Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
(Rangsangan
2
pada saraf saraf tersebut maka akan
terjadi inkontinensia urin (kencing
keluar terus menerus tanpa disadari)
dan retensi urine (kencing tertahan).
2.
Pengertian
Etiologi
Patofisiologi
3
intravesikal berupa hipertrofi prostate,
tumor atau kekakuan leher vesika,
striktur, batu kecil menyebabkan
obstruksiurethra sehingga urine sisa
meningkat dan terjadi dilatasi bladder
kemudian distensia abdomen.
d.
Terasa ada tekanan, kadang
terasa nyeri dan merasa ingin BAK.
e.
Pada retensi berat bisamencapai
2000 -3000 cc.
6.
Pemeriksaan diagnostik
Sistoscopi
IVP.
7.
Penatalaksanaan
Kateterisasi urethra.
b.
c.
Drainagesuprapubi.
a.
Diawali dengan urine mengalir
lambat.
a.
b.
Kemudian terjadi poliuria yang
makin lama menjadi parah karena
pengosongan kandungkemih tidak
efisien.
c.
Terjadi distensi abdomen akibat
dilatasi kandung kemih.
8.
Komplikasi
Urolitiasis atau nefrolitiasis
b.
Pielonefritis
c.
Hydronefrosis
d.
Pendarahan
e.
Ekstravasasi urine
9.
Pengkajian
4
a.
Kaji kapan klien terakhir kali
buang air kecil dan berapa banyak
urin yang keluar.
b.
Kaji adanya nyeri pada daerah
abdomen.
c.
Perkusi pada area supra pubik,
apakah menghasilkan bunyi pekak
yang menunjukkan distensi kandung
kemih.
d.
10.
Diagnosa Keperawatan dan
Intervensi
a.
Gangguan pola eliminasi urin
(Retensi urin) berhubungan dengan
ketidakmampuan kandung kemih
untuk berkontraksi dengan adekuat,
infeksi bladder, gangguan neurology,
hilangnya tonus jaringan perianal, efek
terapi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3 X 24 jam masalah
retensi urine dapat teratasi.
Kriteria hasil : - Berkemih dengan
jumlah yang cukup
Tidak teraba distensi kandung
kemih
Intervensi :
1)
Dorong pasien utnuk berkemih
tiap 2-4 jam dan bila tiba-tiba
dirasakan.
3)
4)
Plester selang drainase pada
paha dan kateter pada abdomen.
2)
Awasi dan catat waktu dan
jumlah tiap berkemih.
Pasang kateter
5
5)
Kolaborasi dalam pemberian
obat sesuai indikasi, contoh eperidin.
d.
Resiko infeksi berhubungan
dengan terpasangnya kateter urethra.
c.
Ansietas berhubungan dengan
status kesehatan.
Tujuan:
Tujuan:
Tampak rileks, menyatakan
pengetahuan yang akurat tentang
situasi.
Menunjukkan rentang tepat
tentang perasaan dan penurunan rasa
takutnya.
Intervensi:
1)
Berikan informasi tentang
prosedur dan apa yang akan terjadi,
contoh kateter, iritasi kandung kemih.
2)
Pertahankan perilaku nyata
dalam melakukan prosedur atau
menerima pasien.
Daftar Pustaka
3)
Dorong pasien atau orang
terdekat untuk menyatakan masalah /
perasaan