You are on page 1of 8

BAB II

Studi Pustaka

A. Pengertian Beton
Campuran antara semen dan air akan membentuk pasta semen yang berfungsi
sebagai bahan pengikat, sedangkan pasir dan kerikil merupakan bahan agregat
yang berfungsi sebagai bahan pengisi dan sekaligus sebagai bahan yang diikat
oleh pasta semen. Ikatan antara pasta semen dan agregat ini merupakan suatu
kesatuan ikatan yang kompak sehingga semakin lama ikatan tersebut menjadi
keras serta padat inilah yang disebut beton.

B. ECO-SCC (Self Compacting Concrete)

Self compacting Concrete (SCC) merupakan satu jenis beton yang mempunyai
flowability yang tinggi sehingga mampu mengalir, dan menjadi padat dengan
memanfaatkan berat agregat sendiri, tanpa memerlukan proses pemadatan
dengan getaran atau metode lainnya.
Beton dapat dikategorikan sebagai Self Compacting Concrete (SCC) apabila
campuran beton tersebut memiliki nilai slump yang menunjukkan bahwa
campuran tersebut memiliki kuat geser dan kuat lentur yang rendah sehingga
dapat masuk dan mengalir dalam celah ruang dalam formwork. selain itu beton
segar jenis self compacting concrete bersifat kohesif dan dapat dikerjakan
tanpa terjadi segregasi atau bleeding. Karakteristik Self Compacting Concrete
(SCC) adalah memiliki nilai slump berkisar antara 550-850 mm.

Metode pengujian yang dilakukan untuk campuran beton Self compacting


Concrete (SCC) adalah :
1. Slump Cone
Pengujian Slump cone ini digunakan untuk mengetahui flowability
dan fillingability, dengan standart EFNARC (550-850 mm)
2. V Funnel
V-Funnel test ini digunakan untuk mengetahui fillingability, dengan
standart EFNARC (2-5 sec)
3. L Box
Pengujian L-Box digunakan untuk mengetahui passingability,
dengan standart EFNARC (0.8-1 h1/h2)
Keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan self compacting concrete
(SCC) antara lain :
1. Mengurangi lamanya konstruksi dan besarnya upah pekerja.
2. Pemadatan secara manual dapat diminimalisir.
3. Mengurangi kebisingan yang mengganggu lingkungan sekitarnya.
4. Meningkatkan kepadatan elemen struktur beton.

Dalam pelaksanaan pengecoran pada beton normal masih dengan menggunakan


alat vibrator (penggetar) belum menjamin tercapainya suatu kepadatan secara
optimal. Selain itu penggunaan alat vibrator pada daerah yang padat bangunan
dapat menimbulkan polusi suara yang mengganggu sekitarnya, sehingga teknologi
self compacting concrete (SCC) merupakan alternatif yang dapat digunakan dalam
perencanaan bangunan diwilyah padat pemukiman.

Tetapi dalam proses produksi self compacting concrete (SCC), jika agregat halus
yang digunakan terlalu banyak maka dapat menurunkan kuat tekan beton yang
dihasilkan, sebaliknya jika terlalu banyak agregat kasar dapat memperbesar resiko

segregasi pada beton. Sedangkan penggunaan bahan pengisi (filler) diperlukan


untuk meningkatkan viskositas beton guna menghindari terjadinya bleeding dan
segregasi, untuk tujuan tersebut kami menggunakan serbuk limbah pecahan
genteng sebagai bahan tambah dalam campuran beton guna meningkatkan
efektifitas beton self compacting concrete (SCC).

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisa penelitian Self Compacting Concrete dengan pemanfaatan


serbuk grog dari pecahan genteng dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Campuran beton flow ialah campuran yang terlihat kental menyerupai cair
tetapi tidak terjadi bleeding dan segregasi, ketika disentuh agregat akan
melarikan/mengalir/bergerak dengan beratnya sendiri segingga campuran
beton flow sangat cocok untuk digunakan pada konstruksi yang sulit
dijangkau pemadatanya,
2. Banyaknya dosis Glenium 6014 yang ditambahkan berpengaruh pada
besarnya workability beton SCC pada saat dilakukan pengetesan beton kondisi
cair. Semakin banyak dosis Glenium 6014 yang diberikan maka flowability,
passing ability, dan passing ratio juga semakin besar.
3. Dalam proses produksi SCC, jika agregat halus yang digunakan terlalu
banyak maka dapat menurunkan kuat tekan beton yang dihasilkan, sebaliknya
jika terlalu banyak agregat kasar dapat memperbesar resiko segregasi pada
beton. Sedangkan penggunaan bahan pengisi (filler) diperlukan untuk
meningkatkan viskositas beton guna menghindari terjadinya bleeding dan
segregasi.

4. Perawatan Glenium 6014 memiliki pengaruh terhadap percobaan beton Self


Compacting Concrete, oleh karena itu penyimpanan dan perawatan Glenium
6014 harus sesuai dengan aturan dari BASF indonesia tersebut.

B. SARAN

Dari hasil percobaan dan pengamatan dapat disampaikan saran meliputi:


1. Saat proses produksi SCC, sebaiknya jangan terlalu banyak agregat kasar
dikarenakan dapat memperbesar resiko segregasi pada beton.
2. Untuk ukuran agregat kasar sebaiknya menggunakan ukuran agregat yang lolos
saringan no. guna mempermudah workability pada mix desain dan
mempermudah terjadinya campuran flow untuk beton SCC.
3. Untuk bahan tambah grog pecahan genteng, pecahan genteng ditumbuk halus
kemudian disaring dengan ayakan no. 200 guna mendapatkan butiran halus
sebagai filler untuk menutupi pori-pori beton.
4. Diperlukan banyak waktu dalam trial mix desain untuk menapatkan komposisi
tepat suatu campuran untuk beton Self Compacting Concrete.

DAFTAR PUSTAKA
http://bahan-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/06/teknologi-beton.html SENIN, 18
JUNI 2012 ; dilihat selasa, 13 oktober 2015 08:40
http://ignasiustommy.blogspot.co.id/2014/10/membuat-grog.html 15 oktober 2014 ;
dilihat selasa, 13 oktober 2015 09:21
http://axzx.blogspot.co.id/2008/12/proses-pembentukan-tanah-liat-secara.html
desember 2008 ; dilihat selasa, 13 oktober 2015 09:27
Asroni,Ali (ed.). 2014. Teori dan desain balok plat beton bertulang berdasarkan SNI
2847-2013, Surakarta
Hindarko, Stephanus. 1999. Bahan dan praktek beton, Jakarta: Erlangga.
Nasucha, Yakub. 2015. Bahasa Indonesia untuk penulisan karya ilmiah,
Yogyakarta: Media perkasa
Ade,Andika. prilaku fisik dan mekanik Self Compacting Concrete (SCC) dengan
pemanfaatan abu vulkanik sebagai bahan tambahan pengganti semen.
Forum penelitian. 1-17

You might also like