Professional Documents
Culture Documents
BAB I PENDAHULUAN..................................................................2
1.1. Latar Belakang...................................................................2
1.2. Rumusan Masalah..............................................................6
1.3. Tujuan..................................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI............................................................7
2.1. Pengertian Otonomi Daerah.............................................7
2.2. Dasar Hukum Otonomi Daerah........................................9
2.3. Wewenang Otonomi Daerah...........................................11
BAB III KESIMPULAN.................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebijakan otonomi daerah lahir ditengah gejolak tuntutan
berbagai daerah terhadap berbagai kewenangan yang selama 20
tahun
pemerintahan
Orde
Baru
(OB)
menjalankan
mesin
pemerintahan
desa
menjadi
tiang
utama
tegaknya
daerah
muncul
sebagai
bentuk
veta
comply
dalam
pengembangan
kreativitas
daerah,
baik
bisa
cepat
bangkit,
menunjukan
sistem
pemerintahan
dan
international
finance.
Mereka
terlalu
sibuk
menggunakan waktu dan energinya untuk mengurus masalahmasalah domestik yang seharusnya bisa diurus pemerintah daerah.
Akibatnya mereka tidak bisa mengatasi masalah ketika krisis
ekonomi datang dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Sentralisasi
yang
sangat
kuat
telah
berdampak
pada
daerah,
baik
pemerintah
maupun
masyarakatnya.
persetujuan
dan
dukungannya.
Misalnya
sebelumnya.
Prinsipnya,
daerah
itu
bukan
bentukan
kewenangan
pemerintah
daerah.
Maka,
tidak
ada
dengan
tuntutan
demokratisasi
telah
membawa
pusat
dan
daerah.
Undang-Undang
Otonomi
Daerah
mendorong
memberikan
daerah
merealisasikan
kewenangan
yang
luas
aspirasinya
yang
dengan
sebelumnya
tidak
faktor
eksternal
yang
dipengaruhi
oleh
dorongan
masyarakat
Indonesia
sangat
heterogen
dari
segi
tumbuhnya
dinamika
politik
yang
diharapkan
akan
rumusan
masalah
pada
otonomi
daerah
ini
diantaranya:
Apa yang dimaksud dengan otonomi daerah ?
Bagaimana dasar-dasar hukum dari otonomi daerah ?
Bagaimana wewenang dari otonomi daerah ?
1.3. Tujuan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Pengertian Otonomi Daerah
Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani autos yang berarti
sendiri dan namos yang berarti Undang-undang atau aturan.
Dengan demikian, otonomi dapat diartikan sebagai kewenangan
untuk mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri (Bayu
Suryaningrat; 1985). Beberapa pendapat ahli mengemukakan
bahwa:
F. Sugeng Istianto, mengartikan otonomi daerah sebagai hak dan
yang
terbatas
atau
kemandirian
itu
terwujud
daerah,
adalah
kesatuan
masyarakat
hukum
yang
menurut
prakarsa
sendiri
berdasarkan
aspirasi
Pertama,
Desentralisasi
adalah
penyerahan
kerangka
negara
kesatuan.
Menurut
Bagirmanan,
9
inovatif;
(4)
Satuan-satuan
desentralisasi
mendorong
disebutkan
diatas,
UUD
1945
10
Selanjutnya,
pada
ayat
tertulis,
urusan
pemerintahan
yang
oleh
undang-undang
18
menyatakan,
Pemerintahan
daerah
berhak
Pada
prinsipnya
mengatur
penyelenggaraan
Desentralisasi.
Desentralisasi
adalah
penyerahan
yang
mendasar
dalam
UU
No.22/1999
adalah
maka
dan
tuntutan
aturan
baru
penyelenggaraan
pun
dibentuk
otonomi
untuk
mengesahkan
Undang-Undang
Nomor
32
12
pada
undang-undang
pemerintah
pusat.
Dalam
Pasal 22
menyelenggarakan otonomi,
daerah
mempunyai
kewajiban:
13
a. Melindungi
masyarakat,
menjaga
persatuan,
kesatuan
dan
peraturan
perundang-
undangan.
14
BAB III
KESIMPULAN
Otonomi
daerah
terbentuk
setelah
masa
Orde
Baru,
itu.
Krisis
ekonomi
tersebut
dikarenakan
oleh
sistem
karena
itu
Otonomi
daerah
dibentuk
untuk
serta
mendorong
daerah
merealisasikan
15
Undang-Undang
No.
22/1999
tentang
Pemerintahan
Daerah.
DAFTAR PUSTAKA
(Civic
Education).
Permasalahannya
di
16