You are on page 1of 7

TUGAS METODELOGI PENELITIAN

PROPOSAL PENELITIAN
RUNTUHNYA JEMBATAN KUTAI KARTANEGARA

Disusun oleh:
Lazuardi Firmansyah Putra
I0112088

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk meneruskan jalan
melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini dapat berupa jalan
lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Perkembangan trasportasi yang semakin
erat kaitannya dengan pembangunan, baik berupa pembangunan jalan maupun
jembatan yang berfungsi untuk memperlancar arus kendaraan sehingga tercipta
efisiensi waktu dalam beraktifitas. Oleh karena itu, jembatan sebagai salah satu
prasarana transportasi strategis bagi pergerakan lalu lintas.
Perancangan dan bahan asas pembinaan jambatan bergantung kepada lokasi
dan juga jenis muatan yang akan ditanggungnya. Beberapa jenis jambatan antara lain:
jembatan lengkung, jembatan gantung, jembatan kerangka, dan lain-lain. Jembatan
gantung adalah jembatan yang mampu membawa kendaraan menggunakan dua
menara menggantikan tiang pancang atau borpile dengan bentangan kabel. Kabel
yang merentangi jembatan ini perlu ditalikan dengan kuat di kedua belah ujung
jembatan, karena sebagian besar beban di atas jembatan akan dipikul oleh tegangan di
dalam kabel utama ini. Sebagai jalannya dihubungkan ke kabel utama dengan
menggunakan jaringan kabel-kabel lain yang digantung menegak. Jembatan seperti
ini hanya cocok digunakan untuk jarak yang jauh, atau tidak memungkinkan didirikan
tiang pancang karena arus deras dan berbahaya. Jembatan seperti ini juga selalu
menjadi suatu pemandangan yang bagus.
Jembatan Kartanegara adalah jembatan gantung terpanjang di Indonesia.
Jembatan ini melintasi sungai Mahakam dan menghubungkan Kota Tenggarong
dengan kecamatan Tenggarong Seberang menuju Samarinda, Kalimantan Timur.
Jembatan ini menggunakan desain struktur jembatan gantung berkabel tunggak

dengan bahan profil baja, dan memiliki panjang gtotal 710 meter dan lebar bentang
utama 270 meter, sedangkan ruang bebas horizontal 15 meter dan ruang bebas
vertikal 5 meter.
Pada Hari Sabtu, tanggal 26 November 2011, sekitar pukul 16.20 WITA telah
terjadi keruntuhan Jembatan Kartanegara pada saat terjadi antrian panjang kendaraan
dan

perbaikan

jembatan

pada

saat

bersamaan.

Runtuhnya

jembatan

ini

mengakibatkan terputusnya jalur penghubung antara Kota Tenggarong dengan


Tenggarong Seberang yang menuju ke Samarinda dan mengakibatkan tewasnya
korban serta kerugian yang cukup besar.
1.2 Tujuan
1. Mencari penyebab utama jembatan Kartanegara runtuh berdasarkan data dan fakta
yang terjadi dari peristiwa keruntuhan jembatan tersebut.
2. Menganalisis struktur rangka jembatan Kertanegara apakah sesuai dengan
perncanaan awal.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan tujuan maka dalam studi yang diteliti jembatan Kertanegara
meliputi:
1. Tinjauan umum jembatan Kertanegara.
2. Penyebab utama runtuhnya jembatan.
3. Analisis struktur jembatan Kartanegara yang mengakibatkan jembatan runtuh.
1.4 Metodologi
Tahapan-tahapan yang dilakukan penulis dalam melakukan tugas akhir ini
adalah sebagai berikut:
1. Studi data pustaka.
Mencari dan mempelajari berbagai macam data mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan faktor faktor penyebab runtuhnya jembatan.
2. Studi data kejadian.

Mencari berita selengkapnya mengenai proses keruntuhan dan fakta kejadian


jembatan Kartanegara sedetail mungkin. Hal ini akan dilakukan melalui
pencarian data primer maupun data sekunder.
3. Mencari dan menghitung data mengenai struktur jembatan Kertanegara.
Apakah perencanaan jembatan Kertanegara sudah benar atau terjadi
kesalahan dalam kontruksi dan perawatannya.
4. Kesimpulan
Kesimpulan diambil setelah penjabaran dari poin kesatu sampai poin ketiga
selesai.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Jembatan Kartanegara

Keadaan sebelum jembatan runtuh sulit ditemukan baik data sekunder


maupun data primer karena tidak adanya catatan. Menurut data yang
diperoleh dari Departemen Pekerjaan Umum tahun 1992, perencanaan
jembatan Kertanegara sebagai berikut:
Rangka jembatan
: Baja kelas A
Bentang total
: 470 meter
Tinggi pedestal beton bertulang
: 14 meter
Tinggi pilon komposit baja-beton
: 37 meter
Spasi gelagar melintang
: 5 meter
Masa konstruksi
: Tahun 1995 2001
Masa layanan
: Tahun 2011 - 2011

Gambar 2.1 Komponen Utama Jembatan Kertanegara


(Sindur P. Mangkoesoebroto, 2012)
2.2 Faktor Penyebab Runtuhnya Jembatan Kertanegara
2.1 Perencanaan Jembatan
Perencanaan yang salah dalam membuat desain jemabatan akan
menghasilkan pemilihan tipe bahan bangunan serta dimensi dibawah batas
kekuatan yang diperlukan. Jika hal ini sebuah struktur bangunan yang telah
dibuat atau masih dalam proses pembuatan akan mengalami gangguan, berupa
keruntuhan atau kebengkokan dari struktur tersebut karena jembatan tidak
kuat menahanbeban yang terjadi baik beban jembatan itu sendiri maupun
beban hidup seperti kendaraan yang melewati jembatan tersebut. Selain itu,
jembatan juga dipengaruhi beban gempa dan beban angin.

Meskipun proses perencaan sudah benar dan dilakukan penambahan


faktor keamanan akibat beban tak terduga namun jika dalam pelaksanaan
terjadi pengurangan bahan maka akan terjadi penurunan hasil kekuatan
struktur yang sudah dibangun kurang dari yang ditentukan pada saat
perencanaan.
2.2 Stuktur Jembatan
Komponen stuktur jembatan Kartanegara antara lain adalah kabel
suspensi, sistem hanger, rangka jembatan, sistem pilon, dan blok angkur
beserta pondasinya.
2.2.1 Kabel Suspensi
Kabel suspensi jemabatan gantung merupakan bagian utama dalam
memikul beban - beban kerja. Sistem kabel ini hanya memikul gaya Tarik,
dan beban vertikal yang dipikulnya diakomodasi melalui perubahan sudut
kemiringan kabel. Solusi klasik sistem kabel suspense dibagi menjadi dua
bagian. Bagian pertama adalah analisis kabel akibat berat sendiri atau biasa
disebut sistem katenari, sedangkan bagian kedua adalah analisis sistem kabel
dengan beban pada rangka pengaku. Bahasan kabel suspense pada bagian ini
dilakukan untuk bentang utama dengan anggapan sendi sendi pada kedua
ujungmya. (Irvine, 1985)
2.2.2 Sistim Hanger
Sistem hanger pada jembatan Kartanegara terdiri dari bando kabel,
klem, dan hanger itu sendiri. Bando kabel berfungsi untuk mencegah slip
bando terhadap kabel suspensi. Jika terjadi slip, maka akan terjadi gaya-gaya
tarik/tekan sekunder pada batang atas/bawah rangka jembatan yang bila
terlalu besar dapat memutuskan baut-baut pada batang atas/bawah secara
diagonal.

Klem

berfungsi

memikul

beban

hanger.

(Sindur

P.

Mangkoesoebroto, 2012)
2.2.3 Rangka Jembatan
Rangka jembatan membentang sepanjang 470 meter, bertumpu setiap
10 meter pada hanger, dan oleh sendi di tumpuan Tenggarong serta rol di

tumpuan Samarinda. Komponen struktur pembentuk rangka jembata terdiri


dari jenis profil baja bermutu tinggi. Sedangkan sambungan yang digunakan
adalah tipe geser dengan kombinasi fiksi dan tumpu, serta jenis baut mutu
tinggi berdiameter 24 mm.
2.2.4 Blok Angkur dan Pondasi
Fungsi utama blok angkur adalah untuk membumikan semua komponen gaya
yang berasal dari kabel suspensi. (Wikipedia, 2014) Pada jembatan
Kartanegara blok angkur disisi Samarinda berfungsi sebagai rol, sedangkan
disisi Tenggarong berfungsi sebagai sendi. Blok angkur sisi Tenggarongjuga
berfungsi sebagai tambatan rangka jembatan, dan memikul seluruh gaya-gaya
longitudinal yang tumbuh didalam jembatan.

You might also like