You are on page 1of 38

ASMA PADA ANAK

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN


ANAK
RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA
PERIODE 19 OKTOBER-26 DESEMBER 2015

ASMA
PADA
ANAK?????
?
gangguan inflamasi kronik saluran napas dengan
banyak sel yang berperan, khususnya sel mast,
Konsensus Internasional menggunakan
eosinofil,
dan limfosit
T. Asma
Pada orang
yang
rentan,
Pedoman
Nasional
Anak di
dalam
definisi
operasional
sebagai
mengi
inflamasi
ini menyebabkan
mengi berulang,
batasan
operasionalnyaepisode
menyepakatinya
berulang dan/atau batuk persisten dalam
sesak napas,
rasa dada
tertekan,
batuk,
kecurigaan
asma
apabiladan
anak
keadaan asma adalah yang paling
khususnya
pada malam
atau
dini hari.
Gejala ini
menunjukkan
gejala
batuk
dan/atau
mungkin,
sedangkan
sebab
lain
yang lebih
biasanya
berhubungan
dengan
penyempitan
mengi
yang timbul
secara
episodik, jalan
jarang telah disingkirkan
napas cenderung
yang luas namun
bervariasi,
sebagian
pada malam
hari/dini
hari
bersifat
reversibelmusiman,
baik secara
spontan
maupun
(nokturnal),
setelah
aktivitas
denganfisik,
pengobatan.
Inflamasi
ini asma
juga berhubungan
serta adanya
riwayat
dan
dengan
hiperreaktivitas
jalan
terhadap
atopi
pada penderita
ataunapas
keluarganya.
berbagai rangsangan (GINA)

Timbul secara episodik dan/atau


kronik,
Cenderung pada malam/dini hari
(nokturnal),
Musiman,
Faktor pencetus di antaranya
aktivitas fisik,
Reversibel (bisa sembuh seperti
sedia kala) baik secara spontan
maupun dengan pengobatan,
Adanya riwayat asma atau atopi
(kecenderungan mengidap alergi)
lain padaNasional
pasien/keluarganya,
Pedoman
Asma
Sedangkan
sebab-sebab lain sudah
Anak
mendefinisikan
disingkirkan
asma
sebagai kumpulan

tanda dan gejala


wheezing/mengi
dan/atau batuk dengan
karakteristik:

Epidemiologi
Asma merupakan 10 besar penyebab kesakitan dan kematian
di Indonesia

Di poliklinik Subbagian Paru Anak FKUI-RSCM Jakarta,

>50% kunjungan merupakan penderita asma

12.00013.000 atau rata-rata 12.324 kunjungan pertahun

ETIOLOGI & FAKTOR RESIKO


Faktor
genetik
Hiperreaktivita
s
Atopi/Alergi
bronkus
Faktor
yangmemodifi
kasi penyakit
genetik
Jenis Kelamin
Ras/Etnik

Faktor lingkungan
Alergen didalam ruangan
Alergen di luar ruangan
Makanan
Obat-obatan tertentu
Bahan yang mengiritasi
Ekspresi emosi berlebih
Asap rokok dari perokok aktif
dan pasif
Polusi udara di luar dan di
dalam ruangan
Exercise induced asthma,
mereka yang kambuh
asmanya ketika melakukan
aktivitas tertentu
Perubahan cuaca

GEJALA KLINIS
Gejala Asma diantaranya :
batuk
sesak dengan bunyi mengi
sukar bernapas dan rasa berat di dada
lendir atau dahak berlebihan, sukar keluar dan sering batuk
kecil atau berdehem.
Batuk biasanya berpanjangan di waktu malam hari atau cuaca
sejuk
Asma pada anak tidak harus sesak atau mengi. Batuk malam hari
yang lama dan berulang pada anak harus dicurigai adanya asma
pada anak
6

Gambaran klinik
ini akibat dari
penyempitan
saluran
pernafasan yang
mengakibatkan
obstruksi aliran
udara:

Kontraksi otot
polos bronkus
yang eksesif
Penebalan
dinding saluran
bronchus
Sekresi
berlebihan di
dalam lumen

PATOFISIOLOGI
Obstruksi saluran
respiratori
Hipereaktivitas
saluran respiratori
Otot polos saluran
respiratori
Hipersekresi mucus
Keterbatasan aliran
udara ireversibel
Eksaserbasi
(Serangan)
Asma nokturnal
Abnormalitas gas
darah
8

Patogenesis Asma

Patologi Anatomi
Gambaran makroskopik yang penting dari asma
adalah :
(1)Mukus penyumbat dalam bronki,
(2) Inflamasi paru yang berlebihan.
Jalan udara seringkali tersumbat oleh mukus, yang
terdiri dari sel yang mengalami deskuamasi. Musin
sering mengandung komponen seroprotein yang
timbul dari reaksi peradangan hebat dalam
submukosa. Dinding bronki tampak lebih tebal dari
biasa. Apabila eksudat supuratif terdapat dalam
lumen, maka superinfeksi dan bronkitis harus
diwaspadai.

Secara mikroskopik :
1. hiperplasia dari kelenjar mucus,
2. bertambah tebalnya otot polos bronkus
dan
3. hipertofi serta hiperplasia dari sel
gobletmukosa
4. Pertambahan
jumlah
limfosit
peradangan,
terutama
eosinofil
terdapat pada mukosa yang edema.

Patofisiologi Asma
Asma terjadi akibat :
1. Adanya obstruksi Saluran
respiratorik
2. Hiperreaktivitas saluran respiratorik

Pencetus
serangan

Reaksi antigen
antibodi
(Hiperreaktivitas
saluran napas)

Sel-sel inflamasi
(sel
mast,makrofag,
eosinofil,limfosit
T, basofil)

Obstruksi
saluran napas

Kontraksi otot
polos bronkus
Edema mukosa
Sekresi mukus
meningkat

Melepaskan
mediator
(Histamin,prosta
glandin,,dll)

Serangan ASMA

Klasifikasi

Berdasarka
n derajat
penyakit

Berdasarka
n derajat
serangan

Berdasarkan derajat
penyakitnya
Parameter klinis,

Asma episodik jarang


Asma episodik sering Asma persisten
(asma ringan)
(asma sedang)
(asma berat)

kebutuhan obat,
dan faal paru

Frekuensi serangan < 1x /bulan


Lama serangan

< 1 minggu

> 1x /bulan

Sering

1 minggu

Hampir sepanjang tahun


tidak ada remisi

Gejala siang dan malam


Diantara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala

Tidur dan aktivitas


Tidak tergangguSering tergangguSangat terganggu
Pemeriksaan fisis
di luar serangan

Normal

Obat pengendali

Tidak perlu

Mungkin terganggu
Tidak pernah normal
(ada kelainan)

Perlu, non steroid

Perlu, steroid

Uji faal paru


PEF/FEV1 <60%
PEF/FEV1 >80%PEF/FEV1 60-80%
(di luar serangan)
Variabilitas 20-30%

Variabilitas faal paru


(bila ada serangan)

>15%

< 30%

< 50%

Berdasarkan derajat serangan

Anamnesis
Gejala
timbul/memb
uruk terutama
malam/dini
hari

Faktor
pencetus
serangan

Gejala berupa
batuk
berdahak,
sesak napas,
rasa berat di
dada

ASM
A

Tidak dapat
diobati
dengan obat
batuk biasa

Pemeriksaan Fisik

inspek
si
Pernapasa
n cepat
dan sukar

Batukbatuk
paroksimal
Pigeon
chest
Ekspirasi
memanjan
g

perkusi
Hipersonor

auskult
asi
wheezing

Dapat
terdengar
rhonki kering
dan rhonki
basah

ALUR DIAGNOSIS ASMA ANAK

23

KLASIFIKASI
Klasifikasi
menurut
Global
Initiativef
or
Asthma

Intermiten Gejala kurang dari 1 kali,


serangan singkat, gejala nokturnal tidak
lebih dari 2 kali/bulan
Persisten ringan Gejala lebih dari 1
kali/minggu tapi kurang dari 1 kali/hari,
serangan dapat menggangguaktivitas
dan tidur, gejala nokturnal >2 kali/bulan
Persistensedang Gejala terjadi setiap
hari, serangan dapat mengganggu
aktivitas dan tidur, gejala nokturnal >1
kali/ minggu, menggunakan agonis-2
kerja pendek setiap hari
Persisten berat Gejala terjadi setiap
hari, serangan sering terjadi, gejala asma
nokturnal sering terjadi

24

Klasifikasi derajat asma anak menurut


PNAA

25

KLASIFIKASI MENURUT DERAJAT SERANGAN

26

Penatalaksanaan
Penataksanaan asma secara umum
dibagi menjadi obat pelega dan obat
pengendali

Obat pelega untuk mengatasi


eksaserbasi, obat pengendali untuk
mencegah kekambuhan

Klasifikasi

Pengendali
(Controller)

Pelega
(Reliever)

Asma episodik
jarang

tidak

Ya

Asma episodik
sering

Ya

Ya

Asma persisten

Ya

Ya

Obat pelega
1. Golongan agonis kerja pendek
(SABA) : salbutamol, terbutalin
2. Golongan methyl-xanthine: teofilin
kerja cepat (aminovilin intravena)
3. Golongan antikolinergik: ipratropium
bromida
4. Golongan steroid sistemik:
metilprednisolon IV, Hidrokortison IV,
Deksametason IV, prednison.

Obat pengendali
1. Golongan agonis kerja panjang:
salmeterol, formoterol
2. Golongan anti inflamasi steroid:
budesonide, fluticasone, prednison
3. Golongan anti inflamasi non steroid:
sodium kromogliat, nedrokomil
4. Gol. Anti leukotrien: zafirlukast

Algoritma serangan asma


Klinik / IGD
Nilai derajat serangan

Serangan ringan
(nebulisasi 1x,
respons baik

Serangan sedang
(nebulisasi 2-3x,
repons parsial)
berikan O2

bertahan 1-2 jam,


nilai ulang seboleh pulang
gejala timbul lagi dang Ruang
Rawat Sehari
serangan sedang
pasang infus

Serangan berat
(nebulisasi 3x,
respons buruk)
O2 sejak awal
pasang infus
nilai ulang
berat,
Ruang Rawat
Inap
foto Ro toraks

Serangan sedang
(nebulisasi 2-3x,
repons parsial)
berikan O2
nilai ulang sedang Ruang
Rawat Sehari
pasang infus

Rng. Rawat Sehari


Oksigen teruskan
Steroid oral
Nebulisasi / 2 jam
8-12 jam klinis stabil boleh pulang
12 jam tetap belum
baik rawat inap

Serangan berat

Serangan berat
(nebulisasi 3x,
respons buruk)
O2 sejak awal
pasang infus
nilai ulang berat,
Ruang Rawat Inap
foto Ro toraks

Ruang Rawat Inap


Oksigen teruskan
atasi dehidrasi &
asidosis jika ada
steroid IV tiap
6-8 jam
nebulisasi/1-2 jam
aminofilin IV awal,
lanjutkan rumatan
nebulisasi 4-6x
baik, interval 4-6 jam
24 jam stabil
boleh pulang
dengan steroid &
aminofilin IV tetap
tidak baik ICU

PENATALAKSANAAN

34

35

Komplikasi

Emfisema

Atelektasi
s

Gagal
napas

Bronkieta
sis

kematian

Prognosis
Perjalanan klinis asma
menentukan prognosis.

Apabila ditangani
semestinya mortalitas kecil

You might also like