You are on page 1of 4

1.

Mori Albae Folium (Daun Murbei)


1.1.
Taksonomi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisio
: Spermatophyta
SubDivisio
: Angiospermae
Kelas
:Urticalis
Famili
: Moraceae
Genus
: Morus
Spesies
: Morus alba L.
Simplisia
: Morus alba Folium
1.2.
Deskripsi Tanaman
Tumbuhan berhabitus pohon, tinggi dapat mencapai sekitar 9 m. Batang
berkayu, bulat, masih muda berwarna ungu setelah tua coklat. Helaian daun
tunggal, letak berseling, helaian daun berbeda pada daun muda dan daun tua
(anisofili), helaian daun ketika muda utuh setelah tua terbelah, berbagi sampai
bercangap, bentuk daun bulat telur, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal tumpul,
pertulangan menyirip, tangkai daun panjang, warna daun hijau. Bunga majemuk,
bentuk setandan, kelopak segitiga, benang sari dan putik kecil, putih, mahkota
bentuk tajuk, kecil, putih. Buah ketika masih muda berwarna hijau setelah tua
berwarna merah, jingga atau hitam. Biji kecil, warna hitam, akar tunggang, warna
putih kekuningan.
Simplisia: Daun tunggal, bertangkai, panjang tangkai 1-4 cm, berwarna hijau
kekuningan sampai hijau; helaian daun bulat sampai berbentuk jantung berkerut,
ujung lancip, pinggir daun bergerigi, panjang helaian daun 2,5-20 cm, lebar 1,5-12
cm. Permukaan atas kasar dan tidak rata, warna lebih muda dari permukaan atas,
penulangan sangat menonjol berwarna kekuningan. Kedua permukaan agak
berambut.

Gambar. Tanaman Morus alba L.

1.3.
1.4.

Indikasi
Secara tradisional digunakan untuk membantu meringankan kencing manis.
Zat aktif
Dari daun ini telah ditemukan dua senyawa yang berkhasiat sebagai
antidiabetes yang kerjanya mirip miglitol yaitu sebagai penghambat aktivitas glukosidase yaitu dua ekdistreroid (20-hidroksiekdison dan inokosteron).

Gambar. 20-hidroksiekdison (kiri) dan inokosteron (kanan)


Penelitian tebaru yang dilakukan oleh Kimura et al juga menemukan senyawa
glukosidase inhibitor lain, yaitu 1-deoxynojirimycin (DNJ). Dalam penelitiannya
DNJ dapat menekan level gula darah dan mencegah diabetes melitus.
Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja dari zat aktif di atas adalah menghambat aktivitas -

1.5.

glukosidase. Jika aktivitas -glukosidase dihambat maka akan terjadi hambatan


penguraian polisakarida atau oligosakarida dan sukrosa menjadi glukosa. Hasilnya
akan terjadi penghambatan absorpsi glukosa.
1.6.
Kontraindikasi
Penggunaan pada masa kehamilan dan menyusui
1.7.
Efek Samping Obat
Belum diketahui
1.8.
Interaksi Obat
Belum diketahui
1.9.
Uji Toksisitas (BPOM, 2010)
Uji toksistas akut ekstrak daun murbei yang diberikan secara i.p pada mencit
dan tikus galur Wistar menunjukkan LD50 masingmasing sebesar 4 dan 5
g/kgBB. Sedangkan jika diberikan secara oral, hingga dosis 5 g/kg BB tidak
menunjukkan gejala toksik. Pada uji subkronik, ekstrak daun murbei dosis 1,2 dan
3 g/kgBB yang diberikan pada tikus galur Wistar selama 60 hari, tidak
menunjukkan efek signifikan pada kimia darah dan hematologi
1.10. Uji Preklinis (BPOM, 2010)
Dosis tunggal 200 mg/kg BB secara i.p ekstrak air daun murbei pada mencit
diabetes selama empat minggu menunjukkan efek hipoglikemik. Pemberian
ekstrak etanol daun murbei dosis 600 mg/kg BB selama 35 hari menunjukkan efek
antidiabetes pada tikus diabetes yang diinduksi streptozotosin.

1.11.

Uji Klinis (Mudra et al, 2007)


Metode dan desain penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan 10

partisipan sebagai subjek kontrol (berumur 24-61 tahun) dan 10 partisipan


penderita DM tipe 2 tanpa komplikasi yang menerima hipoglikemik oral (berumur
59-75 tahun ; glikohemoglobin 7,10,9% [normal <6,2%]).
Pada pukul 8 pagi secara acak partisipan diberikan ekstrak murbei (1 gram)
atau plasebo (red dye #40 dan karamel) ditambah 75 gram sukrosa dalam 500 mL
air hangat. Uji ini diulang setiap satu minggu dengan treatment berlawanan.
Glukosa darah diukur menggunakan finger stick sebelum dan setiap interval 120
menit setelah pengkonsumsian sukrosa pada subjek kontrol dan tambahan pada
menit ke-180 dan menit ke-240 pada subjek dengan DM tipe 2.
Hasil uji klinis ini adalah pemberian 1 g ekstrak daun murbei pada penderita
DM tipe 2 secara nyata dapat menurunkan kadar glukosa selama pengamatan 120
menit dibandingkan dengan kontrol plasebo

Gambar . Perubahan kadar konsentrasi glukosa darah puasa ( fasting blood


glucose concentration) dari 10 subjek kontrol sehat (A) dan 10 subjek dengan DM
tipe 2 (B) setelah pengkonsumsian 75 g sukrosa dengan 1 gram ekstrak daun
murbei() atau plasebo().
Pada 120 menit pertama peningkatan rata-rata glukosa untuk ekstrak daun
murbei versus plasebo adalah 1518 vs. 2233 mg/dl pada subjek kontrol dan

4228 vs. 5446 mg/dl pada subjek dengan DM tipe 2 .Perbedaan hasil antara
pemberian ekstrak daun murbei dan plasebo setelah 120 menit pertama, diukur
menggunakan ANOVA, memberikan hasil yang sangat signifikan pada subjek
kontrol (P=0,005) dan subjek dengan DM tipe 2 (P=0,002)
Berbanding lurus dengan pengujian yang dilakukan oleh Kimura et al, pada uji
klinis yang dilakukan ia mendapati serbuk yang diperkaya DNJ (1deoxynojirimycin )dengan dosis 0,8 g dan 1,2 gram dan diberikan secara oral
menghasilkan penekanan glukosa darah postprandial dan penurunan sekresi
insulin yang paling signifikan.
1.12. Penyiapan dan Dosis
Secara tradisional : 30 g daun murbei segar, direbus dengan 2 gelas air selama 15
menit. Setelah dingin diperas dan disaring, diminum sehari dua kali sama banyak
pagi dan sore.
1.13. Sediaan di pasaran

Gambar. Suplemen dalam bentuk

kapsul dari ekstrak daun murbei

Daftar Acuan:
Badan POM RI. 2010. Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima Edisi Pertama. Jakarta: Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Kimura T et al. 2007. Food-Grade Mulberry Powder Enriched with 1-Deoxynojirimycin
Suppresses the Elevation of Postprandial Blood Glucose in Humans: J Agric Food Chem, vol.
55(14):5869-5874
Mudra, M., Furne, J, Fang N.E., Levitt, M., Zhong, L. 2007. Influence of mulberry leaf
extract on the blood glucose and breath hydrogen respons to ingestion of 75 g sucrose by type
2 diabetic and control subyects, Diabetes Care,vol. 30(5): 1272-1274

You might also like