Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Nama/peserta
Pendamping
: dr. Riyono
PUSKESMAS SALAMAN I
KABUPATEN MAGELANG, JAWA TENGAH
PERIODE JUNI 2015 - SEPTEMBER 2015
Nama Pendamping
: dr. Riyono
Nama Wahana
: Puskesmas Salaman I
KIDI Wilayah/Provinsi
Mulai Tanggal
: 01 Juni 2015
Selesai Tanggal
: 30 September 2015
Identitas
Nama Dokter
Nomor Sertifikat
Kompetensi
No. STR Internsip
3321100115161983
No. SIP Internsip
449.1/006/SIP Int/21/VI/2015
Alumnus FK Universitas Diponegoro Semarang
Tahun : 2014
Alamat Rumah : Jl. Parasamya 9 No.4 Perumda-Ungaran, Jawa Tengah
Telp :
Fax :
Email :
081215781671
Laraslaras91@gmail.co
m
Kinerja
C
D
[ ] [ ]
[ ] [ ]
A
[ ]
[ ]
B
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
]
]
]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
E
[ ]
[ ]
Pendamping: dr.Riyono
Tanda tangan :
: dr. Riyono
Nama Wahana
: Puskesmas Salaman I
Tanda tangan
.
.
.
.
.
.
.
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping
dr. Riyono
NIP. 19711013 201001 1 001
BORANG PORTOFOLIO
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
NO. ID dan Nama Wahana : Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang
Topik
: Penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Tanggal
: 22 Juni 2015
Tanggal Presentasi
: 30 Juli 2015
No. dan Nama Pendamping :
Dr. Riyono
Tempat Presentasi
: Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen
Masalah
Istimewa
Tujuan :
1. Mengetahui penerapan PHBS
2. Dapat melakukan promosi kesehatan
Bahan bahasan :
Tinjauan
Riset
Pustaka
Cara membahas :
Diskusi
Presentasi
Kasus
Audit
Pos
dan
diskusi
Latar belakang permasalahan / kasus
Memasuki milenium baru Departemen Kesehatan telah mencanangkan
Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat.
Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan
kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh
banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindangan kesehatan. Secara makro paradigma
sehat berarti semua sektor memberikan kontribusi positif bagi pengembangan
perilaku dan lingkungan sehat, secara mikro berarti pembangunan kesehatan lebih
pimpinan
(Advokasi),
bina
suasana
(Social
Support)
dan
oleh perilaku
Masyarakat belum mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat
Masyarakat masih enggan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat
pesantren kurang terjaga, sehingga penyakit mudah menular dari satu penghuni
ke penghuni lainnya.
Tujuan penyuluhan PHBS di pondok pesantren :
- Tercapainya peningkatan pengetahuan, sikap dan kemampuan warga
pesantren dan masyarakan lingkungan pesantren dalam mencegah
penyakit, memelihara dan meningkatkan kesehatan serta berperan aktif
dalam bidang kesehatan.
Perencanaan dan pemilihan intervensi (metode penyuluhan, menetapkan
prioritas masalah dan intervensi)
Dalam upaya promosi kesehatan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat di lingkungan pondok pesantren diadakan penyuluhan yang dihadiri oleh
santri di pondok pesantren tersebut. Selain itu juga mempraktekkan cara mencuci
tangana yang benar dan gosok gigi yang benar.
Pelaksanaan (proses intervensi)
Penyuluhan dilakukan oleh para dokter dan tenaga kesehatan dari Puskesmas
Salaman I yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Najah,Magelang, Jawa
Tengah.
Monitoring dan evaluasi termasuk di dalamnya pengambilan kesimpulan
a. Kegiatan : Penyuluhan di Pondok Pesantren pada tanggal 6 Juni 2015
b. Sasaran
: Santri Pondok Pesantren Darun Najah
c. Monitoring :
1. Mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat di kawasan
pesantren
2. Meningkatnya tingkat kesehatan di kawasan pesantren
3. Santri dapat menjelaskan tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
d. Evaluasi :
Perlu dievaluasi setiap minggu apakah santri sudah mengerti benar cara
perilaku hidup bersih dan sehat. Perlu pula evaluasi kesehatan para santri dari
penyakit menular dan tidak menular dengan cara pemeriksaan kesehatan tiap
minggu.
Pendamping
dr. Riyono
: dr. Riyono
Nama Wahana
: Puskesmas Salaman
Tanda tangan
.
.
.
.
.
.
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping
dr. Riyono
NIP. 19711013 201001 1 001
BORANG PORTOFOLIO
F.2. Upaya Kesehatan Lingkungan
Nama Wahana
Topik
Tanggal
Tanggal Presentasi
: 12 Agustus 2015
: 15 Agustus 2015
Nama Pendamping :
dr.Riyono
Tempat Presentasi
: Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan
Pustaka
Diagnostik
Neonatus
Manajemen
Anak
Masalah
Remaja
Istimewa
Lansia Bumil
Bayi
Bahan bahasan :
Tinjauan
Riset
Kasus Audit
Cara membahas :
Pustaka
Diskusi
Presentasi dan
Dewasa
diskusi
A. LATAR BELAKANG
Pos
E. KESIMPULAN
Sebagian besar masyarakat desa Kalirejo telah memiliki jamban di rumah mereka,
akan tetapi jamban yang dimiliki kebanyakan adalah jamban cemplung dengan
kolam pembuangan terbuka. Jamban seperti ini kurang sehat dan memiliki tingkat
risiko mencemari lingkungan yang tinggi.
BAB harus dilakukan di jamban yang sehat. Jamban yang sehat yaitu jamban
yang tidak mencemari air, kotoran tidak dapat dijangkau oleh serangga serta tidak
menimbulkan bau. Jika BAB di sembarang tempat dapat menimbulkan berbagai
masalah terutama masalah kesehatan seperti diare dan penyakit menular lainnya.
Untuk itu diperlukan pemeriksaan sanitasi lingkungan agar tercipta masyarakat
yang bersih dan sehat baik secara jasmani maupun rohani.
Peserta
Pendamping
Jamban cemplung
dr. Riyono
dengan judul/ topik : F. 3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta
Keluarga Berencana (KB) (topik : Grande Multipara)
Nama Pendamping
: dr. Riyono
Nama Wahana
: Puskesmas Salaman I
Tanda tangan
.
.
.
.
.
.
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping
dr. Riyono
NIP. 19711013 201001 1 001
BORANG PORTOFOLIO
F.3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)
Nama Wahana
Topik
Tanggal
Nama Pasien
Tanggal Presentasi
Dr. Riyono
Tempat Presentasi
: Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan
Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Neonatus Bayi
Anak
Masalah
Istimewa
Dewasa Lansia Bumil
Remaja
Deskripsi
Wanita, 34 tahun, hamil ketujuh kali, usia kehamilan 14 minggu
Tujuan
- Skrining kehamilan resiko tinggi
- Mengetahui kehamilan grande multipara dan risikonya
- Mengatasi permasalahan kehamilan risiko tinggi
Bahan bahasan :
Tinjauan
Riset
Kasus
Pustaka
Cara membahas :
Diskusi
Presentasi
Audit
Pos
dan
Data pasien
Nama Klinik : Puskesmas
diskusi
Nama : Ny.F
Nomor Registrasi : Telp. : Terdaftar sejak : -
Salaman I
Data Utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis
Pasien hamil dengan usia kehamilan 14 minggu. Kehamilan ini merupakan
kehamilan ketujuh. Jumlah anak hidup enam anak. Jumlah keguguran tidak
pernah. Jumlah anak lahir kurang bulan dua anak. Jarak dengan kehamilan
terakhir 3 tahun. Cara persalinan terakhir normal/spontan ditolong oleh bidan.
Pasien datang ke Puskesmas untuk pemeriksaan kehamilan rutin.
2. Riwayat Kesehatan / Penyakit
Riwayat hipertensi (-), diabetes melitus (-), sakit jantung (-).
3. Riwayat Keluarga
Riwayat hipertensi (-), diabetes melitus (-), sakit jantung (-).
4. Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien seorang ibu rumah tangga. Pasien lulusan SMP. Suami pasien bekerja di
bidang swasta dengan penghasilan Rp 2.000.000 per bulan. Suami pasien
lulusan SMP. Pasien memiliki 4 orang anak. Biaya kesehatan menggunakan
BPJS.
5.
dan
Fisik
(RUMAH,
LINGKUNGAN,
PEKERJAAN)
Pasien tinggal di rumah bersama suami dan keempat anaknya. Kondisi higienis
dan kebersihan lingkungan sekitar kurang baik. Pasien tidak bekerja. Biaya
sehari-hari ditanggung suami yang bekerja di bidang swasta. Biaya kesehatan
menggunakan BPJS.
6. Riwayat Haid :
Menarche : 10 tahun
Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) : 23-3-2015
Haid lancar, selama 7 hari, tiap 28 hari sekali.
Hari Taksiran Persalinan (HTP) : 30-12-2015
8. Riwayat Pernikahan :
Menikah 1x dengan suami yang sekarang. Usia pernikahan 17 tahun.
9. Riwayat Obstetri :
G7P6A0 pada hamil ini.
10. Riwayat Antenatal Care :
ANC di bidan 1x di Puskesmas 1x. TT(+)
11. Riwayat Keluarga Berencana :
Pasien tidak pernah menggunakan KB cara apapun.
12. Lain-lain (diberi contoh : PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN
LABORATORIUM, DAN TAMBAHAN YANG ADA, sesuai dengan
FASILITAS WAHANA)
Keadaan Umum : baik, GCS 15
Tanda Vital
: TD : 120/90 mmHg, Nadi : 86x/menit,
RR : 22x/menit, t : 36,5oC
Pemeriksaan Fisik :
Umur : 34 tahun
BB : 59 Kg
TB : 151 cm
Pemeriksaan Laboratorium :
- HbS Ag (-)
- Proteinuria (-)
- Hb : 11,9 g/dL
- Golongan darah A
Pemeriksaan Obstetri :
Tinggi Fundus Uteri (TFU) 2 jari di atas simfisis pubis
DJJ : 11-12-11
Daftar Pustaka : (diberi contoh, MEMAKAI SISTEM
HARVARD,
kehamilan yang kebetulan atau unik. Risiko adalah suatu ukuran statistik dari
kemungkinan terjadinya suatu keadaan gawat darurat yang tidak diinginkan
seperti kematian, kesakitan, kecacatan, ketidaknyamanan atau ketidakpuasan
(5K) pada ibu dan bayi.
Ukuran resiko dapat dituangkan dalam bentuk angka disebut skor.
Diguanakan angka bulat di bawah 10, sebagai angka dasar 2,4, dan 8 pada
tiap faktor untuk membedakan resiko yang rendah, resiko menengah, resiko
tinggi. Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi tiga kelompok :
1) Kehamilan resiko rendah (KRR) dengan jumlah skor 2. Kehamilan tanpa
masalah/faktor resiko, fisiologis dan kemungknan besar diikuti oleh
persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat.
2) Kehamilan resiko tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10. Kehamilan
dengan satu atau lebih faktor resiko, baik dari pihak ibu maupun janinnya
yang memberi dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu maupun
janinnya, memiliki resiko kegawatan tetapi tidak darurat
3) Kehamilan resiko sangat tinggi (KRST) dengan jumlah skor 12.
Kehamilan dengan faktor resiko :
a) Perdarahan sebelum bayi lahir, memberi dampak gawat dan darurat
bagi jiwa ibu dan atau bayinya, membutuhkan dirujuk tepat waktu
dan tidakan segera untuk penganganan adekuat dalam upaya
menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya.
b) Ibu dengan faktor resiko dua atau lebih, tingkat resiko kegawatannya
meningkat, yang membutuhkan pertolongan persalinan di rumah sakit
oleh dokter spesialis
Data statistik memperlihatkan bahwa kehamilan yang sehat mencapai
presentase 85%. Selebihnya merupakan porsi kehamilan beresiko
10% kehamilan beresiko tinggi dan 5% kehamilan dengan resiko
sangat tinggi.
RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
1. SUBYEKTIF
Wanita, 34 tahun, hamil dengan usia kehamilan 14 minggu. Kehamilan ini
merupakan kehamilan ketujuh. Jumlah anak hidup enam anak. Jumlah
keguguran tidak pernah. Jumlah anak lahir kurang bulan dua anak. Jarak
dengan kehamilan terakhir 3 tahun. Cara persalinan terakhir normal/spontan
ditolong oleh bidan. Pasien datang ke Puskesmas untuk pemeriksaan
kehamilan rutin. Tidak ada keluhan.
2. OBJEKTIF
Keadaan Umum : baik, GCS 15
Tanda Vital
: TD : 120/90 mmHg, Nadi : 86x/menit,
RR : 22x/menit, t : 36,5oC
Pemeriksaan Fisik :
Umur : 34 tahun
BB : 59 Kg
TB : 151 cm
Pemeriksaan Laboratorium :
- HbS Ag (-)
- Proteinuria (-)
- Hb : 11,9 g/dL
- Golongan darah A
Pemeriksaan Obstetri :
Tinggi Fundus Uteri (TFU) 2 jari di atas simfisis pubis
DJJ : 11-12-11
3. ASSESSMENT
Wanita, 34 tahun, G7P6A0, hamil 14 minggu
Janin I hidup intrauterin
Grande Multipara
4. PLAN
Diagnosis
Pemeriksaan USG oleh dokter spesialis kandungan
Pengobatan
Pasien diberikan tablet Fe untuk mencegah terjadinya anemia selama
kehamilan.
Pendidikan
Edukasi kepada pasien bahwa kehamilannya ini merupakan kehamilan dengan
risiko tinggi. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin
yang dikandungnya selama kehamilan, persalinan ataupun nifas bila
dibandingkan dengan kehamilan, persalinan dan nifas normal.
Yang termasuk kriteria kehamilan risiko tinggi adalah : primimuda, primitua,
umur 35 tahun atau lebih, tinggi badan kurang dari 145 cm, grandemulti (hamil
lebih dari 6 kali), riwayat persalinan yang buruk, bekas seksio sesaria, pre
eklampsia, hamil serotinus, perdarahan antepartum, kelainan letak, kelainan
medis dan lain-lain.
Menjelaskan kepada pasien perlu waspada terhadap risiko akibat kehamilannya
ini seperti tekanan darah tinggi saat kehamilan, keguguran, persalinan prematur
dan lain-lain.
Menjelaskan kepada pasien untuk mempersiapkan diri dan biaya apabila
sewaktu-waktu persalinan perlu dilakukan operasi seksio sesaria.
Konsultasi
Penempelan stiker kehamilan resiko tinggi di depan rumah supaya warga
masyarakat juga tahu dan membantu apabila ada sesuatu.
Edukasi mengenai kehamilan risiko tinggi dan risiko yang dapat terjadi dan
Pendamping
dr. Riyono
Nama Pendamping
: dr. Riyono
Nama Wahana
: Puskesmas Salaman I
Tanda tangan
.
.
.
.
.
.
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping
dr. Riyono
NIP. 19711013 201001 1 001
BORANG PORTOFOLIO
F.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Nama Wahana
Topik
Tanggal
Nama Pasien
Tanggal Presentasi
: 29 Juni 2015
: An.R
: 31 Juli 2015
No. RM : 98724506
Nama Pendamping :
dr. Riyono
Tempat Presentasi
: Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan
Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Neonatus Bayi
Anak
Masalah
Remaja
Istimewa
Lansia Bumil
Dewasa
Deskripsi
Anak, laki-laki, usia 4 tahun, gizi kurang, pilek dan gatal selama 2 minggu saat
udara dingin
Tujuan
- Mendiagnosis rinitis dan dermatitis alergi
- Mengobati rinitis dan dermatitis alergi
Bahan bahasan :
Tinjauan
Riset
Pustaka
Cara membahas :
Diskusi
Presentasi
Kasus
Audit
Pos
dan
Data pasien
Nama Klinik : Puskesmas
diskusi
Nama : An.R
Nomor Registrasi : 98724506
Telp. : Terdaftar sejak : -
Salaman I
Data Utama untuk bahan diskusi :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki sakit
5. Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien tinggal dengan ayah dan ibu di rumah yang cukup bersih, bersama
dengan kakek dan nenek dari pihak ayah. Biaya kesehatan ditanggung BPJS.
6.
Kondisi
Lingkungan
Sosial
dan
Fisik
(RUMAH,
LINGKUNGAN,
PEKERJAAN)
Pasien tinggal di rumah bersama ayah, ibu, kakek dan nenek. Rumah memiliki
5 ruangan dengan luas kamar 4x4 m. Dinding rumah dari batu bata dan atap
rumah dari asbes. Higienis rumah dan lingkungan sekitar cukup bersih. Biaya
kesehatan ditanggung BPJS.
7. Riwayat Perinatal :
Diperiksa di Bidan rutin > 4x. Penyakit kehamilan disangkal. Suntik TT 2 kali.
Obat yang diminum selama hamil yaitu vitamin dan tablet tambah darah.
8. Riwayat Kehamilan Ibu :
Ibu memiliki 1 anak laki-laki, aterm, lahir spontan di bidan dengan BBL : 2800 g.
9. Riwayat Imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus)
BCG
: 7 hari
DPT
: 2, 4, 6 bulan
Polio
: 0, 2, 4, 6 bulan
Hep. B : 0, 2, 6 bulan
Campak : 9 bulan
Usia 6 bulan
Usia 2 tahun-sekarang
Senyum
: 2 bulan
Miring
: 3 bulan
Tengkurap
: 4 bulan
Duduk
: 6 bulan
Gigi keluar
: 7 bulan
Merangkak
: 8 bulan
Berdiri berpegangan
: 9 bulan
Berdiri tanpa berpegangan : 10 bulan
Berjalan
: 12 bulan
HARVARD,
Diagnosis :
Tes uji tusuk/skin prick test untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab
alergi lainnya
Pengobatan :
Terapi pada kasus ini adalah antihistamin cetirizin 2x1/2 tablet untuk 2 minggu,
salep betametason untuk digunakan di bagian tubuh yang gatal 2 kali sehari
setelah mandi.
Rehabilitasi tuntas dilakukan dengan memberi makanan tinggi energi dan
tinggi protein, dengan susuna
-
Selain itu dibutuhkan berbagai pendekatan secara gencar agar tercapai asupan
makanan yang tinggi dan pertambahan BB > 10 gram/KgBB/hari, sediakan
pula stimulasi sensoris dan dukungan emosi/ mental dan menyiapkan follow up
setelah sembuh.
Pendidikan :
Memberitahukan kepada orangtua pasien untuk :
1. Menghindari suhu ekstrim dingin dengan cara memakai jaket atau selimut
2. Penyakit bersifat kronis dan berulang sehingga perlu diberi pengertian
kepada seluruh anggota keluarga untuk menghindari faktor risiko dan
melakukan perawatan kulit secara benar
3. Selalu menjaga kesehatan dan kebugaran jasmani, sehingga reaksi alergi
berkurang
4. Menekankan agar pasien rutin minum obat dan menggunakan salep serta
kontrol 2 minggu lagi untuk evaluasi alergi nya.
Konsultasi
Menjelaskan
bahwa
penyakit
ini
merupakan
penyakit
kronis
yang
Peserta
Pendamping
dr. Riyono
: dr. Riyono
Nama Wahana
: Puskesmas Salaman I
Tanda tangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
.
.
.
.
.
.
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping
dr. Riyono
NIP. 19711013 201001 1 001
BORANG PORTOFOLIO
F.5. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular/ Tidak Menular
Nama Wahana : Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang
Topik
: Malaria
Tanggal
: 24 Juni 2015
Nama Pasien
: Tn. S
No. RM
:
Tanggal Presentasi
: 31 Juli 2015
No. dan Nama Pendamping :
Dr. Riyono
Tempat Presentasi
: Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan
Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Bayi Anak
Neonatus
Masalah
Remaja
Dewasa
Istimewa
Bumil
Lansia
Deskripsi
Laki-laki, 20 tahun, mengeluh panas menggigil 2 hari pada sore hari.
Tujuan
Mengetahui tanda dan gejala malaria
Mengobati malaria
Mencegah penularan
Bahan bahasan :
Tinjauan
Riset
Cara membahas :
Pustaka
Diskusi
Presentasi
Kasus
Audit
Pos
dan
Data pasien
Nama Klinik : Puskesmas
diskusi
Nama : Tn. S Nomor Registrasi :
Telp. : Terdaftar sejak :
Salaman I
24 Juni 2015
Data Utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis
Pasien mengeluh panas tinggi hingga menggigil sejak 2 hari sebelum dibawa
ke puskesmas. Panas terjadi pada sore hingga pagi hari. Pusing (+), mual (+),
pasien tampak pucat (+). BAB dan BAK (+) normal.
2. Riwayat Pengobatan
Pasien sudah dibawa berobat ke klinik, minum obat rutin tetapi panas tidak
turun.
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit
Pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya
4. Riwayat Keluarga
Anggota keluarga tidak ada yang sedang sakit seperti ini.
Ada tetangga yang berjarak 200 m rumahnya dari pasien mengalami
malaria.
5. Riwayat Pekerjaan
Pasien belum bekerja.
6. Kondisi Lingkungan
Sosial
dan
Fisik
(RUMAH,
LINGKUNGAN,
PEKERJAAN)
Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya dan dua kakaknya. Kondisi rumah
layak huni. Kebersihan lingkungan kurang baik. Di sekeliling rumah pasien
ada kebun buah. Biaya kesehatan ditanggun sendiri.
Kesan sosial ekonomi baik.
7. Lain-lain :
Tanda vital : TD: 130/80mmHg, Nadi: 90x/ menit,
RR : 24x/menit, suhu : 39,4OC
Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan Laboratorium :
Trombosit : 92rb/mm3
HCT : 35,6 %
MCV : 75 m3
MCH : 25,1 pg
Granulosit : 87,7%
Malaria (+) Falciparum, Widal (-),
Daftar Pustaka:
1. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di
Indonesia. Jakarta:Departemen Kesehatan RI. 2008.
2. Braunwald. Fauci. Hauser. Eds. Harrisons Principals of Internal Medicine
17th ed. USA : McGraw Hill. 2008.
3. IDI Depkes RI. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan
Primer. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. 2013.
Hasil Pembelajaran :
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium
yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit
ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina.
Spesies Plasmodium pada manusia adalah, Plasmodium falciparum, P. Vivax,
P.ovale, dan P. malariae. Jenis Plasmodium yang banyak ditemukan di
Indonesia adalah P.falciparum dan P.vivax sedangkan P.malariae dapat
ditemukan di beberapa provinsi antara lain : Lampung, Nusa Tenggara Timur
dan Papua. P.ovale pernah ditemukan di Nusa Tenggara Timur dan Papua.
Malaria ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan
gejala demam hilang timbul, pada saat demam hilang disertai dengan
menggigil, berkeringat, anemia dan pembesaran limpa. Dapat disertai dengan
sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nafsu makan menurun, sakit perut,
mual muntah, dan diare.
Pemeriksaan Laboratorium :
Trombosit : 92rb/mm3
HCT : 35,6 %
MCV : 75 m3
MCH : 25,1 pg
Granulosit : 87,7%
Malaria (+) Falciparum, Widal (-),
3. ASSESSMENT
Malaria falciparum
4. PLAN
Pengobatan
a. Pengobatan malaria dengan fixed dose combination (FDC) yang terdiri dari
Dyhidroartemisinin 40 mg + piperakuin 320 mg selama 3 hari, sehari 3
tablet dengan cara pemberian 2 tablet diminum sekali kemudian selang 1
jam minum 1 tablet lagi untuk mencegah efek mual dari obat tersebut.
Terapi ditambah dengan primakuin 3 tablet sehari, diminum 2 tablet lalu
selang 1 jam minum 1 tablet lagi.
b. Terapi simtomatik untuk antipiretik dengan paracetamol 500 mg diminum
tiap 4 jam sekali jika panas. Untuk mual domperidon 3x1 tablet dan
mengurangi efek nyeri perut menggunakan ranitidin injeksi 2x50 mg.
Pendidikan
Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit malaria dan
pengobatan yang diberikan serta komplikasi penyakit malaria. Memotivasi
pasien agar rutin minum obat bila perlu keluarga melakukan pengawasan
minum obat dan pasien wajib melalui uji laboratorium setelah selesai minum
obat untuk melihat apakah pasien telah sembuh atau belum. Selama perawatan,
keluarga diharap ikut mengawasi pasien apabila tampak tanda-tanda bahaya
seperti kesadaran pasien menurun, perdarahan spontan, kejang dan lain-lain.
Edukasi kepada pasien dan keluarga untuk melakukan pencegahan malaria
dengan cara menghindari gigitan nyamuk dengan kelambu atau repellen serta
menghindari aktivitas di luar rumah pada malam hari.
Memotivasi keluarga dan lingkungan sekitar agar mau melakukan skrining
malaria yang diadakan oleh dinas kesehatan.
Konsultasi
Menjelaskan bahaya penyakit malaria serta komplikasi yang dapat terjadi.
Menjelaskan pengobatan dan uji laboratorium yang harus dilakukan pasien.
Menunjuk pengawasan minum obat pada keluarga pasien. Menjelaskan cara
pencegahan malaria.
Rujukan
Direncanakan jika dikhawatirkan proses penyakit berlanjut dan atau timbul
komplikasi
Peserta
Pendamping
dr. Riyono
F.6.
Upaya
Pengobatan
Dasar
Osteoarthritis )
Nama Pendamping
: dr. Riyono
Nama Wahana
: Puskesmas Salaman I
Tanda tangan
.
.
(topik
3.
4.
5.
6.
.
.
.
.
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping
dr. Riyono
NIP. 19711013 201001 1 001
BORANG PORTOFOLIO
F.6. Upaya Pengobatan Dasar ( Topik : Osteoarthritis)
Nama Wahana : Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang
Topik
: Osteoarthritis
Tanggal
: 30 Juni 2015
Nama Pasien
: Ny. S
No. RM : Tanggal Presentasi
: 30 Juli 2015
No. dan Nama Pendamping :
dr. Riyono
Tempat Presentasi
: Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan
Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia
Bumil
Deskripsi
Tujuan
1. Untuk mengetahui osteoartritis dan penatalaksanaannya.
Bahan bahasan :
Tinjauan Pustaka Riset
Kasus
Cara membahas : Diskusi
Presentasi dan
Email
Audit
Pos
diskusi
Data pasien
Nama : Ny. S
Nama Klinik : Puskesmas Salaman I
Data Utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis
Pasien mengeluh kedua lutut kakinya nyeri sejak 2 bulan yang lalu. Tiap
digunakan untuk berjalan jauh atau naik turun tangga, lututnya nyeri, bengkak
dan panas. Terasa kaku di pagi hari. Nyeri dirasakan berkurang bila istirahat.
Demam (-), nyeri di sendi lain (-), benjolan di jari tangan dan kaki (-),
menopause (+).
2. Riwayat Pengobatan
Pasien belum minum obat apapun dan berobat dimanapun.
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit
Riwayat gagal jantung (-), DM (-), hipertensi (-)
4. Riwayat Keluarga
Ibu pasien memiliki sakit seperti ini.
Riwayat gagal jantung (-), DM (-), hipertensi (-)
5. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal dengan suami dan satu orang anaknya. Dua anaknya telah
menikah dan tinggal di tempat lain. Pasien bekerja sebagai buruh di pabrik,
pekerjaan sehari-hari berdiri dan mengangkat barang berat. Suami bekerja
sebagai satpam pabrik. Biaya kesehatan ditanggung pemerintah.
6. Lain-lain
terbatas (+)
Pemeriksaan laboratorium :
- Asam urat : 5,6 mg/dL
Daftar Pustaka : (diberi contoh MEMAKAI SISTEM HARVARD,
VANCOUVER, atau MEDIA ELEKTRONIK
1. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Rekomendasi IRA untuk diagnosis
dan penatalaksanaan osteoarthritis. IRA:Jakarta. 2014.
2. Braunwald. Fauci. Hauser. Eds. Harrisons Principals of Internal
Medicine 17th ed. USA : McGraw Hill. 2008.
3. IDI Depkes RI. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Kesehatan Primer. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. 2013.
Hasil Pembelajaran
Osteoarthritis adalah suatu penyakit kronis yang mengenai sendi dan tulang di
sekitar sendi tersebut. Dulu osteoarthritis dianggap penyakit degeneratif
karena sendi menjadi aus namun dewasa ini diketaui melalui penelitianpenelitian ternyata selain akibat aus terdapat proses peradangan yang
mempengaruhi kerusakan pada sendi tersebut, walaupun peradangan yang
terjadi tidak sehebat penyakit radang sendi yang lain seperti arthritis
reumatoid.
Selain diakibatkan oleh aus, osteoarthritis juga disebabkan oleh karena trauma
atau akibat dari penyakit sendi yang lain (sekunder). Kartilago yang terdapat
di antara sendi berfungssi sebagai bantalan pada saat sendi dipakai, tapi karena
bagian ini rusak maka permukaan tulang pada sendi tersebut saling beradu
sehingga timbul rasa nyeri, bengkak dan kaku.
Keluhan yang dirasakan pasien OA adalah nyeri pada sendi , terutama sendi
yang menyangga berat tubuh seperti sendi lutut dan pinggang. Nyeri terutama
dirasakan sesudah beraktivitas menggunakan sendi tersebut dan berkurang jika
istirahat. Kadang timbul rasa kaku di sendi pada pagi hari setelah bangun
tidur, kurang lebih 30 menit. Bila digerakkan terdengar seperti krepitus. Dapat
memberat sehingga istirahat tidak membantu. Penekanan di area sekitar sendi
yang nyeri akan terasa sakit. Gerak sendi juga menjadi terbatas.
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang dapat menegakkan diagnosis OA,
namun pemeriksaan radiologi dapat membantu, tampak osteofit dan sklerosis
di sekitar sendi yang terkena.
Faktor risiko terjadi OA :
- Usia > 60 tahun
- Wanita, usia > 50 tahun atau menopause
- Kegemukan/obesitas
- Pekerja berat dengan penggunaan satu sendi terus menerus
OA tidak dapat disembuhkan dan akan makin memburuk sejalan dengan usia.
Keluhan OA dapat dikontrol menggunakan penatalaksanaan yang benar
seperti berikut
-
sakit.
Pengobatan medikamentosa :
Analgesik topikal
NSAID (oral) :
Non selective : CX1 (Diklofenak, Ibuprofen, Piroksikam,
Mefenamat, Metampiron)
Selective : COX2 (Meloksikam)
RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
1. SUBYEKTIF
Pasien mengeluh kedua lutut kakinya nyeri sejak 2 bulan yang lalu. Tiap
digunakan untuk berjalan jauh atau naik turun tangga, lututnya nyeri, bengkak
dan panas. Terasa kaku di pagi hari. Nyeri dirasakan berkurang bila istirahat.
Demam (-), nyeri di sendi lain (-), benjolan di jari tangan dan kaki (-),
menopause (+).
2. OBJEKTIF
Tanda vital : TD : 110/90 mmHg; RR : 20x/menit; t : 37oC; N : 80x/menit
Pemeriksaan Fisik :
- BB : 85 kg
TB : 155 cm
- Regio patella dx et sin : oedem (+), kalor (+), nyeri (+), ruang gerak
terbatas (+)
Pemeriksaan laboratorium :
- Asam urat : 5,6 mg/dL
3. ASSESSMENT
Osteoarthritis
4. PLAN
Diagnosis :
Rontgen patella dx sin
Pengobatan :
Terapi pada kasus ini adalah Natrium diclofenac 2x1dengan monitoring
tekanan darah dan fungsi ginjal tiap kontrol. Ditambah dengan analgetik
topikal dioleskan tiap kali nyeri untuk mengurangi nyeri.
Pendidikan
pada pasien.
Memberitahukan pada pasien untuk tetap melakukan aktivitas sehari-
Konsultasi
Pasien perlu menyesuaikan beban kerja di tempat kerja dengan sakit pasien ini
sehingga nyeri tidak semakin berat. Motivasi pasien untuk merubah gaya
hidupnya (perubahan pola makan yang bergizi, menjaga berat badan, latihan
fisik rutin).
Rujukan
Rujukan bila ada komplikasi dari penyakit ini maupun akibat pengobatan
COX-1.
Salaman, 30 Juli 2015
Peserta
Pendamping
dr. Riyono
NamaPendamping
Nama Wahana
: dr. Riyono
: Puskesmas Salaman I
Tanda tangan
.
.
.
.
.
.
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping
dr. Riyono
NIP. 19711013 201001 1 001
MINI PROJECT
Judul
Oleh:
dr. Alberta Vania H.
dr. Najih Rama Eka Putra
dr. Niken Maretasari P.A.
dr. Nurin Aisyiyah L.
dr. Nuzulul W. Laras
dr. Shila Lupiyatama
Pembimbing:
dr. Riyono
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih
menjadi masalah kesehatan utama di dunia, terutama di negara
tropis dan sedang berkembang, termasuk di Indonesia. Sekitar
45% penduduk di Indonesia mempunyai risiko tertular malaria
karena dari 576 kabupaten/kota, 424 (73,6%) di antaranya
termasuk daerah endemis malaria.1
Sebagai re-emerging disease, sejak sekitar 30 tahun yang lampau malaria
sudah dikatakan berhasil dikendalikan, namun sekarang angka kejadiannya
kembali meningkat. Di Indonesia, setelah pelaksanaan program Komando
Pemberantasan Malaria bekerjasama dengan United Nations Educational,
Scientific and Cultural Organization pada tahun 1960-an, Jawa dan Bali sudah
dinyatakan bebas malaria namun dalam beberapa tahun terakhir ini angka
kejadian malaria meningkat hampir di seluruh wilayah Indonesia.1
Sebagian besar daerah di Indonesia masih merupakan daerah endemik
infeksi malaria, Indonesia bagian timur seperti Papua, Maluku, Nusa Tenggara,
faktor yang dapat menghambat program ini. Belum optimalnya peran Juru
Malaria Desa sebagai juga salah faktor yang berpengaruh. Untuk itu perlu
dilakukan suatu penelitian mengenai pengetahuan masyarakat mengenai malaria
sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai acuan tindakan lebih lanjut seperti
perlunya penyuluhan dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang cara memutus mata rantai penularan malaria.
BAB II
TUJUAN
Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui adakah hubungan pengetahuan masyarakat desa Paripurno
tentang malaria terhadap angka kejadian malaria di Desa Paripurno
Kecamatan Salaman, Magelang, Jawa Tengah
2. Tujuan Khusus
BAB III
MANFAAT
Manfaat
1. Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat serta meningkatkan kesadaran akan
pentingnya perilaku masyarakat yang dapat menurunkan angka kejadian
malaria.
2. Puskesmas
Mengurangi angka kejadian malaria di wilayah kerja puskesmas Salaman 1
dan peningkatan perilaku masyarakat yang dapat menurunkan angka kejadian
malaria.
3. Pribadi
Meningkatkan pengetahuan mengenai malaria, cara penularan dan perilaku
yang dapat menurunkan angka kejadian dan penularan malaria.
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
index (API)
sebanyak
0,35
sebagian
besar
disebabkan
kasus di Indonesia dan hampir tiga per empat kasusnya berasal dari wilayah
Indonesia bagian timur, seperti Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
disebabkan
manusiaplasmodium terdiri
dari
spesies,
genus plasmodium.
yaitu Plasmodium
Pada
falcifarum,
menyebabkan malaria
tropika, Plasmodium
vivax yang
kuartana dan Plasmodium ovale yang menyebabkan malaria ovale. Malaria dapat
ditularkan
melalui
dua
cara
bukan
yaitu
alamiah
cara
alamiah
yang
terdiri
(melalui
dari
gigitan
malaria
bawaan (kongenital) yang disebabkan oleh infeksi dari ibu kepada bayi yang di
kandungnya serta penularan secara mekanik terjadi melalui transfusi darah dan
jarum suntik.
Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke dalam
peredaran darah dan menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah merah,
parasit tersebut berkembang dari stadium tropozoit sampai skizon (8-30
merozoit). Proses perkembangan aseksual ini disebut skizogoni. Selanjutnya
eritrosit yang terinfeksi (skizon) pecah dan merozoit yang keluar akan
menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus ini disebut siklus eritrositer. Setelah
2-3 siklus skizogoni darah, sebagian merozoit yang menginfeksi sel darah merah
dan membentuk stadium seksual yaitu gametosit jantan dan betina.
B. Siklus pada nyamuk anopheles betina
Apabila nyamuk anopheles betina menghisap darah yang mengandung
gametosit, di dalam tubuh nyamuk, gamet jantan dan betina melakukan
pembuahan menjadi zigot. Zigot berkembang menjadi ookinet kemudian
menembus dinding lambung nyamuk. Pada dinding luar lambung nyamuk ookinet
akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit. Sporozoit ini akan
bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia. Masa inkubasi adalah rentang
waktu sejak sporozoit masuk sampai timbulnya gejala klinis yang ditandai dengan
demam. Masa inkubasi bervariasi tergantung spesies Plasmodium. Masa prepaten
adalah rentang waktu sejak sporozoit masuk sampai parasit dapat dideteksi dalam
darah dengan pemeriksaan mikroskopik.
4.5. Patogenesis Malaria
Patogenesis malaria akibat dari interaksi kompleks antara parasit, inang
dan lingkungan. Patogenesis lebih ditekankan pada terjadinya peningkatan
permeabilitas pembuluh darah. Oleh karena skizogoni menyebabkan kerusakan
eritrosit maka akan menyebabkan anemia. Beratnya anemia tidak sebanding
dengan parasitemia, hal ini menunjukkan adanya kelainan eritrosit selain yang
mengandung parasit. Diduga terdapat toksin malaria yang menyebabkan
gangguan fungsi eritrosit dan sebagian eritrosit pecah saat melalui limpa sehingga
parasit keluar. Faktor lain yang menyebabkan anemia mungkin karena
terbentuknya antibodi terhadap eritrosit. Limpa mengalami pembesaran dan
mengalami
perubahan
struktur
danmbiomolekular
sel
untuk
peristiwa
perlekatan
eritrosit
yang
telah
disebut
Hanya Plasmodium
eritrosit
falsiparum yang
matur
yang
mengalami
mengalami
sekuestrasi,
sekuestrasi.
karena
pada
lama dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan
berkeringat.
3. Periode berkeringat
Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh,
sampai basah temperatur turun, penderita merasa capek dan sering tertidur.
Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan
biasa.
Anemia merupakan gejala yang sering dijumpai pada infeksi malaria,
dan lebih sering dijumpai pada penderita daerah endemik terutama pada anakanak dan ibu hamil. Beberapa mekanisme terjadinya anemia adalah
pengrusakan eritrosit oleh parasit, hambatan eritropoeisis, hemolisis karena
prosescomplement
mediated
immune
complex,
eritrofagositosis,
(+)
(++)
Pada infeksi plasmodium falciparum, sediaan apus darah tepi dijumpai parasit
muda bentuk cincin (ring form), dapat juga di temukan gametosit ataupun
skizon (pada kasus berat yang biasanya disertai dengan komplikasi). Khas
gambaran gametosit bentuk pisang dan terdapat bintik Maurer pada sel darah
merah.
Leptospirosis
berat, Glomerulonefritis
akut
atau
hari)
Quinine + tetracycline atau doxycycline atau clindamycin (diberi selama 7
hari)
penderita
malaria
mix
(Plasmodium
dengan
falciparum
berat diberi
menggunakan artesunate
secara
quinine
intravena/
(AS
2,4
dianjurkan untuk penderita yang telah mendapat kina atau meflokuin 24 jam
sebelumnya. Hati-hati pemberian pada usia lanjut.
Kina dapat diberikan secara intramuskuler bila melalui infus tidak
memungkinkan. Dosis loading 20 mg/Kg BB diberikan i.m terbagi pada 2 tempat
suntikan, kemudian diikuti dengan dosis 10 mg/Kg BB tiap 8 jam sampai
penderita dapat minum per oral. Kina tidak diberikan intra-vena (i.v) bolus karena
efek toksik pada jantung dan saraf. Apabila harus diberikan i.v caranya dengan
mengencerkan dengan 30-50 ml cairan isotonis dan diberikan i.v lambat (dengan
pompa infus) selama 30 menit. Pemberian Kina dapat diikuti dengan terjadinya
hipoglikemi karenanya perlu diperiksa gula darah / 4-8 jam. Bila pemberian sudah
48 jam dan belum ada perbaikan, dan/ atau penderita dengan gangguan fungsi
hepar/ ginjal dosis dapat diturunkan setengahnya (30-50%).
b. Kina dihidrokiorida pada kasus pra-rujukan:
Apabila tidak memungkinkan pemberian kina per-irifus, maka dapat
diberikan kina dihidroklorida 10 mg/kgbb intramuskular dengan masing-masing
1/2 dosis pada paha depan kiri-kanan (jangan diberikan pada bokong) Untuk
pemakaian intramuskular, kina diencerkan dengan 5-8 cc NaCI 0,9% untuk
mendapatkan konsentrasi 60-100 mg/ml. Kina supusutoria seing digunakan di
Afrika dosis 12 mg/kggBB / 12 jam atau 8 mg/ kg BB/ 8 jam.
4.11. Prognosis Penyakit Malaria
Prognosis malaria berat tergantung kecepatan diagnosa dan ketepatan &
kecepatan pengobatan. Pada malaria berat yang tidak ditanggulangi, maka
mortalitas yang dilaporkan pada anak-anak 15 %, dewasa 20 %, dan pada
kehamilan meningkat sampai 50 %. Prognosis malaria berat dengan kegagalan
satu fungsi organ lebih baik daripada kegagalan 2 fungsi organ (Menteri
Kesehatan RI, 2008: 36).
2.12. Pencegahan Penyakit Malaria
Pencegahan malaria secara umum meliputi:
1.
Edukasi tentang penularan, gejala dan tanda, dampak, serta pencegahan malaria
2.
3. Kemoprofilaksis
Tabel 2. Obat kemoprofilaksis malaria
Regimen
Klorokuin
Meflokuin
Doksisiklin
Atovakuon-proguanil
Primakuin
BAB V
HASIL
Jumlah peserta yang diikutkan dalam penelitian ini adalah 50 orang,
dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel I. Jenis Kelamin
Pria
6
Wanita
44
Jumlah peserta wanita lebih banyak karena kuesioner banyak dibagikan saat
kegiatan Posyandu
Tabel 2. Kelompok umur
0-24
9
25-55
39
55>
2
SD
34
SMP
9
SMA
6
Perguruan Tinggi
0
Nelayan
0
Petani
14
Pedagang
3
Buruh
14
Swasta
7
tidak
0
Tidak Kerja
12
Lainnya
0
Saudara/Keluarga
7
Teman
1
Media Massa
4
Menggigil
23
Nyeri Kepala
17
Mual-Muntah
15
Lewat udara
0
Kontak langsung
penderita
2
minuman
2
tidak
0
Tabel 10. Distribusi pengertian peserta mengenai apakah malaria dapat kambuh
ya
50
tidak
0
Memakai kelambu
Menghindari kontak
tusukan nyamuk
18
nyamuk
29
saat tidur
37
dengan penderita
1
tidak
0
tidak
0
tidak
0
tidak
8
Tabel 16. Distribusi apakah sering keluar malam tanpa jaket atau pakaian
berlengan panjang
ya
19
tidak
31
tidak
34
Pengobatan
tradisional
1
Obati sendiri
1
Juru malaria
desa
2
Tidak berobat
0
DAFTAR PUSTAKA
Harijanto, PN. 2007. Malaria dalam Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FK UI.
Hal:1732-37.
Harijanto, P.N. 2009. Gejala Klinis Malaria Ringan dalam Malaria: dari
molekuler ke klinis.Jakarta: EGC. Hal: 85-101, 250-56.
Laihad, Ferdinand, J. 2011. Epidemiologi Malaria Di Indonesia.
Mentreri
Kesehatan
RI.
2013.
Buletin
Malaria.
Available
from
http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/buletin/BULETIN
%20MALARIA.pdf Hal: 1.
Menteri Kesehatan RI. 2008. Pedoman Penatalaksana Kasus Malaria di
Indonesia.http://www.pppl.depkes.go.id/_asset/_download/Pedoman_Penata
laksana_Kasus_Malaria_di_Indonesia.pdf. Hal: 1,2, 20-22 dan 36. (Diakses
tanggal 10 April 2013).
Nugroho, Agung. 2009. Gejala Klinis Malaria Ringan dalam Malaria: dari
molekuler ke klinis.Jakarta: EGC. Hal: 328.
WHO.2010. Guidelines
for
the
treatment
of
malaria.ihttp://www.depkes.go.id/downloads/world_malaria_day/fac_sheet
_malaria.pdf. Hal: 13-55. (Diakses tanggal 20 maret 2013).
Widiyono. 2008. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya. Semarang: Erlangga. Hal. 111-15.