You are on page 1of 8

SKENARIO 3: KENAPA SULIT SEKALI MELAHIRKAN?

Ny. Ari, 25 tahun hamil anak pertama cukup bulan, diantar oleh bidan ke Puskesmas
dengan rujukan : partus tidak maju-maju setelah dipimpin bidan mengedan selama 2 jam.
Dari pemeriksaan dokter didapatkan: TD: 130/70 mmHg, FUT 3 jari Bpx, TFU ; 35 cm , pada
pemeriksaan Leopold : janin letak kepala, his; 2-3x/35/S, DJJ; 13-12-13, VT: pembukaan
lengkap, ketuban(-), sisa kehijauan, ubun-ubun besar teraba di depan HIII-IV. Dokter
memberikan antibiotika untuk mencegah infeksi, selanjutnya dokter merujuk Ny. Ari ke RS,
karena dikhawatirkan terjadinya ruptur uteri sebab saat dipasang kateter urin ditemukan urin
sedikit kemerahan. Ny. Ari kemudian dirujuk ke RS. Dr. M.Djamil dengan diagnosis Kala II
memanjang.
Di rumah sakit, dokter memasang infus cairan Ringer Laktat. Ny. Ari merasakan
kelelahan dan tidak kuat lagi untuk mengedan. Setelah pemberian cairan, dokter melakukan
pemeriksaan ulang dan menemukan his 3-4x/45/K, DJJ: 13-11-12, dari VT ditemukan
pembukaan lengkap, ketuban(-), sisa kehijauan, ubun-ubun besar di depan HIII-IV, persalinan
diterminasi dengan ekstraksi forsep. Bayi lahir dengan BBL 3500 gram, PB 50 cm, A/S 7/8.
Dokter melakukan manual plasenta dan pada eksplorasi tidak ditemukan robekan jalan lahir
kecuali luka episiotomi yang mencapai sebagian otot perineum. Dokter memberikan injeksi
oksitosin, dan setelah dilakukan penjahitan luka episiotomi, ditemukan atonia uteri dan tinggi
fundus uteri 1 jari diatas pusat, serta perdarahan sebanyak 600 ml. Dokter melakukan
massage uterus dan memberikan oksitosin drip. Setelah setengah jam, kontraksi uterus
menjadi baik dengan tinggi fundus 2 jari di bawah pusat.
Pada hari ke dua post partum, Ny.Ari sering menangis tanpa alasan yang jelas dan ia
menolak merawat bayinya. Setelah ditenangkan oleh dokter, bidan dan keluarga serta
dikonsultasikan pada psikiater, Ny. Ari mau merawat bayinya dengan baik. Pasien
dipulangkan pada hari ketiga setelah persalinan setelah dokter memastikan luka
episiotominya baik dan pasien dapat buang air kecil dengan lancar.
Bagaimana anda menjelaskan persalinan dan masa nifas Ny.Ari?

I.

TERMINOLOGI
1. 3 jari Bpx
3 jari bawah proccesus xyphoideus, dengan usia kehamilan kurang lebih 40 minggu.
2. His
Kontraksi uterus yang dimulai dari fundus ke korpus uteri karena memiliki pace
maker yang memicu kontraksi. Kontraksi His menyebabkan serviks membuka dan
terjadi penurunan janin.
3. Ruptur uteri
Robekan uteri karena peregangan uteri melebihi batas normalnya.
4. Kala II memanjang
Proses persalinan dari pembukaan serviks lengkap sampai dengan pengeluaran bayi
yang melebihi waktu normalnya (+3-4 jam).
5. Ekstraksi forsep
Proses persalinan buatan dimana janin ditarik dengan cunam, berbentuk seperti tang,
yang dipasang ke kepala janin.
6. Ringer laktat
Cairan dengan komposisi mirip dengan CES (Cairan Ekstra Seluler), disertai
Natrium Laktat, K+, Cl-, NaCl, dll.
7. A/S
Apgar Score, nilai untuk menentukan prognosis terhadap neonates dengan normal
dalam rentang 7-10.
8. Manual plasenta
Prosedur pelepasan plasenta dari tempat implantasi sampai keluar secara manual.
9. Luka episiotomi
Luka memotong secara anatomi bedah untuk memperbesar jalan lahir di antar vagina
dan anus.
10. Atonia uteri
Uterus yang tidak berkontraksi 15 detik setelah pemijatan uterus.
11. Eksplorasi
Tindakan untuk mengetahui apakah ada plasenta yang tersisa, dinding uterus yang
robek dan lainnya dengan palpasi dan inspeksi terhadap jalan lahir tersebut secara
keseluruhan.
12. Message uterus
Pemijatan secara lembut pada uterus agar merangsang timbulnya kontraksi uterus.
2

13. Oksitosin drip


Pemberian oksitosin dengan tetesan per infuse yang diikuti dengan monitoring yang
ketat terhadap ibu dan janin.
14. Perineum
Pelvis dan struktur sekitarnya yang menempati struktur bawah panggul.

II. IDENTIFIKASI MASALAH


1. Mengapa partus pada Ny.Ari tidak maju-maju setelah dipimpin bidan selama 2 jam?
2. Apa interprestasi dari hasil pemeriksaan dokter? Mengapa?
3. Mengapa dokter memberikan antibiotic?
4. Apa hubungan rupture uteri dengan ditemukannya urin sedikit kemerahan?
5. Apa gejala, tanda, dampak dari rumptur uteri?
6. Mengapa dokter memasang infuse cairan RL?
7. Mengapa Ny.Ari kelelahan dan tidak kuat lagi mengedan?
8. Apa interprestasi dari hasil pemeriksaan ulang dokter? Mengapa?
9. Mengapa setelah pemberian cairan didapat hasil interprestasi di atas?
10. Mengapa dokter memutuskan agar kehamilan diterminasi dengan ekstraksi forsep?
11. Mengapa dilakukan manual plasenta dan eksplorasi?
12. Mengapa dokter memberikan oksitosin?
13. Apa hubungan atonia uteri dengan FUT 1 jari atas pusat?
14. Mengapa episiotomy dilakukan dan apa indikasinya?
15. Bagaimana keadaan Ny.Ari dengan episiotominya yang mencapai otot perineum?
16. Mengapa terjadi atonia uteri dan bagaimana gejalanya?
17. Apa dampak dari perdarahan 600 cc kepada ibu dan janin?
18. Mengapa dilakukan message uterus dan oksitosin drip?
19. Mengapa Ny.Ari menangis tanpa alasa jelas dan ia menolak merawat bayinya?
20. Tindakan apa yang dilakukan untuk mengatasi gangguan kejiwaan pada Ny.Ari?
III. ANALISIS MASALAH
1. Mengapa partus pada Ny.Ari tidak maju-maju setelah dipimpin bidan selama 2 jam?
Karena pada Ny.Ari terjadi persalinan lama (distosia). Hal ini ditandai dengan partus
yang tidak maju-maju selama 2 jam untuk primipara dan 1 jam untuk multipara.
Penyebab yang mungkin adalah:
-Gangguan power:
Kelainan kontraksi His
Anastesi
-Gangguan passage:
Kelainan jalan lahir
Disproporsi sefalo-pelvik
3

Abnormalitas system reproduksi


Mioma di jalan lahir
-Gangguan passanger:
Janin besar
Kelainan congenital pada janin
Gemeli
-Pimpinan partus yang salah
2. Apa interprestasi dari hasil pemeriksaan dokter? Mengapa?
Tekanan darah 130/70 mmHg normal
FUT 3 jari Bpx normal
TFU 35 cm normal
Leopold : letak kepala, ubun-ubun besar teraba di depan HIII-IV malpresentasi
kepala, dengan dominan bregma, sehingga persalinan akan berlangsung lama karena
diameternya lebih besar untuk melewati jalan lahir.
His (3-4x / 35 / s ) normal?
DJJ (13 12 13 ) normal
VT (pembukaan lengkap) sudah bisa melahirkan
Ketuban telah pecah, kehijauan resiko terjadi infeksi dan sindrom aspirasi
mekonium pada neonatus
3. Apa hubungan rupture uteri dengan ditemukannya urin sedikit kemerahan?
Saat partis dan mengalami kemacetan jalan lahir, Vesica urinary dapat tertekan oleh
uterus yang nanti bisa menyebabkan lecet pada VU karena tekanan dan gesekan yang
terjadi. Karena adanya lecet tersebut bisa menimbulkan urin yang kemerahan pada
ibu tersebut.
4. Apa tanda dan dampak dari ruptur uteri?
Nyeri abdomen, perdarahan per vaginam, takikardi, hiperventilasi sehingga dapat
menyebabkan shock hipovolemik dan resiko kematian ibu tinggi.
5. Mengapa dokter mendiagnosis kala 2 memanjang?
Karena dari keadaan yang terjadi, proses persalinan yang dijalani oleh ibu tersebut
tidak mengalami kemajuan selama kala 2. Dan penanganan kala 2 yang tepat adalah
dengan secepat mungkin mengakhiri persalinan dengan alat bantu khusus. Misalnya
forsep, vakum, SC. Untuk penanganan paling aman adalah SC.
6. Mengapa dokter memasang infuse cairan Ringer Laktat?
Tujuannya sebagai replacement therapy. Kondisi Ny.Ani yang telah kelelahan dan
partus yang tidak maju-maju selama 2 jam dapat menyebabkan keadaan dehidrasi,
ketoasidosis, dan butuh energy lebih banyak lagi. Sehingga ringer laktat adalah
cairan fisiologis yang sangat berguna, karena laktat di cairan tersebut akan
4

dikonversikan menjadi energy dengan lebih cepat. Selain itu cairan tersebut pun
dapat mengatasi dehidrasi dan keto asidosis yang terjadi.
7. Mengapa Ny.Ari kelelahan dan tidak kuat lagi mengedan?
Karena Ny.Ari mengalami partus II memanjang atau macet. Dan ia sudah mengedan
selam 2 jam, dan menyebabkan ia kelelahan dan tidak kuat lagi mengedan.
8. Apa interprestasi dari hasil pemeriksaan ulang dokter? Mengapa?
His ( 3-4x / 45 / K ) His mulai baik namun masih belum bisa mendorong janin
keluar
DJJ ( 13 11 12 ) normal
VT (pembukaan lengkap) normal
Ketuban (-), sisa kehijauan resiko infeksi
UUB di depan HIII-IV persalinan tidak maju
9. Mengapa setelah pemberian cairan didapat hasil interprestasi di atas?
Karena cairan tersebut menambah energy yang tersedia untuk terjadinya kontraksi,
sehingga kontraksi yang awalnya menurun karena telah habis sumber energinya,
sekarang kembali tersedia. Sehingga kontraksi menjadi lebih aktif dan kuat.
10. Mengapa dokter memutuskan agar kehamilan diterminasi dengan ekstraksi forsep?
Kalau persalinan dibantu dengan forsep berarti memang ada masalah dengan his si
ibu. Dan terdapat partus macet ditambah dengan ibu yang sudah kelelahan.
11. Mengapa dilakukan manual plasenta dan eksplorasi?
Setiap melakukan forse biasanya selalu diikuti dengan manual plasenta, karena ibu
sudah tidak sanggup untuk mengedan. Kemudian, dilakukan manual plasenta untuk
memastikan semua plasenta telah keluar dan tidak meninggalkan sisa. Dan eksplorasi
untuk melihat secara keseluruhan, apa yang terdapat pada jalan lahir ibu. Tujuannya
agar segala kelainan dapat terdeteksi lebih awal.
12. Mengapa dokter memberikan oksitosin?
Untuk menghentikan perdarahan yang terjadi pada Ny. Ari dan merangsang kontraksi
uterus. Karena pada Ny.Ari terjadi suatu keadaan atonia uteri, dimana uterus tidak
dapat berkontraksi kuat untuk menghentikan perdarahan yang terjadi.
13. Apa hubungan atonia uteri dengan FUT 1 jari atas pusat?
FUT masih diatas pusat, dimana seharusnya FUT ketika setelah plasenta lahir adalah
2 jari di bawah pusat. Sehingga hal ini menjadi tanda bahwa terjadi kontraksi uterus
yang kurang (hipotoni uterus) hingga atonia.
14. Mengapa episiotomy dilakukan dan apa indikasinya?
5

Biasanya dilakukan pada primigravida, karena otot sekitar perineum masih kaku dan
tidak elastis, sehingga jika ada peregangan yang tinggi untuk jalan lahir bayi nanti,
otot tersebut akan meregang dan mudah robek secara tidak rata dan tidak terkontrol.,
sehingga dilakukan episiotomy. Tujuan utamanya : untuk melebarkan jalan lahir.
Episiotomi dilakukan menggunakan sepasang gunting khusus episiotomi, atau
dengan pisau bedah. Ada dua tipe irisan: midline atau garis tengah, yang
potongannya lurus ke bawah dengan anus atau mediolateral, yaitu agak rendah ke
sudut. Episiotomi dilakukan untuk mencegah robekan yang luas dan tidak beraturan
pada daerah perineum. Keuntungan dilakukannya episiotomi, robeknya lebih mudah
dijahit dan hasilnya lebih bagus. Sedangkan kerugiannya, ada kemungkinan terjadi
robekan yang meluas sampai ke anus jika epsiotomi da\ilakukan tidak benar.
Kemungkinan lain adalah nyeri setelah melahirkan serta nyeri saat berhubungan
intim.

15. Bagaimana keadaan Ny.Ari dengan episiotominya yang mencapai otot perineum?
Otot yang terpotong jika dilakukan episiotomy medialis adalah M. Transversa
perinea, M. Bulbocavernosi, M. Bulbococcygeal, M. Iliococcygei. Namun akan
bahaya jika meluas dan memanjang sampai ke spincter ani ruptur totalis
16. Mengapa terjadi atonia uteri dan bagaimana gejalanya?
Atonia uteri dapat terjadi bila terdapat overdistensi uterus, malnutrisi ibu,
hidramnion, ibu multipara dengan jarak kehamilan yang pendek dan partus yang
lama. Gejalanya: perdarahan yang tidak berhenti dan TFU yang tidak sesuai ukuran
normalnya.
17. Mengapa terjadi perdarahan 600 cc dan apa dampaknya kepada ibu?
Perdarahan post partum pada Ny.Ari terjadi karena adanya atonia uteri. Sehingga
kontraksi terhadap arteri spiralis tidak kuat, dan darah akan terus mengalir keluar
dengan deras. Dampaknya: anemia, bahkan shock hipovolemik pada ibu.
18. Mengapa dilakukan message uterus dan oksitosin drip?
Tujuannya adalah untuk merangsang kontraksi uterus, sehingga perdarahan akan
berhenti dan TFU kembali dalam ukuran yang sebenarnya. Dan diberikan oksitosin
secara drip infuse, bertujuan agar dapat dikontrol dosis pemberiannya.
19. Mengapa Ny.Ari menangis tanpa alasa jelas dan ia menolak merawat bayinya?
6

Terjadi Baby blues syndrome: dimana ibu akan mudah menangis Ny. Ari tidak
memedulikan anaknya, interaksi yang kurang terhadap orang disekitarnya. Hal ini
disebabkan karena adanya perubahan drastis pada tubuh setelah melahirkan, baik
anatomis, fisiologis ataupun hormonalnya.
20. Tindakan apa yang dilakukan untuk mengatasi gangguan kejiwaan pada Ny.Ari?
Karena gangguan jiwa yang terjadi pada Ny.Ari tergolong ringan, jadi tidak perlu
penanganan khusus. Ny.Ari hanya membutuhkan terapi suportif dari tenaga
kesehatan yang merawatnya, keluarga, serta orang-orang terdekatnya, seperti
dukungan emosi, dan dukungan perhatian.

IV. SISTEMATIKA

Partus tidak
maju

Dampak
pada Janin

Dampak pada
Ibu

Hipoksi
Kaput
suksaden
Kala 2
Memanjan

Kelainan 3
P

Infus
Cairan

Tatalaksa
na
Persalina

Partu
s
Psikologi
Pasca

Atonia
Uteri
Ruptura
Uteri

HP
P

Episiotom
i
Ekstraksi
Eksplora
si
Manual
Plasenta
Tatalaksan
Tatalaksan
Gangguan
a
Nifas

Tfu speigelberg

40 37,7cm diatas simfisis pubis


38 33 cm
36 32 cm

Rumus w (gram) : (tfu station)x 155


Stat minus 13, konv
divergen

stat nol 12, paralel

stat plus 11,

You might also like