You are on page 1of 3

Mengingat Kembali Sejarah Bangsa Indonesia

Setiap bangsa memiliki cerita mengenai bangsanya masing-masing. Begitu juga


bangsa Indonesia. Meskipun umur negara Indonesia masih terbilang cukup muda dibanding
negara-negara lainnya, namun cerita di balik negara dan bangsa Indonesia sangat panjang.
Mulai dari munculnya kerajaan-kerajaan Hindu, Budha dan Islam yang penuh kejayaan
hingga sampai ke zaman penjajahan yang penuh derita, dan penindasan. Semua hal itu pernah
dilalui oleh bangsa Indonesia. Cerita-cerita mengenai kejayaan kerajaan di Indonesia, ceritacerita mengenai penindasan di zaman penjajahan, semuanya terangkum dalam sejarah bangsa
Indonesia.
Sebagai generasi muda yang meneruskan perjuangan bangsa Indonesia, kita tidak
boleh sampai melupakan Sejarah. Bahkan Ir. Soekarno dalam pidatonya mengingatkan agar
kita, bangsa Indonesia jangan sampai meninggalkan sejarah. Hal tersebut dikarenakan dengan
mengetahui sejarah, kita bisa belajar dari kesalahan-kesalahan pendahulu dan tidak
mengulanginya kembali. Oleh karena itu tidak ada salahnya apabila kita menengok kembali
sejarah bangsa Indonesia, terutama dalam perjuangannya mengusir penjajah.
Tahun 1569 merupakan tahun dimana Belanda pertama kalinya menginjakan kakinya
di tanah Indonesia. Dengan tujuan mencari rempah-rempah Cornelis de Houtman tiba di
Tanah Banten. Namun, karena kedatangannya yang tidak ramah, Belanda tidak diterima oleh
warga sekitar dan berhasil dipukul mundur. Hal tersebut, tidak membuat Belanda kapok
untuk datang ke Indonesia demi mendapatkan rempah-rempah. Pada tahun 1598, Belanda
kembali mencoba menginjakan kakinya di Nusantara, tepatnya di Banten. Pada
kedatangannya yang kedua ini Belanda dipimpin oleh Jaob Van Nech dan berhasil masuk ke
Banten. Keberhasilan Belanda masuk ke Banten dikarenakan Belanda menggunakan cara
damai untuk masuk ke Banten. Untuk menanamkan cakarnya di Indoensia, awalnya Belanda
mencoba menyewa tanah di Indonesia untuk ditanami rempah-rempah. Lama-kelamaan
Belanda pun membeli tanah tersebut dan memperkerjakan rakyat sekitar untuk mengolah
tanah tersebut. Akhirnya pada tahun 1602 Belanda membentuk VOC yaitu organisasi dagang
yang berfungsi untuk memonop. Terbentuknya VOC membuat kekuasaan Belanda semakin
menancap kuat di Indonesia. Tahun 1615 munculah sebuah sistem politik Belanda di
Indonesia yakni culture stelsel. Tujuan utama culture stelsel ini yakni mengubah pola pikir

bangsa pribumi yang semula agamis menjadi matrealis. Dengan diterapkannya politik culture
stelsel ini pribumi mengalami 5 ter yaitu termiskinkan, terbodohkan, terbelakang, tertindas,
dan terjajah.
Sejak saat itu Belanda terus dan terus memperkuat kekuasaannya di Indonesia,
menyebabkan penderitaan bagi pribumi. Kedudukan pribumipun tidak dianggap lagi bahkan
pribumi dianggap sebagai kasta atau lapisan terendah setelah Belanda dan pedangang Cina.
Penduduk pribumi seolah-olah menjadi budak di tanahnya sendiri. Penderitaan, kemiskinan,
dan keterbelakangan yang dialami oleh pribumi membuat seorang jurnalist mengusulkan
politik etis atau politik balas budi kepada Ratu Belanda. Akhirnya pada tahun 1901
digunakanlah politik etis atau politik balas budi yang berisi irigasi, edukasi dan transmigrasi.
Sebenarnya tujuan politik etis ini cukup baik, yakni membalas jasa penduduk pribumi, namun
pada praktinya tetap saja pribumi dibuat menderita.
Dampak diberlakukannya sistem politik etis ternyata sedikit memberikan keuntungan
bagi pribumi. Segilintir orang yang beruntung bisa mengenyam pendidikan tersadarkan atas
situasi pribumi. Sehingga pada tahun 1908 terbentuknya organisasi Boedi Oetomo yang
dipimpin oelh Dr. Soetomo dkk. Boedi Oetomo merupakan sebuah organisasi di bidang
pendidikan yang memusatkan diri di Jawa dan Madura. Tujuan dari dibentuknya organisasi
ini adalah meningkatkan harkat dan martabat hidup pribumi. Terbentuknya Boedi Oetomo
menjadi pemicu terbentuknya organisasi-organisasi lain dengan tujuan serupa. Di tahun 1920
berdirilah Taman Siswa yang dipimpin oleh Ki Hajar Dewantara. Berbeda dengan Boedi
Oetomo yang memusatkan pendidikan untuk pribumi di Jawa dan Madura, Taman Siswa
memusatkan pendidikan bagi pribumi di Mafilindo yaitu Malaysia, Filiphina dan Indonesia.
Selain itu Taman Siswa merupakan organisasi pendidikan formal yang tidak memungut biaya.
Semakin hari semakin banyak pribumi yang tersadarkan akan penderitaan bangsanya dan
berjuang untuk merdeka. Semakin hari semakin banyak pula berdiri organisasi-organisasi
yang berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Puncaknya pada tanggal 28 Oktober 1928,
para pemuda yang tersadarkan tersebut mengucapkan sumpah pemuda. Pada saat yang sama
lahirlah bangsa Indonesia.
Lahrinya bangsa Indonesia membuat perjuangan untuk mencapai merdeka menjadi
lebih keras. Meskipun tongkat kekuasaan berganti dari Belanda ke Jepang, hal tersebut tidak
menurunkan semangat bangsa Indoensia untuk merdeka. Pada tanggal 1 Juni 1945 lahirlah
dasar negara Indonesia Merdeka , Pancasila. Lahirnya Pancasila sebagai dasar negara

membuat bangsa Indonesia semakin dekat dengan kemerdekaan. Akhirnya hal yang dicitacitakan oleh seluruh bangsa Indonesia pun tercapai. 17 Agustus 1945 proklamasi
kemerdekaan bangsa Indonesia dikumandangkan. Sehari setelah bangsa Indonesia merdeka,
lahir Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 18 Agustus 1945 dengan konstitusinya
Undang-Undang 45 (UUD 45).
Selama 3,5 abad bangsa Indonesia di jajah, selama itu pula bangsa Indonesia
mengalami pendritaan. Terbukanya mata beberapa pribumi tentang arti persatuan dan
kesatuan membimbing bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. Kini kita bisa menikmati
udara bebas dikarenakan perjuangan pendahulu kita, pahlawan bangsa. Meskipun Indonesia
kini telah merdeka bukan berarti perjuangan telah berakhir. Perjuangan kita sebagai generasi
muda yakni mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan memajukan bangsa Indoensia
sehingga apa yang diidamkan oleh pendahulu kita dapat tercapai sepenuhnya.

You might also like