You are on page 1of 6

Antitumor alkaloid quinazoline dari biji peganum harmala

Chun-Hua Wang, Hong Zeng , Yi-Hai Wang, Chuan Li, Jun Cheng,
Zhi-Jun Yec and Xiang-Jiu Hea
Sebuah studi fitokimia pada ekstrak biji Peganum harmala L. dengan pelarut metanol telah
menuntun pada penemuan senyawa alkaloid quinazoline baru yaitu (S)-vasicinone-1-O--Dglukopiranosid (1) dan 4 senyawa lain yang telah dikenal sebelumnya yaitu, (R)-vasicinone-1-O-D-glukopiranosid (2), (S)-vasicinone (3), vasicine (4), dan deoksivasicinone (5). Struktur
senyawa-senyawa tersebut ditetapkan melalui analisis spektroskopik meliputi IR, HR-ESI-MS,
1D dan 2D NMR, dan rotasi spesifik serta dengan membandingkan dengan data dari literatur.
Semua senyawa alkaloid tersebut diuji untuk mengetahui adanya aktivitas antiproliferasi yang
dapat melawan sel kanker lambung manusia yaitu MCG-803 dengan metode MTT. Senyawa 1
dan 3 menunjukkan aktivitas penghambatan yang layak.
Kata kunci: Zygophyllaceae; Peganum harmala; alkaloid quizonaline; (S) -vasicinone-1-O--dglukopiranosid; aktivitas antiproliferatif
1. Pendahuluan
Peganum harmala L. termasuk famili dari Zygophyllaceae, yang tersebar secara
luas di Asia Tengah, Afrika Utara, dan Timur Tengah. Di Cina, tanaman ini umumnya
tersebar di wilayah utara barat, seperti Xinjiang, Mongolia [1,2]. Seluruh tanaman P.
harmala merupakan ramuan obat tradisional yang telah banyak digunakan sejak lama
untuk mengobati apoplexia, asma [3], penyakit kuning, dan sakit pinggang [4]. Pada
beberapa tahun terakhir, penelitian yang dilakukan mengenai komposisi kimiawi telah
mengungkapkan bahwa -carboline dan alkaloid quinazoline merupakan bahan yang
menyumbangkan banyak efek penting untuk farmakologi dan terapi, seperti analgesik [5],
antibakteri [6], aktivitas antiparasit [7], penghambatan reversibel kuat aktivitas
monoamine oksidase [8], sitotoksisitas dan aktivitas antitumor [9-11], dsb. Oleh karena
itu, penelitian lebih lanjut mengenai komposisi kimiawi dari P. harmala sangat penting,
mengingat penggunaan tradisional dan aktivitas farmakologi yang luar biasa, terutama
aktivitas antitumornya.
Dalam penelitian dari isolasi ekstrak P. harmala ini, didapat satu alkaloid
quinazoline baru dan empat alkaloid quinazoline yang telah dikenal (Gambar 1).
Kemudian dilakukan skrining awal pada semua alkaloid tersebut untuk mengetahui
aktivitas antiproliferasi terhadap sel kanker lambung manusia.
2. Hasil dan Pembahasan
Senyawa 1 diperoleh dalam bentuk bubuk amorf putih. Berdasarkan data HR-ESIMS pada m/z 365,1635 [M+H]+ dan 13C NMR dapat diketahui rumus molekul senyawa 1
adalah C17H20N2O7. Pita serapan spektrum IR yang berada pada 1673 cm menunjukkan
adanya gugus fungsi amida. Spektrum 1H NMR dari senyawa 1 di DMSO-d6

menunjukkan adanya empat proton aromatik pada H 8,15-8,17 (1H, m), 7,82-7,85 (1H,
m), 7,71-7,72 (1H, m), dan 7,55-7,57 (1H, m), yang memperlihatkan pola khas sistem
pembelahan AABB dari cincin benzena dengan orto-tersubstitusi. Pada H 5.185.20
(1H, m) teramati sebuah sinyal proton metin beroksigen dan pada H 4.074.13 (1H, m),
3.984.03 (1H,m), 2.492.57 (1H, m), dan 2.182.24 (1H, m) teramati dua sinyal dari
proton metilen. Proton anomerik pada H 4.74 (1H, d, J = 7.8 Hz) menunjukkan adanya
unit gula pada senyawa 1.
Spekrum 13C NMR menunjukkan adanya 17 sinyal karbon yaitu, cincin benzena
pada c 148.6, 134.4, 127.4, 126.9, 125.9, dan 120.9; tujuh sinyal karbon beroksigen pada
c 101.7, 77.3, 76.9, 76.7, 73.6, 70.1, dan 61.2; dan dua karbon metilena pada c 43.9 and
28.3. Sinyal 13C NMR pada c 101.7 menunjukkan karbon anomerik dari senyawa gula.
Spekrum 13C NMR dan 1H dari senyawa 1 mirip dengan dengan spektrum (S)vasicinone dari senyawa 3, kecuali sinyal senyawaan gula (c 101.7, 77.3, 76.7, 73.6,
70.1, 61.2) dan pergeseran medan bawah sinyal C-1 pada c 76.9 dibandingkan dengan c
7.3 (senyawa 3). Maka dari itu senyawa 1 di asumsikan sebagai vasicinone glycoside.
Rantai sakarida dari senyawa 1 adalah kelompok D-glucosyl didasarkan dari hidrolisis
asam dan analisis TLC, begitu pula dengan data 13C NMR nya,

Rantai ini juga mirip dengan rantai


sakarida yang terhidrolisis dari senyawa 2
dan standar D-glucose. Struktur stereo dari
karbon anomerik telah dikonfirmasi
sebagai
bentuk

berdasarkan
penggandaan konstan dari sinyal proton
anomerik H 4.74 (1H, d,J= 7.8Hz) pada
spektrum 1H NMR. Ikatan antara
vasicinone dan glucopyranosyl dapat
dijelaskan dengan analisis dari korelasi
HMBC (gambar 2) antara H-1 pada H
4.74 dan C-1 pada c 76.9, H-1 pada H
5.20 dan C-1 pada c 101.7. Berdasarkan
dari literatur [12], struktur stereo dari
karbon kiral (C-1) adalah bentuk S dari
rotasi spesifik bernilai 28.43 (c = 0.35,
CHCl3) setelah hidrolisis enzimatik oleh
emulsin. Maka struktur kimia dari senyawa 1 adalah (S)-vasicinone-1-O--Dglukopiranosid, yang merupakan senyawa alkaloid yang baru ditemukan . Sinyal proton
dan karbon dari pengujian 1H 13C NMR, HSQC dan HMBC (tabel 1).

Empat senyawa yang sebelumnya telah diketahui teridentifikasi sebagai (R)vasicinone-1-O--D-glukopiranosid (2) [13], (S)-vasicinone (3) [14], vasicine (4)[15],
dan deoksivasicinone (5) [16] dengan membandingkan data spektrokopik senyawa
senyawa tersebut dengan literatur . Senyawa-senyawa alkaloid tersebut dievaluasi
aktifitas antiproliferasi yang dapat melawan
kanker lambung manusia MCG-803 dengan
metode 3-(4, 5-dimethylthiazol-2-yl)-2,5diphenyltetrazolium
bromide
(MTT).
Aktifitas dari antiproliferative ditunjukan
pada tabel 2. Senyawa 1 dan 3 menunjukan
aktifitas pengahambatan yang layak dengan
nilai IC50 masing-masing 84.113.69 dan
94.510.47 mmol/l.
3. Eksperimental
3.1. Prosedur pengujian umum
Rotasi optik diukur menggunakan polarimeter P-1020 (Jasco, Tokyo, Jepang).
Spektrum IR diukur menggunakan Spectrometer FT-IR pada spektrum 100
(PerkinElmer, Fremont, CA, USA). spektra NMR diukur dengan spektrometer Bruker
AV-500, menggunakan TMS sebagai standar internal (Bruker, Bremen, Jerman). ESI-MS
diukur dengan sepktrometer ESI-Q-TOFMS (Waters, Milford, CT, USA). Semipreparatsi HPLC dilakukan dengan HPXL Dynamax Solvent Delivery System
menggunakan detektor UV (rainin, Oakland, CA, USA) dan kolom tertutup Cosmosil
5C18-MS-II, 20ID X 250 mm (Nacalai, Nakagyoku, Jepang). Sephadex LH-20 adalah
produk dari Pharmacia Biothech AB (Uppsala, Swedia). Kolom Kromatografi yang
digunakan adalah silika gel (Liangchen Silicon Material Co Ltd, Anhui, Lu'an, Cina).
Untuk TLC digunakan silika gel GF254 (Liangchen Silicon Material Co Ltd, Anhui,
Lu'an, Cina). Sel MCG-803 didapat dari Perpustakaan sel Laboratory Animal Center,
Universitas Sun Yat-sen .
3.2. Bahan tanaman
Biji kering P. harmala yang dikumpulkan dari kota kalpin, Xinjiang, Cina, pada
tahun 2012, dan diidentifikasi oleh Prof. Xiangjiu He, Sekolah Farmasi, Universitas
Farmasi Guandong. Bahan bahan percobaan (No. GDPU-NPR- 2013001) disimpan di
Departemen Obat Kimia, Universitas Farmasi Guandong.
3.3. Ekstraksi dan Isolasi
Biji kering P. harmala (11 kg) yang telah dijadikan bubuk diekstrak sebanyak tiga
kali menggunakan larutan metanol 70% dengan cara refluks. Setelah penyaringan dan
evaporasi pelarut dengan rotari evaporator dengan tekanan rendah, residu yang didapat

(2,3 kg) direndam dalam air dan diasamkan sampai pH 1,0 menggunakan HCl (10%).
Kotoran lipofilik dihilangkan dengan ekstraksi menggunakan CHCl3 dan fasa cair
dibasakan sampai pH 7.0 menggunakan NH3 H2O. Total alkaloid diekstraksi sebanyak
empat kali menggunakan CHCl3 dan n-Butanol secara berurutan. Fraksi n-Butanol (220 g)
dipisahkan menjadi 19 fraksi (B1-B19) dengan cara dielusi pada kolom kromatografi
silika gel (200-300 mesh, 100 X 1.700 mm) dengan eluen CHCl3 / MeOH / TEA
(Trietilamina) (100: 0: 0,1 sampai 0: 100: 0,1, v/v/v) secara gradien. Fraksi B14 (7,3 g)
dielusikan pada kromatografi RP-18 dengan eluen MeOH / H2O (10:90 100: 0) berturutturut untuk menghasilkan 13 fraksi (B14-1 sampai B14-13). Subfraksi B14-8 (617,0 mg)
difraksikan lagi dengan cara dielusi menggunakan Sephadex LH-20 (20 X 1100 mm)
dengan eluen MeOH / H2O (1:1) untuk menghasilkan campuran (98.0 mg) yang
selanjutnya dipisahkan menggunakan HPLC Cosmosil 5C18-MS-II dengan eluen MeOH
/ H2O (20:80) untuk mengisolasi senyawa 1 (Rt 23,7 menit, 37,0 mg) dan 2 (Rt 21.2
menit, 18,0 mg), yang dilakukan dengan waktu alir 4,0 ml/menit pada panjang gelombang
210 nm.
Fraksi CHCl3 (200 g) dipisahkan ke dalam 14 fraksi (C1-C14) oleh kolom
kromatografi silika gel (200-300 mesh, 100 X 1.500 mm) dengan eluen CHCl3 / MeOH /
TEA (100: 0: 0,1-0: 100: 0,1, v/v/v) secara gradien dalam rangka meningkatkan polaritas.
Fraksi C6 (4.3 g) diinjeksikan ke kolom kromatografi Sephadex LH-20 (20 X 1.100 mm)
dielusi dengan CHCl3 / MeOH (2:1), kemudian direkristalisasi untuk mendapatkan
senyawa 3 (40,0 mg). Fraksi C7 (10 g) diinjeksikan ke kolom kromatografi silika gel dan
dielusikan dengan pelarut CHCl3 / MeOH (80: 1-0: 1) secara gradien untuk menghasilkan
lima fraksi (C7-1 sampai C7-5). Fraksi C7-2 (1 g), C7-3 (70 mg). Masing-masing fraksi
diinjeksikan ke kolom Sephadex LH-20 (20 X 1.100 mm) dengan pelarut CHCl3 / MeOH
(2:1) untuk menghasilkan senyawa 4 (32,0 mg) dan senyawa 5 (15,0 mg).
3.3.1. (S)-Vasicinone-1-O-b-D-glukopiranosid (1)
Bubuk amorf putih (MeOH-H2O);
- 23 (c=0.2, MeOH);
- 8:43 (c=0.35, CHCl3)
-1
(aglikon); IR(KBr) ymax: 3395, 2883, 1673, 1630, 1470, 1075 cm ; Data spektral 1H and 13C
NMR, lihat tabel 1; HR-ESI-MS: m/z 365.1365 [M+H]+ (perhitungan untuk C17H21N2O7,
365.1444).

3.3.2. (R)-Vasicinone-1-O-b-D-glukopiranosid (2)


Bubuk amorf putih (MeOH-H2O);
- 29 (c=0.2, MeOH);
+ 6,1 (c=0.35, CHCl3)
(aglikon); IR(KBr) ymax: 3419, 2879, 1687, 1669, 1632, 1474, 1084 cm-1; Data spektral 1H and
13
C NMR, lihat tabel 1; HR-ESI-MS: m/z 365.1365 [M+H]+ (perhitungan untuk C17H21N2O7,
365.1349).

3.4 Hidrolisis enzimatik untuk penentuan struktur stereo


Senyawa 1 (1,0 mg) dan 2 (1,0 mg) masing masing dihidrolisis selama 12 jam oleh
emulsin dalam larutan penyangga sitrat (45 oC pH 5.0) . Aglikon yang diperoleh diekstraksi
dengan CHCl3 sebanyak tiga kali, kemudian CHCl3 diuapkan. Aglikon kemudian dilarutkan
dalam CHCl3 untuk menjadi larutan uji (0,35 g / 100 ml). Rotasi optik larutan akan terdeteksi
dalam waktu 30 menit. Bedasarkan rotasi optik yaitu
8.43 (c= 0,35, CHCl3) aglikon dari
Senyawa 1 merupakan S-Vasicinone, yang sesuai dengan data dalam literatur. Sedangkan
aglikon dari senyawa 2 merupakan R-vasicinone berdasarkan rotasi optik
+ 6.1 (c= 0,35,
CHCl3).
3.5 uji antiproliferasi
aktifitas antiproliferasi senyawa terhadap sel kanker lambung manusia MCG-803 diuji
menggunakan metode 3-(4,5-dimethilthiazol-2-yl)-2,5 diphenyltetrazolium bromide (MTT) [17].
Cisplatin digunakan sebagai kontrol positif.

You might also like