You are on page 1of 5

ANALISA JURNAL

Departemen Keperawatan Bedah


A PROSPECTIVE RANDOMIZED STUDY OF THE
EFFECTIVENESS OF AROMATHERAPY FOR RELIEF
OF POSTOPERATIVE NAUSEA AND VOMITING
Rumah Sakit dr. Saiful Anwar

DI SUSUN OLEH:
Baiq Elis Rizki A.
2014-047

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

LEMBAR PENGESAHAN
ANALISA JURNAL
A PROSPECTIVE RANDOMIZED STUDY OF THE
EFFECTIVENESS OF AROMATHERAPY FOR RELIEF
OF POSTOPERATIVE NAUSEA AND VOMITING
KEPERAWATAN BEDAH
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
RS SAIFUL ANWAR
2015
Malang

Mahasiswa
Baiq Elis Rizki A.
2014-047

Malang,

September 2015

Pembimbing

ANALISA JURNAL PICO


A PROSPECTIVE RANDOMIZED STUDY OF THE
EFFECTIVENESS OF AROMATHERAPY FOR RELIEF
OF POSTOPERATIVE NAUSEA AND VOMITING
P: Problem
Mual dan muntah post operasi merupakan perhatian utama pada
pasien dengan general anastesi yang meningkatkan komplikasi dan
penundaan keluar rumah sakit (KRS). Mual dan muntah post operasi
terjadi 10% sampai 87% tergantung pada faktor resiko yang dimiliki
pasien. Selama ini untuk menangani mual dan muntah pasca operasi
sering digunakan terapi obat seperti dopamine reseptor antagonis,
butyrophenones

atau

kombinasi

beberapa

obat

antiemetic

yang

menyebabkan efek seperti sakit kepala, pusing dan kantuk. Beberapa


terapi alternative dapat digunakan seperti akupuntur, terapi music dan
aromaterapi. Aromaterapi merupakan terapi komplemen dan terapi
alternatif untuk pengelolaan mual dan muntah post operasi (PONV).
Beberapa penelitian telah menguji efektifitas beberapa jenis aroma
terapi untuk mengatasi PONV dan sebagian besar telah berhasil
menemukan bahwa aroma terapi mampu mengatasi mual dan muntah.
Untuk itu peneliti mencoba membandingkan efektifitas aroma terapi
dengan

handheld

inhaler

QueaseEase,

smooting

scents,

Inc,

Enterprise, AL) yang digunakan untuk mengurangi PONV pada pasien


yang dirawat pada unit bedah setidaknya 24jam pasca bedah.
Penjabaran latar belakang dari penelitian belum ditemui dalam
penelitian ini, hanya ditemukan adanya kajian pustaka pada awal, yang
mampu mengarahkan pembaca pada pokok masalah. Namun telah
tersirat tentang bagaimana peneliti mengambil tema ini.
P: Population
Penelitian ini dilakukan pada 250 bed pasien pusat kesehatan
militer di Pasifik Tenggara. Terdapat kriteria inklusi: pasien dewasa
yang direncanakan masuk ke rawat inap untuk perawatan pasca
operasi.

Eksklusi:

pasien

dengan

alergi

lavender,

peppermint,

spearmint atau jahe. Pasien dimintai persetujuan setelah melakukan


pra pendaftaran 5 hari sebelum operasi.
I: Intervention
Pasien diberikan QueaseEase ( aroma terapi yang mengandung
campuran lavender, peppermint, jahe dan minyak spearmint ) dan
sebagian sampel diberikan terapi plasebo. Pasien diberikan penilaian
mual pada awal sebelum menggunakan dan 3 menit setelahnya dengan
10 poin penilaian dengan skala likert. Selain itu selama 24 jam pertama
pasca operasi dilakukan wawancara singkat pada beberapa sampel.
C: Comparation
Penelitian ini membandingkan antara efekitifitas QueaseEase
( aroma terapi

yang mengandung campuran lavender, peppermint,

jahe dan minyak spearmint ) dan terapi placebo untuk mengatasi mual
dan muntah pasca operasi. Dimana penggunaan terapi aromaterapi
pada

beberapa

penelitian

menunjukkan

efektifitas

dan

hanya

satu studi ditemukan


yang menggambarkan penggunaan aromaterapi minyak lavender
untuk nyeri pasca

operasi; kelompok pengobatan

tidak signifikan berbeda

kelompok kontrol, tapi secara

keseluruhan kepuasan dengan kontrol nyeri lebih tinggi dari kelompok


yang menerima aroma terapi lavender.
O: Outcome
Aromaterapi

positif

diterima

oleh

kebanyakan

pasien

dan

merupakan pilihan perawatan efektif untuk mual pasca operasi.


Dimana dari 339 pasien yang terdaftas 94 diantaranya memilih
perangkat inhaler dan 40 menerima placebo . Sedangkan 121 pasien
mengalami mual dan muntah sebelum dilakukan intervensi. Dari hasil
analisa data dengan independent t test didapatkan bahwa terdapat
efektifitas lebih tinggi pada kelompok kasus disbanding kelompok
kontrol.

Sehingga

aromaterapi

dapat

direkomendasikan

diberikan sebelum adanya terapi antiemetik IV.

untuk

IMPLIKASI DALAM KEPERAWATAN


Jurnal ini memberikan gambaran bawasanya terdapat terapi
komplementer
postoperasi

atau

alternatif

utamanya

pada

untuk
unit

pasien
bedah.

dengan

tindakan

Aromaterapi

yang

dipergunakan penelitian ini merupakan pengembangan dari perawat


untuk manajemen mual dan muntah sehingga intervensi ini dapat
dikembangkan lebih lanjut untuk intervensi keperawatan yang dapat
dilakukan sebelum pasien menerima terapi antiemetik. Hanya saja di
Indonesia

sendiri

belum

dijumpai

aromaterapi

inhaler

seperti

penelitian ini, hanya minyak angin dengan aromaterapi atau minyak


aromaterapi saja yang dapat digunakan.
Oleh karena itu perlu adanya pengembangan dari perawat
Indonesia dan inovasi baru untuk memberikan alternative terapi untuk
mengatasi mual dan muntah pasca operasi.

You might also like