Professional Documents
Culture Documents
Kasus
Identitas
Nama lengkap : Ny. A
Desember 1986
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
G2
P2
A0
Tapos
Nama Lengkap : Bpk. D
Umur
Alamat
: 30 tahun
Tapos
Pemeriksaan Fisik:
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi
: 104 x/menit
Suhu
: 36 oC
RR
: 24 x/menit, abdominal torakal
Konjungtiva: Anemis
Akral
: dingin
Tinggi
Inspeksi
Keluhan utama :
Perdarahan jalan lahir sejak 5 jam SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang :
perdarahan jalan lahir yang cukup banyak sejak pukul 03.00
pada saat menyusui. Darah yang keluar berwarna segar dan
terdapat gumpalan-gumpalan darah berwarna hitam. Pasien
mengeluh lemas dan tidak dapat berjalan serta merasa
nyeri di perut bagian bawah. 1 minggu sebelumnya pasien
melahirkan secara normal di bantu oleh bidan
RPD
Alergi
telur.
Gastritis
Campak
Riwayat kehamilan
Kehamilan I : Usia kandungan 39 minggu, anak lakilaki, lahir tahun 2007 secara normal melahirkan di
bidan.
Kehamilan II
HPHT
Haid
terakhir
Jumlah
: 6 Agustus 2014
/tidak
lamanya
5 hari
Teratur/tidak
: Teratur
Nyeri/tidak
: Nyeri
Menarche
: 11 Tahun
Taksiran
: 13 Mei 2015
partus
Persalinan
N Waktu
Jenis
Cara
BBL
2007
badan
Normal
laki
2
2015
Peremp
uan
Keadaan
n
Laki-
Panjan
3400
50 cm
Sehat
54 cm
Sehat
gram
Normal
3400
gram
Kontrasepsi
Suntikan 3 bulan
Berat
Badan
Berat
Pemeriksaan jasmani
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 55 kg
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 104 x/menit
Suhu
: 36 oC
Pernapasan (frekuensi dan tipe) : 24 x/menit, abdominal
torako
Keadaan gizi
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Sianosis
: tidak ada
Akral
: dingin
Edema umum
: tidak ada
Cara berjalan
: tidak dapat berjalan
Mobilisasi (aktif/pasif)
: Saat tiba di rumah sakit dan
segera sesudah kuretase mobilisasi pasif. Lima jam setelah
tindakan kuretase mobilisasi aktif, pasien dapat berjalan.
Inspeksi
Vagina
: Tidak di lakukan.
Pemeriksaan penunjang
Hb
: 6,3 g%
Leukosit
: 15.400 mm3
Hematokrit:
Trombosit
HCG
22 %
: 382.000mm3
: Negatif
Golongan
darah : AB/ Rh +
Hasil USG
Diagnosis kerja
P2A0 dengan Perdarahan Pasca Persalinan ec Sisa
Plasenta dan Anemia ( postpartum 1 minggu).
Dasar diagnosis
tidak
pemeriksaan
dapat
fisik
berjalan
pasien
(limbung).
tampak
anemis.
Hasil
Hasil
Penatalaksanaan yang di
lakukan di RS
Lanjut penatalaksanaan
Edukasi gizi :
Ibu di sarankan banyak mengkonsumsi
makan - makanan yang bergizi dan
meminum obat yang telah di berikan
secara tepat.
Prognosis
Wanita
dengan perdarahan
Follow
Up
Pukul 09.00
S = pasien masih merasa lemas, pusing dan mual setelah
kuret.
O=
Pukul 12.30
S = pasien masih merasa lemas, pusing dan
mual setelah kuret, penglihatan berkunangkunang.
O =
Tekanan darah : 170/100 mmHg
Nadi : 86 x/menit
RR : 24X/menit
Suhu : 37,5 derajat celcius
Tinggi fundus : 2 jari di bawah tali pusat
Perdarahan pervaginam : +
A = perdarahan postpartum sekunder ec sisa
plasenta
P = sulfas ferosus 600 mg/hari selama 10 hari
dan asam mefenamat tab. 500 mg 3x1 selama 5
hari
Pukul 13.30
S = keadaan ibu lebih membaik, sedikit agak pusing,
sudah dapat berjalan.
O=
Nadi : 69 x/menit
RR : 22X/menit
Suhu : 37,5 derajat celcius
Tinggi fundus : 2 jari di bawah tali pusat
Perdarahan pervaginam : +
A = perdarahan postpartum sekunder ec sisa plasenta
P = sulfas ferosus 600 mg/hari selama 10 hari
menyebabkan
Kesadaran menurun,
pucat,
limbung,
berkeringat dingin,
sesak napas,
Primer
Definisi :
Sekunder
Pendarahan berlangsung
Penyebab :
Retensio plasenta
Tertinggalnya sebagian
plaseta atau membrannya.
Atonia uteri
komplet
dan menimbulkan
Perlukaan servikal
pendarahan.
Perlukaan perineum
Etiologi
tissue (retensi sisa hasil konsepsi atau bekuan darah , Bila sebagian
dari plasenta masih tertinggal dalam uterus disebut rest-plasenta),
Sisa plasenta
Tranfusi Darah
PRC
INDIKASI TRANFUSI
Hb < 10g/dL disertai
pendarahan aktif
Tidak dianjurkan
Transfusi profilaksis
Retensio plasenta
makin menonjol
Keluar
Pemanjangan
tali pusat
Atoni uteri
Predisposisi
Kehamilan grande-multipara
Mioma uteri
Infeksi intrauterina
Epidemiologi
Penyebab
Persentase
Atonia Uteri
50-60%
Sisa plasenta
23-24%
Retentio plasenta
16-17%
0,4-0,5%
Kelainan darah
0,5-0,8%
Penatalaksanaan
pencegahan,
penghentian
perdarahan
dan
Penatalaksanaan
Manajemen
Uterotonika
pemberian
misoprostol 600 g
kuret
Pasien
1. Cairan dan selang infus sudah terpasang. Perut bawah dan lipatan paha sudah di
bersihkan dengan air dan sabun
2. Uji fungsi dan kelengkapan alat resusitasi kardiopulmoner
3. Siapkan kain alas bokong, sarung kaki, dan penutup perut bawah
4. Medikamentosa
Analgetika (penthidin 1-2 mg/kgBB, ketamine HCL 0,5 mg/kgBB, tramadol 1-2
mg/kgBB)
Sedativa (diazepam 10 mg)
Atropine sulfas 0,25-0,50 mg/ml
5. Larutan antiseptic (providon iodin 10%)
6. Oksigen dengan regulator
7. Instrument
Cunam tampon = 1
Klem ovum lurus = 2
Sendok kuret pacapersalinan = 1
Speculum slims atau L dan kateter = 2 dan 1
Tabung 5 ml dan jarum suntuk no 23 = 2
D Tindakan
1. Instruksikan asisten untuk memberikan sedatif dan analgetik
2. Bila penderita tidak dapat berkemih lakukan kateterisasi
3. Setelah kandung kemih di kosongkan, lakukan pemeriksaan
bimanual. Tentukan besar uterus dan bukaan serviks.
4. Bersihkan dan lakukan dekontaminasi sarrung tangan dengan
larutan klorin 0,5%
5. Pakai sarung tangan steril
6. Pasang speklum Sims atau L, masukan bilahnya secara vertical
kemudian putar kebawah.
7. Pasang spekulum Sims berikutnya dengan jalan memasukan
bilahnya secara vertical kemudian putar dan tarik ke atas
sehingga portio tampak jelas
8. Meminta asisten untuk memegang speculum atas dan bawah,
pertahankan pada posisinya semula.
9.
10.
Ambil klem ovum yang lurus, jepit bagian atas porsio pada jam 12
11
12
13.
Minta asisten untuk memegang gagang klem ovum, letakkan telapak tangan
pada fundus uteri.
14
15
16
17
18
19
Dekontaminasi
Cuci tangan pasca tindakan
Perawatan pasca tindakan
Instrumen kuret
Komplikasi
Syok
kardiogenik hipoperfusi pd
organ vital
Syok
hipovolemik dehidrasi
Syok
Kematian
Volume
sirkulasi <<
Volume darah
merah <<
Respon simpatis
(takikardi,kontraktil jantung meningkat,
vasokontriksi perifer
O2 <
Hipoksia
Kematian multi
organ
Anaerob
Endotoksin
menyebar ke
seluruh organ
Asidosis
Terlepas radikal
O2 kematian
sel
Pencegahan
Melakukan
kala III.
Pemberian
Diskusi
Pasien
Kesimpulan