You are on page 1of 12

ANGGARAN DASAR KOPERASI DAN KEANGGOTAAN

KOPERASI DI INDONESIA
MAKALAH
Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Asuransi dan Koperasi Syariah

Dosen Pengampu:
M. Nasyah Agus Saputra, SHI, MEI.
Nama Kelompok:
1
2
3
4

Ahmad Khoiruddin
M. Supriyadi Al Furqani
Syaihol U.
Fathi Rizka Khairinnisaa

C03212005
C03212016
C03212029
C03212040

PROGRAM STUDI SIYASAH JINAYAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2015

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah SWT yang telah


memudahkan segala urusan kami sehingga selesai jualah makalah kami yang
berjudul Anggaran Dasar dan Keanggotaan Koperasi di Indonesia.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi
besar Muhammad SAW, beserta sahabat, keluarga, dan pengikut akhir zaman.
Makalah ini diajukan sebagai tugas kelompok mata kuliah Asuransi dan
Koperasi Syariah.
Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kami menerima kritik dan saran demi
penyempurnaan makalah ini di masa mendatang.
Tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak M. Nasyah
Agus Saputra, SHI, MEI. selaku pembimbing kami dalam mata kuliah ini, serta
teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini sehingga
makalah ini dapat selesai dalam waktu yang telah ditentukan. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Surabaya, 12 November 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang untuk bekerja sama demi
kesejahteraan bersama. Berdasarkan undang-undang nomor 12 tahun 1967,
koperasi indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial
dan beranggotakan orang-orang, badan-badan hukum koperasi yang
merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
Anggaran dasar merupakan keseluruhan aturan yang mengatur secara
langsung kehidupan koperasi dan hubungan antara koperasi dengan para
anggotanya, untuk terselenggaranya tertib organisasi. Anggaran dasar
koperasi dianggap sebagai peraturan intern koperasi ditaati oleh seluruh
perangkat organisasi koperasi dan seluruh anggota koperasi.
Anggaran dasar koperasi adalah merupakan sumber peraturan tata tertib
bagi tertibnya organisasi koperasi dengan segala kegiatan usahanya. Dengan
kata lain, anggaran dasar koperasi adalah sebagai dasar formal bagi
persetujuan atau kesepakatan para anggota untuk bekerja sama, yang
merupakan fondasi setiap koperasi.
Di dalam praktek bisanya, anggaran dasar koperasi ini memuat
ketentuan ketentuan pokok seperti antara lain :
a) Nama Koperasi
b) Tempat kerja atau daerah kerja
c) Maksud dan tujuan
d) Syarat syarat keanggotaan
e) Hak dan kewajiban serta tanggung jawab anggota
f) Pengurus dan Pengawas Koperasi
g) Rapat Anggota dan Keputusan Rapat Anggota
h) Penetapan tahun buku

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang hendak diuraikan dalam makalah ini
adalah:
1.2.1 Apa pengertian anggaran dasar koperasi?
1

1.2.2
1.2.3

Bagaimana isi dari anggaran dasar koperasi?


Bagaimana ketentuan menjadi anggota koperasi di Indonesia?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anggaran Dasar

Definisi dan sifat hukum anggaran dasar adalah keseluruhan aturan


yang mengatur secara langsung kehidupan koperasi dan hubungan antara
koperasi dan para anggotanya. Anggaran dasar dibuat dengan persetujuan
para pendiri yang memiliki tingkat otonomi tertentu dalam menyusun isi
anggaran dasar menurut keinginannya.
Pentingnya Anggaran Dasar, dengan memberikan kepada organisasi
koperasi status badan hukum dengan pendaftaran dan juga menetapkan
dalam Anggaran Dasar suatu struktur organisasi dan tata tertib ke dalam
yang akan mengikat semua anggota sekarang dan yang akan datang, maka
koperasi akan menjadi suatu bentuk organisasi yang sesuai dengan tujuan
jangka panjang untuk kehidupan para anggotanya. Anggaran dasar juga
menentukan dasar formal bagi komitmen para anggota untuk bekerjasama
dimana kerjasama semua anggota untuk keuntungan bersama merupakan
fondasi setiap perhimpunan koperasi.
Dasar hukum penyusunan anggaran dasar adalah pasal 7 ayat (1) UU
No. 25/1992 yang berbunyi pembentukan koperasi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 6 ayat (1) dilakukan dengan akta pendirian yang memuat
anggaran dasar.1 Adapun tujuan penyusunan anggaran dasar ialah agar tata
kehidupan koperasi secara teratur dan jelas, menjadi peraturan segenap
elemen koperasi, menjadi dasar ketentuan lainnya, mewujudkan ketertiban
dalam pelaksanaan kegiatan organisasi.2 Sedangkan dalam penyusunannya,
dibahas dan diputuskan dalam rapat pembentukan koperasi pada saat
pendirian oleh pemrakarsa atau pada rapat pengesahan perubahan anggaran
dasar oleh mereka yang ditunjuk anggota untuk mengubah anggaran dasar
yang telah disepakati sebelumnya.3
1 Bernhard Limbong, Pengusaha Koperasi. (Jakarta: Margaretha
Pustaka, 2010), 171.
2 Ibid, 171.
3 Ibid, 172.

Isi anggaran dasar dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori


berikut ini: perihal perhimpunan koperasi yang telah diatur dengan lengkap
dalam UU/Peraturan Pemerintah, Perihal yang ditetapkan secara lengkap
dalam UU/Peraturan Pemerintah hanya dapat diulang dalam anggaran dasar,
Perihal yang menurut ketentuan UU/peraturan pemerintah perlu dimasukan
dalam anggaran dasar koperasi ia harus mengatur dalam anggaran dasarnya
yang menentukan syarat-syarat bagi peneriman anggota dan sebagainya,
Perihal perhimpunan koperasi yang boleh diatur dalam anggaran dasar jika
para anggota menginginkan demikian.4
Isi anggaran dasar antara lain sebagai berikut:
1. Nama bersama, yaitu penunjukan dengan mana koperas itu mengadakan
transaksi usahanya.
2. Kantor terdaftar, yaitu lokasi dimana kantor utama dan manajemen
kopersi itu teretak dan dimana lemari kas dan rekeningnya dipelihara.
3. Tujuan koperasi. Para anggota harus mengadakkan persetujuan diantara
mereka, kepentingan umum mana yang mereka ingin capai dalam
istilah-istilah konkrit, apa yang akan menjadi obyek koperasi, dan pa
tugas yang akan dipenuhi oleh koperasi yang ingin mereka ciptakan.
4. Daerah kerja, yaitu daerah geografis dimana koperasi itu
mengembangkan kegiatan ekonominya.
5. Syarat-syarat masuk-keluar anggota. Anggaran dasar harus menetapkan
syarat-syarat obyektif yang harus dipenuhi oleh pelamar yang kan
menjadi anggota dan harus menetapkan standar obyektif pemberhentian
anggota.
6. Ketentuan mengenai hak dan kewajiban anggota. Ketentuan mengenai
hak dan kewajiban anggota yang paling penting sudah ditetapkan oleh
UU, yang perlu diatur dalam AD adalah hak dan kewajiban yang lebih
terperinci.
7. Undangan rapat umum dan keputusan
8. Ketentuan mengenai akumulasi cadangan
4 Riktan, Anggaran Dasar Koperasi, dalam
http://tansrik.blogspot.co.id/2009/12/anggaran-dasar-koperasi-koperasi-7.html diakses
pada 12 November 2015.

9. Ketentuan mengenai pembagian keuntungan. Mengenai pembagian


keuntungan antara para anggota pada akhir tiap tahun fiskal dan setelah
dialokasikan untuk dana cadangan, UU dan peraturan pemerintah
memuat ketentuan umum sehubungan dengan cara pembagian yang
berbeda-beda.
10. Ketentuan mengenai bentuk notifikasi.
Isi tambahan anggaran dasar, anggaran dasar boleh memuat ketentuan
tambahan yang disebutkan dalam UU sebagai hal-hal yang menurut para
anggota koperasi dapat diatur dalam anggaran dasar jika dianggap
bermanfaat, yaitu yang dapat dimasukan dalam kategori dibawah ini:
a) pembatasan lamanya koperasi itu berlangsung hingga jangka waktu
tertentu.
b) afiliasi koperasi dengan koperasi kedua, federasi, dsb.
c) Izin untuk menjalankan usaha dengan bukan anggota dan pembatasanpembatasan tertentu usaha itu.
d) Syarat-syarat mayoritas bersyarat untuk keputusan-keputusan mengenai
hal-hal tertentu dalam rapat umum.
e) Ketentuan-ketentuan untuk kontribusi saham minimum yang diatur, yaitu
ketentuan-ketentuan yang menuntut setiap anggota supaya memberi
kontribusi sejumlah modal saham yang erat hubungannya dengan volume
usahanya dengan badan usaha koperasi.
2.2 Keanggotaan Koperasi
Di dalam buku pengetahuan perkoperasian, secara umum yang dapat
menjadi anggota koperasi di Indonesia adalah setiap warga negara Indonesia,
yang memenuhi ketentuan-ketentuan berikut:5
a. Dewasa dan mampu melaksanakan tindakan hukum.
Ini berarti bahwa anak-anak dibawah umur tidak dapat mendirikan
koperasi di kalangan mereka sendiri. Ini disebabkan karena hanya orangorang dewasa yang dapat mengikat perjanjian jual beli, memiliki hak
menuntut di muka pengadilan. Adanya koperasi-koperasi disekolah yang
dimaksudkan sebagai wadah pendidikan praktek koperasi disekolah5 Panji Anoraga, Dinamika Koperasi. (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), 79-81.

sekolah dikecualikan, karena koperasi ini dimaksudkan sebagai tempat


dimana para murid belajar.
b. Menyetujui landasan idiil, asas dan sendi dasar koperasi.
Seseorang yang hendak menjadi anggota koperasi, sebelumnya
mempelajari maksud dan tujuan koperasi yang bersangkutan dan juga
landasan idiil, asas sendi dasar koperasi. Jika seseorang menyetujui
menjadi anggota suatu koperasi, maka dengan sendirinya dapat dianggap
bahwa ia sebelumnya telah mempelajari dan menyetujui hal-hal tersebut
di atas. Yang sudah menjadi anggota sekalipun, terus-menerus
mempelajari tentang cara-caramemajukan koperasi, sehingga semua
anggota turut memikirkan usaha-usaha apa yang dapat menambah
perbaikan masing-masing anggota itu.
c. Sanggup dan bersedia memenuhi kewajiban dan melakukan haknya
sebagai anggota koperasi.
Anggota koperasi lebih dahulu harus mengetahui kewajibannya. Baru
sesudah kewajibannya sebagai anggota dipenuhi, dapatlah ia menuntut
haknya. Anggota yang demikian adalah anggota yang baik, dan perlu
menjadi teladan. Yang dimaksud dengan kewajibannya adalah:
1) Melunasi bagiannya masing-masing dalam simpanan anggota
terutama simpanan pokok, pelunasan simpanan pokok ini merupakan
salah satu syarat keanggotaan yang harus dipenuhi lebih dahulu untuk
menjadi anggota. Jumlahnya ditetapkan dalam anggaran dasar
koperasi. Jika simpanan pokok belum terkumpul sebagai permulaan
modal, maka sulit bagi koperasi untuk memulai usahanya.
2) Mentaati semua landasan, asas dan sendi dasar koperasi, undangundang koperasi yang ditetapkan oleh pemerintah republik indonesia,
demikian juga dengan anggaran dasar koperasi, beserta semua
peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh rapat anggota koperasi
sendiri.
3) Menghadiri rapat anggota koperasi dan turut mengambil bagian
dalam pembicaraan jika dirasa perlu. Oleh karena rapat anggota
adalah kekuasaan tertinggi dalam koperasi, maka hadir tidaknya
anggota dalam rapat anggota tersebut turut menentukan. Kewajiban

untuk menghadiri rapat anggota juga dapat dianggap oleh anggota


sebagai haknya, karena itu tidak dapat dilarang untuk menghadiri
rapat tersebut, namun kehadiran anggota dalam rapat anggota pada
umumnya masih sangat kurang. Oleh karena itu, masih perlu
menggairahkan anggota agar semua hadir dalam rapat tersebut.
Dalam beberapa hal, koperasi dapat saja menetapkan syarat-syarat
khusus bagi calon anggota yang dituangkan dalam anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga koperasi. Pengertian syarat-syarat khusus adalah
tambahan dari syarat-syarat umum yang juga harus dipenuhi oleh caloncalon anggota untuk dapat diterima menjadi anggota penuh. Syarat-syarat
khusus ini dapat berbeda-beda dari satu koperasi dengan koperasi lainnya.
Berikut adalah contoh syarat khusus keanggotaan pada jenis koperasi
tertentu.
a) Koperasi Pegawai Negeri
Yang bisa diterima sebagai anggota adalah karyawan yang sudah
berstatus sebagai pegawai negeri di lingkungan departemen atau dinas
yang bersangkutan. Diluar ketentuan itu tidak bisa diterima sebagai
anggota.
b) Koperasi Perikanan
Anggotanya terdiri dari pemilik perahu dan pemilik kapal, pemilik
alat-alat penangkap ikan, dan para nelayan penangkap ikan yang tidak
memiliki perahu atau peralatan khusus.
Sebagaimana telah dipaparkan di bagian depan bahwa keanggotaan
koperasi adalah sukarela dan terbuka sifatnya. Keinginan untuk masuk
menjadi anggota dan keluar sebagai anggota adalah sifatnya sukarela.
Namun keanggotaan koperasi berakhir bilamana anggota bersangkutan:
1. Meninggal dunia
Bila

seorang

anggota

meninggal

dunia,

maka

status

keanggotaannya secara otomatis gugur saat dia meninggal. Sesuai


7

ketentuan, maka keanggotaan ini tidak bisa dipindahtangankan kepada


siapapun.
2. Minta berhenti karena atas kehendak sendiri
Ini merupakan hal biasa apabila permohonan itu diajukan secara
tertulis kepada pengurus, atas permintaan tersebut disampaikan dalam
rapat pengurus dan sekaligus dibicarakan tentang hak-haknya (khususnya
dalam bentuk simpanan) dan kewajiban yang masih melekat pada yang
bersangkutan.
3. Diberhentikan karena tidak memenuhi syarat keanggotaan
Hal ini bisa terjadi apabila seorang anggota koperasi pindah
ketempat lain diluar jangkaun daerah kerja koperasi atau bisa juga karena
yang bersangkutan pindah pekerjaan, misalnya dari pegawai negeri
pindah ke swasta.
4. Dipecat karena tidak memenuhi kewajiban sebagai anggota.
Apabila seorang anggota secara sengaja tidak

memenuhi

kewajibannya sebagai anggota, misalnya tidak mau bayar simpanan


wajib yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar, dan sebagainya dan
tindakan tersebut dianggap merugikan perkembangan koperasi maka
pengurus dapat mengambil tindakan untuk menghapus keanggotaannya
dalam koperasi, tentunya setelah dilakukan pendekatan-pendekatan
kepada yang bersangkutan.

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Anggaran dasar adalah

merupakan sumber peraturan tata tertib bagi

tertibnya organisasi koperasi dengan segala kegiatan usahanya. Dengan kata


lain, anggaran dasar koperasi adalah sebagai dasar formal bagi persetujuan
atau kesepakatan para anggota untuk bekerja sama, yang merupakan fondasi
setiap koperasi.
3.2 Isi dari anggaran dasar koperasi antara lain memuat:

a) Nama bersama, yaitu penunjukan dengan mana koperas


itu mengadakan transaksi usahanya.
b) Kantor terdaftar, yaitu lokasi dimana kantor utama dan
manajemen kopersi itu teretak dan dimana lemari kas dan
rekeningnya dipelihara.
c)Tujuan koperasi.
d) Daerah kerja, yaitu daerah geografis dimana koperasi itu
mengembangkan kegiatan ekonominya.
e) Syarat-syarat masuk-keluar anggota.
f) Ketentuan mengenai hak dan kewajiban anggota.
g) Undangan rapat umum dan keputusan
h) Ketentuan mengenai akumulasi cadangan
i) Ketentuan mengenai pembagian keuntungan.
j) Ketentuan mengenai bentuk notifikasi.
3.3 Secara umum yang dapat menjadi anggota koperasi di Indonesia adalah setiap
warga negara Indonesia, yang memenuhi ketentuan-ketentuan berikut:
a. Dewasa dan mampu melaksanakan tindakan hukum.
b. Menyetujui landasan idiil, asas dan sendi dasar koperasi.
c. Sanggup dan bersedia memenuhi kewajiban dan melakukan haknya
sebagai anggota koperasi.

DAFTAR PUSTAKA

Bernhard Limbong. 2010. Pengusaha Koperasi. Jakarta: Margaretha Pustaka.


Panji Anoraga.1993. Dinamika Koperasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Riktan, Anggaran Dasar Koperasi, dalam http://tansrik.blogspot.co.id/2009/12/
anggaran-dasar-koperasi-koperasi-7.html diakses pada 12 November
2015.

10

You might also like