You are on page 1of 6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Tujuan Orthodonsi


Pada tahun 1922, British Society of Orthodontics mendefinisikan orthodonti sebagai
orthodonti mencakup ilmu yang mempelajari tentang pertumbuhan dan perkembangan rahang
dan wajah secara khusus dan tubuh secara umum, mempengaruhi posisi gigi; ilmu yang
mempelajari tentang aksi dan reaksi dari pengaruh internal dan eksternal pada perkembangan,
dan pencegahan dan memperbaiki perkembangan yang tertahan dan tidak wajar.
Pada tahun 1911, Noyes memberikan definisi orthodonti sebagai pembelajaran mengenai
relasi gigi terhadap wajah dan memperbaiki perkembangan yang tertahan dan tidak wajar.
Kemudian, the American Board of Orthodontics dan the American Association of
Orthodontics mengatakan bahwa orthodonti adalah area spesifik dari praktik kedokteran gigi
yang bertanggungjawab dalam, pembelajaran pengawasan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan gigi geligi dan hubungannya secara struktur anatomis sejak lahir terhadap dental
maturity, termasuk semua prosedur pencegahan dan perbaikan, yang membutuhkan reposisi gigi
melalui cara fungsional atau mekanik untuk mendapatkan oklusi normal dan memuaskan kontur
wajah.
Orthodonti merupakan cabang ilmu kedokteran gigi yang berfokus kepada prevention,
interception, dan correction terhadap maloklusi dan segala abnormalitas lain pada region dentofacial.
Secara umum ilmu orthodonti dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
a.

Preventive Orthodontics.

b.

Interceptive Orthodontics.

c.

Corrective Orthodontics.

a.

Preventive Orthodontics.
Preventive orthodontics didefinisikan sebagai perilaku yang dibuat untuk menjaga integritas
sesuatu yang dikatakan oklusi normal pada waktu yang spesifik. Preventive orthodontics
meliputi perilaku yang dilakukan terlabih dahulu terhadap terjadinya maloklusi, juga untuk
mencegah perkembangan maloklusi.
Preventive orthodontics mencakup semua prosedur yang mencoba menghindari serangan
lingkungan (kecelakaan) atau hal yang akan merubah hal yang normalnya. Preventive
orthodontics meliputi pemeliharaan gigi desidui dengan restorasi pada lesi karies yang dapat
mengubah panjang lengkung rahang, mengamati erupsi gigi geligi, mengenali dan
menghilangkan dengan cepat oral habit yang dapat mengganggu perkembangan normal gigi dan
rahang, menghilangkan atau menahan gigi desidui dan gigi supernumerary yang dapat
menghalangi erupsi gigi permanen dan pemeliharaan ruang yang terbentuk karena adanya
premature loss gigi desidui untuk membuat gigi permanennya erupsi dengan baik.

b. Interceptive Orthodontics.
Intercenteptive orthodontics dilakukan ketika situasi abnormal atau maloklusi telah terjadi.
Beberapa prosedur intercenteptive orthodontics dilakukan selama manifestasi awal maloklusi
untuk mengurangi keparahan maloklusi dan terkadang untuk menghilangkan penyebabnya.
Intercenteptive orthodontics oleh AAO didefinisikan sebagai tahapan dari ilmu dan seni
ortodonti yang digunakan untuk mengenali dan menghilangkan kemungkinan malposisi dan
ketidakteraturan pada perkembangan dentofacial complex.
Prosedurnya meliputi serial extraction, pengkoreksian thdp anterior crossbite yang
berkembang, control terhadap oral habit yang abnormal, pencabutan gigi supernumerary dan
ankilosis dan penghilangan tulang atau jaringan yang menghalangi gigi erupsi.
Preventive orthodontics dilakukan sebelum terlihat adanya maloklusi, sedangkan tujuan
intercenteptive orthodontics adalah menahan maloklusi yang telah berkembang atau sedang
berkembang, juga untuk mengembalikan oklusi normal.

c.

Corrective Orthodontics.
Corrective orthodontics juga dilakukan setelah manifestasi maloklusi. Meliputi beberapa
prosedur teknikal untuk mengurangi atau memperbaiki maloklusi dan untuk menghilangkan
sambungan maloklusi yang mungkin terjadi.
Prosedur bedah corrective dapat membutuhkan removable atau fixed mechanotherapy, alat
fungsional atau orthopedic, atau dalam beberapa kasus orthognatic/pendekatan bedah.
Tujuan dilakukannya alat orthodonsi diantaranya :
Mencegah terjadinya keadaan abnormal bentuk muka yang disebabkan oleh kelainan gigi

dan rahang.

Mempertinggi fungsi pengunyahan yang benar.

Mempertinggi daya tahan gigi terhadap karies.

Mencegah penyakit periodontal.

Mencegah maloklusi lebih berat pada usia lebih lanjut

Mencegah dan menghilangkan cara pernapasan yang abnormal.

Memperbaiki cara bicara yang salah.

Menghilangkan kebiasaan buruk.

Memperbaiki persendian temporomandibularis yang abnormal.

Meningkatkan rasa percaya diri.

2.2 Macam Alat Orthodonsi


Alat ortodonti adalah peralatan yang memberikan tekanan pada gigi atau sekelompok gigi dan
jaringan pendukungnya untuk memberikan perubahan pada tulang sehingga menyebabkan
pergerakan gigi. Secara luas, alat ortodonti dapat dibagi kedalam dua kelompok, yaitu :
a.

b.

Alat mekanis

Lepasan

Cekat

Alat myofungsional

Lepasan

Cekat

Alat mekanis memberikan tekanan ringan pada gigi atau sekelompok gigi dan jaringan
pendukungnya pada arah yang telah ditentukan dengan bantuan komponen aktif yang merupakan
bagian dari alat tersebut.
Alat myofungsional adalah alat yang memanfaatkan tekanan alami dari otot-otot yang akan
disalurkan ke gigi dan tulang alveolar. Alat ini dapat menyalurkan, menghilangkan, atau
menuntun tekanan alami ke gigi-geligi. Alat myofungsional digunakan pada prosedur modifikasi
pertumbuhan pada perawatan interceptive dan merawat perubahan rahang.
Baik alat mekanis dan myofungsional dapat diklasifikasikan menjadi lepasan dan cekat. Alat
lepasan adalah alat yang dapat dimasukkan dan dikeluarkan dari rongga mulut oleh pasien
sendiri.
Keuntungan dari alat lepasan adalah:
Pasien dapat menjaga oral hygiene selama perawatan ortodonti.
Alat lepasan dibuat di laboratorium, sehingga memerlukan waktu kunjung yang lebih sedikit dari
pasien.
Karena membutuhkan waktu kunjung yang lebih sedikit, seorang dokter gigi dapat mendapatkan
pasien yang lebih banyak lagi.
Alat lepasan dapat digunakan oleh dokter gigi umum yang telah mendapatkan pelatihan yang
cukup.
Alat lepasan lebih murah daripada alat cekat.
Kerugian dari alat lepasan adalah:
Karena alatnya dapat dilepas, dibutuhkan kooperatif pasien yang cukup dalam meberikan alat
lepasan.
Hanya mampu memberikan pergerakan tipping.
Pada kasus yang memerlukan ekstraksi, akan sulit untuk menutup ruang yang terbentuk dengan
menggerakkan gigi posterior ke depan.
Pasien harus memiliki skill yang cukup untuk membuka dan memasang kembali alat tanpa
merusaknya.
Alat-alat yang digunakan dalam ortodonti harus memenuhi persyaratan tertentu. Persyaratan
tersebut dibagi menjadi empat kelompok, yaitu biologis, mekanis, higienis, dan estetik.

Persyaratan Biologis
v Alat tersebut harus bisa memberikan pergerakan gigi yang diinginkan.
v Alat ortodonti tidak boleh membuat perubahan patologis, misalnya resorpsi akar.
v Alat tersebut tidak boleh mempengaruhi pertumbuhan alami.
v Alat tersebut tidak boleh memberikan pergerakan yang tidak diinginkan.
v Material yang digunakan harus biokompatibel dan tidak memiliki efek toksin.
v Alat tersebut tidak boleh rusak bila terkena saliva.
Persyaratan Mekanis
v Alat tersebut harus mudah ketika dibuat.
v Alat tersebut harus cukup kuat untuk menahan tekanan mastikasi.
v Alat tersebut harus memberikan tekanan dalam intesitas, arah, dan durasi yang diinginkan.
Persyaratan Higienis
Sebaiknya alat ortodonti tersebut memiliki sifat self-cleansing, namun jika tidak maka alat
tersebut harus mudah dibersihkan.
Persyaratan Estetik
Alat tersebut harus dapat diterima secara estetik.

Daftar Pustaka
Sridhar Premkumar. Orthodontics Prep Manual for Undergraduates. Elsevier:New Delhi. 2008. P.3
Basavaraj Subhashchandra Phulari. Orthodontics Principles and Practice. Jaypee Brothers Medical
Publisher : New Delhi. 2011. P.3
Basavaraj Subhashchandra Phulari. Orthodontics Principles and Practice. Jaypee Brothers Medical
Publisher : New Delhi. 2011. P.4-5

You might also like