Professional Documents
Culture Documents
PEKERJAAN
LOKASI
TAHUN ANGGARAN
:
:
:
BAB I
PENDAHULUAN
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan oleh CV. Iskandar Muda dalam hal ini berupa Kegiatan Rehabilitasi
Embung Tirto Sinongko Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten Jawa Tengah
Jenis Pekerjaan
a. Pekerjaan persiapan
Pekerjaan lapangan, penentuan titik referensi, pengadaan air kerja, direksi keet, pembuatan papan
nama proyek, uitset, mobilisasi pekerjaan administrasi, pembersihan lapangan dan pekerjaan
langsiran material.
b. Pekerjaan penunjang/sementara sebagai pendukung pekerjaan utama
1. Pekerjaan stripping
2. Pekerjaan tebang tebas berupa memotong dan membersihkan lokasi dari tanaman/tumbuhan
3. Pekerjaan pengeringan/kisdam
4. Pekerjaan pemasangan sand bag
2.
3.
Beton K.175
4.
Pemahaman tata cara / prosedur pelaksanaan dengan menggunakan metoda yang akan diterapkan untuk
penanganan pelaksanaan pekerjaan, dengan tetap mengacu pada syarat-syarat spesifikasi yang ditetapkan dan
Guna mendapatkan hasil kerja yang efisien, hemat waktu, bermutu dan tepat guna,. sesuai gambar
rencana, berdasarkan suatu kajian yang terperinci dari hasil inventarisasi selama mengadakan survey lapangan
. Pelaksanaan pada Paket pekerjaan ini menggunakan Metode Pelaksanaan yang telah dibuat dan
direncanakan oleh CV. ISKANDAR MUDA sehingga pekerjaan yang dihasilkan diharapkan mendapatkan hasil
yang maksimal.
BAB II
RENCANA PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) paling lambat 7 hari
Kalender. Pekerjaan ini dilaksanakan sebelum pekerjaan Konstruksi meliputi :
Pre
Contruction
Meeting
PCM
dilaksanakan
sebelum
pelaksanaan
fisik
untuk
mendapatkan
kesepakatan bersama dan visi penyelesaian pekerjaan yang sama dan sesuai dengan yang tertuang
dalam dokumen Kontrak. Beberapa hal yang harus ada dalam pembahasan PCM :
Program Kerja dan Time Shcedule yang diusulkan penyedia jasa terhadap pengguna jasa.
PCM
Survey
Mutual Check ( MC )
- Data Elevasi
existing
-
Shop Drawing
- Data Batas
Pelaksanaa
Tanah
n Pekerjaan
- Iventarisasi
A.
Pekerjaan demobilisasi akan dilaksanakan bertahap untuk peralatan dimana peralatan yang sudah
tidak dibutuhkan akan dikembalikan ke pool. Untuk mobilisasi alat-alat berat kontraktor berkoordinasi
dengan Owner ( Pemilik Proyek ) dan aparat terkait.
Mobilisasi material utama menyesuaikan permintaan / kebutuhan di lapangan, jenis material batu dan
pasir diletakan dekat dengan tiap-tiap lokasi pekerjaan dengan posisi tidak mengganggu mobilitas dengan
persetujuan direksi.
Material Geomembran, Geotextile non woven, semen, besi dan bekisting di stok di
gudang ,kemudian dilakukan langsir ke tiap-tiap lokasi pekerjaan menyesuaikan kebutuhan di lapangan.
Material Geomembran order dari suplyer sesuai pada brosur yang kami lampirkan dan harus ada di lokasi
sebelum pekerjaan galian selesai, material semen berasal dari suplyer agen semen di kabupaten boyolali,
untuk pasir berasal dari merapi ex muntilan, sedangkan untuk batu dari local ex cepogo. Cara pemesanan
sesuai bagan alir di bawah.
a.
Pembuatan kantor direksi ,gudang semen, dan alat kerja dengan menggunakan material dari kayu beserta
triplek, dengan atap seng. Lokasi kantor direksi di tempat yang mudah dijangkau, tidak mengganggu jalannya
pekerjaan dan harus mendapat persetujuan direksi. Lantai dari kantor direksi dan gudang semen akan di
rabat dengan semen untuk menngurangi kelembaban.
Direksi keet untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan. Pada direksi keet ditempatkan perabot dan
perlengkapan kantor, gambar kerja, dokumen spesifikasi teknis, jadwal pelaksanaan dan perlengkapan P3K.
b.
Barak / Gudang
Barak / Gudang digunakan untuk menyimpan peralatan dan material agar terjaga keamanan dan terlindung dari
kondisi cuaca yang dapat merusak/mengurangi kualitas material.
c.
Pembelian Material
Pengajuan PermintaanBarang
Pembuatan Daftar Permintaan Pembelian
Penyerahan Purchase Order
Order
Penerimaan dan
INPUT
Suppliers
Penanganan
material
Penggudangan Material
Lokasi Gudang
-.
-.
-.
Cara Penyimpanan
Metode penyimpanan
Administrasi
OUTPUT
PROYEK
3. Manajemen Alat
Sistem manajemen alat merupakan kumpulan manajemen yang mendukung pelaksanaan proyek yang mencakup
penggunaan alat yang seefisien mungkin termasuk akses pergantian alat
antara proyek
berusaha
seoptimal
mungkin
untuk
menjaga
keselamatan
dan
kesehatan
kerja
diharapkan
produktivitas tenaga kerja dapat lebih meningkat dan diharapkan tingkat penyelesaian proyek dapat lebih cepat
dari yang ditentukan schedule. Untuk keselamatan kerja, setiap pekerja dilengkapi dengan helm pengaman,
sarung tangan, sepatu kerja, sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing pekerjaan. Pada bagian mesin dan alat
yang mudah atau rawan terhadap kecelakaan kerja, akan dibuat pengaman/pagar yang diperlukan. Untuk
kesehatan kerja dibuat tempat-tempat sampah agar tidak berserakan dan bila sudah penuh dibuang keluar
area proyek. Potongan kayu dan besi sisa ditempatkan tersusun rapi, agar tidak menganggu kelancaran
perkerjaan. Penyediaan obat-obatan P3K bagi pekerja yang terluka atau mendapat kecelakaan kerja di proyek
disediakan obat-obatan yang ditempatkan secara khusus dan selalu ditambah bila ada obat yang kurang. Apabila
keadaan pekerja yang mendapat kecelakaan tersebut memerlukan perawatan yang lebih, maka segera dibawa ke
rumah sakit yang terdekat
5. Manajemen Waktu
Sistem Manajemen Waktu merupakan pengaturan pekerjaan yang harus diselesaikan dalam proyek dengan waktu
yang terbatas (sudah ditentukan) untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan hasil sesuai dengan yang telah
ditentukan dengan tepat waktu. Sistem manajemen waktu yang digunakan sesuai dengan schedule waktu.
6.
Papan nama proyek berisi tentang data proyek yang selengkap mungkin menjelaskan nama proyek, besarnya nilai
proyek, jangka waktu pekerjaan, jangka waktu pemeliharaan, pemilik proyek, penyedia jasa dll. Diletakkan di sekitar
lokasi pekerjaan yang mudah dilihat dengan persetujuan direksi pekerjaan.
7. Pengukuran
Penarikan / penentuan titik-titik elevasi dilakukan dari patok elevasi yang telah disetujui / ditentukan oleh Direksi.
Jika tidak ada patok elevasi yang dapat dipakai, biasa digunakan elevasi lokal yang dipindahkan ke Patok Bantu Elevasi
(PBE) dari ukuran 4/6, dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
Semua pemasangan Patok Bantu Elevasi (PBE) diikatkan pada titik atau diletakkan pada bangunan yang sifatnya
tetap/tidak berubah. Identifikasi PBE harus dilakukan agar fungsi patok tersebut dalam pekerjaan pengukuran
mudah digunakan. Pekerjaan ini diantaranya meliputi : pemberian nomor, pengecatan dan pemberian catatan lain yang
perlu, sehubungan dengan jenis pekerjaan pengukuran yang dilakukan.
8. Pekerjaan Pematokan
Tanda Patok
Setelah diadakan pengukuran, bersamaan dengan itu dipasang patok dengan dicat dan ditandai dengan warna :
Patokpatok dibuat dari kayu kelas dua berukuran diameter 6 cm, dipancang dengan kedalaman 30 cm diatas tanah
20 cm, kecuali patok poligon dan waterpass diameter 10 cm, dipancang 50 cm, diatas 30 cm.
%, pada saat sedang dikerjakan diambil 50 % dan setelah selesai dikerjakan 100 % dan foto foto tersebut
diperbanyak sesuai kebutuhan serta dimasukkan disimpan didalam album agar tetap terpelihara dengan baik dan
sebagai bukti pekerjaan dilaksanakan dengan benar sesuai spesifikasi.
12. Langsiran
Karena kondisi di lokasi ada yang tidak dapat dijangkau dengan armada maka perlu penyiapan tenaga dan
dump truck untuk melaksanakan langsiran material.
B. MANAJEMEN MUTU
Secara internal, maka selalu diadakan pekerjaan inspeksi dan test, baik pada awal pekerjaan, pada
proses pekerjaan maupun pada akhir pekerjaan. Proses pengendalian mutu
pekerjaan ini
dimulai
saat
dengan
pembuatan rencana mutu (untuk membantu personil pelaksana proyek agar mengetahui persyaratan mutu yang
ditetapkan sesuai dengan pelaksanaan inspeksi dan test terhadap bahan/material maupun produk atau hasil kerja
sampai ke saat serah terima kedua. Pada awal pelaksanaan proyek, seluruh penerimaan syarat (Accepted Criteria)
yang terdapat dalam dokumen kontrak dituangkan dalam suatu catatan mutu penerimaan syarat. Selanjutnya
catatan mutu penerimaan syarat ini dipakai sebagai dasar dalam melaksanakan inspeksi dan test terhadap
bahan/material maupun terhadap produk atau hasil pekerjaan yang telah
kepadatan tanah, , dll). Secara internal bahan/material maupun produk atau hasil kerja yang tidak sesuai dengan
penerimaan syarat tersebut akan ditolak oleh personil pelaksana pengendali mutu kami. Langkah-langkah yang
dilaksanakan dalam pembelian suatu bahan/material agar terjamin sesuai dengan dokumen kontrak adalah sebagai
berikut:
a.
Mencatat penerimaan syarat dari seluruh bahan yang ada pada dokumen kontrak
penerimaan syarat.
Meminta ijin kepada pihak direksi atau yang mewakilinya sebelum membuat order
pembelian bahan
tersebut. Prosedur permintaan ijin ini dapat dengan jalan mengirimkan contoh barang/material, brosur
bahan/material ataupun mengirimkan hasil tes dari bahan/material tersebut.
Setelah bahan/material tersebut diijinkan oleh pemberi kerja atau yang mewakilinya untuk digunakan dalam proyek
ini,
maka
personil
barang/material
bahan/material
pengadaan
tersebut.
yang
bahan/material
Setelah
masuk
order
tersebut
baru
dibuat
dan
selalu
dapat
membuat
material/bahan
melewati
proses
order
mulai
pembelian
masuk
inspkesi
untuk
mata
seluruh
atau
test.
Setiap terjadi kesalahan prosedur, hasil pekerjaan bermutu jelek, atau apapun yang dianggap tidak sesuai
dengan spesifikasi, maka pihak kami selalu akan menindak lanjuti dengan penyelidikan, sehingga dapat
diketahui penyebab kesalahan/kegagalan konstruksi untuk selanjutnya dicarikan jalan keluarnya
bersama
UJI LABORATORIUM
Untuk memastikan kualitas pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis maka semua item dalam pekerjaan ini kami
lakukan uji laboratorium. Antara lain
-
ADMINISTRASI PROYEK
Pelaporan kemajuan pekerjaan ini dilakukan secara harian yang akan direkapitulasi dalam laporan mingguan. Format
pelaporan kami mengikuti petunjuk dari direksi pekerjaan.
Dalam penyusunan laporan harian serta mingguan harus disertai dengan dokumentasi (foto) tahapan-tahapan
pelaksanaan setiap item pekerjaan sesuai petunjuk dari direksi pekerjaan.
Administrasi yang dimaksud yaitu pengurusan perijinan, pelaporana, termijn, atau surat menyurat lainya yang
berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan. Dokumentasi dibuat sebanyak lima kali yaitu foto kondisi sebelum
pelaksanaan pekerjaan 0 %, foto kondisi pelaksanaan 25 %, 50 %, 75 % dan foto kondisi selesai pelaksanaan.
Penyajian dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dibua dalam album foto ranngkap 4 (empat) atau secukupnya dengan
perlalatan kamera digital
BAB III
Uraian dalam metode pelaksanaan ini menjelaskan cara kami melaksanakan setiap item pekerjaan berdasarkan gambar
dan BQ, untuk urutan item yang dikerjakan dapat dilihat pada jadwal waktu pelaksanaan (time schedule).
GALIAN TANAH
Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu disiapkan gambar shop drawing dan pengajuan request yang
berisikan sket gambar dan perhitungan volume.
Pekerjaan ini mencakup seluruh galian yang diklasifikasikan Galian Biasa 1 m sampai dengan 3 m dengan cara
mekanis atau menggunakan Excavator. Tahapan dari pekerjaan ini adalah :
Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang telah ditentukan dan
dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas
galian.
Pekerjaan
semua lubang baru boleh dilaksanakan setelah papan bouwplank dengan penandaan
sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh Pengelola Teknis Proyek / Pengawas Lapangan
Material hasil galian yang memenuhi syarat spesifikasi bisa digunakan untuk timbunan atas
pesetujuan Direksi
Kelebihan tanah bekas galian harus disingkirkan dari lokasi sehingga tidak mengganggu pelaksanaan
pekerjaan dan tanah hasil galian harus diratakan dan dimiringkan menurut petunjuk pengawas
Galian Berbatu adalah penggalian tanah yang mengandung batu lepas dengan menggunakan alat berat seperi Excavator
PC 200. Kami melakukan penggalian ini dengan mengikuti gambar rencana.
Cara Pelaksanaan
a.
Galian tanah Berbatu yang tidak dapat dipakai sebagai bahan timbunan harus dibuang ke luar areal kerja
b.
Material dari hasil galian yang akan digunakan sebagai bahan timbunan harus mendapat persetujuan dari direksi.
c.
Setiap material yang berlebih untuk kebutuhan bahan timbunan tersebut harus dibuan oleh penyedia jasa ke
kami bertanggungjawab untuk seluruh pengaturan, perolehan ijin untuk pembuangan material dari pemilik tanah
dalam melaksanakan pekerjaan kami usahakan cukup aman dari longsoran terlebih pada tempat alat berat
berpijak.
f.
Apabila pekerjaan selesai maka kami memberitahukan kepada direksi untuk pemeriksaan.
Mulai
Mempelajari metode galian, buangan, pengamanan
Inspeksi
ya
Selesai
Mulai
Timbunan tanah diambil dari bekas galian
ke dalam dump truck
Timbunan dituangkan ke lokasi pekerjaan
Penghamparan dengan manual
Selesai
Tidak
Kami akan memberikan informasi kepada Direksi paling tidak 30 (tigapuluh) hari sebelum pelaksanaan test uji timbunan
(trial embankment). Jenis test yang harus dilaksanakan untuk uji timbunan (trial embankment) adalah sebagai berikut :
Kepadatan Lapangan (field density)
Permeability lapangan (field permeability)
Berat Jenis (specific gravity)
Kadar Air (water content)
Konsistensi (consistency/Atterberg Limit)
Gradasi (gradation) Lapangan dan Laboratorium
Kepadatan Laboratorium (proctor compaction)
Setelah kering roskam untuk menggosok permukaan dinding sampai halus dan rata
Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai mantap dengan yiyit/ acian dai Pc, sehingga tidak terjadi
retak-retak dan pecah-pecah. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2 cm, kecuali pleteran beton yang nampak dengan
tebal maksimum 1,5 cm.
Lakukan Pengacian dimulai setelah plesteran mengering, pengacian dilakukan/ dikerjakan dengan penggosokan
retak-retak dan pecah-pecah dengan disiram air minimum 3 (tiga) kali dalam waktu 24 jam
selama 3 (tiga) hari.
PEKERJAAN SIARAN
Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu disiapkan gambar shop drawing dan pengajuan request yang berisikan sket
gambar dan perhitungan volume.
Pekerjaan siar dikerjakan setelah pekerjaan batu belah. Dikerjakan diantara pasangan batu belah yang telah terpasang.
Lebar dan ukuran siar dibuat sama dan disesuikan dengan gambar kerja atau petunjuk Direksi.
Sebelum pekerjaan siaran dimulai, semua bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek dengan sikat kawat.
Sebelum ditutup dengan adukan permukaan harus dibasahi. Adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 pasir.
BEGESTING
Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu disiapkan gambar shop drawing dan pengajuan request yang berisikan sket
gambar dan perhitungan volume.
Bekisting atau cetakan harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan beton dan membentuk adukan menurut
garis dan permukaan yang diinginkan.
Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran, batas-batas seperti yang ditunjukkan
dalam gambar konstruksi.
Semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk bekisting baru bisa dipergunakan jika sudah mendapat persetujuan dari
Pengawas / Konsultan Supervisi. Semua bahan untuk bekisting harus bahan baru, dikeringkan secara baik dan bebas dari
mata kayu yang lepas, celah kotoran yang melekat dan sejenisnya kecuali bila ada cara lain yang dibenarkan oleh
Pengawas / Konsultan Supervisi.
Tiang-tiang penahan bekisting harus dipilih dari bahan yang kuat. Banbu tidak diperbolehkan dipakai untuk tiang-tiang
penyangga sekur dan klem, tetapi harus menggunakan kayu dolken atau kayu lain. Untuk bahan-bahan yang kurang/tidak
memenuhi harus dibuang dan tidak boleh dipakai
Kami bertanggung jawab penuh atas perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting. Namun demikian, bila pada
bekisting yang menurut Pengawas / Konsultan Supervisi membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting tersebut
dapat ditolak oleh Pengawas / Konsultan Supervisi, kami segera membongkar dan memindahkan bekisting yang ditolak itu
dari pekerjaan dan menggantinya dengan biaya sendiri
Konstruksi cetakan harus diperhitungkan terutama untuk konstruksi-konstruksi yang berat, sehingga cetakan tersebut
kuat dan memenuhi syarat untuk bisa menahan beban yang diterima.
Toleransi yang diijinkan adalah kurang lebih 3 mm. Untuk garis dan permukaan setelah penyetelan bekisting yang harus
demikian kuat dan kaku terhadap beban adukan beton yang masih basah dan getaran. Terhadap beban konstruksi angin
bekisting harus tetap menurut garis dan permukaan yang disetujui oleh Pengawas / Konsultan Supervisi sebelum
pelaksanaan pengecoran.
Celah antara bekisting harus ditutup rapat, sehingga dijamin tidak akan timbul sirip atau adukan keluar/kebocoran pada
sambungan atau cairan dari beton.
Untuk mempermudah pembongkaran bekisting, dapat digunakan pelapis bekisting dengan persetujuan Pengawas /
Konsultan Supervisi. Minyak pelumas, baik yang sudah dipakai atau belum dipakai tidak boleh dipergunakan.
Jika disetujui oleh Pengawas / Konsultan Supervisi, kami mengganti cara pemakaian cetakan besar yang diberi lapisan
plesteran semen dengan beton terbuka tanpa plesteran.
Acuan terbuat dari kayu, multiplek atau lainnya, sambungan-sambungannya kedap terhadap adukan dan kokoh
untuk dapat mempertahankan posisinya selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
Acuan dibuat dan disusun sedemikian rupa sehingga mudah dibuka kembali tanpa paksa, tanpa merusak beton.
Acuan dibasahi dulu agar air adukan tetap sesuai persyaratan atau harus diberi minyak mineral yang tidak
membekas atau dilapisi bahan lain yang disetujui Direksi Teknik.
Dalam pemasangan begesting tetap berpedoman pada gambar rencana, perhatikan pola pemasangan.
Bekisting yang sudah selesai dibuat dan siap untuk pengecoran beton, akan diperiksa oleh Pengawas / Konsultan
Supervisi. Beton tidak boleh dicor sebelum bekisting disetujui Pengawas / Konsultan Supervisi.
Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan persetujuan, sekurang-kurangnya 24 jam Sebelumnya, kami
memberitahukan Pengawas / Konsultan Supervisi bahwa bekisting sudah siap untuk diperiksa.
PEMBESIAN
Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu disiapkan gambar shop drawing dan pengajuan request yang berisikan sket
gambar dan perhitungan volume.
Besi beton yang digunakan adalah baja dengan mutu baja U.24 dan ukuran baja tulangan harus sesuai seperti
bestek.
Sebelum pekerjaan potong bengkok penyetelan dimulai dilakukan dulu pembuatan rencana potong bengkok
(BBS).
Dalam pemasangan besi tetap berpedoman pada gambar rencana, perhatikan jarak dan pola pemasangan.
Saat pelaksanaan dimulai daerah pekerjaan harus dibersihkan dari puing atau kotoran lain yang menggangu.
BETON K 175
Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu disiapkan gambar shop drawing dan pengajuan request yang berisikan sket
gambar dan perhitungan volume.
Sebelum pengecoran beton dimulai, harus mendapatkan ijin dan sepengetahuan pemimpin kegiatan dan
pengawas lapangan, dengan perbandingan adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam gambar kerja.
Perubahan atau penambahan penulangan dan ukuran beton yang berubah dari gambar kerja harus
sepengetahuan dan seijin disetujui direksi pekerjaan.
Saat pembongkaran cetakan beton, harus seijin dan sepengetahuan Direksi Teknik.
Tahapan Pengecoran
Disamping cara penuangan yang benar, cara pemadatan yang benar juga merupakan faktor penting guna mencapai tujuan
pembetonan. Cara pemadatan dengan vibrator yg benar yaitu :
a.
Besarnya kepala vibrator harus disesuaikan dengan jenis struktur beton yang akan dicor dan jarak antar
tulangan terkecil.
Vibrator harus dapat dimasukkan ke dalam jaringan/anyaman besi beton dan harus diusahakan sedikit mungkin
menemperlakn vibrator pada besi. Menggetarkan besi beton dapat mengakibatkan mutu beton yang jelek, dimana terjadi
pengumpulan pasir disekitar besi, bahkan apabila besi digetarkan terus menerus akan berakibat lebih kritis karena
getaran ini merambat kebeton disampingnya yang sudah mulai mengeras, sehingga mengakibatkan retak atau terjadinya
rongga antar besi dan beton. Rongga ini akan mengakibatkan bahaya korosi pada tulangan.
Tidak boleh meletakkan kepala vibrator terlalu lama dalam beton karena akan meyebabkan segregasidan bleeding
terutama untuk beton dengan slump tinggi. Lama penggetaran cukup antara 10 s/d 15 detik.
Kepala vibrator jangan terlalu dekat dengan bekisting, keren apabila bekisting tergetar akan terbentuk lapisan pasir
lepas dan juga dapat merusakkan bekisting. Jarak minimal ke bekisting adalah 10 cm.
Beton tidak boleh digetarkan berulang-ulang pada tempat yang sama, karena dapat mengakibatkan rongga-rongga udara
di dalam betonnya.
Vibrator harus dimasukkan ke dalam beton yang belum terpadatkan secara tepat dan dicabut pelan-pelan. Kecepatan
memasukkan vibrator diperlukan agar tidak sempat terjadi pemadatan awal pada beton lapisan atas sehingga
menyulitkan lolosnya udara dan air yang terperangkap dibawahnya. Sedangkan pencabutan harus dilakukan pelan-pelan
untuk memberikan kesempatan vibrator menyalurkan secara penuh energi pemadatan pada beton. Kecepatan pencabutan
berkisar antara 4 s/d 8 cm/detik.
Lapisan beton harus dicor secara rata sejak permulaan untuk memudahkan pengaturan sistem pemadatan dengan
vibrator.
Untuk menyambung lapisan bawah dengan lapisan diatasnya, vibrator harus dimasukkan sebagian (kira-kira 10 s/d 15 cm)
ke dalam lapisan di bawahnya agar tercipta lekatan yang monolik, padat dan menyatu.
Perawatan (curing) beton
Untuk menjaga agar proses hidrasi beton dapat berlangsung dengan sempurna maka diperlukan curing untuk menjaga
kelembabannya dan curing harus segera dimulai langsung setelah selesai perataan. Lamanya curing sekitar 3 hari
berturut-turut atau sesuai spesifikasi mulai hari kedua setelah pengecoran. Curing dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara antara lain :
Menyemprotkan dengan lapisan khusus pada permukaan beton.
Membasahi secara terus menerus permukaan beton dengan air.
Menutupi permukaan beton Plat dengan karung goni basah secara terus menerus
Pemeriksaan yang harus dilakukan sebelum mengecor adalah sebagai berikut:
Melakukan pemeriksaan bahwa semua kotoran debu, beton lama, dan sebagainya dibersihkan dari acuan.
Jika keadaan cuaca kurang baik, terutama cuaca panas, periksa agar pekerjaan dapat berlangsung tanpa melanggar
Syarat syarat Teknik.
Memastikan adanya pengaturan untuk cahaya buatan (penerangan) bila pengecoran tidak dapat diselesaikan sebelum
gelap.
Memastikan terdapat cukup kayu untuk membuat stop end bila persediaan beton terganggu / terlambat.
Memastikan ketersediaan tenaga dan fasilitas untuk mengambil benda uji bahan atau beton sesuai dengan Syarat
syarat Teknik.
memeriksa tersedianya alat cadangan (standby) yang cukup, termasuk pengetar, dalam kondisi siap pakai.
melakukan pengecoran yang disyaratkan
Pembongkaran cetakan beton harus seijin dan sepengetahuan direksi dan pengawas lapangan.
- Metode Kerja :
- Memasang semua bagian dari pekerjaan seperti pada gambar kerja yang disetujui atau atas petunjuk
Pengawas Daerah di tempat pekerjaan, termasuk semua alat-alat pelengkap seperti baut jangkar,
penahan, seal (penguat) dan sebagainya.
- Semua bagian yang ditanam dalam beton harus ditumpu kuat (rigid) dan diteliti/tepat sebelum dan
selama pengecoran.Bila diperlukan dinding plat, sandaran dan ambang harus digrouting seperti
ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjk Pengawas Daerah. Grouting harus dilaksanakan dengan
metode yang disetujui Pengawas Daerah dan harus menjamin kesatuan yang utuh.
Pada penyelesaian pekerjaan semua bagian harus dibersihkan dan dirapikan oleh Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa harus memindahkan semua kelebihan
bahan-bahan dari tempat pekerjaan atau seperti ditunjukkan Pengawas Daerah.
Semua gear-reducer tertutup harus diisi secukupnya dengan minyak pelumas, sesuai syarat dari
pembuat/pabrik. Gear-reducer terbuka harus diberi gemuk
kwalitas baik pada giginya (graphite grease). Semua pelumas dan zat pencuci
harus disediakan Penyedia Jasa tanpa tambahan biaya.
. kami akan menyediakan persediaan pelumas yang cukup untuk jangka waktu selama masa
pemeliharaan.
Pagar BRC (British Reinforced Concrete) atau Galvanized Fence adalah pagar siap pasang terbuat dari material besi U50 yang sangat praktis dan berpenampilan menarik. Lembaran pagar ini dibentuk dahulu, kemudian dilapisi galbani
dengan cara hot dip (celup panas 465C) atau electroplating, sehingga terjamin ketahanannya terhadap bahaya
korosi/karat. Perawatan maupun pengecatan ulang tidak perlu dilakukan untuk jangka waktu yang lama karena kualitas
galbaninya yang unggul.
Cara pemasangan pipa besi penyangga ditanam dulu atau disemen permanen di garis pagar.
untuk masang diperlukan 2 orang, satu tukang dan satu asisten.
Pagar bisa direkatkan ke pipa besi dengan salah satu cara berikut yaitu:
1.
Menggunakan baut dan klem U untuk menjepit pagar di bagian atas dan bawah, yang dijepit adalah besi yang di
dalam segitiga.
2.
Langsung di las ke pipa besi (dengan las listrik). Gunakan pakan 2,6 agar tidak boros pakan, tapi lebih besar juga
bisa. Bila mengelas biasanya menyambungkan tiga titik yaitu atas tengah dan bawah. Cara ini lebih mudah dan singkat
ketimbang cara pertama.
sebelum pemasangan, kami buat tali penghubung antar tiang pipa besi untuk mengukur kelurusan pagar. Dan pengukur
kelurusan vertikal pagar, kedua hal ini membutuhkan asisten satu orang. Bila memasang sendirian maka membutuhkan
kayu penyangga pagar sebelum dipasang berbentuk segitiga siku siku sebanyak 4 biji untuk menahan pagar saat
dipasang.
Peng ukur el evasi air sesuai deng an Gambar at au seper ti yang diarahk an ol eh Pel aksana
Tek ni s Kegi at an. Penguk ur el evasi air it u t er buat dari bahan pel at baja l unak yang di per halus,
at au deng an bahan k onstr uksi yang l ai n yang t el ah di setujui pemak ai annya. Bagi an depan
yang di per hal us i t u harus berwar na puti h, dan ber nomor dan deng an jeni s- jeni snya harus
berwar na hit am. Peng ukur t ersebut di t andai pada jarak i nt erval 0, 10 m dan ti ng akat an
penomor annya pada i nt erval 10 mm.
Seti ap peng ukur meng acu pada datum sur vey ( el evasi dasar yang disur vey) dan mempunyai
tanda ( pl ak) sepanjang tanda t ersebut deng an el evasi dat um dalam penomor an dal am bahasa
Indonesi a.
Pengukur dan plak-pl ak harus di pasang ke bagian vertikal pada struktur at au pada
tempat-t empat seperti yang t erli hat pada Gambar at au seperti yang di arahkan ol eh
Pel aksana Teknis Kegiatan. Lubang-lubang yang bercel ah unt uk pemasangan dan
meng hasilkan penyesuai an yang baik. Baut-baut adri bahan baja l unak yang disheridi s,
mur dan ri ng baut digunakan untuk pemasangan
Skala duga untuk pengukuran permukaan air atau pengaturan bukaan pintu harus
dipasang di lokas i sebaga i ber ikut :
Sis i hulu dari t iap bendung pada satu tembok pangkal.
Sis i hulu dari t iap bangunan ukur.
Pada pi ntu-pintu Romyn dan Crump de Gruyter.
Skala duga yang dipasang pada hulu bendung harus diatur dengan titik nol sesuai
mercu bendung dan dipasang pada dinding, cukup jauh muka air te rjun dari mercu
bendung. Bila mungkin pengukur dipasang pada dinding luar alur utama sungai,
untuk menghindari dar i kerusakana kibat benda-benda terapung pada waktu banjir,
tapi harus mudah terlihat dari tangkis atau jembatan pelayanan.
Skala duga d ibuat dari t eraso atau marmer dengan pembagian 0,1 meter, sesuai
dengan penjelasan dari Album Standar Perencanaan Irigas i atau menurut ketentuan
la in dalam gambar.
Skala duga yang dipasang di hulu bangunan pengukur dibuat dari marmer dengan
tanda-tanda garis dan huruf, atau dibuat dari teraso putih pada campuran 1 PC : 3
Psr dengan le kukan- lekukan untuk ga r is-ga r is dan angka- angka setebal 3 mm
dijelaskan pada gambar.
Skala duga untuk pintu Romyn dan Crump de Gruyter disediakan termasuk
penyediaan pintu-pintu dan harus terbuat dari kuningan sesuai dengan Al bum
Standar Bangunan-bangunan Irigas i atau secara la in seperti d itunjukan pada gambar.
BAB IV
RENCANA MASA PEMELIHARAAN
1. DEMOBILISASI ALAT
Setelah pekerjaan dianggap selesai semua sesuai dengan pemeriksaan awal ( Pra PHO ) maka peralatan kerja yang
dipergunakan untuk bekerja yang sudah dipergunakan untuk Pekerjaan Pemeliharan ditarik kembali dari lokasi
pekerjaan menuju gudang / bengkel kontraktor.
2. PEMBERSIHAN LOKASI
Setelah pekerjaan selesai maka diadakan pembersihan dilokasi pekerjaan dari sisa sisa material, kotoran bekas
bongkaran dan kotoran lain yang dapat menggangu kelancaran lalu lintas, bekas kotoran dibuang diluar lokasi
pekerjaan
3. PENYERAHAN PEKERJAAN
Setelah pekerjaan selesai maka kontraktor mengajukan permohonan untuk diadakan pemeriksaan pekerjaan dalam
rangka penyerahan yang pertama kalinya ( PHO ).
Kegiatan Provisional Hand Over (PHO)
Yang dimaksud dengan PHO adalah serah terima awal dari seluruh pekerjaan fisik yang
dilaksanakan oleh Kontraktor dengan baik dan benar.
Pada umumnya dipersyaratkan bahwa PHO dapat diusulkan oleh kontraktor jika pekerjaan
major sudah mencapai prestasi 100%.
Tujuan : Memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang telah dikerjakan oleh Kontraktor, secara
prinsip telah dapat diterima, namun secara total Kontraktor masih harus menyelesaikan sisa
pekerjaan yang masih belum terselesaikan dan harus terus memeliharanya sampai batas FHO
dinyatakan selesai.
Prosedur PHO :
Pekerjaan telah mencapai 100 % pekerjaan major item, Kontraktor mengajukan tertulis
(request PHO) kepada Konsultan Pengawas untuk PHO.
Konsultan Pengawas meneliti dan mengajukan permohonan tersebut kepada Pemberi Tugas
dalam tempo paling lama 10 hari sejak hari permohonan Kontraktor.
Konsultan membuat rekomendasi kepada Pemberi Tugas tentang usulan PHO yang diajukan oleh
kontraktor.
penyelesaian
Masa pemeliharaan adalah masa dimulainya pemeliharaan hasil pekerjaan yang dihitung dari
mulai
tanggal perkiraan pekerjaan 100 % konstruksi berdasarkan rekomendasi Konsultan Pengawas sampai
dengan berakhirnya kontrak pekerjaan yang sudah disetujui.
Memberikan waktu kepada kontraktor untuk memperbaiki, menyempurnakan hasil pekerjaan yang
belum dapat diterima atau memuaskan Tim Panitia Penilai Serah Terima pada waktu Provisional Hand
Over, mengenai kualitas atau kuantitas
Memberikan waktu kepada kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan minor yang belum selesai dan lainlain
Prosedur:
Setelah berakhir waktu perbaikan atau penyempurnaan, Kontraktor memberitahukan kepada
Pemberi Tugas.
Tim Panitia Penilai serah terima yang sudah ditunjuk oleh Pemberi Tugas mengadakan
pemeriksaan ulang.
Apabila menurut Tim Panitia Penilai serah terima tidak ada kekurangan atau cacat lagi, maka
Panitia Penilai membuat Berita Acara pemeriksa hasil pekerjaan yang disampaikan pada
Pemberi Tugas.
Selama masa pemeliharaan harus ada kesepakatan antara pemilik, kontraktor dan konsultan tentang:
FHO
adalah
oleh
Kontraktor dengan baik dan benar, setelah Kontraktor menyelesaikan seluruh perbaikan yang
tertera pada daftar perbaikan yang disusun oleh Panitia Penilai PHO dan telah melewati masa
pemeliharaan sesuai bunyi kontrak.
Tujuan : untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor telah
Kelengkapan admnistrasi
Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai spesifikasi teknik
Prosedur
Pemberi Tugas mengundang kembali Panitia Penilai PHO/ FHO untuk melaksanakan proses
FHO.
Panitia Penilai memeriksa ulang seluruh data yang terdapat pada daftar pekerjaan yang harus
diperbaiki
Panitia
Penilai
akan
memeriksa
pekerjaan-pekerjaan
dan
mendokumentasikan
semua
kerusakan
Jika telah dilakukan penyelesaian semua perbaikan pekerjaan, Konsultan Pengawas akan
memberikan rekomendasi dan Pemberi
Tugas
akan memberi
keputusan dan
mengeluarkan