You are on page 1of 2

Fistula preaurikular

Fistula preaurikular adalah penyakit kongenital dimana suatu traktus yang di dasari oleh
epitel skuamos yang bermula di depan daun telinga. Ini disebabkan oleh kegagalan untuk bersatu
dari tuberkulum arkus pertama ke tuberkulum tuberkulum lainnya.
Fistula preaurikular kongenital pada umumnya terjadi akibat kegagalan penyatuan atau
penutupan dari tonjolan tonjolan (hilokz) pada masing masing arkus brankialis pertama dan
kedua yang akan membentuk daun telinga pada masa pembentukkan embrional. Biasanya
terdapat di bagian anterior tragus atau crus helicis, tetapi jarang ditemukan di bagian superior
atau inferior perlekatan telinga. Kelainan ini pertama kali diperkenalkan oleh Heusinger pada
tahun 1864. Sering ditemukan pada suku bangsa di asia afrika, merupakan kelainan herediter
yang dominan.
Keadaan ini sering kurang mendapat perhatian dari penderita karena pada umumnya tidak
menimbulkan gejala dank arena ukuran lubangnya yang kecil (lebih kecil dari 1mm). Pada
keadaan t nang, tampak muara fistel berbentuk bulat atau lonjong, berukuran seujung pensil, dari
muara fistel sering keluar secret yang berasal dari kelenjar sebase dan bila infeksi dapat
mengeluarkan secret yang berbau busuk. Penderita sering dating pertama kali ke dokter karena
obsruksi dan infeksi fistel ini sehingga terjadi pioderma atau selulitis facial. Kelainan ini dapat
terjadi unilateral atau bilateral.
Diagnose fistula preaurikular kongenital dapat ditegakkan dengan ditemukannya muara
fistula di sekitar telinga yang terdapat sejak lahir.
Terapi diperlukan bila timbul infeksi pada fistula. Hal ini diterapi dengan antibiotika dan
dilakukan pengangkatan fistel itu seluruhnya oleh karena bila tidak bersih dapat menimbulkan
kekambuhan.
Penatalaksanaan fistula preaurikular kongenital ini tidak diperlukan kecuali pencegahan
terjadinya infeksi yaitu menghindari manipulasi dan membersihkan muara dari sumbatan dengan
alcohol atau cairan antiseptic lainnya secara rutin. Pada kasus dengan infeksi biasanya dapat
diberikan antibiotic dan kompres hangat.
Pembedahan fistula adalah dengan diseksi dan eksisi komplit dari fistula dan salurannya,
hanya dilakukan pada infeksi yang berulang oleh karena sulitnya mengeluarkan fistula secara

lengkap. Kesukaran pembedahan disebabkan oleh adanya percabangan fistula sehingga sulit
untuk menentukan luas keseluruhan saluran tersebut. Selama eksisi pembedahan, harus diingat
bahwa salurannya dapat berkelok kelok dengan cabang-cabangnya di subkutaneus. Diseksi
sampai ke periosteum dari tulang temporal biasanya dibutuhkan, dan semua cabang cabang
dari salurannya harus diangkat untuk mencegah infeksi yang berulang. Pengangkatan yang tidak
lengkap menimbulkan sinus yang mengeluarkan cairan sehingga membutuhkan pengangkatan
yang lebih sulit dan lebih radikal. Untuk membantu pembedahan dapat disuntikkan larutan
methylene blue ke dalam saluran sebelum operasi sehingga jaringan yang berwarna bisa
digunakan sebagai petunjuk panjang dan luasnya fistula, harus diingat bahwa zat warna itu
mungkin tidak memasuki seluruh cabang cabang yang lebih kecil sehingga diperlukan
ketelitian selama diseksi untuk mencari saluran saluran kecil yang tidak berwarna, beberapa
ahli bedah yang berpengalaman dalam menangani penyakit ini merasa bahwa penyuntikkan zat
warna harus ditinggalkan karena penyebaran zat warna ke sekitarnya akan mengorbankan
jaringan sehat dengan sia sia.
Cara lain ialah dengan fistulografi, yaitu dengan cara memasukkan zat kontras ke dalam
muara fistula lalu dilakukan pemeriksaan radiologis, pada pemeriksaan fistulografi tidak dapat
menggambarkan jalur traktus yang sebenarnya karena infeksi yang berulang menimbulkan
tersumbatnya traktus oleh jaringan fibrosis. Pembedahan dilakukan apabila inflamasi sudah
sembuh.

You might also like