Professional Documents
Culture Documents
ASMA
PADA
ANAK?????
?
gangguan inflamasi kronik saluran napas dengan
banyak sel yang berperan, khususnya sel mast,
Konsensus Internasional menggunakan
eosinofil,
dan limfosit
T. Asma
Pada orang
yang
rentan,
Pedoman
Nasional
Anak di
dalam
definisi
operasional
sebagai
mengi
inflamasi
ini menyebabkan
mengi berulang,
batasan
operasionalnyaepisode
menyepakatinya
berulang dan/atau batuk persisten dalam
sesak napas,
rasa dada
tertekan,
batuk,
kecurigaan
asma
apabiladan
anak
keadaan asma adalah yang paling
khususnya
pada malam
atau
dini hari.
Gejala ini
menunjukkan
gejala
batuk
dan/atau
mungkin,
sedangkan
sebab
lain
yang lebih
biasanya
berhubungan
dengan
penyempitan
mengi
yang timbul
secara
episodik, jalan
jarang telah disingkirkan
napas cenderung
yang luas namun
bervariasi,
sebagian
pada malam
hari/dini
hari
bersifat
reversibelmusiman,
baik secara
spontan
maupun
(nokturnal),
setelah
aktivitas
denganfisik,
pengobatan.
Inflamasi
ini asma
juga berhubungan
serta adanya
riwayat
dan
dengan
hiperreaktivitas
jalan
terhadap
atopi
pada penderita
ataunapas
keluarganya.
berbagai rangsangan (GINA)
Epidemiologi
Asma merupakan 10 besar penyebab kesakitan dan kematian
di Indonesia
Faktor lingkungan
Alergen didalam ruangan
Alergen di luar ruangan
Makanan
Obat-obatan tertentu
Bahan yang mengiritasi
Ekspresi emosi berlebih
Asap rokok dari perokok aktif
dan pasif
Polusi udara di luar dan di
dalam ruangan
Exercise induced asthma,
mereka yang kambuh
asmanya ketika melakukan
aktivitas tertentu
Perubahan cuaca
GEJALA KLINIS
Gejala Asma diantaranya :
batuk
sesak dengan bunyi mengi
sukar bernapas dan rasa berat di dada
lendir atau dahak berlebihan, sukar keluar dan sering batuk
kecil atau berdehem.
Batuk biasanya berpanjangan di waktu malam hari atau cuaca
sejuk
Asma pada anak tidak harus sesak atau mengi. Batuk malam hari
yang lama dan berulang pada anak harus dicurigai adanya asma
pada anak
6
Gambaran klinik
ini akibat dari
penyempitan
saluran
pernafasan yang
mengakibatkan
obstruksi aliran
udara:
Kontraksi otot
polos bronkus
yang eksesif
Penebalan
dinding saluran
bronchus
Sekresi
berlebihan di
dalam lumen
PATOFISIOLOGI
Obstruksi saluran
respiratori
Hipereaktivitas
saluran respiratori
Otot polos saluran
respiratori
Hipersekresi mucus
Keterbatasan aliran
udara ireversibel
Eksaserbasi
(Serangan)
Asma nokturnal
Abnormalitas gas
darah
8
Patogenesis Asma
Patologi Anatomi
Gambaran makroskopik yang penting dari asma
adalah :
(1)Mukus penyumbat dalam bronki,
(2) Inflamasi paru yang berlebihan.
Jalan udara seringkali tersumbat oleh mukus, yang
terdiri dari sel yang mengalami deskuamasi. Musin
sering mengandung komponen seroprotein yang
timbul dari reaksi peradangan hebat dalam
submukosa. Dinding bronki tampak lebih tebal dari
biasa. Apabila eksudat supuratif terdapat dalam
lumen, maka superinfeksi dan bronkitis harus
diwaspadai.
Secara mikroskopik :
1. hiperplasia dari kelenjar mucus,
2. bertambah tebalnya otot polos bronkus
dan
3. hipertofi serta hiperplasia dari sel
gobletmukosa
4. Pertambahan
jumlah
limfosit
peradangan,
terutama
eosinofil
terdapat pada mukosa yang edema.
Patofisiologi Asma
Asma terjadi akibat :
1. Adanya obstruksi Saluran
respiratorik
2. Hiperreaktivitas saluran respiratorik
Pencetus
serangan
Reaksi antigen
antibodi
(Hiperreaktivitas
saluran napas)
Sel-sel inflamasi
(sel
mast,makrofag,
eosinofil,limfosit
T, basofil)
Obstruksi
saluran napas
Kontraksi otot
polos bronkus
Edema mukosa
Sekresi mukus
meningkat
Melepaskan
mediator
(Histamin,prosta
glandin,,dll)
Serangan ASMA
Klasifikasi
Berdasarka
n derajat
penyakit
Berdasarka
n derajat
serangan
Berdasarkan derajat
penyakitnya
Parameter klinis,
kebutuhan obat,
dan faal paru
< 1 minggu
> 1x /bulan
Sering
1 minggu
Normal
Obat pengendali
Tidak perlu
Mungkin terganggu
Tidak pernah normal
(ada kelainan)
Perlu, steroid
>15%
< 30%
< 50%
Anamnesis
Gejala
timbul/memb
uruk terutama
malam/dini
hari
Faktor
pencetus
serangan
Gejala berupa
batuk
berdahak,
sesak napas,
rasa berat di
dada
ASM
A
Tidak dapat
diobati
dengan obat
batuk biasa
Pemeriksaan Fisik
inspek
si
Pernapasa
n cepat
dan sukar
Batukbatuk
paroksimal
Pigeon
chest
Ekspirasi
memanjan
g
perkusi
Hipersonor
auskult
asi
wheezing
Dapat
terdengar
rhonki kering
dan rhonki
basah
23
KLASIFIKASI
Klasifikasi
menurut
Global
Initiativef
or
Asthma
24
25
26
Penatalaksanaan
Penataksanaan asma secara umum
dibagi menjadi obat pelega dan obat
pengendali
Klasifikasi
Pengendali
(Controller)
Pelega
(Reliever)
Asma episodik
jarang
tidak
Ya
Asma episodik
sering
Ya
Ya
Asma persisten
Ya
Ya
Obat pelega
1. Golongan agonis kerja pendek
(SABA) : salbutamol, terbutalin
2. Golongan methyl-xanthine: teofilin
kerja cepat (aminovilin intravena)
3. Golongan antikolinergik: ipratropium
bromida
4. Golongan steroid sistemik:
metilprednisolon IV, Hidrokortison IV,
Deksametason IV, prednison.
Obat pengendali
1. Golongan agonis kerja panjang:
salmeterol, formoterol
2. Golongan anti inflamasi steroid:
budesonide, fluticasone, prednison
3. Golongan anti inflamasi non steroid:
sodium kromogliat, nedrokomil
4. Gol. Anti leukotrien: zafirlukast
Serangan ringan
(nebulisasi 1x,
respons baik
Serangan sedang
(nebulisasi 2-3x,
repons parsial)
berikan O2
Serangan berat
(nebulisasi 3x,
respons buruk)
O2 sejak awal
pasang infus
nilai ulang
berat,
Ruang Rawat
Inap
foto Ro toraks
Serangan sedang
(nebulisasi 2-3x,
repons parsial)
berikan O2
nilai ulang sedang Ruang
Rawat Sehari
pasang infus
Serangan berat
Serangan berat
(nebulisasi 3x,
respons buruk)
O2 sejak awal
pasang infus
nilai ulang berat,
Ruang Rawat Inap
foto Ro toraks
PENATALAKSANAAN
34
35
Komplikasi
Emfisema
Atelektasi
s
Gagal
napas
Bronkieta
sis
kematian
Prognosis
Perjalanan klinis asma
menentukan prognosis.
Apabila ditangani
semestinya mortalitas kecil