You are on page 1of 4

DUSUN BAUT BAY

Ketersediaan
Ketersediaan sarana MCK (Mandi, Cuci, Kakus) yang memprihatinkan. Adanya
sumber air bersih berupa bangunan dan keran, itu pun masi baru di buat, hal ini
menunjukan adanya kemungkinan ketersediaan baru ada setelah kejadian
pencemaran nasional di dusun baut bay. Tetapi di sisi lain di dusun baut bay sudah
terdapat puskesmas yang lengkap, tenaga kesehatan berupa dokter umum
berjumlah 2 orang. Tetapi sayangnya lagi, ketersediaan tenaga kesehatan tersebut
pun baru ada setelah adanya pencemaran yang melanda dusun baut bay. Dalam
ketersediaannya pun, tidak terlalu sering ada, karena dokter hanya datang 2 hari
dalam seminggu, padahal penyakit yang melanda pada dusun tersebut terjadi setiap
waktu. selain pelayanan kesehatan dan keperluan sanitasi, di dusun tersebut juga
tersedia makanan tambahan ASI yang telah disimpan di salah satu rumah warga.
Solusi yang sekiranya bisa dilakukan adalah, memaksimalkan daya guna dari MCK
yag baru di buat tersebut, perlunya edukasi dan sosialisasi mengenai PHBS (Pola
Hidup Bersih dan Sehat). Memaksimalkan pelayanan kesehatan yang ada, perlunya
pengertian bagi dokter yang ada untuk bersedia lebih sering berada di dusun baut
bay.
Aksesbilitas
Akses warga dusun baut bay untuk menuju puskesmas cukup mudah, karena letak
puskesmas yang tergolong dekat.
Penerimaan
Tersedianya makanan pendamping ASI ternyata tidak serta merta dapat
menyelesaikan masalah kesehatan di dusun tersebut, karena ternyata warga dusun
tersebut tidak mau menerima makanan pendamping ASI tersebut dengan alasan
rasanya yang asin. Tetapi pendapat tersebut tidak diperhatikan oleh perawat yang
memberikan. Sehingga stock makanan pendamping ASI yang ada hanya menumpuk
tidak digunakan.
Pelayanan kesehatan yang ada pun tidak bisa diterima oleh warga dusun baut bay
secara optimal, kendati tenaga kesehatan yang ada hanya ada selama 2 hari dalam
seminggu. Padahal mengingat keadaan dusun baut bay yang kini cukup
memprihatinkan, sangat lah butuh perhatiaan khusus terutama dalam mengatasi
masalah kesehatannya.
Solusi yang sekirnya bisa di lakukan adalah dengan mengoptimalkan penggunaan
makanan pendamping ASI. Makanan pendamping asi yang sudah menumpuk itu
perlu di cek kembali, bagaimana kualitasnya, jika masi baik warga perlu di beri
pengertian, atau jika memang masi tidak mau, makanan tersebut bisa dimodifikasi
untuk mengurangi rasa asin yang tidak disukai oleh warga. Teta[i jika ternyata

makanan pendamping ASI itu sendiri sudah tidak baik kualitasnya, maka perlu
diganti dengan makanan pendamping ASI lain yang lebih baik.
Kualitas
Kualitas lingkungan sekitar dusun baut bay sangatlah memprihantinkan, penuh
dengan pencemaran, bau menyengat, kumuh dan sarana MCK yang
memprihatinkan. Tetapi untuk kualitas dari pelayanan kesehatan nya sebenarnya
cukup memadai hanya saja penerimaannya yang kurang optimal.
Solusi yang sekiranya bisa dilakukan adalah dengan edukasi dan sosialisasi
mengenai praktik pola hidup yang sehat dan bersih, megingat lingkungan sekitar
yang masi memprihantinkan. Selain itu juga mengoptimalkan pelayanan kesehatan
yang ada.

DUSUN DI SEBERANG SUNGAI


Ketersediaan
Di dusun ini yang tersedia hanyaah pustu (puskesmas pembantu) dengan tenaga
kesehatannya berupa bidan. Sayangya saat ini bidan tersebut sedang tidak ada
karena sedag hamil. Adapun puskesmas tetapi cukup jauh, itupun kini tenaga
kesehatan nya yaitu seorang dokter umum sedang di mutasi, sehingga, tersedia nya
tenaga kesehatan bisa diakatakan belum ada. Kalau pun ada mereka, bisa ambil
jalan terdekat untuk berobat ke puskesmas yag leih dekat yaitu yang ada di dusun
baut bay, tapi sayangya mereka harus membayar dengan alasa karena mereka
bukan warga dusun baut bay. Selain itu, obat obat an yang tersedia di pustu juga
tidak lengkap. Adapun posyandu yang terselenggara tidaklah teratur karena
puskesmas yang jauh. Kemungkinan, karena segala keperluan posyandu ada di
puskesmas, tetapi karena puskesmasnya jauh, akhirnya posyandu pun tidak bisa
berjalan dengan teratur.
Solusi yang sekiranya bisa dilakukan adalah sementara warga bisa ke puskesmas
yang lebih dekat yaitu di dusun baut bay, untuk masalah pembayarannya,
diusahakan untuk bisa mendapat bantuan dari pemerintah, sehingga bisa gratis.
Dalam masalah ini diprioritaskan terhadap kesehatan warga. Kemudian penyediaan
obat obatan di optimalkan, penyediaan makanan tambahan pendamping ASI,
penyediaan tenaga kesehatan dan pengoptimalan pustu
Aksesbilitas
Aksesbilitas di dusun ini dalam menuju tempat pelayanan kesehatan bisa dikatakan
cukuplah sulit, karena jarak yang ditempuh sangat jauh yaitu 40 km dan kendaraan
umum yang ada cukup sulit di dapat, karena hanya ada 1 kali sehari.
Solusi yang sekiranya bisa dilakukan adalah pengoptimalan pustu terdekat,
setidaknya bisa meng cover kebutuhan pelayanan kesehatan warga setempat.
Selain itu posyandu pun harus mulai sering digalakkan kembali. Demi terwujudnya
pengoptimalan pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan segera bantuan pemerintah.
Oleh karena itu dengan ada nya tenaga kesehatan yang ada diharapkan ammapu
menjadi penghubung antara warga dan pemerintah.
Penerimaan
Penerimaan warga atas pelayanan kesehatan yang tersedia sangat lah kurang,
mengingat akses yang sulit di jangkau, tidak adanya tenaga kesehatan, tidak adanya
obat obatan, dan posyandu yang berjalan secara tidak teratur. Hal ini membuat
penermaan warga akan kebutuhan pelayanan kesehatan masihlah kurang.

Kualitas
Kualitas dari pelayanan kesehatan yang ada masi kurang memadai, karena
ketersediaan nya saja juga masi kurang. Selain itu kualitas keadaan warga sekitar
dusun tersebut yang juga penuh cemaran, dan masalah kesehatan yang tak kunjung
henti melanda.
Keadaan yang serupa juga di alami oleh dusun ini, oleh karena itu perlu edukasi dan
sosialiasai menganai praktik pola hidup bersih. Selain itu untuk dusun ini juga perlu
tambahan berupa pembangunan mck dan sumber air bersih seperti halnya yang ada
di dusun baut bay.

You might also like