Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
gingiva
merupakan
keadaan
dimana
terjadi
gingiva.
Pembesaran
gingiva
dapat
menimbulkan
Pembesaran Gingiva
Pada hiperplasia gingiva terjadi pertambahan ukuran gingiva oleh
karena adanya peningkatan jumlah sel penyusunnya. Secara klinis
hiperplasi gingiva tampak sebagai suatu pembesaran gingiva yang
biasanya dimulai dari papila interdental menyebar ke daerah sekitarnya.
Kelainan ini tidak menimbulkan rasa sakit, dapat mengganggu oklusi dan
estetik serta dapat mempersulit pasien dalam melakukan kontrol plak.
Pembesaran gingiva dapat disebabkan oleh berbagai etiologi dan juga
diklasifikasikan berdasarkan faktor-faktor etiologi.
Menurut
Carranza
(1990)
pembesaran
gingiva
dapat
klinis
pembesaran
gingiva
noninflamasi,
misalnya
yang
menyebabkan
enlargement
gingiva
Faktor iritasi
b.
Serabut serabut ini terjepit di antara gigi dan dinding soket, sehingga pembuluh
darahnya mengecil, ligament periodontal menjadi aseluler dan terjadi
hialimisasi jaringan. Hal ini mengakibatkan terganggunya peredaran darah
sehingga mengakibatkan terjadinya nekrosis, akibatnya gigi akan menjadi
goyah karena resorbsi dan terjadi pada daerah yang mengalami tekanan yang
besar
BAB III
PEMBAHASAN
Gingivektomi
Gingivektomi adalah pemotongan jaringan gingival dengan membuang
pembengkakan
gingiva
yang
menetap
di
mana
poket
selalu
diikuti
dengan
gingivoplasti
untuk
Anestesi lokal
2.
Mengukur
kedalaman
poket
di
daerah
operasi
lebih 45 derajat terhadap akar gigi dan berakhir pada ujung atau
lebih ke bawah dari ujung apikal perlekatan epitel. Apabila
gingiva cukup tebal, bevel sebaiknya diperpanjang untuk
menghilangkan bahu atau plato. Kadang-kadang, akses sangat
terbatas atau sulit dicapai sehingga bevel yang cukup tidak dapat
dibuat pada insisi awal. Pada keadaan ini, bevel dapat diperbaiki
nantinya, menggunakan pisau bermata lebar untuk mengerok
atau bur intan kasar.
Mengeksisi
di
daerah
interproksimal
Pisau Orban
5.
8.
9.
10.
11.
Memasang
dresing
periodontal,
mula-mula
yang
Penyembuhan luka
13.
Setelah
gigi dan
3.1.2
berkaitan
dengan
perawatan
saku
periodontal
dimana
dilakukan
ketebalan
seluruhnya
2. Displaced flap
Flap ditempatkan lebih ke apical, koronal, atau lateral dari posisi
semula.
Kedua flap ketebalan seluruhnya dan ketebalan parsial dapat
dipindahkan, tetapi attached gingival harus secara total dipisahkan
dari tulang, dengan demikian memungkinkan
bagian unattached
Desain Flap
Desain flap bergantung pada keputusan operator dan tujuan dari
operasi. Tingkat akses permukaan tulang dan akar dan posisi akhir flap
harus dipertimbangkan dalam desain flap. Pemeliharaan terhadap suplai
darah ke flap juga merupakan hal penting.
Gambar . Desain flap : flap insisi sulkular. A, desain insisi : insisi sulkular
dan insisi vertical digambar dengan garis putus-putus. B, flap dibuka,
atau
distal.
Terdapat
dua
tipe
insisi
horizontal
yang
Insisi crevicular, disebut juga insisi kedua, dibuat dari dasar poket ke
puncak tulang. Insisi ini, bersama dengan insisi bevel terbalik awal,
membentuk irisan bentuk V berakhir pada atau dekat dengan puncak
tulang. Jaringan ini engandung hampir area terinflamasi dan granulomatus
yang merupakan dinding lateral poket. Bentuk paruh pisau nomor 12D
biasanya digunakan untuk insisi ini.
Elevator periosteal diinsersikan kedalam insisi bevel internal awal dan
flap dipisahkan dari tulang. Ujung paling apical insisi bevel internal
terlihat. Dengan akses ini, dokter bedah dapat membuat insisi ketiga atau
insisi interdental untuk memisahkan collar gingival yang ditinggalkan
disekitar gigi. Pisau Orban biasanya digunakan untuk insisi ini. Insisi
dibuat tidak hanya disekitar area radikular fasial dan lingual tetapi juga
interdental,
menghubungkan
segmen
fasial
dan
lingual
untuk
dikuret sehingga
seluruh akar dan permukaan tulang yang berdekatan dengan gigi dapat
diobservasi.
Flap dapat dibuka menggunakan hanya dengan insisi horizontal jika
akses tertentu dapat dicapai dan jika perpindahan flap apical, lateral, atau
koronal tidak diantisipasi. Jika insisi vertical tidal dibuat, flap disebut
envelope flap.
Insisi Vertikal
Insisi vertikal atau oblique dapat digunakan dalam satu atau kedua
akhiran insisi horisontal, tergantung pada desain dan tujuan flap. Insisi
vertikal pada kedua akhiran dibutuhkan jika flap berpindah ke apikal.
Insisi vertikal harus diperluas melebihi garis mucogingival, mencapai
mukosa alveolar, untuk memberikan pelepasan flap agar dapat berpindah.
Teknik Penjahitan
Flap dikembalikan ke posisi yang diinginkan dan harus tanpa adanya
tarikan. Tujuan dari penjahitan adalah untuk pengaturan flap sampai terjadi
penyembuhan yaitu adanya perlekatan jaringan. Terdapat berbagai macam
tipe penjahitan, jarum jahit dan bahannya. Bahan jahit bisa nonresorbable
atau resorbable.
Untuk tekniknya, jarum yang dipegang dengan needle holder
dimasukkan ke jaringan dari sudut kanan dan tidak kurang 2-3 mm dari
Gambar . Simple loop suture digunakan pada flap bukal dan lingual.
Pada jahitan angka delapan, terdapat benang diantara dua flap. Jahitan
ini digunakan pada saat flap tidak berada dalam posisi yang saling
menutup karena posisi flap apikal atau insisi yang tidak berlekuk-lekuk.
Teknik lain untuk flap yang berdekatan pada daerah edentolous mesial
atau distal ke gigi terdiri dari ikatan jahitan langsung yang menutup flap
proksimal, mengangkat satu benang sepanjang gigi dan kemudian ikatan
dua benang
Periosteal Suture
3.1.3
bila
menggunakan
larutan
kumur
klorheksidin
untuk
mengurangi stain.
6. Apabila terjadi perdarahan, dresing ditekan selama 15 menit dengan
menggunakan sapu tangan bersih yang sudah dipanaskan; dilarang
berkumur.
7. Sikat bagian mulut yang tidak dioperasi saja.
Pembedahan menyebabkan terputusnya kontinuitas sel-sel dan
jaringan tubuh. Penyembuhan adalah fase respons inflamasi yang
menyebabkan terbentuknya hubungan anatomi dan fisiologis yang
baru di antara elemen-elemen tubuh yang rusak. Secara umum,
penyembuhan meliputi pembentukan bekuan darah, pembentukan
jaringan granulasi, epitelisasi, pembentukan kolagen, regenerasi dan
maturasi (Fedi dkk, 2004). Sel akan menutupi luka dalam waktu 7-14
hari dan terkeratinisasi setelah 2-3 minggu. Pembentukan perlekatan
epitel yang baru berlangsung selama 4 minggu. Kebersihan mulut
yang baik sangat diperlukan selama periode pemulihan ini (Manson
dan Eley, 2003).
Beberapa saat setelah operasi terlihat warna kemerahan pada margin
gingiva yang dieksisi. Daerah tersebut kemudian ditutup dengan
periodontal pack atau dressing dengan tujuan : melindungi luka dari
iritasi, menjaga agar daerah luka tetap dalam kondisi bersih, mengontrol
pack
dapat
mempercepat
proses
penyembuhan
dan
Tahun selanjutnya :
Dibedakan Klas A, B dan C
Tergantung keparahan periodontal
Dapat dilakukan GP atau Spesialis
1
4.1 Kesimpulan
1
DAFTAR PUSTAKA
Carranza, F. A., 1990, Glickmans Clinical Periodontology, 7th Ed., W.B. Saunders
Company, Philadelphia, London, Toronto, Montreal, Sydney, Tokyo, h.
909
Fedi, P.F., Vernino, A.R., dan Gray, J.L., 2004, Silabus Periodonti, EGC, Jakarta
Foster, T.D., 1993, Buku Ajar Ortodonsi, EGC, Jakarta
Harty, F.J., Ogston, R., 1995, Kamus Kedokteran Gigi (terj.), Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, h.139, 219
Manson, J.D. dan Eley, B.M., 1993, Buku Ajar Periodonti, ed 2, Hipocrates,
Jakarta.
Newman, M.G., Takei, H.H., Carranza, F.A, 1996, Carranzas Clinical
Periodontology, 9th ed., Saunders Comp., Phildelphia.
Wolf, H.F., Rateitschak, K.H. dan Hassell, T.M., 2005, Color Atlas of Dental
Medicine: Periodontology, Thieme Stutgart, New York
Newman et al, 2012. Carranzas : Clinical Periodontology 11th Edition. St. Louis :
Elsevier Saunders.