You are on page 1of 5

KONSERVASI SPESIES Rhizophora stylosa SEBAGAI SPESIES DOMINAN DI

KAWASAN PESISIR KELURAHAN PANGERANAN KABUPATEN BANGKALAN


MADURA
Dining Nika Alina
Program Studi S1 Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya
Gedung C3 Lt.2 Jalan Ketintang Surabaya 60231
Email: diningnikaalina@gmail.com

ABSTRAK
Bangkalan memiliki potensi sumberdaya pesisir yang dapat dikembangkan karena garis
pantai yang dimiliki cukup panjang. Hutan bakau (mangrove) merupakan sumberdaya alam pesisir
yang memiliki banyak fungsi dan manfaat tidak hanya dalam aspek lingkungan tetapi juga dalam
aspek ekonomi dan wanawisata. Kelurahan pangeranan sebagai salah satu kawasan yang memiliki
hutan bakau dapat dijadikan kawasan untuk pemberdayaan hutan bakau. Jenis tanaman bakau yang
dominan di daerah tersebut adalah Rhizophora stylosa yang mampu beradaptasi dengan baik terhadap
tanah berlumpur yang mengandung pasir. Maka untuk mencapai tujuan sebagai kawasan yang mampu
diberdayakan perlu dilakukan upaya penanaman dan juga pemeliharaan terhadap jenis tanaman
Rhizophora stylosa yang telah beradaptasi dengan baik di kawasan tersebut. Upaya yang bisa
dilakukan adalah dengan penghijauan kembali daerah pesisir kelurahan Pangeranan dan dilakukan
controlling terkait pemeliharaannya. Salah satu musuh akar mangrove adalah sampah sehingga secara
berkala kawasan harus dibersihkan agar sampah tidak menyangkut di perakaran.

Kata Kunci: Mangrove, konservasi, pesisir kelurahan Pangeranan

PENDAHULUAN

ekosisitem mangrove. Namun, sangat di

Bangkalan merupakan salah satu


kabupaten yang terletak di Pulau Madura.
Sebagai kabupaten terujung di bagian barat
Madura, Bangkalan memiliki potensi sumber
daya pesisir yang cukup besar. Dengan
panjang garis pantai kurang lebih 125 km
(berdasarkan
Bangkalan

data
sangat

SIPD

Bangkalan),

memiliki

kesempatan

untuk mengembangkan potensi pesisirnya.


Salah

satu

dikembangkan

potensi

pesisir

adalah

yang

bisa

pemberdayaan

sayangkan tidak semua pesisir di Kabupaten


Bangkalan

memungkinkan

pemberdayaan ekosistem

untuk

mangrove. Di

bagian ujung barat Bangkalan terdapat


kawasan

mangrove

yang

sudah

mulai

dikembangkan sejak awal 2000. Kawasan


mangrove tersebut terletak di kelurahan
Pangeranan. Meskipun belum terlalu luas
kawasan tersebut berpotensi dikembangkan
karena

sesuai

dengan

kebutuhan

masyarakatnya yang kebanyakan bermata


pencaharian sebagai nelayan. Salah satu jenis

mangrove yang dominan di kawasan pesisir

Rhizophora stylosa, agar mampu mendukung

kelurahan Pangeranan adalah Rhizophora

potensi daerah pesisir.

stylosa. Tanaman mangrove yang berasal


dari genus Rhizophora ini mampu tumbuh
dominan karena dapat tumbuh di berbagai

PEMBAHASAN
Hutan bakau (Mangrove) merupakan

tipe habitat dan jenis tanah mulai dari

ekosistem

berlumpur hingga tanah gambut (Darmadi

ekosistem peralihan antara ekosistem darat

dan Ardhana, 2010).

dan ekosistem laut. Ekosistem mangrove

Penghijauan di pesisir kelurahan


pangeranan sudah beberapa kali dilakukan,
hingga sekarang masih sedikit perubahan
yang tampak. Penghijauan tersebut dilakukan
dengan menanam bibit mangrove yg bisa
bertahan hidup sesuai jenis tanah di pesisir
kelurahan pangeranan. Salah satu jenis
mangrove yang sering ditanam adalah
Rhizophora

stylosa.

Ketika

penulis

melakukan observasi pada daerah pesisir


kelurahan

pangeranan

terlihat

bahwa

populasi mangrove dr jenis Rhizophora


stylosa yang sudah dewasa berdiri kokoh dan
rapat sedangkan pada area penanam yang
baru terlihat bibit yang renggang dan
kebanyakan sudah mati akibat diterjang
ombak. Padahal manfaat dan fungsi ekologis
dari tanaman mangrove ini akan terasa
apabila sudah dewasa dan populasinya telah

unik

karena

manjadi

menjadi habitat bagi berbagai organisme dari


organisme uniselluler (alga) sampai dengan
organisme multisellular. Berbagai jenis biota
yang hidup pada ekosistem mangrove dapat
berasal dari darat maupun dari laut hal ini
dikarenakan karena mangrove merupakan
ekosistem peralihan. Selain itu ekosistem
mangrove merupakan tempat hidup bagi
tumbuhan khas yang berbeda dibandingkan
dengan tumbuhan darat maupun tumbuhan
laut (Karimah, 2010). Keberadaan mangrove
sangat penting karena memiliki fungsi yang
banyak dari aspek fisik, kimia, biologi,
ekonomi

dan

fungsi

lain

(sebagai

wanawisata). Kawasan vegetasi mangrove


menjadi benteng alam untuk daerah garis
pantai terutama dari deburan ombak yang
dapat menggerus pantai (Yudho, 2015).
Di

Indonesia

terdapat

43

jenis

mangrove sejati dari genus Rhizophora,

rapat.
Berdasarkan pemaparan diatas maka
perlu upaya pemeliharaan dan perawatan
sebagai langkah konservatif untuk menjaga
salah

yang

satu

spesies

tanaman

mangrove,

Avicennia, Bruguiera, Ceriops, Sonneratia,


dan Xylocarpus (Noor dalam Beribe, 2014).
Sedangkan di pesisir Kelurahan Pangeranan
Kab. Bangkalan Madura ditemukan spesies
Rhizophora

stylosa

yang

mendominasi

kawasan mangrove disana. Jenis ini mampu

bermanfaat secara fungsi ekologis karena

beradaptasi dengan baik pada jenis tanah

dari sekian luas kawasan mangrove di pesisir

yang dekat dengan daratan yang bersifat

kelurahan Bangkalan maka jenis tanaman ini

berlumpur dan mengandung pasir (Darmadi

yang akan memberikan daya dukungnya

dan Ardhana, 2010). Oleh karena itu,

terhadap fungsi hutan mangrove itu sendiri.

Rhizophora stylosa mampu tumbuh dengan

Menurut Yuliana dkk (2012) fungsi hutan

baik di pesisir kelurahan Pangeranan karena

mangrove sangat berkaitan dengan mitigasi

jenis tanahnya tersebut.

pemanasan global karena hutan mangrove

Rhizophora stylosa memiliki ciri


berakar tunjang, yaitu akar (cabang-cabang
akar) yang keluar dari batang akan tumbuh
masuk ke substrat (lumpur). Akar ini
merupakan akar udara yang tumbuh di atas
permukaan tanah, mencuat dari batang
pohon dan dahan paling bawah serta
memanjang

ke

dengan

baik.

Berdasarkan manfaat ekologi tersebut maka


dirasa

perlu

konservasi

untuk

tanaman

melakukan

upaya

Rhizophora

stylosa

sebagai jenis yang dominan khususnya di


pesisir kelurahan Pangeranan.
Upaya penghijauan sudah pernah

2015).

Bangkalan diantaranya penanam mangrove

Rhizophora stylosa memiliki perawakan:

pada tahun 2004 dan 2013, BEM FKM Unair

pohon,

m,

juga pernah mengadakan acara bakti sosial

berwarna

abu-abu

dengan menanam ratuan bibit mangrove

halus.

Daunnya

pada tahun 2010 lalu. Namun, hingga saat ini

memiliki permukaan atas halus, mengkilap,

meskipun sudah banyak area yang ditumbuhi

ujung meruncing, dengan duri, bentuk

oleh tanaman bakau jenis Rhizophora stylosa

lonjong dengan lebar bagian tengah, ukuran

masih ada area kosong yang tidak ditanami

panjang 8-12 cm, permukaan bawah tulang

tanaman tersebut. Di beberapa tempat juga

daun berwarna kehijauan, berbintik-bintik

terdapat tumpukan sampah akibat terseret

hitam tidak merata. Karangan bunganya

arus dan tersangkut di perakaran mangrove.

terletak di ketiak daun. Buahnya mirip

Sampah inilah yang menjadi penyebab akar

bentuk jambu air, warna coklat. Habitatnya

bibit mangrove tidak tumbuh optimal dan

adalah

akhirnya mati

tinggi

dapat

permukaan

batang

kehitaman,

bercelah

menuju

karbon

dilakukan oleh dinas pertanian kabupaten

tanah.

dan

menyerap

ke

permukaan

luar

dapat

(Pertiwi,
mencapai

15

tanah basah, sedikit berlumpur,

berpasir (Sudarmadji, 2004).

Selain

untuk

terus

melakukan

Rhizophora stylosa sebagai jenis

penghijauan, pemerintah dibantu masyarakat

mangrove yang dominan menjadi sangat

perlu melakukan usaha perawatan dan

controlling

yang

konsisten

untuk

menghijaukan pesisir kelurahan Pangeranan.


Karena bibit-bibit tanaman sangat rentan
dengan terjangan ombak dan perubahan
salinitas

yang

terjadi

di

area

pesisir.

Kebanyakan setelah melakukan penanaman


tidak

ada

upaya

untuk

merawat

dan

mengontrol bibit mangrove sehingga bibit


yang masih kecil tersebut rusak oleh faktor
alam. Mangrove sudah dapat beradaptasi
secara mandiri apabila akar-akar mangrove
telah menancap kuat ke dalam substrat
(lumpur atau tanah) sehingga apabila ada
terjangan ombak tidak goyah dan mati.
Pembersihan

dari

sampah-sampah

yang

terdapat di sekitar kawasan harus sering


dilakukan agar sampah tidak tersangkut di
akar dan menyebabkan tanaman mati karena
sampah mengganggu akar.
SIMPULAN
Jenis tanaman bakau Rhizophora stylosa
merupakan

tanaman

yang

mampu

beradaptasi dengan baik di pesisir kelurahan


Pangeranan. Untuk menjadikan kawasan
tersebut bermanfaat baik secara ekologi,
ekonomi dan wanawisata, maka perlu upaya

DAFTAR PUSTAKA
Beribe, Lynda. 2014. Makalah Biologi Laut.
[Online]
www.academia.edu/7664034/MANGG
ROVE Diakses pada tanggal 29
November 2015
Karimah, Nurul. 2010. Pengembangan Video
Pembelajaran Ekosistem Mangrove
Sebagai Sumber Belajar Siswa SMA
Pada Materi Ekosistem. Semarang:
Jurusan Biologi Unnes
Noor, Y. R., M. Khazali, dan I. N. N.
Suryadiputra, 2006. Panduan
Pengenalan Mangrove di Indonesia.
Wetlands International, Indonesia
Programme, Jakarta. Hal: 1- 9.
Sudarmadji. 2004. Deskripsi Jenis-jenis
Anggota Suku Rhizophoraceae di
Hutan Mangrove Taman Nasional
Baluran Jawa Timur. Biodiversitas Vol
5 No. 2: 66-70
Website resmi SIPD Kabupaten Bangkalan
(www.sipd.bangkalankab.go.id/sipd)
Pertiwi, Annisa. 2015. Tujuh Tipe
Akar Mangrove yang Wajib
Anda Ketahui. [Online]
http://mangrovemagz.com/inde
x.php/mangrove/pengetahuan/
158-tujuh-tipe-akar-mangroveyang-wajib-anda-ketahui
Diakses pada tanggal 29
November 2015

penghijauan dan pemeliharaan pada jenis


tanaman Rhizophora stylosa. Pemerintah
dibantu oleh masyarakat dapat melakukan
usaha penghijauan dan pemeliharaan secara
konsisten karena bibit yang ditaman rentan
mati akibat diterjang ombak dan akarnya
dijerat sampah.

Yudho, H. 2015. Pemanfaatan Hutan


Mangrove Sebagai Kawasan Wisata.
[Online]
www.agroraya.com/pemanfaatanhutan-mangrove-sebagai-kawasanwisata/ Diakses pada tanggal 18
November 2015

You might also like