You are on page 1of 28

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA PRALANSIA DENGAN PENYAKIT STROKE TROMBOTIK


DI KELURAHAN BENDUNGAN INDAH
A. Data Identitas
1. Nama kepala keluarga : Bp. T
2. Alamat
: RT 07/23 Kel. Bendungan Indah
3. Komposisi keluarga
:
No

Nama

Hub

Umur

Pekerjaan

Pendidikan

Bp. T

Jenis
kelamin
L

KK

53 tahun

Tidak Bekerja

SMA

Ibu M

Istri

43 tahun

Pedagang

SMP

Anak

18 tahun

Tidak Bekerja

SMA

Anak

15 tahun

Pelajar

SMP

Genogram:

Keterangan :
: Perempuan

: Laki-laki

: Penderita penyakit

: Meningal Dunia
: Tinggal dalam 1 rumah1
4. Tipe keluarga : The Nuclear Family (Keluarga inti) yaitu dalam satu keluarga
terdiri dari ayah. Ibu dan anak.
5. Latar belakang budaya
Latar belakang budaya keluarga adalah suku sunda atau Indonesia, bahasa
yang dipakai adalah bahasa Sunda. Menurut masyarakat setempat penderita
stroke harus dibawa ke dukun setempat karena menurut masyarakat setempat
bahwa penderita stroke tengah diguna-guna oleh seseorang.
6. Identifikasi agama
Seluruh anggota keluarga beragama Islam. Keluarga jarang mengikuti
kegiatan pengajian yang ada di lingkungannya. Ketika ditanya mengapa tidak
mau ikut kegiatan pengajian, keluarga mengatakan tidak ingin ikut, karena
kondisi kesehatannya yang semakin menurun.
7. Status sosial ekonomi keluarga :
Bp. T tidak bekerja karena keadaan, sehingga yang mencukupi kebutuhan
keluarga sehari-hari adalah Ibu M, dahulunya Bp. T bekerja di perusahaan
swasta, kemudian di PHK karena pengurangan karyawan. Hanya Ibu M yang
bekerja sebagai pedagang sayuran di Pasar. Penghasilan keluarga seluruhnya
kurang lebih yaitu Rp 1.200.000,-/bulan. Penghasilan tersebut dipakai untuk
makan, bayar sekolah, bayar listrik dan pengobatan Bp T. Keluarga Bp. T

tidak mempunyai tabungan, baik untuk kebutuhan yang mendesak maupun


untuk biaya kesehatan keluarganya. Perabotan rumah tangga yang dimiliki
keluarga adalah 4 buah kursi, televisi 14 inch, bufet dan 2 tempat tidur.
8. Aktivitas rekreasi keluarga :
Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi adalah nonton TV bersama
di rumah. Keluarga ini jarang berekreasi ke tempat hiburan di luar rumah
karena keterbatasan ekonomi.
B. Riwayat Perkembangan Keluarga
9. Tahap perkembangan keluarga saat ini:
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga yang memiliki anak
usia Remaja. Tugas perkembangan keluarga saat ini yaitu mempertahankan
hubungan intim dalam keluarga dan memberikan kebebasan yang seimbang
dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang dewasa muda dan
mulai memiliki otonomi, mempertahankan komunikasi terbuka antara anak
dan orang tua, serta mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan
(anggota ) keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbang keluarga
10. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi:
Keluarga belum menata kembali peran dan kegiatan rumah tangga. Bp T
berperan sebagai kepala rumah tangga, tetapi tidak dapat memenuhi
peranannya sebagai ayah yaitu sebagai pencari nafkah untuk keluarganya,
pendidik untuk anak anaknya, pemberi rasa aman bagi keluarga dan
pelindung bagi keluarganya. Menurut Ibu M, karena adanya gangguan dalam
berkomunikasi dan beraktivitas, Bp T hanya pasrah dengan keadaan dan
menggantungkan pemasukan keuangan dari Istrinya saja.
11. Riwayat keluarga inti :
Bp. T dan Ibu M menikah berdasarkan rasa saling mencintai, menikah pada
tahun 1980. Bp. T menikah pada umur 35 tahun dan Ibu M umur 25 tahun.
Saat ini Bp T mengalami adanya gangguan dalam berkomunikasi atau
berbicara (petot), makan masih disuapi oleh anaknya, badan tidak bisa
bergerak atau lumpuh sebelah dibagian kiri (ekstremitas atas sinistra dan
ektremitas bawah sinistra) . Ibu M mengeluh badannya sering pegal pegal

dan pinggang juga sakit. An P dan W tidak ada keluhan mereka dalam keadaan
sehat.
12. Riwayat keluarga sebelumnya
Bp T dan Ibu M tidak mengetahui riwayat

kesehatan ayah dan ibunya.

Semuanya sudah meninggal. Keluarga tidak ingat tahun berapa orang tuanya
meninggal. Ayah Bp T menderita stroke dan ibunya menderita DM, kakak
pertama Bp T telah meninggal dunia secara mendadak karena serangan
jantung, kakak kedua Bp T menderita stroke sejak 2 tahun yang lalu dan
dirawat dirumah. Sedangkan saudara tertua Ibu M meninggal saat berusia 50
tahun akibat kecelakaan. Bp T mempunyai riwayat Hipertensi sejak 10 tahun
yang lalu dan pada saat pengkajian Tekanan Darah Bp T 200/130 mmHg,
sedangkan Ibu M tidak memiliki riwayat penyakit apapun, beliau hanya
mengeluh pegal pegal saja. Selama ini Ibu M berobat ke Puskesmas hanya 1
bulan sekali dan Bp T berobat ke RS juga 1 bulan sekali.
C.

Data Lingkungan
13. Karakteristik Rumah
Status kepemilikan rumah yang ditempati sekarang adalah milik keluarga
sendiri. Luas rumah yang ditempati 48 m 2 terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar
tidur, 1 ruang dapur, 1 kamar mandi dan WC. Tipe bangunan rumah adalah
permanen. Keadaan lantai terbuat dari plester yang lembab, tidak ada sinar
matahari yang masuk melalui genting kaca, jumlah jendela samping hanya 1,
jendela kamar tidak ada karena berimpitan dengan rumah tetangga. Penataan
alat / perabot rumah tangga kurang rapi, pencahayaan dan ventilasi kurang.
Sumber air minum dan untuk keperluan cuci dan mandi menggunakan air
sumur (Sanyo). Keluarga membuang sampah disungai kecil di depan dekat
rumah. Lingkungan sekitar rumah kumuh.
Denah rumah
Ruang Tamu

Ruang kmr Ruang kmr Ruang Dapur

Kamar

Tidur 1

Mandi

Tidur 2

14. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Jarak rumah keluarga Bp. T berdekatan dengan tetangga. Hubungan dengan
tetangga terjalin baik. Keluarga Bp. T hidup dilingkungan tempat tinggal
yang sebagian besar adalah penduduk asli. Tipe penduduk adalah penduduk
urban. Tipe hunian adalah daerah perkampungan. Kelas sosial ekonomi
masyarakat adalah menengah ke bawah. Status pekerjaan masyarakat
berbagai macam, yaitu pedagang, buruh dan kuli bangunan. Fasilitas yang
ada di komunitas adalah mushola. Jarak antara rumah ke Puskesmas adalah
+ 10 km. Transportasi yang biasa dipakai masyarakat adalah motor dan
angkutan umum. Kebersihan lingkungan masyarakat kurang baik.
15. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Ibu M sudah menetap dan menempati rumah tersebut sejak tahun
1982. Sejak menikah keluarga Bp. T bertempat tinggal di Bendungan IndahBandung Selatan. Rumah yang ditempati sekarang merupakan warisan dari
keluarga Ibu M.
16. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Anak-anak Bp. T berkumpul bersama setiap hari anak pertama Bp T
merawatnya setiap hari memenuhi kebutuhan Bp T, sedangkan anak
keduanya membantu Ibu M berjualan setiap harinya setelah pulang sekolah.
Keluarga jarang berinteraksi dengan para tetangganya. Ibu M berjualan di
pasar dari pagi hingga sore jarang ada waktu untuk mengobrol dengan
tetangga karena sibuk berjualan dipasar, Bp T hanya berbaring ditempat
tidur setiap harinya karena mengalami gangguan dalam berkomunikasi dan
beraktivitas. Keluarga juga tidak aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan.
Menurut keluarga tidak ada gunanya ikut kegiatan-kegiatan, paling hanya
ngobrol

saja.

Keluarga

tidak

tahu

manfaat

mengikuti

kegiatan

kemasyarakatan.
17. Sistem pendukung keluarga
Ibu M sangat memperhatikan kesehatan Bp. T, demikian juga dengan Bp. T.
Anak-anak yang memperhatikan kesehatan Bp. T dan Ibu M adalah P dan W
karena mereka yang tinggal serumah dengan Bp. T tersebut. Semua kegiatan
rumah tangga dikerjakan oleh An P karena yang berada dirumah dan ditugasi

oleh Ibu M untuk merawat Bp T dan mengurus rumahnya. Apabila salah satu
anggota keluarga yang serumah ini mempunyai keluhan sakit, maka anggota
keluarga yang lain berusaha untuk membantu. Tempat berobat yang sering
dipakai keluarga adalah Puskesmas. Fasilitas penunjang kesehatan yang
dimiliki keluarga masih kurang misalnya tidak tersedia obat P3K dalam
rumah, serta tidak menganggarkan biaya untuk pemeliharaan kesehatan.
D.

Struktur Keluarga
18. Pola dan proses komunikasi keluarga
Keluarga mengatakan komunikasi dilakukan dengan anggota keluarga yang
ada di rumah setiap hari. Permasalahan yang dirasakan oleh ibu M selalu
diceritakan kepada Bp T, meskipun Bp T hanya sebagai pendengar karena
gangguan bicara yang diderita Bp T. Anaknya tidak pernah menceritakan
permasalahan yang ada karena takut membebani kedua orang tuanya yang
sudah banyak masalah.
19. Struktur Kekuatan Keluarga:
Apabila ada permasalahan Ibu M berembuk dengan Bp T dan mengambil
keputusan dari hasil berembuk itu, Ibu M selalu bertanya kepada Bp T
tentang keputusan yang akan diambil oleh Ibu M, dengan isyarat
menganggukan kepala Bp T jika menyetujui keputusan Bp T. Pengambil
keputusan dalam keluarga dan orang yang paling disegani adalah Ibu M.
20. Struktur Peran Keluarga
a. Bp. T sebagai kepala keluarga, orang tertua dan paling dihormati.
Meskipun Bp T hanya dapat terbaring di tempat tidur dan mengalami
gangguan dalam berkomunikasi, tetapi Bp T berperan pula dalam
pengambilan keputusan di keluarga.
b. Ibu M adalah pencari nafkah, pengambil keputusan dalm keluarga,
mengatur rumah tangga dan ikut dalam membimbing serta mendidik
anak.
c. P adalah anak ke 1, merawat Bp T dan ikut dalam mengatur rumah
tangga.
d. W adalah anak ke 2 (anak bungsu), pelajar dan ikut dalam mencari

nafkah yaitu membantu Ibu M berjualan.


Menurut keluarga peran masing-masing anggota keluarga tidak bermasalah.
Misalnya Bp. T yang tidak bekerja atau pencari nafkah dianggap tidak
bermasalah oleh P dan W karena ayahnya sudah tua dan sakit.
21. Nilai-nilai dan norma keluarga
Nilai yang dianut keluarga adalah kerukunan berorientasi hanya dalam
keluarga. Menurut keluarga yang bisa menolong keluarganya adalah
keluarganya sendiri, tidak mungkin orang lain.
E. Fungsi Keluarga
22. Fungsi Afektif
Menurut keterangan Bp. T dan Ibu M

keluarga merasa membutuhkan

anggota keluarga dalam kehidupan sehari-hari. Antar anggota keluarga saling


memahami perbedaan satu dengan yang lain. Keluarga mengatakan bahwa
selama ini jarang ada konflik. Apabila ada konflik biasanya karena perbedaan
pendapat. Antar anggota keluarga saling memperhatikan satu sama lain.
23. Fungsi Sosial
Semua anggota keluarga dapat bersosialisasi dengan baik dalam lingkungan
rumah, namun Bp. T dan Ibu M jarang bersosialisasi dengan masyarakat.
Namun P dan W masih sering berhubungan dengan tetangganya, meskipun
sangat jarang.
24. Fungsi Perawatan Kesehatan.
Keluarga mendefinisikan sehat apabila semua anggota keluarganya tidak ada
keluhan dan tidak punya penyakit tertentu. Definisi sakit adalah apabila
anggota keluarga mempunyai keluhan sakit dan hasil pemeriksaan dokter
menderita sakit. Sumber informasi kesehatan bagi keluarga adalah televisi
dan petugas kesehatan apabila ke Puskesmas.
Keluarga dapat mengidentifikasi penyakit yang diderita oleh Bp. T yaitu
menderita stroke sejak tahun 2012. Bp. T mengetahui sakit stroke ketika Bp T
didiagnosa menderita penyakit stroke ketika memeriksakan ke /Rumah Sakit.
Menurut Ibu M dia tidak sakit, hanya tiba tiba tidak dapat bangun ketika

pagi hari, wajah menjadi petot, tidak bisa berjalan dan susah utuk berbicara
ketika ditanya apa yang dirasakan, namun kelurga mengetahui bahwa Bp T
menderita hipertensi sejak 10 tahun yang lalu. Persepsi keluarga sakit stroke
tidak dapat disembuhkan karena terjadi kelumpuhan sebagian badan.
Keluarga

belum

mengetahui

tentang

pengertian

penyakit

stroke,

penyebabnya, tanda-tanda, dan perawatannya. Keluarga belum pernah


mendapat informasi tentang hal tersebut. Menurut keluarga tanda-tanda
stroke adalah kelumpuhan, wajah menjadi petot, badan tidak bisa digerakkan
dan susah untuk berbicara. Gangguan bicara yang diderita oleh Bp T sangat
menganggu untuk berkomunikasi antar keluarga karena sulit untuk
mengobrol, berdiskusi dan aktivitas yang lain yang berhubungan dengan
komunikasi. Penyebab dari hipertensi adalah karena terlalu banyak makanan
yang asin dan penyebab dari stroke adalah karena Bp T menderita hipertensi
dan usia Bp t yang sudah tua.
Praktik diet keluarga : Menurut keluarga makanan yang dapat disediakan
sesuai kemampuannya.

Komposisinya adalah nasi, sayur, tahu/tempe

kadang-kadang beli ikan apabila mempunyai uang. Keluarga jarang sekali


makan buah. Keluarga biasa makan buah 1 minggu sekali. Keluarga tidak
mengonsumsi masakan yang bersantan. An P yang bertanggungjawab untuk
perencanaan belanja dan pengolahan makanan. Keluarga belum mengerti
tentang diet Stroke. Keluarga belum pernah mendapat informasi tentang diet
Stroke. Menurut keluarga, kalau penderita stroke diberikan makanan yang
sama dengan keluarga. Menurut keluarga selama ini sudah diet karena
makanan yang dimakan sudah terbatas. Hasil dari food record, didapatkan
bahwa komposisi makanan karbohidrat 70%, protein 10% dan lemak 20%,
Menurut pendapat keluarga, makanan yang di makan sudah cukup untuk
keperluan masing-masing.
Kebiasaan tidur dan istirahat : Jumlah jam tidur per 24 jam pada Bp T dan
Ibu M 6-8 jam, An P dan W 8 jam. Tidak ada keluhan tidur dari masingmasing anggota keluarga..

Latihan dan rekreasi : Keluarga belum mengetahui kegunaan olah raga untuk
penderita stroke.. Keluarga juga belum dapat mengidentifikasi jenis olah raga
yang dapat dilakukannya setiap hari. Keluarga belum pernah mendapat
informasi tentang senam stroke.
Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga: saat ini tidak ada obat
yang diminum oleh Bp. Ib dan Ibu Yon. Yl minum vitamin dari bidan.
Keluarga kadang-kadang beli obat di warung apabila ada keluhan pilek,
kepala pusing dan sakit perut. Obat disimpan di laci lemari.
Peran keluarga dalam praktek perawatan diri : Pengambil keputusan dibidang
kesehatan adalah Ibu M. Keluarga mengemukakan bahwa apabila ada
anggota keluarga yang sakit, diobati dengan obat yang beli di warung, apabila
tidak sembuh baru dibawa ke Puskesmas.
Praktik lingkungan : Lingkungan keluarga kurang baik dari polusi baik udara
dan air. Lingkungan keluarga ramai karena jarak antara satu rumah demngan
rumah lain salin berdekatan dan jalan untuk menuju rumah adalah dengan
melewati gang gang.. Keluarga juga senantiasa menjaga kebersihan diri dari
seluruh anggota keluarga, misalnya semua anggota keluarga mandi 2 kali
sehari dan ganti pakaian setiap hari. Dari hasil observasi, keluarga tampak
bersih, namun Bp T tidak tampak bersih karena hanya diseka setiap hari dan
hanya 1 minggu sekali di mandikan menggunkan sabun dan keramas..
Praktik kesehatan gigi : Semua anggota keluarga terbiasa gosok gigi 2 kali
sehari, yaitu pada saat mandi pagi dan sore. Kondisi gigi anggota keluarga:
Bp. T gigi atasnya tanggal 2 buah dan bagian bawah tanggal 4 buah. Ibu M
gigi lengkap tidak ada yang tanggal.
Pelayanan kesehatan yang diterima keluarga adalah pelayanan kesehatan dari
Puskesmas dan pernah dirawat di rumah sakit pemerintah. Bp. T tidak pernah
kontrol ke Puskesmas baik untuk hipertensinya dan stroke yang diderita

sekarang. Demikian juga dengan Ibu M, tidak pernah periksa ke Puskesmas


hanya 1 bulan sekali. Keluarga tidak memiliki perencanaan khusus untuk
kesehatan. Menurut keluarga, sakit itu datangnya dari Tuhan jadi tidak ada
perencanaan yang mengarah kesana.Transportasi yang digunakan oleh
keluarga adalah transportasi umum.
F. Stress dan Koping Keluarga
25.

Stressor yang dimiliki oleh keluarga adalah masalah


ekonomi. Penghasilan keluarga yang terbatas, sering membuat bingung
keluarga untuk mengatur agar mencukupi kebutuhan keluarga selama satu
bulan.

26.

Keluarga melakukan tindakan untuk mengatasi stres


dengan pasrah pada keadaannya. Keluarga yakin bahwa Tuhan akan
menolong makhluknya yang kesusahan.

27.

Strategi koping internal dari keluarga untuk mengatasi


stressor adalah pengaturan keuangan oleh Ibu M. Berapapun uang yang
diterima Ibu M yang merencanakan. Sedangkan strategi koping eksternal
yang digunakan adalah anak-anak Bp. T tetap membantu Ibu M dalam
mencari uang untuk kebutuhan sehari - hari.

G. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga terutama yang diidentifikasi sebagai klien atau sasaran pelayanan asuhan
keperawatan keluarga.
No.

Pemeriksaan yang dilakukan


Tekanan darah

Bp.T
200/130 mmHg

Ibu M
120/80 mmHg

An P
110/70 mmHg

An W
100/70 mmHg

BB: 73 kg;

BB: 55 kg;

BB: 48kg;

BB: 40 kg;

TB: 173 cm

TB: 158 cm

TB: 159 cm

TB: 151 cm

Nadi

86x/mnt

84x/mnt

80x/mnt

76x/mnt

Respirasi

18x/mnt

20x/mnt

20x/mnt

16x/mnt

Bersih, beruban

Bersih, beruban

Bersih, hitam

Bersih, hitam

Konjungtiva

Tidak anemis

Tidak anemis

Tidak anemis

Tidak anemis

Sklera

Tidak ikterik

Tidak ikterik

Tidak ikterik

Tidak ikterik

Fungsi penglihatan

Dapat melihat tanpa Dapat melihat tanpa Dapat melihat tanpa Dapat melihat tanpa

Kepala & leher:


b. Rambut & kulit kepala
c. Mata

bantuan
d. Hidung+fungsi
penciuman

bantuan

bantuan

bantuan

Dapat membedakan Dapat membedakan Dapat membedakan Dapat membedakan


bau

minyak

kayu bau

minyak

kayu bau minyak kayu bau

minyak

kayu

putih+minyak tawon
Bersih,

putih+minyak tawon

dapat Bersih,

putih+minyak

putih+minyak tawon

tawon

Bersih,

dapat Bersih,

dapat menjawab

e. Telinga+fungsi

menjawab

menjawab

menjawab

pendengaran

pertanyaan

yang pertanyaan

yang pertanyaan

diajukan
suara
f. Mulut&gigi

yang

dengan diajukan

dengan diajukan

tidak suara

tidak suara

yang

pertanyaan
yang diajukan
dengan suara

yang

terlalu keras

terlalu keras

terlalu keras

Simetris, gigi bersih

Simetris, gigi bersih

Simetris, gigi bersih

ada Tidak

pembesaran kelenjar

ada Tidak

pembesaran kelenjar

nafas Bunyi

nafas

vesikuler,

suara vesikuler,

suara Bunyi

jantung lud-dub (S1- jantung lud-dub (S1- vesikuler,


Terdengar

bising Terdengar

ada

pembesaran

Bunyi

S2)

tidak

ada pembesaran kelenjar

kelenjar

S2)

dengan

Simetris, gigi bersih


Tidak

Tidak

Pemeriksaan fisik abdomen

yang

yang

tidak terlalu keras

g. Leher
h. Dada

dapat

jantung
bising (S1-S2

usus, tidak ada nyeri usus, tidak ada nyeri Terdengar

Bunyi

nafas

vesikuler,

suara

nafas jantung lud-dub (S1suara S2)


lud-dub
Terdengar

bising

bising usus, tidak ada nyeri

tekan

tekan

usus,

tidak

ada tekan

nyeri tekan
Pemeriksaan

ekstermitas

ekstermitas bawah

atas

dan 5

Genetalia
BAB+BAK

BAB 1x/ har

BAB 1x/hari

BAB 1x/hari

BAB 1x/hari

BAK lancar

BAK lancar

BAK lancar

BAK lancar

H. Harapan Keluarga
Keluarga Bp Ib berharap agar dapat segera disembuhkan dan petugas kesehatan dapat membantu masalah kesehatan yang sedang dihadapi
serta menjelaskan perawatan yang benar untuk keluarganya.

Analisa Data
No

1.

Data

Kemungkinan

Diagnosa

Penyebab

Keperawatan

Ketidak mampuan

Keluarga
Gangguan

keluarga dalam

komunikasi verbal

merawat anggota

pada Bp T keluarga

keluarga yang sakit

Bp T

Ketidak mampuan

Gangguan mobilitas

keluarga dalam

fisik pada Bp T

pernah turun dari tidur

merawat anggota

keluarga Bp T

b) Keluarga menagtakan Bp T

keluarga yang sakit

Data Subyektif:
a) Keluarga mengatakan belum
mengerti tentang perawatan
penyakit stroke
b) Bp.T hanya sekali di bawa ke
Rumah Sakit
c) Bp T sulit untuk berkomunikasi
dengan kelurga lain.
d) Bp T ketika berbicara sulit
dimengerti oleh orang lain.
Data Obyektif :
a) Bp T terlihat bingung dan ketika
berbicara sulit untuk dimengerti
b) Wajah kadang kadang terlihat
pucat
c) TD : 200/130 mmHg
d) N : 86 x/menit
e) RR : 18 x/menit

2.

Data Subyektif
a) Keluarga mengatakan Bp T tidak

mengeluh kelemahan setangah


tubuh bagian kiri (Lumpuh
ektremitas kiri)
c) Bp T tidak pernah melakukan
senam Stroke
Data Objektif

Kekuatan otot
5

1
a) TD : 200/130 mmHg
b) N : 86 x/menit
c) RR : 18 x/menit

3.

Data Subyektif :

Kurangnya

a) Keluarga

mengatakan

jarang pengetahuan keluarga

berkumpul dengan tetangga

sosial pada keluarga

tentang manfaat

b) Keluarga tidak pernah mengikuti


kegiatan

Gangguan interaksi

kemasyarakatan

Bp. T

sosialisasi

dan

keagamaan
c) Menurut

keluarga

berkumpul

atau

kalau
mengikuti

kegiatan di masyarakat lebih


banyak hanya ngobrol saja.
d) Nilai di keluarga kerukunan itu
dalam keluarga, karena yang
dapat

menolong

keluarga

hanyalah anggota keluarga saja.

Rumusan diagnosa keperawatan keluarga


1. Gangguan komunikasi verbal pada Bp T keluarga Bp T berhubungan dengan ketidak
mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan stroke
2. Gangguan mobilitas fisik pada Bp T keluarga Bp T berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan stroke.
3. Gangguan interaksi sosial pada keluarga Bp. T berhubungan dengan
pengetahuan keluarga tentang manfaat sosialisasi
Skoring prioritas masalah
Diagnosa keperawatan keluarga I

kurangnya

Gangguan komunikasi verbal pada Bp T keluarga Bp T berhubungan dengan ketidak


mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan stroke dan mengenal masalah anggota
keluarga dengan stroke ditandai dengan sulit berbicara, terlihat pucat dan ketika berbicara
sulit dimengerti oleh orang lain
NO KRITERIA
SKALA BOBOT
1
Sifat masalah 3
1

SKORING
3
x1= 1
3

: aktual

PEMBENARAN
Bp T mengalami
gangguan
komunikasi
verbal

ditandai

dengan

bicara

Bp T pelo, wajah
terlihat

pucat

dan bahasa sulit


dimengerti oleh
2

Kemungkinan 1

x2

=1

masalah

pendengar
Bp T memiliki
keinginan untuk

dapat diubah

sembuh dan ada

sebagian

perawat

yang

memberikan
informasi
tentang
perawatan untuk
3

Potensial

x1

=1

masalah

penyakit stroke
Masalah
lebih
lanjut

belum

untuk dicegah

terjadi

adanya

tinggi

keinginan keluarga
untuk sembuh serta
adanya

Menonjolnya
masalah-

1
2

x1

dukungan

dari keluarga
Keluarga
merasakan adanya

masalah tidak

masalah, tapi tidak

perlu

ditangani.

segera

keluarga saat ini

ditangani

pelan pelan
untuk
berkomunikasi
dengan Bp T,
berkomunikasi
kadang kadang
juga
menggunakan
bahasa isyarat
dengan tangan

Total Skor

Diagnosa 2
Gangguan mobilitas fisik pada Bp T keluarga Bp T berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga dengan stroke diitandai pasien hanya bisa terlentang di
atas kamar tidur, pada ektremitas kiri mengalami kelumpuhan
NO KRITERIA
SKALA BOBOT
1
Sifat masalah 3
1

SKORING
3
x1= 1
3

: aktual

PEMBENARAN
Bp T mengalami
gangguan mobilitas
fisik

di

tandai

dengan

pasien

hanya

bisa

terlentang di atas
kamar tidur. Pada
ektermitsa

kiri

mengalami
kelumpuahan
2

Kemungkinan 1
masalah

1
2

x2

=1

Bp

memiliki

keinginan

untuk

dapat diubah

sembuh

sebagian

perawat

yang

melatih

mobilisasi

perawatan

dan

ada

untuk

penyakit stroke

Potensial

x1

=1

masalah

Selama
keluarga

sakit
Bp

untuk dicegah

mengontrolkan Bp T

tinggi

ke rumah sakit satu


bulan sekali, untuk
mengentahui
kondisinya tubuh Bp
T

Menonjolnya

x1

=2

adanya masalah, tapi

masalah-

Keluarga merasakan

masalah yang

tidak ditangani.

perlu

keluarga saat ini pelan

segera

pelan untuk

ditangani

berkomunikasi
dengan Bp T,
berkomunikasi
kadang kadang juga
menggunakan bahasa
isyarat dengan tangan

Total Skor

Diagnosa 3
Gangguan interaksi sosial pada keluarga Bp. Ib berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
keluarga tentang manfaat sosialisasi ditandai dengan kelurga jarang berinteraksi dengan
tetangga, Keluarga tidak pernah mengikuti kegiatan kemasyarakatan dan keagamaan dan
jarang mengobrol dengan tetangga.
Kriteria

Skala

Bobot

Skoring

Pembenaran

Sifat masalah : aktual

3/3x1=1

Keluarga

Bp

mengalami

gangguan interaksi sosial ditandai


dengan

kurangnya

keluarga

dengan

interaksi
lingkungan

dengan tidak mengikuti kegiatan


kemasyarakatan dan keagamaan
Keluarga memiliki persepsi yang
Kemungkinan masalah

1/2x2= 1

dapat diubah :

salah tentang manfat interaksi


sosial dan ada perawat yang

sebagian

memberikan

informasi

tentang

interaksi sosial dan manfaatnya


Potensial masalah

3/3x1=1

untuk dicegah : tinggi

Masalah lebih lanjut belum terjadi,


masih ada anggota keluarga yang
mau bergaul dengan masyarakat
meskipun jarang yaitu anaknya.

Menonjolnya masalah

0/2x1=0

Keluarga tidak merasakan adanya


masalah

interaksi

keluarganya.

Total skor

sosial

di

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


D
X
1

Tujuan
Umum
Setelah

Khusus

Kriteria

Intervensi

dilakukan Tujuan Khusus :

tindakan

keluarga Setelah

mampu

merawat kunjungan 5 x 60 menit

anggota

keluarga keluarga dapat mencapai:

yang

Kriteria evaluasi
Standar

melakukan

mengalami

Gangguan
komunikasi verbal

Tuk 1 :
Keluarga mampu
mengenal masalah
penyakit stroke dengan :
a. Menyebutkan
pengertian

Verbal
tentang

penyakit stroke

Keluarga

menyebutkan

Diskusikan dengan keluarga :

pengertian penyakit stroke yaitu

Pengertian penyakit stroke

gangguan

dapat
fungsi

otak

karena

terhambatnya aliran darah ke otak


yang mengakibatkan kurangnya
nutrisi dan oksigen dalam otak
b. Menjelaskan
penyebab

terjadinya

penyakit stroke

Verbal

Penyebab penyakit stroke adalah

Penyebab terjadinya penyakit stroke

jenis kelamin, usia, hipertensi,

Berikan

kolesterol tinggi, obesitas dan ada


riwayat penyakit stroke dalam
keluarga

menjelaskan

kesempatan
kembali

keluarga
tentang

penyakit stroke dan penyebabnya

untuk
pengertian

c.

Menyebutkan
tanda

dan

verbal

gejala

Tanda dan gejala penyakit stroke


adalah

penyakit stroke

wajah

menjadi

tidak

normal (petot), pergerakan tidak


terkendali, dan sulit berbicara,

Menyebutkan

tanda

dan

gejala

penyakit stroke

biasa disebut dengan FAST ( Face,

Berikan

kesempatan

keluarga

menjelaskan kembali tentang pengertian,

Arm, Speech and Time)

penyebab dan tanda dan gejala penyakit


stroke
Berikan penguatan pada keluarga apabila dapat
menjelaskan kembali hasil diskusi

Tuk 2

Mobilisasi adalah suatu kondisi

Keluarga

mampu

dimana tubuh dapat melakukan

membantu

melatih

kegiatan pergerakkan.

terdapat karbohidrat, protein, lemak, serat,

Mobilisasi bisa dilakukan

mineral dan vitamin yang seimbang setiap

dengan cara dibantu. Fungsi

harinya, diberikan dalam porsi keci namun

mobilisasi dengan :
a. Keluarga

mampu

menggerakkan Bp
T

miring

Verbal

kanan

miring kiri
b. Membantu
menggerakkan jari
tangan Bp T

Verbal

mobilisasi

Anjurkan kelurga menyediakan makanan yang

sering 3 kali sehari.

Tuk 3
Keluarga mampu
melakukan tindakan untuk
mengatasi masalah
gangguan komunikasi
verbal, tujuannya :
a.

Keluarga
mengerti tentang cara
dan manfaat rendam
kaki
Verbal

Keluarga

dapat

menjelaskan

Jelaskan tentang manfaat rendam kaki

manfaat dari rendam kaki yaitu


untuk

melancarkan

Jelaskan tentang cara rendam kaki

peredaran

darah. Caranya:
1.

Siapkan baskom dengan


air hangat secukupnya

2.

Rendam kaki selama 1530 menit

3.
b. Keluarga dapat

Lakukan pagi dan sore


sebelum

mengerti manfaat dan

melakukan

senam

kaki

cara melakukan senam


kaki

Verbal

Keluarga

dapat

menjelaskan

manfaat dari senam kaki yaitu


untuk

melancarkan

peredaran

darah dan dapat mempraktekkan


cara senam kaki
melakukan cara-cara
Verbal

Keluarga

akibat daricperubahan

memprakpraktekkan

perfusi jaringan perifer

untuk

menghindari

dapat
cara-cara
perubahan

sensitifitas yaitu :
1.

Ajarkan pada keluarga senam kaki untuk


penderita DM
Anjurkan pada keluarga untuk mempraktikkan
senam kaki yang telah diajarkan

c. Keluarga dapat
untuk menghindari

Diskusikan tentang manfaat dari senam kaki

Menghindari rasa panas :

Diskusikan cara mencegah masalah akibat


penurunan sensitifitas
Demonstrasikan

cara

mencegah

akibat

penurunan sensitifitas pans-dingin


Anjurkan keluarga untuk redemonstra

Gunakan alat makan/minum Anjurkan keluarga untuk membantu memenuhi

yang mempunyai pegangan,

kebutuhan Ibu Y dan Bp Ib

gunakan balutan kain untuk Anjurkan kepada keluarga untuk membuat


mengompres

dengan

botol

catatan setiap kali melakukan senam kaki

atau kantong air


2.

Untuk rasa dingin: Latihan


pergerakan

jari-jari

tangan

dengan mempertemukan antar


ujung

jari

atau

mengepal

tangan berulang-ulang dengan


memegang sesuatu
3.

Selalu memakai alas kaki

4.

Hindari
sandal/sepatu

yang

memakai
terlalu

sempit

Tuk 4
Keluarga dapat membatu Bp T dan

Motivasi keluarga untuk membantu menyiapkan

memodifikasi lingkungan selama

air hangat untuk Ibu P untuk menghindari injury

mendukung upaya untuk psikomotor

pelaksanaan rendam kaki dan

Lakukukan kunjungan yang tidak direncanakan

mengatasi

masalah

senam

gangguan

komunikasi

Melakukan
lingkungan

verbal
stroke

pada

modifikasi Verbal
yang

penderita

Dan

untuk mengevaluasi kemampuan keluarga untuk


memodifikasi lingkungan selama melakukan
rendam kaki dan senam kaki
Berikan penghargaan apabila keluarga sudah

melakukan tindakan yang positif


Setelah

2.

dilakukan Tuk 1

Verbal

tindakan, keluarga Keluarga


mampu
memecahkan
masalah
mampu
merawat
gangguan mobilitas fisik
anggota keluarga dengan kriteria :
yang

mengalami

Gangguan
mobilitas fisik

1. Keluarga

dapat

1. Mendiskusikan dengan keluarga Bp T

mengajarkan senam stroke

tentang cara senam stroke , untuk melatih

dengan

senam stroke Bp T

tujuan

melancarkan

c. mengajarkan cara
senam stroke
d. Membantu
melakukan
aktivitas
sesuai
dengan
kemampuan
e. Melatih mengerak
kan bagian badan
yang
mengalami
kelemahan

dapat

peredaran

2. Menganjurkan keluarga untuk membantu

darah dan melatih otot Bp

Bp T dalam melakukan aktivitasnya

T supaya tidak mengecil

3. Mengajari keluarga cara yang baik untuk

2. Keluarga dapat membantu

membantu mengerakan badan yang lemah

Bp T untuk melakukan
aktifitas

sesuai

dengan

kemapuan yang bisa di


lakukan Bp T
3. Bp T dapat mengerakan
bagian

badanya

yang

megalami kelemaha otot,


sehingga tidak mengalami
pengecilan otot

3.

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan dalam
waktu 5x60 menit
masalah gangguan
interaksi
sosial
teratasi

Tuk 1
Keluarga
mengenal
masalah interaksi sosial
dengankriteria
keluarga
mampu :
a. Menjelaskan kembali
tentang
pengertian
interaksi sosial

Respon
verbal

Pengertian interaksi sosial adalah


hubungan
seseorang
dengan
keluarga dan masyarakat

Diskusikan dengan
keluarga tentang
pengertian interaksi sosial
Anjurkan keluarga untuk mengungkapkan
kembali pengertian interaksi sosial

b. Menjelaskan penyebab
terjadinya
gangguan
interaksi sosial

Respon
verbal

c. Menyebutkan kembali
manfaat interaksi sosial

Respon
verbal

Tuk 2
Keluarga
mampu
mengambil keputusan
untuk
mengatasi
masalah interaksi sosial
a. Menjelaskan kembali
akibat dari gangguan
interaksi sosial
b.
Mengambil
keputusan
untuk
mengatasi masalah
gangguan interaksi
sosial

Penyebab terjadinya gangguan


interaksi sosial adalah adalah
menarik diri, harga diri rendah dan
ketidakpuasan hubungan dengan
keluarga dan masyarakat
Manfaat interaksi sosial adalah
membina hubungan saling percaya
dan saling membutuhkan antara
seseorang dengan orang lain.

Respon
verbal

Akibat dari gangguan interaksi


sosial adalah

Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab


dari gangguan interaksi sosial
Identifikasi dengan keluarga penyebab
gangguan interaksi sosial dalam keluarga
Berikan penghargaan yang positif apabila
keluarga mampu mengidentifikasi
Diskusikan manfaat interaksi sosial dengan
keluarga
Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya

Diskusi bersama keluarga tentang akibat


apabila terjadinya gangguan interaksi
sosial
Beri kesempatan kepada keluarga untuk
bertanya
Motivasi keluarga untuk dapat mengambil
keputusan dalam mengatasi masalah
interaksi sosial dalam keluarga

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA


No

Diagnosa

Implementasi

Hari/

Asuhan Keperawatan Keluarga


Implementasi

tanggal

1.

Keperawatan
Gangguan
Komunikasi

Tuk 1

Verbal

berhubunagn
dengan

keluarga

tentang Sabtu,

Mendiskusikan

dengan

November
keluarga

tentang 2015

penyebab, tanda dan gejala penyakit stroke

anggota keluarga
yang sakit

dengan

pengertian penyakit stroke

ketidakmampuan
keluarga merawat

Mendiskusikan

Memberikan kesempatan pada keluarga untuk


bertanya

Memberikan kesempatan pada keluarga untuk


menjelaskan

kembali

pengertian

stroke,

penyebab serta tanda dan gejala dari penyakit


stroke.
Tuk 2

Menjelaskan kepada keluarga tentang diit


pada penderita stroke yaitu dengan pola gizi
seimbang. Porsi kecil dan sering 3 kali sehari

Sabtu,

November
2015

You might also like