You are on page 1of 43

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:
a.
b.
c.
d.

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan ( Q. S. Al Insyiroh: 6)


Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.
Jadilah diri sendiri, dan janganlah takut untuk meraih mimpi.
Jangan berfikir dirimu rendah lakukan apa yang kamu bisa.
Persembahan:
a. ALLAH SWT
b. Ibu dan Bapakku tercinta, terima kasih atas kasih
sayang, bimbingan, pengorbanan, dan doanya.
c. Mbah Wasri, Adikku Andi, dan Kakakku mbak Rini dan
mas Doni terima kasih atas doa dan kasih sayangnya
selama ini.
d. Dosen-dosen yang telah membimbing selama ini.
e. Teman-teman seperjuanganku.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat-Nya yang
senantiasa tercurah sehingga tersusunlah karya tulis ilmiah yang berjudul
HIPERTENSI THE SILENT KILLER.

Penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
berupa saran, bimbingan, maupun petunjuk dan bantuan dalam bentuk lain, maka
penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Direktur Akper Pemkot Tegal.
2. Bapak Sutikno, dosen yang telah memberikan bimbingan, saran kepada
penulis selama penyusunan karya tulis ilmiah.
3. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan
selama kuliah.
4. Teman-teman kelas 2B yang telah memberikan semangat dalam
penyusunan karya tulis ilmiah.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Penulis berharap semoga karya
tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya, lembaga,
masyarakat dan pembaca pada umumnya.
Tegal, 14 Desember 2015
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................

MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................................................

ii

KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii


DAFTAR ISI.......................................................................................................

iv

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................

1.1

Latar Belakang.............................................................................

1. 2 Rumusan Masalah.......................................................................

1. 3 Tujuan Penulisan.........................................................................

1. 4 Manfaat Penelitian.......................................................................

1. 5 Sistematika Penulisan Karya Ilmiah............................................

BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................

2. 1

Landasan Teori...................................................................

2. 2

Klasifikasi Hipertensi...........................................................

2. 3

Penyebab Hipertensi............................................................ 10

2. 5

Patofisiologi....................................................................... 15

2. 6

Komplikasi........................................................................ 17

2. 7 Pencegahan Hipertensi....................................................... 20
2.8

Pengobatan Farmakologi dan Non Farmakologi........................... 23


2. 8. 1 Pengobatan Farmakologi............................................. 23
2.8.2

2.9

Pengobatan Non Farmakologi....................................... 28

Makanan yang baik dikonsumsi oleh penderita hipertensi............... 28

2.10 Makanan yang tidak boleh dikonsumsi penderita hipertensi............ 31


2.11 Laporan Pendahuluan........................................................... 33

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 43


3. 1

Kesimpulan....................................................................... 43

3. 2

Saran............................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 44

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang tergolong silent
killer atau penyakit yang dapat membunuh manusia secara tidak terduga.
Orang yang terkena hipetensi terkadang tidak menyadarinya apabila tekanan
darah yang dimilikinya sudah tidak normal atau melebihi ambang batas.
Tekanan darah yang tinggi dapat menimbulkan penyakit berat lainnya
seperti serangan jantung dan stroke.
Banyak faktor-faktor resiko untuk terjadinya tekanan darah tinggi,
yakni: gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol yang berlebihan,
konsumsi kopiyang berlebihan, tembakau dan obat-obatan. Tetapi faktor
yang paling berpengaruh adalah keturunan. Pada tahun 2000 penderita
hipertensi di dunia mencapai jumlah 957-987 juta orang. Apabila
pencegahan hipertensi tidak dilakukan sedini mungkin maka diperkirakan
pada tahun 2025 jumlahnya akan meningkat menjadi 1. 56 milyar orang
atau 60% dari populasi jumlah penduduk dewasa dunia.
Sedangkan di Indonesia, hasil penelitian oleh Armilawati dkk (2007)
yang mengungkapkan bahwa prevanlensi penderita hipertensi terbanyak
berkisar antara 6 sampai dengan 15 %. Dari kasus penelitian oleh
Armilawati bahwa ada 68, 4% termasuk hipertensi ringan, 28, 1 %
hipertensi sedang, 3, 5% dengan hipertensi berat. Salah satu penyebab
munculnya penyakit hipertensi adalah konsumsi garam atau banyaknya

unsur natrium didalam kandungan bahan pangan masyarakat. Konsumsi


garam yang tinggi dapat mengakibatkan ion natrium di dalam bahan
makanan dapat diserap kedalam pembuluh darah. Adanya ion natrium
didalam pembuluh darah mengakibatkan retensi air, sehinggga volume
darah akan menjadi semakin meningkat. Kondisi ini akan mengakibatkan
timbulnya tekanan darah tinggi.
Riskesdas 2007, menunjukkan 23, 7% penduduk usia 10 tahun ke
atas merokok setiap hari. Konsumsi garam dan makanan asin di masyarakat
masih tinggi, yaitu 15 gram per orang per hari, jauh dari batas maksimal
yang dianjurkan yaitu 6 gram per orang per hari, dan sebanyak 24, 5%
masyarakat diatas usia 10 tahun mengkonsumsi makanan asin setiap hari.
Sebanyak 93, 6% masyarakat kurang mengkonsumsi buah dan sayuran.
Riskesdas 2007 juga menunjukkan sebanyak 48, 2% masyarakat kurang
melakukan aktivitas fisik. Hal tersebut terjadi sebagai efek samping dari
perkembangan teknologi, seperti aktivitas ke kantor dengan memakai
sepeda motor atau mobil, naik ke lantai atas dengan eskalator dan lift,
makan siang cukup dengan pesan antar, rekreasi digantikan dengan
menonton televisi atau film di bioskop, sehingga aktivitas fisik sangat
minimal.
Pentingnya

modifikasi

gaya

hidup

bagi

pasien

hipertensi,

dipertegas dalam The Seventh Report of the Joint National Committee


on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood

Pressure/ JNC7 (Chobanian et al. 2003), meskipun pasien diberikan obat

antihipertensi yang adekuat dengan tidak disertai perubahan gaya hdup,


maka tekanan darah tetap tidak dapat terkontrol. Modifikasi gaya hidup
yang

direkomendasikan

dalam

JNC7 adalah penurunan berat badan,

konsumsi makanan rendah lemak, konsumsi makanan rendah garam,


peningkatan aktivitas fisik, serta pembatasan konsumsi alkohol. Dengan
melakukan modifikasi gaya hidup seperti tersebut diatas, pasien hipertensi
akan mengalami penurunan tekanan darah yang sangat berarti, yaitu
program penurunan berat badan (penurunan 5-20 mmHg/10

kg),

modifikasi diet (8-14 mmHg), dan peningkatan aktivitas fisik (penurunan 49 mmHg) (Manfredini et al, 2009). Pada kebanyakan kasus, hipertensi
terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga
sering disebut sebagai silent killer. Tanpa disadari penderita mengalami
komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung, otak ataupun ginjal.
Gejala-gejala akibat hipertensi, seperti pusing, gangguan penglihatan, dan
sakit kepala, seringkali terjadi padasaat hipertensi sudah lanjut disaat
tekanan darah sudah mencapai angka tertentu yang bermakna.
Angka mordibitas pasien hipertensi terus meningkat dari tahun
ketahun. Karena begitu besarnya kasus hipertensi, dalam menanganinya
tidak hanya intervensi medis yang perlu dilakukan, akan tetapi intervensi
keperawatan dengan penerapan asuhan keperawatan pada hipertensi yang
bertujuan menurukan tekanan darah dan pemeliharaan tekanan pada tingkat
normal sehingga dapat menurunkan angka modibitas. Hal ini termasuk
program pemeliharaan kesehatan pada hipertensi, pembatasan diet yang

ketat disamping intervensi farmakologi dengan diuretik atau obat anti


hipertensi (Zukhair & Ali, 2008).

1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis menentukan rumusan
masalah sebagai berikut :
Bagaimana hakikat penyakit hipertensi.

1. 3 Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Mengetahui tentang penyakit hipertensi.
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui penyebab, dan penatalaksanaaan penyakit hipertensi.
b. Mencegah dan mengobati penyakit hipertensi.
c. Tindakan yang dilakukan pada hipertensi.

1. 4 Manfaat Penelitian
Karya tulis ilmiah ini diharapakan dapat memberikan manfaat bagi pembaca
dan penulis.
a. Bagi Pembaca
Sebagai sumber informasi bagi pembaca tentang tentang penyakit
hipertensi.
b. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan serta pengalaman tentang penyakit hipertensi.
1. 5 Sistematika Penulisan Karya Ilmiah

Penulisan karya ilmiah ini secara garis besar dibagi menjadi tiga
bagian yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian akhir.
Bagian awal terdiri dari halaman judul, motto dan persembahan, kata
pengantar, daftar isi. Bagian isi karya ilmiah terdiri dari 4bab yang terdiri dari
bab 1 pendahuluan, bab 2 pembahasan, bab 3 penutup. Bab 1 berisi tentang
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, sistematika
penulisan. Bab 2 berisi landasan teori, penyebab hipertensi, cara mengatasi
dan mencegah Hipertensi, pengobatan tradisional, makanan yang baik untuk
dikonsumsi, makanan yang tidak baik untuk dikonsumsi . Bab 3 berisi
kesimpulan dan saran. Pada bagian akhir karya ilmiah terdapat daftar pustaka
dan lampiran.

BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Landasan Teori
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hipertensi atau tekanan
darah/denyut jantung yang lebih tinggi pada normal karena penyempitan
pembuluh darah atau gangguan lainnya. Seperti diketahui hipertensi
merupakan pemicu beragam penyakit, diantaranya stroke , diabetes, dan gagal
ginjal. Organ yang terkait dengan penyakit fatal ini adalah jantug. Jantung
bertugas memompa darah untuk mengalirkan oksigen dan zat gizi keseluruh
organ tubuh. Saat jantung bekerja dibutuhkan tekanan untuk memompa.
Ketika jantung berkontraksi, akan terjadi suatu gelombang tekanan cairan
dalam arteri(pembuluh darah). Tekana pada dinding arteri ini yang dinamakan
tekanan darah. Jika tekanan darah terlalu tinggi, sistem saraf otonom akan
melepaskan suatu zat neurotransmiteryang menyebabkan relaksasi otot
hingga menurunkan tekanan darah. Ginjallah yang mengeluarkan air dari
darah untuk membantu mengatur tekanan darah.
Menurut Tagor (2003:52), Hipertensi adalah suatu keadaan di mana
terjadi peningkatan tekanan darah secara abnormal dan terus menerus pada
beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa
faktor

resiko

yang

tidak

berjalan

sebagaimana

mestinya

dalam

mempertahankan tekanan darah secara normal.


Menurut Brunner & Suddarth(2005:52), Hipertensi berkaitan dengan
kenaikan tekanan sistolik dan tekanan diastolik, hipertensi dapat didefinisikan
sebagai tekanan darah tinggi dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg

dan tekanan diastolik nya diatas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
Tekanan darah atau hipertensi adalah tekanan yang terjadi didalam
pembuluh arteri manusia ketika darah dipompa oleh jantung keseluruh
anggota tubuh. Misalnya yang memiliki tekanan darah 120/80 mmHg, artinya
angka 120 menunjukan tekanan darah pada pembuluh arteri ketika jantung
berkontraksi (systole), Sedangkan angka 80 menunjukan tekanan darah ketika
jantung sedang berelaksasi(diastolik).
Menurut Sylvia A (2002:102), Hipertensi adalah sebagai peningkatan
tekanan darah sistolik minimal 140 mmHg atau tekanan diastolik minimal 90
mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung,
tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit sara, ginjal, pembuluh
darah dan makin tinggi tekanan darah makin besar resikonya.
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure
(JNC7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi
kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2.
Jadi, hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat
sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan karena adanya penyempitan
pembuluh darah.

2. 2 Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah untuk pasien dewasa(usia 18 tahun)
berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada dua atau
lebih kunjungan klinis. Hipertensi diklasifikasikan berdasarkan dari nilai
tekanan darah sistolik dan diastolik. JNC7 mengklasifikasikan hipertensi
untuk usia lebih dari 18 tahun dapat dilihat pada tabel I.
Tabel I. Klasifikasi Hipertensi berdasarkan JNC 7 tahun 2003
Klasifikasi tekanan
darah

Normal
Prehipertensi
Hipertensi tingkat 1
Hipertensi tingkat 2

Tekanan darah
sistolik (mmHg)

<120
120-139
140-159
160

Tekanan darah
diastolik
(mmHg)
<80
80-89
90-99
100

Peninggian tekanan sistolik tanpa diikuti oleh peninggian tekanan


diastolik disebut hipertensi sistolik atau hipertensi sistolik terisolasi.
Hipertensi ini umumnya dijumpai pada usia lanjut. Jika hipertensi ini
ditemukan pada usia muda maka dihubungkan dengan sirkulasi hiperkinetik,
kemudian hari tekanan diastolik akan meningkat.
Pasien yang menderita hipertensi, kemungkinan besar juga dapat
mengalami krisis hipertensi. Krisis hipertensi merupakan suatu kelainan
klinis ditandai dengan tekanan darah yang sangat tinggi yaitu tekanan
sistolik >180 mmHg atau tekanan distolik >120 mmHg yang kemungkinan

dapat menimbulkan atau tanda telah terjadi kerusakan organ. Krisis


hipertensi meliputi hipertensi emergensi dan hipertensi urgensi. Hipertensi
emergensi yaitu tekanan darah meningkat ekstrim disertai kerusakan organ
akut yang progresif, sehingga tekanan darah

harus

diturunkan

segera

(dalam hitungan menit-jam) untuk mencegah kerusakan organ lebih


lanjut. Hipertensi urgensi yaitu tingginya tekanan darah tanpa adanya
kerusakan organ yang progresif sehingga tekanan darah diturunkan dalam
waktu beberapa jam hingga hari pada nilai tekanan darah tingkat I.
Tubuh manusia memiliki suatu regulasi dalam mengendalikan tekanan
darah yang dinamakan sistem renin angiosensin. Mekanisme ini terjadi pada
ginjal, yaitu melalui mekanisme pelepasan hormon renin jika tekanan darah
didalam gromerulus ginjal menurun. Didalam darah renin akan bergabung
dengan suatu protein membentuk angiotensin yang dapat meningkatkan
tekanan darah. Tekanan darah yang tinggi akan kembali diturunkan ketika
renin dilepaskan kembali oleh ginjal sampai tekanan darah mencapai titik
normal. Dalam hubungannya dengan faktor penyebab munculnya penyakit
tekanan darah seseorang, hipertensi itu sendiri dibedakan menjadi hipertensi
esensial atau primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan
suatu kondisi tekanan darah tinggi yang tidak diketahui penyebab terjadinya
hipertensi atau tanda-tanda kelainan organ didalam tubuh. Hipertensi ini
ditandai dengan mekanisme

pengendalian tekanan darah tidak teratur.

Biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan, pola makan dan minuman yang
tidak tepat, dan stres. Sedangkan hipertensi sekunder disebabkan karena

kelainan korteks adrenalis, toksema gravidarum, pemakaian obat jenis


kortikosteroid.
2. 3 Penyebab Hipertensi
Corwin (2000:53) menjelaskan bahwa hipertensi tergantung pada
kecepatan denyut jantung, volume sekuncup dan Total Peripheral Resistance
(TPR). Peningkatan kecepatan denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan
abnormal saraf atau hormon pada nodus SA. Namun, peningkatan kecepatan
denyut jantung yang biasanya dikompensasi oleh penurunan volume
sekuncup sehingga tidak menimbulkan hipertensi.
Hipertensi primer disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak
diketahui penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu, genetik,
lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis. Faktor lain yang meningkatkan
hipertensi adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Obesitas
Kebiasaan merokok
Asupan natrium dalam jumlah besar
Konsumsi alkohol
Gaya hidup banyak duduk( sedentari)
Stres

Penyebab hipertensi sekunder meliputi:


a.
b.
c.
d.

Stenosis arteri renalis


Tumor otak, dan cedera kepala
Pemakaian kontrasepsi oral
Kehamilan

Penyebab hipertensi pada usia lanjut adalah terjadi perubahan perubahan


pada:
a. Elastisitas dinding aorta menurun

10

b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku


c. Kemampuan jantung memompa darah menurun
d. Meningkatnya resistensi pembuluh darah kapiler.
Gejala hipertensi kadang tidak terlihat dan kebanyakan penderita
selalu merasa segalanya normal dalam kehidupan keseharian mereka, gejala
akan terlihat jika sudah terkomplikasi Oleh karena itu biasanya akan aktif
mencari tanda awal hipertensi untuk menentukan langkah-langkah medis
berikutnya bagi penyembuhan penderita hipertensi. Penyebab hipertensi dapat
disebabkan oleh faktor dibawah ini:
1. Faktor Gentik atau Keturunan
Faktor keturunan memang selalu memainkan peranan penting timbulnya
suatu penyakit yang dibawa oleh gen keluarga.
2. Usia
Usia juga mempengaruhi tekanan darah

seseorang.

Semakin

bertambahnya usia, maka semkin meningkat tekanan darahnya.


3. Garam
Garam mempunyai peluang yang sangat besar dalam meningkatkan
tekanan darah secara cepat. Ditambah lagi pada mereka yang mempunyai
riwayat penyakit diabetes. Hipertensi ringan dan mereka yang berusia
diatas 45 tahun.
4. Kolesterol
Kolesterol yang identik dengan lemak berlebih yang tertimbun pada
dinding pembuluh darah. Pembuluh darah yang dipenuhi dengan
kolesterol ini akan mengalami penyempitan dan mengakibatkan tekanan
darahpun meningkat.
5. Obesitas atau Kegemukan
Seseorang yan gmemiliki berat tubuh berlebih atau kegemukan
merupakan peluang besar terserang penyakit Hipertensi.
6. Stress

11

Stress dapat memicu suatu hormone dalam tubuh yang mengendalikan


pikiran

seseorang.

Jika

mengalami

srees,

hal

tersebut

dapat

mengakibatkan tekanan darah semakin tinggi dan mengikat. Tak hanya


itu, stress juga dapat mempengaruhi mood atau perasaan seseorang
terhadap suatu emosi jiwa.
7. Rokok
Kandungan nikotin dan zat senyawa kimia yang cukup berbahaya yang
terdapat pada rokok juga memberikan peluang besar seseorang menderita
Hipertensi terutamapada mereka yang termasuk dalam perokok aktif. Tak
hanya mengakibatkan Hipertensi, asap rokok yang tehirup akan masuk
kedalam tubuh dan akan meningkatkan resiko pada penyakit diabetes,
serangan jantong dan stoke.
8. Kafein
Kafein banyak terdapat pada kopi, teh dan minuman bersoda. Kopi dan
teh jika dikonsumsi melebihi batas normal dalam penyajian akan
mengakibatkan Hipertensi. Sebenarnya, kopi memiliki manfaat yang baik
bagi tubuh pria dewasa dalam hormon seksualnya. Begitu pula dengan
teh, mengandung antioxsidan yang sangat baik dan diperlukan oleh
tubuh. Untuk itu batasi asupan minum kopi dan the minimal satu
cangakir 100 ml.
9. Minuman Beralkohol
Minuman beralkohol seperti beer, wiska, minuman yang dibuat dari ragi,
tuak dan sebagainya. Minuman alcohol ini juga dapat menyebabkan
tekanan darah tinggi.
10. Kurang Olahraga
Kurang aktivitas fisik, seperti olahraga, membuat organ tubuh dan
pasokan darah maupun oksigen menjadi tersendat sehingga meningktkan

12

tekanan darah. Dengan melakukan olahraga teratur dan sesuai dengan


kemampuan dapat menurunkan tekanan darah tinggi.
Pada kasus hipertensi yang lebih berat, dikategorikan menjadi
hipertensi berat, hipertensi urgensi dan hipertensi emergensi. Hipertensi berat
adalah tekanan darah mencapai lebih dari 180/110 mmHg tanpa adanya
gejala. Hipertensi urgensi adalah tekanan darah pasien diatas 180/100
mmHg dan terdapat gejala atau efek pada organ target yang ringan,
misalnya sakit kepala dan dispnea. Hipertensi emergensi merupakan
keadaan dimana tekanan darah tidak terkontrol dan mencapai diatas
220/140 mmHg serta mengancam disfungsi organ target. Dalam kondisi
tersebut, tekanan darah harus diturunkan secara agresif dalam hitungan
menit.

2. 4 Tanda dan gejala hipertensi


Crowin (2000) menyebutkan bahwa sebagian besar gelaja klinis timbul:
1. Nyeri kepala saat terjaga terkadang disertai mual dan muntah akibat
peningkatan tekanan darah intrakranial.
2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina.
3. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus.
4. Edema akibat peningkatan tekanan kapiler.
Meskipun hipertensi sering tanpa gejala(asimtomatik) namun tanda klinis
berikut dapat terjadi:
1. Nyeri kepala oksipital, akan menjadi parah saat bangun tidur pagi hari
karena terjadi peningkatan tekanan intrakranial.
2. Bising pembuluh darah, bising ini disebabkan oleh stenosis.

13

3. Perasaan pening, keletihan yang disebabkan oleh penurunan perfusi


darah akibat vasokontriksi pembuluh darah.
4. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina.
5. Nokturia akibat peningkatan aliran darah ke ginjal dan peningkatan
filtrasi oleh glomerulus.
6. Edema yang disebabkan peningkatan tekanan kapiler.
7. Mual dan muntah.
8. Gelisah dan kesadaran menurun.

2. 5 Patofisiologi
Kepastian

mengenai

pathofisiologi

hipertensi

masih

dipenuhi

ketidakpastian. Sejumlah kecil pasien antara 2% dan 5% memiliki penyakit


dasar ginjal atau adrenal yang menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Namun, masih belum ada penyebab tunggal yang dapat diidentifikasi dan
kondisi inilah yang disebut sebagai hipertensi essensial . Sejumlah
mekanisme fisiologis terlibat dalam pengaturan tekanan darah normal, yang
kemudian dapat turut berperan dalam terjadinya hipertensi esensial.
Beberapa faktor yang saling berhubungan mungkin juga turut serta
menyebabkan peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi, dan peran
mereka berbeda pada setiap individu. Diantara faktor-faktor yang telah
dipelajari secara intensif adalah asupan garam, obesitas dan resistensi insulin,
sistem renin angiotensin , dan sistem saraf simpatis. Pada beberapa tahun
belakangan, faktor lainnya telah dievaluasi, termasuk genetik, disfungsi
endotel.
Mekanisme yang menontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor

14

bermula saraf simpatis , yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar
dari dari kolomna medula spinaslis ke ganglia simpatis di thorak dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak kebawah melalui saraf simpatis keganglia simpatis. Pada titik
ini neuron preganglion melepaskan asetil kolin, yang akan merangsang
serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi. Individu dengan hipertensi
sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi , kelenjar adrenal juga
terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal
mengekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal
mengekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon
vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yag dapat mengakibatkan
penurunan aliran darah ke ginjal , menyebabkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin 1 yang kemudian diubah menjadi
angiotensin 2 , suatu vasokontriktor kuat yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh kortek adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung pencetus keadaan hipertensi.

15

Perubahan struktur dan fungsional pada sistem pembuluh darah


perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
lanjut usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung,
mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Bruner & Suddarth, 2005).

2. 6 Komplikasi
Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit
jantung, gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan dan penyakit
ginjal. Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua sistem organ
dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun. Dengan
pendekatan sistem organ dapat diketahui komplikasi yang mungkin terjadi
akibat hipertensi, yaitu: Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan
sedang mengenai mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa
perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan. Gagal
jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat
selain kelainan koroner dan miokard. Pada otak sering terjadi perdarahan
yang disebabkan oleh pecahnya mikroaneurisma yang dapat mengakibakan

16

kematian. Kelainan lain yang dapat terjadi adalah proses tromboemboli dan
serangan iskemia otak sementara.
Komplikasi hipertensi antara lain:
a. Stroke
Merupakan

penyakit

kardiovaskuler

yang

berbahaya

dan

mematikan. Stroke disebabkan karena pecahnya pembuluh darah, selain


itu juga karena thrombosis( pembekuan darah pada pembuluh darah)
serta emboli (adanya benda asing yang terbawa aliran darah didalam
pembuluh darah serta dapat menyumbat bagian distal pembuluh.
Pengidap tekanan darah tinggi dapat memicu pendarahan diotak, adanya
pendarahan ini diakibatkan pecahnya pembuluh darah diotak. Pada
beberapa kasus stroke kadang kadang tidak diikuti dengan pendarahan.
Oleh karena disebut stroke iskemik( non pendarahan) dan stroke
hemoragik (pendarahan). Pada stroke iskemik walaupun tidak terjadi
pendarahan tetapi perlu dilakukan penanganan segera karena bila tidak
ditangani akan berakibat fatal.
Sumbatan pada pembuluh darah yang berupa thrombus maupun
emboli dapat mengakibatkan sel-sel otak tidak tersuplai kebutuhan
oksigennya. Stroke menyerang otak kita secara perlahan, kita tidak
pernah tahu kapan sel otak kita mengalami gejala stroke. Seseorang
mengalami gejala stroke jika 80% sel otak mengalami disfungsi. Dengan
kata lain orang yang mengalami kecenderungan terkena stroke involution.
b. Gagal Jantung

17

Darah yang kaya oksigen dipompa keseluruh tubuh melalui aorta.


Selain mengirimkan darah keseluruh tubuh, jantung sendiri mendapat
suplai darah melalui arteri koroner. Oleh karena itu bila terjadi
artherosklerosis pada arteri ini dapat mengakibatkan serangan jantung
koroner. Kekurangan pasokan darah mengakibatkan salah satu nadi
koroner mengalami blockade dalam beberapa saat. Faktor penyebabnya
karena gumpalan darah. Namun kondisi ini dapat menghilang dengan
sendirinya sehingga otot-otot jantung menjadi berfungsi kembali disebut
dengan crescendo angina. Sedangkan infark adalah kondisi ketika
pasokan darah ke jantung berhenti sama sekali namun secara tiba-tiba,
bagian otot jantung mengalami penurunan kemampuannya dengan baik
dan mengalami kerusakan secara permanen. Serangan jantung terkadang
diikuti perasaan nyeri di dada.
c. Gagal Ginjal
Pengendalian tekanan

draah

dilakukan

melalui

beberapa

mekanisme yaitu tekanan datrah menungkat maka gunjal makan


semakain aktif mengekuarkan gram dan air sehingga volume darah
berkurang serta mengembalikan tekanan darah. kondisi yang berbeda
terjadi ketika tekanan darah menurun. Ketika hal ini terjadi maka ginjal
akan mengurangi pengeluaran garam dan air keluar tubuh. Hal ini
mengakibatkan tekanan darah kembali menjadi normal. Pengendakian
tekanan darah dilakukkan juga oleh enzim renin yang dihasilkan oleh
ginjal yang memicu pembenfukan hormon angiotensin dan pelepasan

18

hormin aldosteron. Apabila arteri ginjal memgalami penyempitan dan


peradangan serta cedera dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi.
Hipertensi memiliki hubungan dengan kerusakan terutama pada
bagian korteks atau lapisan luar akan merangsang produksi renin oleh
ginjal yang dapat menstimulasi terjadinya peningkatan tekanan darah
atau hipertensi. Ketika ginjal mengalami biasanya pengeluaran air dan
garam akan terganggu. Hal ini dapat mengakibatkan isi rongga pembuluh
darah meningkat serta dapat mengakibatkan tekanan darah naik.
Penanganan hipertensi yang disertai kerusakan ginjal ditunjukan untuk
mencapai target tekanan draah ideal. Pengobatan secara medis biasanya
digunakan obat-obatan antihipertensi seperti diuretik, beta blocker, ACE
inhibitor, angiotensin.
d. Mata
Pada
hipertensi

dapat

mengakibatkan

terjadinya

retinopatihipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan (Yahya , 2005).


2. 7

Pencegahan Hipertensi
a.

Makanan
Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler yang dapat
dicegah. Faktor makanan merupakan salah satu faktor yang perlu
diperhatikan dengan seksama, hal ini disebabkan makanan yang tidak
sehat. Upaya pencegahan terhadap hipertensi dilakukan melalui
mempertahankan berat badan agar selalu ideal, menurunkan kadar
kolesterol dengan mengatur pola makan, mempertahanlan tekanan darah
agar normal , olahraga yang cukup, tidak merokok, tidak meminum

19

alkohol, mengatur pola makan dan melakukan istirahat untuk


menghindari diri dari stres yang berlebihan.
Membatasi konsumsi bahan makanan yang mengandung lemak
hewani merupakan pilihan yang bijak, mengkonsumsi lemak tumbuhan
tidak akan menyebabkan penimbunan kolesterol. Hal ini disebabkan di
dalam tumbuhan terdapat asam lemak trans yang dapat meningkatkan
kolesterol baik dan menurunkan kolesrerol jahat.
Menurut Kurniawan (2000), Makana yang diperkaya dengan
asam lemak tak jenuh berguna untuk merubah sifat-sifat aterogenik
karena disiplidemia yang ditandai dengan kadar klesterol HDL yang
rendah , trepliserida yang meningkat dan kolesterol LDL meningkat.
Membatasi garam natrium dalam makanan yang dikonsumsi juga
sangat dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah seseorang. Apabila
kita mengurangi garam natrium 1, 8gram per hari dapat menurunkan
tekanan darah sistolik 4mmHg dan tekanan diastolik 2mmHg. Kita dapat
menggantinya dengan makanan yang mengandung kalium.
b. Olahraga
Bagi penderita hipertensi, beberapa kegiatan hipertensi dengan
olahraga aerobic seperti jalan santai, jogging, bersepeda, berenang.
Melalui yoga seseorang akan mengenal tubuh dan pikirannya yang pada
akhirnya jiwanya akan semakin lebih baik. Jika yoga dilakukan secara
rytin dapat meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Olahraga
yang baik dapat dilakukan melalui tahapan pemanasan, peregangan,
latihan inti, dan diakhiri dengan pendinginan. Olahraga yang dianjurkan
yaitu olahraga yang santai.

20

c. Tidak Merokok
Merokok dapat meningkatkan resiko seseorang terkena hipertensi.
Masuknya tar dan nikotin kedalam aliran darah menyebabkan
arterosklerosis yang merupakan faktor penyebab peningkatan tekanan
darah. Rokok yang biasanya dihisap biasanya akan diikuti dengan
terbakarnya tembakau yang terdapat di dalam bungkus rokok. Tembakau
tersebut mengalami pembakaran kurang sempurna yang memicu
dihasilkannya karbomonoksida. Di dalam sel darah merah terkandung
hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen keseluruh tubuh, ketika
karbonmonoksida akibat asap rokok semakin menumpuk di dalam tubuh,
maka tadi akan meningkat karbomonoksida sehingga darah akan
kekurangan daya ketika mengangkut oksigen. Apabila dibiarkan tidak
terkendali dapat berujung kematian. Kita terkadang melihat orang yang
merokok batuk-batuk ketika sedang menghisap rokok. Gejala batuk ini
sebenarnya pertanda timbulnya kanker pada pernafasan.
d. Tidak Meminum Alkohol
Alkohol merupakan senyawa kimia yamg dapat menekan susunan
saraf pusat. Pecandu alkohol dapat memicu peningkatan kadar kolesterol
dan meningkatkan aliran adrenalin. Hal ini dapat mengakibatkan
penyempitan pembuluh darah serta dapat menaikan tekanan darah
seseorang. Orang yang minum alkohol tinggi dapat meningkatkan
depresi, irama dan fungsi jantung berlebihan.
e. Menghindari Stres

21

Orang yang terkena stres pembuluh darahnya akan mengkerut


dan menyempit. Hal ini dapat mengakibatkan naiknya tekanan darah
seseorang. Selain itu, faktor stres yang dialami seseorang berhubungan
juga dengan aktivitas saraf simpatis yang merangsang sekresi hormon
adrenalin. Hormon ini dapat membuat jantung berdenyut lebih cepat
sehingga dapat mengakibatkan penyempitan kapiler darah tepi.
Beberapa kondisi yang dapat memicu stres sebaiknya dihindari dan
usahakan tetap berfikir positif dan optimis. Hindari suasana seperti
kemacetan, kebisingan ruangan, masalah yang belum selesai.

2.8 Pengobatan Farmakologi dan Non Farmakologi


2. 8. 1 Pengobatan Farmakologi
1. Diuretik
Diuretik menurunkan tekanan darah dengan menyebabkan diuresis.
Pengurangan volume plasma dan Stroke Volume (SV) berhubungan
dengan dieresis dalam penurunan curah jantung (Cardiac Output,
CO) dan tekanan darah pada akhirnya. Penurunan curah jantung
yang utama menyebabkan resitensi perifer. Pada terapi diuretik
pada hipertensi kronik volume cairan ekstraseluler dan volume
plasma hampir kembali kondisi pretreatment.
a. Thiazide
Thiazide adalah golongan yang dipilih untuk menangani
hipertensi, golongan lainnya efektif juga untuk menurunkan
tekanan darah. Penderita dengan fungsi ginjal yang kurang baik
Laju Filtrasi Glomerolus (LFG) diatas 30 mL/menit, thiazide

22

merupakan agen diuretik yang paling efektif untuk menurunkan


tekanan darah. Dengan menurunnya fungsi ginjal, natrium dan
cairan akan terakumulasi maka diuretik jerat Henle perlu
digunakan untuk mengatasi efek dari peningkatan volume dan
natrium tersebut. Hal ini akan mempengaruhi tekanan darah
arteri. Thiazide menurunkan tekanan darah dengan cara
memobilisasi natrium dan air dari dinding arteriolar yang
berperan dalam penurunan resistensi vascular perifer.
b. Diuretik Hemat Kalium
Diuretik Hemat Kalium adalah anti hipertensi yang lemah jika
digunakan tunggal. Efek hipotensi akan terjadi apabila diuretik
dikombinasikan dengan diuretik hemat kalium thiazide atau jerat
Henle. Diuretik hemat kalium dapat mengatasi kekurangan
kalium dan natrium yang disebabkan oleh diuretik lainnya.
c. Antagonis Aldosteron
Antagonis Aldosteron merupakan diuretik hemat kalium juga
tetapi lebih berpotensi sebagai antihipertensi dengan onset aksi
yang lama (hingga 6 minggu dengan spironolakton).
2. Beta Blocker
Mekanisme hipotensi beta bloker tidak diketahui tetapi dapat
melibatkan menurunnya curah jantung melalui kronotropik negatif
dan efek inotropik jantung dan inhibisi pelepasan renin dan ginjal.
a. Atenolol, betaxolol, bisoprolol, dan metoprolol merupakan
kardioselektif pada dosis rendah dan mengikat baik reseptor 1
daripada reseptor 2. Hasilnya agen tersebut kurang merangsang
bronkhospasmus dan vasokontruksi serta lebih aman dari non

23

selektif bloker pada penderita asma, penyakit obstruksi


pulmonari kronis (COPD), diabetes dan penyakit arterial perifer.
Kardioselektivitas merupakan fenomena dosis ketergantungan
dan efek akan hilang jika dosis tinggi.
b. Acebutolol, carteolol, penbutolol, dan pindolol memiliki
aktivitas intrinsik simpatomimetik (ISA) atau sebagian aktivitas
agonis reseptor .
3. Inhibitor Enzim Pengubah Angiotensin (ACE-inhibitor)
ACE membantu produksi angiotensin II (berperan penting dalam
regulasi tekanan darah arteri). ACE didistribusikan pada beberapa
jaringan dan ada pada beberapa tipe sel yang berbeda tetapi pada
prinsipnya merupakan sel endothelial. Kemudian, tempat utama
produksi angiotensin II adalah pembuluh darah bukan ginjal. Pada
kenyataannya, inhibitor ACE menurunkan tekanan darah pada
penderita dengan aktivitas renin plasma normal, bradikinin, dan
produksi jaringan ACE yang penting dalam hipertensi.
4. Penghambat Reseptor Angiotensin II (ARB)
Angiotensin II digenerasikan oleh jalur renin-angiotensin (termasuk
ACE) dan jalur alternatif yang digunakan untuk enzim lain seperti
chymases. Inhibitor ACE hanya menutup jalur renin-angiotensin,
ARB menahan langsung reseptor angiotensin tipe I, reseptor yang
memperentarai efek angiotensin II. Tidak seperti inhibitor ACE,
ARB tidak mencegah pemecahan bradikinin.
5. Antagonis Kalsium
CCB menyebabkan relaksasi jantung dan otot polos dengan
menghambat saluran kalsium yang sensitif terhadap tegangan
sehingga mengurangi masuknya kalsium ekstra selluler ke dalam

24

sel. Relaksasai otot polos vasjular menyebabkan vasodilatasi dan


berhubungan dengan reduksi tekanan darah. Antagonis kanal
kalsium dihidropiridini dapat menyebbakan aktibasi refleks
simpatetik

dan

semua

golongan

ini

(kecuali

amilodipin)

memberikan efek inotropik negative.


Verapamil menurunkan denyut jantung, memperlambat konduksi
nodus AV, dan menghasilkan efek inotropik negative yang dapat
memicu gagal jantung pada penderita lemah jantung yang parah.
Diltiazem menurunkan konduksi AV dan denyut jantung dalam
level yang lebih rendah daripada verapamil.
6. Alpha blocker
Prasozin, Terasozin dan Doxazosin merupakan penghambat
reseptor 1 yang menginhibisi katekolamin pada sel otot polos
vascular perifer yang memberikan efek vasodilatasi. Kelompok ini
tidak mengubah aktivitas reseptor 2 sehingga tidak menimbulkan
efek takikardia.
7. VASO-dilator langsung
Hedralazine dan Minokxidil menyebabkan relaksasi langsung otot
polos arteriol. Aktivitasi refleks baroreseptor dapat meningkatkan
aliran simpatetik dari pusat fasomotor, meningkatnya denyut
jantung, curah jantung, dan pelepasan renin. Oleh karena itu efek
hipotensi dari vasodilator langsung berkurang pada penderita yang
juga mendapatkan pengobatan inhibitor simpatetik dan diuretik.
8. Inhibitor Simpatetik Postganglion
Guanethidin dan guanadrel mengosongkan norepinefrin dari
terminal

simpatetik

postganglionik

25

dan

inhibisi

pelepasan

norepinefrin terhadap respon stimulasi saraf simpatetik. Hal ini


mengurangi curah jantung dan resistensi vaskular perifer .

2.8.2 Pengobatan Non Farmakologi


1. Seledri
Haluskan satu genggam daun sledri, lalu tambahkan satu gelas air
2.
3.
4.
5.
6.
7.

hangat aduk sampai merata dan kemudian disaring.


Bawang Putih
Ditumbuk lalu dimakan.
Mentimun
Dikukus terlebih dahulu lalu dimakan.
Bengkoang
Diparud, lalu disaring kemudian diambil airnya.
Tepung Kanji
Diseduh air dingin, lalu diminum.
Buah Mengkudu
Daparut, lalu disaring kemudian diminum airnya.
Daun Alpukat
Diseduh terlebih dahulu lalu diminum airnya.

2.9 Makanan yang baik dikonsumsi oleh penderita hipertensi


1. Bayam
Merupakan sumber magnesium yang sangat baik. Tidak hanya
melindungi anda dari penyakit jantung, tetapi juga dapat mengurangi
tekanan darah tinggi. Karena kandungan polat pada bayam dapat
melindungi tubuh dari homosistein yang membuat bahan berbahaya
kimia.
2. Ikan
Ikan merupakan makanan yang paling menyehatkan, tinggi protein dan
rendah lemak. Kandungan asam lemak omega-3 membantu mencegah

26

pembentukan

plak

pada

dinding

pembuluh

darah,

mengurangi

peradangan, dan mencegah tekanan darah tinggi.


3. Biji Bunga Matahari
Kandungan magnesiumnya sangat tinggi dan biji bunga matahari
mengurengi disterol yang dapat mengurangi kadar kolesterol dalam
tubuh. Kolesterol tinggi dapat memicu tekanan darah tinggi, karena dapat
menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah. Pastikan anda
mengkonsumsi kwaci segar dan tidak memakai garam.
4. Jus Seledri
Orang Cina sudah lama menggunakan jus sledri untuk tekanan darah
tinggi. Minum jus sledri 2-3 gelas per hari dapat mencegah tekanan darah
tinggi.
5. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, almond, dan kacang merah
mengandung magnesium dan potasium. Potasium dikenal cukup efektif
menurunkan tekanan darah tinggi.
6. Minyak Zaitun
Sejak lama digunakan diet ala Mediterania dan menunjukkan terhadap
lemak lemak darah dan menurunkan dalam masakan maupun salad.
7. Pisang
Buah ini tidak menawarkan rasa lezat, tetapi membuat tekanan darah
tinggi menurun. Pisang mengandung kalium dan sehat tinggi yang
bermanfaat mencegah penyakit jantung. Ini menunjukkan bahwa jika
mengkonsumsi satu pisang sehari cukup untuk mencegah tekanan darah
tinggi.
8. Kedelai
Dapat menurunkan kolesterol jahat dan tekanan darah tinggi. Kandungan
isoflavonanya memang sangat bermanfaat bagi kesehatan.
9. Ketimun

27

Buah berair banyak ini membantu hidrasi tubuh dan menurunkan tekanan
pada pembuluh nadi. Makanlah ketimun selama 2 minggu dan lihatlah
hasilnya.
10. Kentang
Nutrisi kentang sering hilang karena cara memasaknya yang tidak sehat.
Padahal kandungan mineral dan serat potasium pada kentang sangat
tinggi yang sangat baik pula untuk menstabilkan tekanan darah.
11. Cuka Apel
Selama sepuluh tahun, didapat dari fermentasi buah apel. Diklaim
mampu mengobati diantarnya mengencerkan darah dan menurunkan
tekanan darah tinggi.
12. Cokelat Pekat
Pencinta coklat pasti kan senang karena coklat ini merupakan salah satu
makanan sehat untuk darah tinggi. Kandungan flavonoid dalam cokelat
dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan merangsang
produksi nitrat oksida. Nitrat oksida membuat sinyal otot-otot sekitar
pembuluh darah untuk lebih relax dan menyebabkan aliran darah
meningkat.
13. Avokad
Asam olead dalam avokad dapat membantu mengurangi kolesterol.
Selain itu, kandungan kalium dan asam folat sangat penting untuk
kesehatan jantung.
2.10 Makanan yang tidak boleh dikonsumsi penderita hipertensi
1. Acar, memang rendah kalori yang abik untuk tubuh, tetapi memiliki
kandungan sodium yang tinggi, buah acar mentimun bisa mengandung
570mg sodium. Hal itu setara dengan 1/3 dari jumlah maksimum sodium
per hari (2300 mg)

28

2. Makanan digoreng, meski beberapa rumah makanan menggoreng dengan


minyak yang bebas lemak trans, kandungan lemak dan sodiumnya masih
tinggi. Penyajian kentang goreng ukuran sedang mengandung 270mg
sodium dan lemak.
3. Daging asap, tiga potong daging asap mengandung 270mg sodium dan 4.
5gr lemak daging harumnya bisa jadi alternative ketimbang daging asap.
4. Susu, merupakan sumber kalsium tapi tinggi lemak. Dalam segelas susu
terkadung 8gr lemak dan 5gr lemak jenuh. Lemak jenuh tak baik bagi
orang yang memiliki darah tinggi.
5. Donut, cukup sebuah donat sudah bisa menghasilkan 200 kalori dengan
12gr lemak.
6. Mie instant, mudah untuk membuatnya dan rasanya nikmat, tetapi
sebungkus mie instant mengadung 14gr lemak dan 1, 580 sodium.
7. Margarine, bagi orang dengan tekanan darah tinggi mereka harus
memastikan bahwa margarine tak mengandung lemak jenuh, bacalah
kemasannya guna memastikannya.
8. Gula, yang berarti disini adalah makanan dengan kalori ekstra dan gula.
Contoh cokelat dapat menyebabkan obesitas. Makanan ini dapat
berpotensi mengidap tekanan darah tinggi. Kelebihan berat badan
membuat banyak sumbatan darah di jantung dan memperlambat kerja
darah.
9. Alcohol, mengkonsumsi alcohol dapat meningkatkan tekanan darah
tinggi, alcohol juga merusak dinding pembuluh darah.
10. Daging merah, komposisi dari sebuah diet yang menyehatkan harus
menyertakan lemak jenuh yang rendah. Bagi orang dengan tekanan
darah tinggi hindari daging merah.

29

11. Lalapan, baiknya mengurangi lalapan yang dapat menyebabkan


hipertensi, beberapa lalapan yang harus di hindari, seperti daun
singkong, paria, pete, jengkol dan lainlain.
2.11 Laporan Pendahuluan
Prioritas Keperawatan
1.

Mempertahankan atau meningkatkan fungsi kardiovaskuler.

2.

Mencegah komplikasi.

3.

Memberikan informasi tentang proses dan program pengobatan.

4.

Mendukung kontrol aktif klien terhadap kondisi.

Diagnosa keperawatan
1. Pengertian
Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang
respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan
aktual

atau

potensial,

dimana

berdasarkan

pendidikan

dan

pengalamannya, perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan


memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan,
membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien (Carpenito,
2000; Gordon, 1976 & NANDA).
Komponen Diagnosis Keperawatan
Rumusan diagnosis keperawatan mengandung tiga komponen utama,
yaitu :
a.Problem (P/masalah), merupakan gambaran keadaan klien dimana
tindakan keperawatan dapat diberikan. Masalah adalah kesenjangan

30

atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak


terjadi (Carpenito, 2000).
b. Etiologi (E/penyebab), keadaan ini menunjukkan penyebab
masalah

kesehatan

yang

memberikan

arah

terhadap

terapi

keperawatan Penyebabnya meliputi : perilaku, lingkungan, interaksi


antara perilaku dan lingkungan (Carpenito, 2000).
c.Sign & symptom (S/tanda & gejala), adalah ciri, tanda atau gejala,
yang merupakan informasi yang diperlukan untuk merumuskan
diagnosis keperawatan (Carpenito, 2000).
Intervensi Keperawatan
1. Pengertian
Apabila rencana keperawatan telah disusun tentulah ada
tahap pelaksanaan tindakan keperawatan dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pelaksanaan adalah
pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan (Nursalam, 2001).
2. Prinsip-Prinsip Intervensi Keperawatan :
a. Berdasarkan kepada respon klien.
b. Berdasarkan penggunaan sumber yang tersedia
c. Meningkatkan kemampuan merawat diri sendiri dan self
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

reliance.
Sesuai dengan standart praktik keperawatan
Memiliki dasar hukumdan Kerjasama dengan profesi lain
Sesuai dengan tanggung jawab praktek keperawatan
Penekanan pada aspek pencegahan dan peningkatan kesehatan
Menerapkan metode keperawatan yang paling efektif
Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan yang esensial
Memperhatikan faktor perubahan lingkungan
Meningkatkan peran serta klien dalam asuhan keperawatan
klien.

Implementasi Keperawatan

31

1. Pengertian
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 2000,
dalam Potter & Perry, 2001).
a. Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat dalam implementasi
keperawatan adalah:
a. Menggali perasaan,

analisis

kekuatan

dan

keterbatasan

professional pada diri.


b. Memahami rencana keperawatan secara baik dan efek samping
serta komplikasi yang mungkin muncul.
c. Penampilan harus menyakinkn dan Menguasai keterampilan
teknis keperawatan.
d. Memahami rasional ilmiah dari tindakan yang akan dilakukan
dan Mengetahui sumber daya yang diperlukan.
e. Memahami kode etik dan aspek hukum yang berlaku dalam
pelayanan keperawatan
f. Memahami standar praktik klinik keperawatan untuk mengukur
keberhasilan.
Evaluasi Keperawatan
1. Pengertian
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai
tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui
pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari
proses keperawatan (Nursalam, 2001).

32

2. Tujuan dari evaluasi antara lain :


a. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.
b. Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari
tindakan yang diberikan.
c. Untuk menilai pelaksanaan

asuhan

keperawatan

dan

mendapatkan umpan balik.


1. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan kepala terasa
pusingdan bagian kuduk terasa berat, tidak dapat tidur.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya saat dilakukan pengkajian pasien masih mengeluh
terasa pusing, penglihatan berkunang-kunang, tidak dapat
tidur.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya penyakit hipertensi dialami oleh pasien sudah
menahun.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya penyakit keturunan.
2. Data Dasar Pengkajian Klien
1. Aktifitas/istirahat
Gejala : Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup
monoton
Tanda

: Frekuensi jantung meningkat, napas cepat


2. Sirkulasi

Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung


koroner, penyakit pembuluh darah otak
Tanda

: Kenaikan tekanan darah hipotensi postural


3. Nadi

33

Denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis perbedaan


denyut seperti denyut femoralis melambat sebagai respon
kompensasi denyutan radialis atau brachilis, denyut popliteal,
tibialis posterior, radialis tidak teraba atau lemah.
4. Ekstremitas
Perubahan warna kulit, suhu dingin, pengisian kapiler yang
melambat, kulit pucat, diaforesis, kemerahan.
5. Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi
dan mudah marah
Tanda

: Letupan

suasana

hati,

gelisah,

penyempitan

perhatian, tangisan yang meledak. Otot muka


tegang, gerakan fisik cepat, sering menghela nafas,
peningkatan pola bicara.
6. Eliminasi
Gejala : Gangguan

ginjal

saat

ini

atau

masa

yang

lalu (infeksi atau obstruksi)


7. Makanan dan Cairan
Gejala : Makanan tinggi lemak, makanan tinggi garam,
makanan tinggi Kalori, makanan tinggi kolesterol.
Mual, muntah. Perubahan berat badan akhir-akhir ini
(meningkat/menurun). Riwayat penggunaan diuretik.
Tanda

: Berat badan normal atau obesitas. Adanya edema,


kongesti vena, kadar gula darah tinggi di urin
8. Neurosensori

34

Gejala : Keluhan pening dan pusing, berdenyut, sakit kepala


saat bangun pagi dan menghilang secara spontan
setelah beberapa jam. Adanya perasaan kebas dan
lemah pada satu sisi tubuh. Gangguan penglihatan
(melihat dua bayangan atau kabur), hidung berdarah
9. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Nyeri pada dada, nyeri hilang timbul pada tungkai.,
sakit kepala yang berpusat di kening, nyeri pada
perut
Pernafasan
Gejala : Susah bernafas yang berkaitan dengan aktifitas,
Sesak nafas terutama dalam perubahan posisi, batuk
dengan atau tanpa dahak, riwayat merokok.
Tanda

: Otot pernafasan bergerak.


Adanya bunyi nafas tambahan (krekels/Mengi)
Sianosis (membiru)

10. Keamanan
Gejala : Gangguan

koordinasi/cara

berjalan,

hipotensi

postural/ tekanan darah rendah saat perubahan


posisi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload vasokontriksi, iskemia, hipertrofi ventrikular.
b. Nyeri berhubungan peningkatan tekanan vaskuler serebral.

35

c. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan


sirkulasi.
3. Rencana Asuhan keperawatan
a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload vasokontriksi, iskemia, hipertrofi ventrikular.
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24
jam diharapkan afterload tidak meningkat, tidak terjadi
vasokontriksi dan iskemia miokard.
Hasil yang diharapkan:
1. Berpatisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD.
2. Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima.
3. Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil.
Intervensi keperawatan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pantau TD.
Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas.
Amati warna kulit, kelembapan.
Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
Anjurkan tehnik relaksasi.
Berikan intake cairan dan diit natrium.
Kolaborasikan pemberian obat.

b. Nyeri berhubungan peningkatan tekanan vaskuler serebral.


Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24
jam diharapkan nyeri berkurang.
Hasil yang diharapkan :
Pasien mengungkapkan tidak sakit kepala dan nyaman.
Intervensi keperawatan:
1. Mempertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang dan
sedikit penerangan.
2. Minimalkan gangguan lingkungan.

36

3.
4.
5.
6.

Batasi aktivitas.
Hindari merokok dan menggunakan nikotin.
Kolaborasikan pemberian obat analgetik.
Beri tindakan yang menenangkan seperti kompres dengan es,

posisi nyaman, relaksasi distraksi, imajinasi.


7. Ukur skala nyeri.
c. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan
sirkulasi.
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24
jam diharapkan sirkulasi tubuh tidak terganggu.
Hasil yang diharapkan:
1. Tanda tanda vital stabil.
2. Perfusi jaringan membaik seperti ditunjukan dengan tidak ada
keluhan sakit kepala, pusing.
Intervensi
1.
2.
3.
4.

Pertahankan tirah baring, tinggikan kepala tempat tidur.


Kaji tekanan darah.
Pertahankan intake cairan.
Ambulasi sesuai kemampuan.

BAB III
PENUTUP

37

3. 1 Kesimpulan
Jadi pada hipertensi dapat diberikan edukasi tentang hipertensi dan
pemberian tindakan keperawatan. Edukasi yang dilakukan dengan promosi
kesehatan seperti cara pencegahan, pengobatan tradisional, nutrisi dll.
Pencegahan yang dilakukan dengan olahraga yang teratur, menghindari rokok
dan makanan yang berlemak atau berkolestreol. Pengobatan tradisional
dengan bahan-bahan organik.

3. 2 Saran
Kita harus menjaga kesehatan, bagi yang sudah terkena penyakit
hipertensi, Sebaiknya jaga pola makan, rutin berolahraga dan jangan emosi
karena jika hal-hal itu masih dilakukan oleh orang-orang yang terkena
hipertensi maka akan mengendap di dalam tubuh. Dan apabila pola hidupnya
tidak berubah maka akan semakin parah bahkan sampai kematian.

DAFTAR PUSTAKA

Amanda, R. 2009. Bebaskan Tubuh Anda dari Kolesterol. P & G KILAT JAY.

38

Andra & Yessie. 2013. Keperawtan Medikal Bedah. Jakarta. Nuha Medika.
Asmadi . 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Bakta & Suastika. 1999. Gawat Darurat Dibidang Penyakit Dalam. Jakarta : EGC
Baradero, M. et al. 2008. Klien Gangguan Kardiovaskular: Seri Asuhan
Keperawatan. Jakarta:EGC
Brunner & Suddarth, 2005. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC.
Brunner & Suddarth, 2005. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC
Bustan MN. 1997. Epidemologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta. PT RINEKA
CIPTA
Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis Edisi
6. Jakarta. EGC
Corwin. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Irianto, K. 2014. Epidemologi Penyakit Menular & Tidak Menular Panduan
Klinis. Bandung. ALVABETA CV
Kowalak & Welsh. 2013. Patofsiologi. Jakarta: EGC
Litamanamp. 2013. AskepHipertensi. Html
Nanda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda Nic-Noc. Jogjakarta. Mediaction
Ridwan, M. Mengenal, Mencegah, Mengatasi Silent Killer, Hipertensi.
Semarang. Pustaka Widyamara
Sylvia A. 2002. Aplikasi Nanda Nic Noc. Jogjakarta. Mediaction Jogja
Tagor. 2003. hipertensi esensial. Dalam : buku ajar kardiologi. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI
TarianJemariku. 2013. PolaSehatHipertensi(KaryaIlmiah). Html
Tjokronegoro & Hendra. 2001. Ilmu Penyakit Dalam Edisi 3. Jakarta
Yahya , A. 2005. Sebelum Jantung Anda Berhenti Berdetak. Bandung: Kaifa.

39

LAMPIRAN
Makanan yang boleh dikonsumsi oleh penderita hipertensi.

Makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita hipertensi.

Pengobatan Tradisional.

Proses Hipertensi

40

You might also like