Professional Documents
Culture Documents
( SIMA)
Di susun oleh :
SANTIKA RASPATI
3351141461
APOTEKER B
BAB I
PENDAHULUAN
itu, maka perlu dilakukan perbaikan dalam pengelolaan sebuah sistem pengolahan
data dan penyusunan laporan. Perbaikan yang akan dilakukan yaitu membuat
sistem pencatatan yang manual dengan menggunakan sistem yang berbasis
komputer, baik dari segi pendataan barang persediaan, pencatatan data transaksi,
proses pembuatan laporan dan proses yang lainnya yang berhubungan dengan
aktivitas pada apotek yang bersangkutan. Aplikasi Sistem Informasi Apotek
merupakan suatu sistem informasi yang dibuat untuk memudahkan dalam
penyampaian informasi mengenai apotek secara meluas, menggunakan microsoft
Access yang merupakan perangkat lunak pengolah basis data atau yang disebut
sebagai mesin basis data atau database engine didalam penggunaannya dianggap
paling mudah. Keuntungan yang dapat dirasakan dari aplikasi ini yaitu dapat
memberikan informasi tentang apotek sehingga memudahkan untuk maintenance
dan akan membantu top manajemen untuk mengambil keputusan bagi perusahaan,
mulai dari stok obat, stok bahan racikan, pembelian dan penjualan dan dengan
adanya aplikasi ini efisiensi waktu dapat ditingkatkan. Hal ini dapat tercapai
karena masing-masing peserta yaitu:
1. Manajer, baik perorangan maupun sebuah tim, dapat membuat perencanaan
tentang ketersediaan stock obat dan permintaan pada supplier.
2. Karyawan, dapat memperoleh penugasan pekerjaan dan dapat memeriksa
tugasnya dengan teliti kapan saja, serta dapat melaporkan perkembangan
pekerjaan yang dilakukannya kepada pihak manajer, umumnya adalah berupa
persentase kemajuan (progress)
3.
Stakeholder,
siapapun
baik
perorangan
maupun
organisasi
yang
1.3 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Sistem
Menurut Jogiyanto (2005) pendekatan sistem yang menekankan pada prosedur
mendefinisikan sebagai : jaringan kerja dan prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk menyelesaikan sasaran tertentu.
Adapun pendekatan sistem yang menekankan pada elemen atau komponennya
mendefinisikan sistem sebagai : kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2.2 Definisi Informasi
Menurut Jogiyanto (2005) informasi adalah data yang di olah menjadi bentuk
yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
Menurut Abdul Kadir (2003) informasi adalah data yang di olah menjadi sebuah
bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan
keputusan saat ini atau saat mendatang.
2.3 Definisi Sistem Informasi
Menyangkut pemahaman tentang pengertian sistem informasi ini, dalam bukunya
Abdul Kadir (2003) mengutip pendapat para ahli, diantaranya :
Menurut Hall sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana
data di kelompokkan, di proses menjadi informasi dan di distribusikan kepada
pemakai.
Menurut Bodnar dan Hopwood sistem Informasi adalah kumpulan perangkat
keras dan perangkat lunak yang di rancang untuk entransformasikan data ke dala
bentuk informasi yang berguna.
Sistem pada umumnya mempunyai beberapa persyaratan umum, yaitu sistem
harus mempunyai elemen, lingkungan, interaksi antar elemen, interaksi antara
dengan
obat
lain
yang
buruk.
Pasien,
tentu
saja,
harus
dapat
2.
3.
4.
5.
Pelacakan inventaris
6.
Selain itu masih ada sejumlah manfaat menggunakan informatika farmasi, yaitu:
1.
Meningkatkan
komunikasi
antara
apoteker,
dokter
dan tenaga
3.
lebih
baik
dari
obat-obatan
yang
mereka
diberikan
dan
Apoteker juga mungkin dapat membantu dokter dan orang lain dalam
menemukan resep yang tepat untuk kondisi tertentu, yang dapat
mengurangi kebutuhan untuk beberapa kunjungan ke kantor dokter untuk
menerima diagnosa yang tepat dan pengobatan. Hal ini, dikombinasikan
dengan biaya rendah obat generik, dapat sangat mengurangi biaya bagi
pasien.
menyediakan
data
untuk
memonitoring.
Sistem
informasi
manajemen farmasi yang baik, efektif digunakan untuk pengolahan data, yang
meliputi:
a.
b.
c.
masalah potensial.
d.
Berikut adalah kelebihan yang akan kita dapatkan jika apotek mempunyai sistem
informasi menejemen :
Apotek dengan SIM
membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam melayani transaksi pembayaran,
karena SIM atau mesin kasir dapat menghitung secara automatis
Pemantauan inventori / stok obat yang ada dapat dilakukan secara cepat
Pengambilan keputusan yang lebih tepat sasaran, misalnya pemilihan produk / obat
obat mana saja yang lebih diperbanyak karena dengan menggunakan laporan
statistik, bisa diketahui produk / obat obat mana saja yang paling diminati
masyarakat (paling laris).
Dan berikut ini adalah kerugian yangakan kita alami apabila kita tidak mempunyai
sistem informasi menejemen di apotek:
Apotek tanpa SIM
Membutuhkan waktu lebih lama dalam melayani transaksi pembayaran, karena
harus dihitung secara manual atau dengan kalkulator.
Memerlukan waktu untuk memantau inventori stok obat yang ada (stock opname).
BAB III
PEMBAHASAN
Bisnis apotek merupakan suatu jenis bisnis retail yang harus dikelola dengan baik
agar memperoleh keuntungan yang berguna untuk menutup beban biaya
operasional dan menjaga kelanggengan berdirinya apotek tersebut, akan tetapi
bisnis apotek juga tidak boleh melupakan fungsi sosialnya dalam
mendistribusikan obat, sediaan-sediaan farmasi, alat medis habis pakai dan juga
alat kesehatan kepada masyarakat. Sehigga keberadaan apotek sendiri turut
membantu pemerintah dalam memelihara dan menjaga kesehatan masyarakat.
Pada sisi lain apotek perlu mempunyai sistem informasi menejemen yang dapat
membantu dalam pengelolaan apotek. Sistem informasi farmasi adalah sebuah
sistem yang diorganisir untuk pengumpulan, pengolahan, pelaporan, dan
penggunaan informasi untuk pengambilan keputusan. Informasi diperoleh dari
pengumpulan dokumen atau catatan farmasi. Formulir pelaporan dan laporan
umpan balik atau laporan analisisa sistem informasi farmasi dapat merupakan alat
yang berguna untuk pengawasan, menyediakan data untuk memonitoring. Dalam
sistem informasi manajemen terdapat banyak bentuk pelaporan, namun di dalam
sistem informasi manajemen apotek perlu ditambahkan bentuk scan barcode guna
mempermudah karyawan dalam menginput data barang yang akan dibeli dan juga
yang alkan mempercepat proses penginputan data apabila apotek sedang ramai
pembeli. Tentunya dengan adanya scan barcode akan meminimalisir pelanggan
dalam hal menunggu dan juga akan memberikan kepuasan tersendiri pada
pelanggan yang nantinya diharapkan akan menaikan omzet apotek itu sendiri.
Disamping hal barcode salah satu inovasinya lagi adalah dengan menambahakan
untuk bentuk sediaan dari produk farmasi tersebut. Dalam sistem informasi
manajemen apotek perlu ditambahkan informasi bentuk sediaan dari produk
farmasi tersebut, sehingga apoteker dapat memberikan informasi obat dengan
tepat sasaran mengenai cara penggunaan obat contohnya perbedaan antara kaplet
dan tablet, cara penggunaan tablet dan suppositoria, sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan pasien terhadap apotek dan pasien kembali membeli obat ke apotek
yang kita kelola, dengan demikian omset apotek dapat meningkat.
BAB IV
KESIMPULAN
yang diorganisir
DAFTAR PUSTAKA
Jogiyanto, HM. 2005. Analisa dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI
Yogyakarta.
Abdul Kadir. 2003. Pengenala Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Jurnal ELKHA Vol.4, No 2,Oktober 2012
Widyatama, A, dkk. 2008. Deskripsi Analisa Penjualan pada Apotek Kimia
Farma. Jurusan Manajemen Informatika Universitas Brawijaya.
Farmasi;http://anitaningsih.blogspot.com/2011/12/informatika-farmasi.html
Sistem Informasi Management Apotek. 2012.
http://syifamedika.blogspot.com/2012/05/pengembangan-sistem -informasi.html?
m=1
http://ejournal.narotama.ac.id