. Adanya meconium dalam air ketuban pada presentasi kepala
dan
gerakan
pernapasan
spontan,
usahakan
: Tulip (Isolasi 1)
Dx. Medis
: Asfiksia
No. Reg.
: 1837443
Tgl/Jam Pengkajian
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama
Nama Panggilan
Jenis Kelamin
: laki-laki
: Tn. R
Nama Ibu
: Ny. A
Umur
: 27 tahun
Umur
: 25 Tahun
Agama
Suku
: Islam
: Jawa
Agama
Suku
: Islam
: Jawa
Bahasa
: Jawa
Bahasa
: Jawa
Pendidikan
: SMP
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Supir
Pekerjaan
: Ibu rumah
tangga
Penghasilan
:-
Penghasilan
:-
Alamat
Alamat
Lumajang
Lumajang
B. KELUHAN UTAMA
Bayi sesak napas
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Saat ini bayi dalam keadan BBLR 1900 gr, PB 46 cm, LK 29 cm, lahir
prematur dengan usia kehamilan 30 minggu. Gerak tangis lemah, merintih (+)
panas (-) kejang (-) BAK (+) muntah (-) O2 head box (+), retraksi (+).
Upaya yang telah dilakukan :
Keluarga Ny N telah melakukan upaya pertolongan kepada bayinya dengan
cara membawa bayinya ke bidan.
Terapi yang diberikan :
Tidak ada terapi yang diberikan pada bayi hanya suntikan vitamin K saja.
D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
1. Penyakit yang pernah diderita : By. Ny. N belum pernah memiliki riwayat
penyakit
2. Riwayat operasi; By. Ny N belum pernah mendapat tindakan operasi
3. Riwayat Alergi; By. Ny N tidak memiliki riwayat alergi
4. Riwayat Imunisasi: By. Ny N mendapatkan imunisasi hepatitis B
E. RIWAYAT PERINATAL
1. Antenatal
Keluarga Ny. N mengatakan pada saat hamil meriksakan kehamilannya ke
bidan setiap bulannya, yaitu sekitar 2 kali. Pada saat hamil ibu mengatakan
tidak mengalami penyakit yang parah, hanya mengalami diare dan sakit
mag saja.
2. Intra Natal
By. Ny N lahir dengan persalinan normal di tempat praktek bidan Intiasih,
dibantu oleh bidan penolong yaitu bidan Intiasih By. Ny N lahir dengan
usia kehamilan 30 minggu, dengan jenis kelamin laki-laki. Ketuban
berwarna jernih Lahir dengan BBL 1900 gram, abgar skor 6-7.
3. Post Natal (0-7 hari)
By. Ny N mengalami sesak napas, berwarna biru sesaat setelah lahir,
dirujuk ke rumah sakit dan diberikan terapi O2 head box sebanyak 6
Liter/menit
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Keluarga Ny. N mengatakan tidak ada anggota keluarga lain yang pernah
melahirkan dengan gejala bayi sesak nafas. Keluarga Ny N juga mengatakan
tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular ataupun penyakit
keturunan dalam keluarga mereka..
GENOGRAM
Keterangan:
= laki-laki
= perempuan
= klien
J. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status kesehatan Umum
1 Keadaan Umum
: kondisi klien saat ini masih lemah, menangis
2
lemah
3 Kesadaran
: bayi banyak menghabiskan waktunya untuk tidur
Tanda-tanda vital :
Fontanel mayor teraba lunak, sutura belum menyatu, mata simetris, pupil
isokor, sklera berwarna putih, tidak ada sekret.
3. Leher :
Inspeksi dan palpasi
Tidak teraba adanya benjolan atau massa, warna kulit sekitar leher pink,
kaku kuduk (-), tidak ada lesi maupun pembesaran, pembesaran kelenjar
limfe (-).
4. Mata
Bentuk mata simetris, mata tertutup rapat, pupil isokor, sklera berwarna putih.
5. Kulit
6. Thorax / dada :
Inspeksi
Bentuk simetris dextra/sinistra, adanya retraksi dada, warna kulit pada dada pink,
klien tampak sesak, retraksi dada (+).
Palpasi
Tidak teraba masa atau benjolan, lemak dan subkutan teraba sangat tipis,
akral dingin, edema (-).
Nilai normal
14-18 mg/dl
3500-10000/cmm
4,5-6,5 juta/cmm
0-7/jam
40-54%
150.000 450.000
GDA 70
CRP (-)
2. Radiologi
By. Ny N dijadwalkan pemeriksaan radiologi pada tanggal 29 Oktober
2015
L. Terapi
1. Oral
By. Ny N tidak mendapatkan terapi oral, By. Ny N dipuasakan
2. Parenteral
D10% 140 cc/24 jam
Inj cefotoxim 2x100 mg
Aminhophilin 3x4mg
Ca glu 1,5 cc
Indexon 3x0,5 mg
Aminofusin 20 cc
3. Lain lain
-
ANALISA DATA
Tanggal
No
28
Oktober
2015
1.
Data Fokus
DS :
-
Problem
Etiologi
Pola napas
tidak efektif
Prematuritas (masih
lemahnya otot
pernapasan, defisiensi
surfaktan)
DO :
28
Oktober
2015
Gangguan
termoregulati
on: hipotermi
Ketidakseimb
angan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
DO :
30
Oktober
2015
Suhu = 36,4o C
Lemak dan subkutan tipis
Akral dingin
HR 112 x/menit
CRT 2 detik
DS :
DO :
- BB lahir : 2000 gr
- BB sekarang : 1950 gr
- Lingkar lengan atas 9 cm
Nama
terang
dan ttd
- Lingkar dada 27
- Lingkar kepala 30
- Keadaan umum GT bayi
lemah
- Reflek hisap (+)
- ASI sonde 10x10 cc
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal
No
Diagnosa Keperawatan
28
Oktober
2015
28
Oktober
2015
30
Oktober
2015
Nama
terang
dan ttd
PERENCANAAN
TGL/
Diagnosa
Keperawatan
JAM
28
Oktober
2015
Pola napas
tidak efektif
berhubungan
dengan
Prematuritas
masih
lemahnya otot
pernapasan,
defisiensi
surfaktan
ditandai
dengan:
DS :
DO :
Bayi tampak
sesak
Penggunaan otot
bantu
pernapasan/r
etraksi
dinding dada
(+)
Terpasang
headbox 6
Liter/menit
RR : 46 x/menit
Pernafasan
cuping
hidung (-)
-
Tujuan &
Kriteria Hasil
Rencana
Tindakan
Rasional
NOC
4.Kolaborasi
pemberian O2
headbox (6
Kriteria Hasil:
Liter/menit)
RR 40-60
x/menit
Dispnea (-)
Retraksi
dinding dada
(-)
Sianosis (-)
4.Membantu
mempertahankan pola
nafas efektif klien
5.Awasi kesesuaian
pola pernafasan 5.
bisa
menggunakan
alat bantu
nafas. Catat
perubahan
tekanan udara
Kesesuaian bernafas
dengan alat bantu nafas
atau peningkatan
tekanan jalan nafas
diduga memburuknya
kondisi atau komplikasi
dari pemberian jenis
alat bantu nafas.
TTD
Pola nafas
vesikuler
Sianosis mulut
(-)
28
Oktober
2015
Gangguan
termoregulatio
n : hipotermi
berhubungan
dengan Pusat
pengaturan
suhu tubuh
yang belum
sempurn yang
ditandai
dengan:
DS :
DO :
- Suhu = 36,4o
C
- Lemak dan
subkutan
tipis
- Akral dingin
- HR 120
x/menit
- CRT 2 detik
Kriteria Hasil:
menunjukkan
pola nafas
efektif dengan
frekuensi
pernafasan
dalam rentang
normal, klien
tidak merasa
tercekik, tidak
ada suara nafas
abnormal,
irama nafas
regular.
Tujuan:
setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan 2.Monitor TTV tiap 2.Memantau perubahan
2 jam sekali
yang terjadi pada tubuh
selama 6 jam
melalui tanda-tanda
diharapkan
vital untuk
suhu tubuh
menanggulangi
bayi bisa
terjadinya gangguan
yang lebih parah
kembali normal
3.Monitor
frekuensi dan 3.Mengetahui perubahan
irama
Kriteria Hasil:
yang mungkin terjadi
pernafasan
akibat gangguan
terjadi
termoregulasi tubuh,
perubahan pola nafas
keseimbangan
dan suara nafas
antara produksi
menandakan terjadinya
panas, panas
perubahan pada tubuh
yang diterima
akibat pengaturan suhu
dan kehilangan
tubuh yang tidak stabil
panas.
4.Memonitor suhu
Temperatur
warna dan
4.Perubahan suhu dan
kelembaban
stabil 36,50C
kelembaban tubuh akan
0
tubuh
menjelaskan kondisi
37,5 C
yang sedang dialami
saat ini. Suhu dibawah
36,5 mukosa tubuh
kering menandakan
terjadinya hipotermi
pada tubuh
30
Oktober
2015
Ketidakseimba
ngan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
berhubungan
dengan lemak
tubuh kurang,
kondisi imatur
saluran
pencernaan
yang ditandai
dengan:
DS :
DO :
- BB lahir :
2000 gr
- BB sekarang :
1950 gr
- Lingkar
lengan atas 9
cm
- Lingkar dada
27
- Lingkar kepala
30
- Keadaan
umum
GT
bayi lemah
- Reflek hisap
(+)
- ASI sonde
10x10 cc
5.Identifikasi
penyebab dari
perubahan
5.Mengantisipasi jika terjdi
tanda-tanda
perubahan kondisi
vital
secara mendadak
Tujuan :
1.Monitor mual
1.Mengetahui intake nutrisi
dan muntah
baik input ataupun out
nutrisi bayi
put, gejala mual
muntah menandakan
terpenuhi dan
berkurangnya jumlah
bayi mencapat
nutrisi yang telah
berat ideal
dijadwalkan
Kritera hasil:
2.Monitor
perubahan berat
badan yang
terjadi
BB bayi bisa
mencapai
rentang normal
yaitu 2500gr
4000gr
3.Menjaga
kelembapan
mukosa bibir
dengan
membasahi
area bibir
4.Monitor masukan
kalori
5.Memberikan
informasi yang
benar pada
orang tua bayi
tentang
kebutuhan gizi
dan bagaimana
memenuhinya
2.Dengan mengetahui
perubahan berat badan
baik dahulu ataupun
sekarang akan dapat
mengetahui status
nutrisi bayi
3.Mukosa bibir yang
kering menandakan
terjadi kekurangan
cairan dalam tubuh.
Dengan mengobsefasi
kelembaban mukosa
bibir diharapkan dapat
mengetahui status
cairan tubuh
4.Mengetahui jumlah
intake nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh
5.Memberikan informasi
kepada keluarga
diharapkan keluarga
mengetahui dan ikut
serta dalam pemenuhan
status gizi bayi
TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal/
No
29
Oktober
2015
29
oktober
2015
30
Oktober
2015
Jam
Tindakan Keperawatan
Nama
perawat
EVALUASI
Tanggal/
No
28
Oktober
2015
Diagnosa
Pola napas tidak efektif
berhubungan dengan
Prematuritas masih
lemahnya otot pernapasan,
defisiensi surfaktan
Evaluasi
S :O:
-masih ada retraksi dada
-tidak ditemukan tanda-tanda
sianosis
-klien tidak terpasang bantalan,
namun kepala miring kanan
-terpasang headbox 6 Liter/menit
-RR : 48x/menit
-Suhu : 36,30C
-HR : 112 x/menit
A : Masalah keperawatan Pola
napas tidak efektif belum
teratasi
P:
Pantau pernapasan bayi
Pertahankan intervensi
28
Oktober
2015
Gangguan termoregulation :
hipotermi berhubungan
dengan Pusat pengaturan
suhu tubuh yang belum
sempurna
S :O:
- Bayi tampak hangat
- Suhu tubuh bayi 36,3oC
- akral hangat
A : Masalah keperawatan
Gangguan termoregulation:
Nama
mahasiswa
S :O:
-masih ada retraksi dada
-tidak ditemukan tanda-tanda
sianosis
-klien tidak terpasang bantalan,
namun kepala miring kiri
-terpasang nasal kanul 1
Liter/menit
-RR : 44 x/menit
-Suhu : 36,30C
-HR : 120 x/menit
A : Masalah keperawatan Pola
napas tidak efektif teratasi
sebagian
P:
Pantau pernapasan bayi
Pertahankan intervensi
.
29
Oktober
2015
Gangguan termoregulation :
hipotermi berhubungan
dengan Pusat pengaturan
suhu tubuh yang belum
sempurna
S :O:
- Bayi tampak diselimuti
- Suhu tubuh bayi 36,3oC
- akral hangat
-akral berwarna pink
A : Masalah keperawatan
Gangguan termoregulation:
hipotermi teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi
Pantau kondisi klien,
terutama suhu badan
30
Oktober
2015
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan lemak
tubuh kurang, kondisi
imatur saluran pencernaan
S :O:
- BB= 1950 gram
- mukosa bibir sudah lembab
- klien tidak mengalami muntah
- nutrisi ASI tiap 8 jam sebanyak
3 cc
- Tampak lemas
A : Masalah keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan belum
teratasi
P : Pertahankan intervensi dan
modifikasi intervensi