You are on page 1of 5

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BERENCANA

Dalam keluarga berencana peran perawat adalah membantu pasangan untuk memilih metoda
kontrasepsi yang tepat untuk digunakan sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial budaya dan
kepercayaan yang dianut oleh pasangan tersebiut, oleh karena itu proses keperawatan lebih
diarahkan

kepada

membantu

pasangan

memilih

metode

kontrasepsi

itu

sendiri.

Kegagalan penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena kurangnya pengetahuan


wanita tersebut terhadap alat kontrasespsi itu sendiri sehingga memberikan pengaruh terhadap
kondisi fisiologis, psikologis, kehidupan sosila dan budaya terhadap kehamilan tersebut.. maka
disinilah letak peran perawat untuk memberikan pengetahuan yang tepat, sehingga hal diatas
tidak terjadi.

Pengkajian
Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi wanita, maka dalam
mengkaji hal ini perawat harus sangat memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara ketika
mengkaji untuk menigkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri yang tinggi
klien.
Selain pengkajian umum( Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat obstetri, PF), pengkajian
khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran sebagai edukator dalam pemilihan
metode kontrasepsi yang tepat adalah
:
1. Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi
Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita tersebut berencana untuk memiliki
anak. Kemudian tanyakan metoda apa yang sedang direncanakan akan dipakai oleh klien. Bila
klien menyatakan satu jenismetoda perawat dapat menanyakan alas an penggunaan metoda
tersebut.pertanyaan-pertanyaan ini akan mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi klien
terkait dengan kontrasepsi yang digunakannya.

2. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi


Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapaat menetukan tingkat
pengetahuan klien tentang teknik penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang bagaimana
klien tersebut memakai dafragma, kapan dan dimana spermisida dioleskan atau berapa kali
dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KBm dengan menggali tingkat pengetahuan
klien ni perawat dapat menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan
menyebabkan tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan menyebabkan terjadinya
kehamilan yang tidak direncanakan.
3. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi klien terhadap metoda kontrasepsi yang
sedanga dipakai
Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien terhadap efek samping
dari kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan juga pernyataan klien tentang kenyamanannya
menggunakan metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari pada pil keluarga
berencana yang harus di konsumsi setiap hari. Keefektifan suatu metoda meningkat seiring
dengan

peningkatan

kenyamanan

klien

dalam

menggunakan

metoda

tersebut.

4. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat


Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi diskusikan tentang pilihan-pilihan
yang cocok untuk digunakan. Kaji factor-faktor yang dapat membantu pemilihan metode terbaik
seperti riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari metoda kontrasepsi,
riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta keinginan untuk mencegah kehamilan.
Adapun kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang berkaitan dengan riwayat kesehatan
adalah:
a. Kontrasepsi oral
1. Pil keluarga berencana terpadu

Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payu dara, telat haid, hamil, pendarahan
abnormal, hepatitis, penyakit jantung, tromboplebitis.
Untuk wanita perokok, usia lebih dari 35th, pengidap DM, epilepsy, dan penderita hipertensi
tidak dianjurkan menggunakan pil keluarga berencana.

2. Mini Pil
Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus menghindari segala jenis metoda
hormonal, atau yang mejalani pengobatan kejang

b. Kontrasepsi Hormonal
1. Hormone Implant
Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil, perdarahan yang tidak diketahui
penyebabnya, penyakit jantung dan keinginan untuk hamil kurang dari lima tahun.
2. Hormone Injeksi
Suntikan

terpadu

tidak

boleh

diberikan

pada

wanita

dalam

masa

menyusui.

c. Kontrasepsi Mekanik
1. Diafragma dan kap servik
Diafragma dan kap servik tidak dipakai pada wanita dengan riwayat alergi lateks dan riwayat
toksik shock syndrome.

2. IUD
Hamil atau kemungkinan hamil, resiko itnggi terkena penyajit yang menular lewat hubungan
seks, riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah persalinan/ aborsi, kehamilan ektopik,
metroragia dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil, mola.

d. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya permanen. Digunakan bagi pasangan
yang sudah tidak ingin atau sudah tidak memungkinkan untuk mempunyai anak
Analisa Data

Kurang pengetahuan tentang keluarga berencana merupakan penyebab tersering dari gangguan
fisik, psikologis dan social dalam kaitannya dengan kehamilan yang tidak direncanakan.
Diagnosa yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah Resiko Perubahan
Pemeliharaan Kesehatan b.d Kurang Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda
Kontrasepsi.
Sedangkan diagnosa keperawatan lain yang dapat timbul yaitu:
1. Resiko konflik pengambilan keputusan b.d alternatif kontrasepsi
2. Rasa takut b.d efek samping kontrasepsi
3. Resiko tinggi infeksi b.d kondisi aktif secara seksual dan penggunaan metoda kontrasepsi
4. Resiko tinggi perubahan pola seksualitas b.d takut hamil
5. Nyeri b.d pemulihan pascaoperasi sterilisasi
6. Resiko tinggi infeksi b.d kerusakan membran mukosa akibat operasi, pemasangan spiral,
hormone implant
7. Distress spiritual b.d ketidakcocokan keyakinan agama atau budaya dengan metoda
kontrasepsi yang dipilih

Rencana Intervensi
Diagnosa : Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan b.d Kurang Pengetahuan Terhadap
Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi
.
Kriteria hasil
Setelah dilakukan intervensi, pasangan akan :
1. Menjabarkan dengan benar tentang cara penggunaan metoda kontrasepsi yang dipilih dan
pemecahan masalahnya.
2. Dapat menjelaskan tentang efek samping dan komplikasi dari metoda kontrasepsi yang dipilih.
3. Melaporkan adanya kepuasan terhadap metoda kontrasepsi yang dipilih.
4. Menggambarkan metoda lain yang dapat dipakai dan memilih salah satu dari metoda tersebut
bila pasangan inggin mengganti metod kontrasepsi.

You might also like