You are on page 1of 2

Erina Imronikha

1102011089
TUGAS UJIAN

1. Bagaimana penanganan pasien stroke non hemoragic dengan tekanan darah tinggi?
Manajemen Tekanan Darah
a.
b.
c.
d.

Pada stroke akut, TD biasanya meningkat (pada >80% pasien dalam 48 jam pertama).
Pada stroke iskemik, pemberian antihipertensi pada jam-jam pertama adalah berbahaya.
Cegah hipotensi karena dapat terjadi penurunan CPP, CBF, dan memperluas area infark.
Stroke iskemik TDS > 220 mmHg atau TDD > 120 mmHg dan berikan obat
antihipertensi.
e. Penurunan TD hendaklah perlahan-lahan (maksimal 25 % dalam 1 jam pertama).
f. Berikan obat antihipertensi parenteral dengan dosis titrasi (pilihan obat Nicardipin atau
Diltiazem)
g. Pantau TD secara berkala.
TUGAS UJIAN
PENATALAKSANAAN STROKE NON-HEMORAGIK
1. Pengobatan terhadap hipertensi pada stroke
- Tekanan darah diturunkan sekitar 15% (sistolik maupun diastolik) dalam 24 jam pertama
setelah awitan apabila tekanan darah sistolik (TDS) >220 mmHg atau diastolik (TDD)
>120 mmHg. Pada pasien stroke iskemik akut yang akan diberi terapi trombolitik (rtPA)
TDS diturunkan hingga <185 mmHg dan TDD <110 mmHg.
- Penurunan tekanan darah pada stroke akut dapat dipertimbangkan hingga lebih rendah
dari target pada kondisi tertentu yang mengancam organ lainnya, misalnya diseksi aorta,
infark miokard akut, edema paru, gagal ginjal akut, dan ensefalopati hipertensif. Target
penurunan adalah 15-25% pada jam pertama, dan TD 160/90 mmHG dalam 6 jam
pertama.
2. Pengobatan terhadap hiperglikemia atau hipoglikemia
- Hiperglikemia : hindari gula darah > 180 mg/dl infus salin dan menghindari larutan
glukosa dalam 24 jam pertama setelah serangan stroke.
- Hipoglikemia (< 50 mg/dl) memperlihatkan gejala mirip stroke infark atasi dengan
pemberian bolus dekstrosa dan atau infus glukosa 10-20% sampai kadar gula darah 80110 mg/dl.
3. Pemberian terapi trombolisis pada stroke akut Pemberian iv rtPA dosis 0,9 mg/khBB
(maks. 90 mg), 10% dari dosis total diberikan sebagai bolus inisial dan sisanya diberikan
sebagai infus selama 60 menit, terapi harus diberikan dalam rentang waktu 3 jam dari onset.

4. Pemberian antikoagulan
- Pemberian heparin direkomendasikan pada penderita stroke iskemik akut dengan risiko
tinggi terjadi reembolisasi, diseksi arteri atau stenosis berat A. Karotis sebelum
pembedahan. Kontraindikasi pemberian heparin juga termasuk infark besar > 50%,
hipertensi tidak terkontrol, dan perubahan mikrovaskuler otak yang luas.
5. Antiplatelet
- Pemberian Aspirin dengan dosis awal 325 mg dalam 24-48 jam setelah awitan stroke
dianjurkan untuk stroke iskemik akut (dosis yang dianjurkan = 81-325 mg per hari).
- Jika direncanakan pemberian trombolitik, aspirin jangan diberikan.
- Pemberian klophidrogel saja atau kombinasi dengan aspirin tidak dianjurkan, kecuali
pada pasien dengan indikasi spesifik, unstable angina pectoris, non-Q-wave MI, atau
recent stenting, pengobatan harus diberikan sampai 9 bulan setelah kejadian.
6. Pemberian obat neuroprotektan belum menunjukkan hasil yang efektif, namun citicholin
sampai saat ini masih meberikan manfaat pada stroke akut (2x1000 mg iv atau 2x500 mg
oral).
7. Jika kejang, diberi diazepam 5-20 mg iv pelan- pelan selama 3 menit, maksimal 100 mg per
hari; dilanjutkan pemberian antikonvulsan per oral (fenitoin, karbamazepin). Jika kejang
muncul setelah 2 minggu, diberikan antikonvulsan peroral jangka panjang.
8. Jika didapatkan tekanan intrakranial meningkat, diberi manitol bolus intravena 0,25 sampai 1
g/kgBB per 30 menit, dan jika dicurigai fenomena rebound atau keadaan umum memburuk,
dilanjutkan 0,25g/kgBB per 30 menit setiap 6 jam selama 3-5 hari. Harus dilakukan
pemantauan osmolalitas (<320 mmol); sebagai alternatif, dapat diberikan larutan hipertonik
(NaCl 3%) atau furosemid.
Manajemen Tekanan Darah
a.
b.
c.
d.

Pada stroke akut, TD biasanya meningkat (pada >80% pasien dalam 48 jam pertama).
Pada stroke iskemik, pemberian antihipertensi pada jam-jam pertama adalah berbahaya.
Cegah hipotensi karena dapat terjadi penurunan CPP, CBF, dan memperluas area infark.
Stroke iskemik TDS > 220 mmHg atau TDD > 120 mmHg dan berikan obat
antihipertensi.
e. Penurunan TD hendaklah perlahan-lahan (maksimal 25 % dalam 1 jam pertama).
f. Berikan obat antihipertensi parenteral dengan dosis titrasi (pilihan obat Nicardipin atau
Diltiazem)
g. Pantau TD secara berkala.

You might also like