You are on page 1of 49

PELAKSANAAN PUTUSAN/EKSEKUSI

Oleh : SANYOTO
FAK HUKUM UNSOED

Hukum Eksekusi
1) M.Yahya Harahap, 2006, Ruang Lingkup
Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Sinar
Grafika, Cet.ke 2, Jakarta.
2) M.Khoidin, 2005, Problematika Eksekusi
Sertifikat Hak Tanggungan, LaksBang Pressindo,
Yogyakarta.
3) DRS.Wildan Suyuthi, SH.MH,2004, Sita dan
Eksekusi, Praktek Kejurusitaan Pengadilan, PT
Tata Nusa, Jakarta
4) Djazuli Bachar,SH ,1986, Eksekusi Putusan
Perkara Perdata segi Hukum dan Penegakan
Hukum, Akademika Pressindo, Jakarta

5) Ateng
Afandi
&Wahyu
Afandi,1983,
Tentang
Melaksanakan Putusan Hakim
Perdata , Alumni, Bandung.
A

PENGERTIAN EKSEKUSI
1.sebagai tindakan hukum yang
dilakukan oleh pengadilan kepada
pihak yang kalah dalam suatu
perkara .
2.merupakan aturan dan tata cara
lanjutan dari proses pemeriksaan
perkara. Oleh karenanya eksekusi
merupakan
tindakan
yang
berkesinambungan dari seluruh
proses hukum acara perdata.

3. Pengaturan eksekusi terdapat pada


bab Kesepuluh Bagian Kelima HIR atau
Titel Keempat bagian Keempat R.Bg.
4. eksekusi merupakan pelaksanaan
secara paksa putusan pengadilan
dengan bantuan kekuatan umum
apabila pihak yang kalah (tereksekusi
atau Tergugat) tidak mau
menjalankannya/melaksanakan
putusan secara sukarela

ASAS EKSEKUSI
Menjalankan/melaksanakan putusan yang telah
berkekuatan hukum tetap ( IVG).
Eksekusi ialah tindakan yang dilakukan secara paksa
terhadap pihak yang kalah dalam perkara atau dapat
dikatakan eksekusi putusan adalah tindakan yang perlu
dilakukan untuk memenuhi tuntutan Penggugat kepada
Tergugat.
Putusan yang dapat dieksekusi
adalah putusan
pengadilan
yang mempunyai kekuatan hukum
eksekutorial. Sehingga pada prinsipnya, hanya putusan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang
dapat dijalankan. Oleh karenanya, pada asasnya
putusan yang dapat dieksekusi adalah:
-.
1.

putusan yang telah memperoleh


kekuatan hukum yang tetap
( ivg ),mengapa ????
- Karena
dalam putusan yang telah
berkekuatan hukum tetap
yang telah
terkandung wujud hubungan hukum yang
tetap dan pasti antara pihak
yang
berperkara;
- Disebabkan hubungan hukum antara
pihak yang berperkara sudah tetap dan
pasti ; hubungan hukum itu mesti ditaati
dan mesti dipenuhi oleh pihak yang
dihukum (pihak Tergugat);

Cara mentaati dan memenuhi hubungan


hukum yang ditetapkan dalam amar
putusan
yang
telah
memperoleh
kekuatan hukum tetap dapat dilakukan
atau dijalankan secara sukarela oleh
pihak
Tergugat
dan
bila
engan
menjalankan putusan secara sukarela,
hubungan hukum yang
ditetapkan
dalam putusan harus dilaksanakan
dengan paksa dengan jalan bantuan
kekuatan umum

a)

Eksekusi baru berfungsi sebagai tindakan


hukum yang sah dan memaksa terhitung sejak
tanggal putusan mempunyai kekuatan hukum
tetap dan pihak Tergugat (yang kalah) tidak
mau mentaati dan memenuhi putusan secara
sukarela.
Pengecualian terhadap asas ini, yaitu
eksekusi dapat dijalankan di luar
putusan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, yaitu

pelaksanaan putusan atau eksekusi dapat dijalankan


terhadap putusan serta merta (uit voerbaar bij voeraad)ps 180
ayat 1 HIR/191ayat 1 RBG
;
b) pelaksanan putusan provisi(180 ayat 1 HIR/191ayat 1 RBG
;
c) pelaksanaan akta perdamaian( ps 130 HIR/154 RBG
d) pelaksanaan terhadap grose akta pengakuan Hutang.(ps
224HIR/258 RBG ) dan Akta Hak Tanggungan(UU 4/96 )
Jaminan Fiducia ( uu42/99 )Eigenmachtige verkoop

2. Putusan tidak
dilaksanakan /dijalankan secara
sukarela oleh Tergugat
Putusan dapat dijalankan secara sukarela atau
secara eksekusi. Pada prinsipnya eksekusi
sebagai tindakan paksa menjalankan putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum
tetap baru merupakan pilihan hukum apabila
pihak yang kalah (Tergugat) tidak mau
menjalankan isi putusan secara sukarela.
salah satu prinsip yang melekat pada eksekusi
yaitu menjalankan
putusan secara paksa
adalah merupakan tindakan yang timbul apabila
pihak Tergugat tidak menjalankan putusan
secara sukarela.

3.Putusan yang dapat


dieksekusi amar nya
bersifat kondemnatoir.
Prinsip lain yang perlu dicermati adalah
bahwa hanya putusan yang amarnya
bersifat
Kondemnatoir
yang
bisa
dijalankan eksekusi, yakni putusan yang
amar atau dictumnya mengandung unsur
penghukuman/perintah utk melakukan,
atau tdk melakukan, membayar sejumlah
uang ( ingat prestasi dlm hk perikatan )

PUTUSAN YANG BERSIFAT


KONDEMNATOIR

Ciri-Ciri dalam Amar Keputusan Ada perintah :


1. Menghukum T utk melakukan suatu perbuatan
tertentu
2. . Menghukum T tidak melakukan suatu perbuatan
3. . Menghukum T menyerahkan sesuatu barang
4. . Menghukum T mengosongkan sebidang tanah dan /
atau
bangunan
5. . Menghukum T menghentikan suatu perbuatan atau
keadaan
6. . Menghukum T membayar sejumlah uang sbg Ganti
Kerugian yg meliputi Costen , Scaden, en interesten .
20/12/15

12

4.

Eksekusi atas perintah dan di


bawah pimpinan ketua pengadilan
negeri/KPA

Eksekusi dilakukan atas perintah


dan di bawah pimpinan Ketua
Pengadilan Negeri/KPA yaitu
Pengadilan Negeri /KPA yang
dulu memeriksa dan memutus
perkara
itu
dalam
tingkat
pertama.Pelaksananya
adalah
panitera dan juru sita ( ps 197 ayat
1 )jo ps 36 ayat 2 UU 48/2009 ttg
Kekuasaan Kehakiman .

5.Eksekusi sesuai dengan


amar putusan yg dikabulkan
Hakim( versi Wildan Suyuti )

Contohnya :
1.Mengabulkan Gugatan P sebagian .
2.Menghukum Tergugat Mengembalikan
hutang sebesar Rp.100.000.000;tanpa
syarat.
3.menolak gugatan P yang selebihnya ,

Jenis Eksekusi menurut


Prof.DR. RM.Sudikno,SH
ada 3

1)Membayar Sejumlah uang, ps 196 HIR,


208 Rbg
2)Melaksanakan perbuatan , ps 225HIR ,
ps 259 RBg,
3)Eksekusi Riil , Ps 200 ayat 11 HIR,218
ayat 2 Rbg, 1033 RV eksekusi riil dlm
penjualan lelang .yaitu pelaksanaan
putusan hakim yg memerintahkan
mengosongkan benda tetap kepada yg
dikalahkan ttp perintah itu tdk
dilaksanakan scr skrl.

Tata cara eksekusi Riil


Prinsipnya eksekusi baru dapat dijalankan apabila
putusan pengadilan telah memperoleh kekuatan
hukum tetap. Eksekusi baru merupakan pilihan
hukum apabila pihak Tergugat atau tereksekusi tidak
bersedia menjalankan putusan secara sukarela.
Tahap-tahap yang harus dilalui dalam eksekusi adalah
:
Pertama Ada permohonan eksekusi yg diajukan oleh
Penggugat ( ini dapat dilakukan secara lisan atau tertulis.
Permohonan ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri,
kemudian
dilakukan
pemanggilan
Tergugat
untuk
diperingatkan, dimana peringatan dilakukan dalam sidang
insedentil dengan dibuat berita acara. Sidang : Aanmaning
/Peringatan

Peringatan dalam kaitannya dengan


menjalankan
putusan
merupakan
tindakan atau upaya
yang dilakukan
Ketua Pengadilan Negeri berupa teguran
kepada pihak Tergugat agar Tergugat
menjalankan isi putusan pengadilan
dalam tempo yang ditentukan oleh Ketua
Pengadilan Negeri.
Peringatan
baru diperlukan
apabila
ternyata Tergugat tidak mau menjalankan
putusan secara sukarela. Tenggang waktu
peringatan menurut pasal 196 HIR, pasal
207 R.bg adalah paling lama 8 (delapan)
hari.

Bgmn apabila T tdk hadir


setelah dipanggil secara patut ?
Apabila Tergugat tidak memenuhi panggilan yang dapat
terjadi karena alasan yang patut. Dalam hal yang demikian
kehadiran belum dianggap sah dan mesti ditolerir dan harus
dilakukan pemanggilan ulang. Namun apabila ketidahadiran
dilakukan tanpa alasan, maka ketidak hadiran ini merupakan
tindakan keingkaran memenuhi panggilan. Dalam hal yang
demikian, Ketua Pengadilan secara ex Oficio mengeluarkan
surat perintah ekskusi dalam bentuk eksekusi riil.
Apabila panggilan dipenuhi, maka memberikan kesempatan
kepada pengadilan membuka sidang peringatan yang
dibarengi dengan pemberian batas
waktu peringatan.
Selama tenggang peringatan, diberikan hak
dan
kesempatan kepada pihak Tergugat untuk menjalankan
pemenuhan isi putusan yang dihukumkan padanya.

Surat Perintah Eksekusi.

Sebagai lanjutan proses peringatan


adalah mengeluarkan surat penetapan
yang
dikeluarkan
oleh
Ketua
Pengadilan Negeri/KPA yang berisi
perintah eksekusi dan perintah itu
diberikan
kepada panitera atau
jurusita ( ps 197(1) HIR
Berita Acara Eksekusi
Pasal 197 ayat (5) HIR, pasal 209
ayat (4) R.bg. memerintahkan pejabat
yang menjalankan eksekusi membuat
Berita Acara Eksekusi

Yang harus dicantumkan dalam


Berita Acara Eksekusi adalah :
pencantuman nama 2 orang
saksi dalam Berita Acara dan
penandatanganan Berita Acara.
Berita acara dibuat Meliputi BA
pada
saat
aanmaning
dilaksanakan, BA sita eksekusi
dilaksanakan dan BA pada saat
eksekusi riil dilaksanakan

SITA EKSEKUSI pada Eksekusi Verhaal

Sita eksekusi merupakan tahap lanjutan dari


peringatan dalam proses eksekusi.
Tata cara dan syarat-syarat sita eksekusi
diatur dalam pasal 197 HIR, 208 R.Bg.
- Sita eksekusi dilaksanakan berdasarkan
surat perintah Ketua pengadilan negeri/KPA
secara ex Officio Setelah Anmaning lewat ttp
Tereksekusi tdk mau melaksanakan secara
suka rela, maka langkah berikutnya KPN/KPN
memerintahkan Panitera/Juru sita untuk
mensita eksekusi terhadap harta kekayaan
Tergugat;-
perintah sita eksekusi berbentuk surat
penetapan, dan perintah ditujukan kepada
panitera atau juru sita.

Surat perintah merupakan penetapan langsung eksekusi


fisik di lapangan dan dengan surat perintah eksekusi,
panitera atau juri sita sudah dapat langsung menuntaskan
eksekusi secara nyata-ini utk Eks Riil
Makna dari sita eksekusi menurut pasal 197 ayat (1) HIR
dan pasal 200 ayat (10 HIR, pasal 208 ayat (1) R.Bg dan
pasal 215 ayat (1)R.Bg :
- sita eksekusi ialah penyitaan harta kekayaan Tergugat
(pihak yang kalah) setelah dilampaui tenggang masa
peringatan;
- penyitaan sita eksekusi dimaksudkan sebagai penjamin
jumlah uang yang mesti dibayarkan kepada pihak
penggugat;
- cara untuk melunasi pembayaran jumlah uang tersebut,
dengan jalan menjual lelang harta kekayaan Tergugat yang
disita.

Bagaimana bila sebelumnya


telah ada SJ ( CB )?
Terhadap sita jaminan (conservatoir beslag)
dengan sendirinya berubah menjadi eksekutorial
beslag. Dengan telah diletakkannya sita jaminan
maka sita ekskusi dapat dilewati karena sita
jaminan langsung mempunyai kekuatan hukum
sita eksekutorial.
Barang-barang yang dapat disita eksekusi adalah
seluruh barang/benda yg merupakan harta
kekayaan Tergugat dengan penerapan pasal 197
ayat (1) HIR, pasal 208 ayat (1) R.Bg., yaitu
dengan mendahulukan barang bergerak. Bila
barang bergerak nilainya tidak mencukupi
pembayaran yang dihukumkan, maka baru sita
eksekusi terhadap barang tak bergerak.

Barang bergerak yang dapat dilakukan sita


eksekusi adalah uang tunai, surat-surat
berharga dan barang yang ada di tangan
pihak ketiga. Larangan sita eksekusi
diberlakukan terhadap hewan dan perkakas
yang digunakan oleh Tergugat sebagai
sarana
atau alat menjalankan mata
pencaharian.benda benda milik publik.
Jumlah eksekusi yang diperkenankan untuk
menghindari sita eksekusi yang melampaui
batas sabagaimana ketentuan pasal 197
ayat (1) HIR, pasal 208 ayat (1) R.bg adalah
sampai dianggap cukup sebagai pengganti
jumlah yang harus dibayar ditambah dengan
jumlah biaya (ongkos) menjalan eksekusi.
Demikian patokan sita eksekusi tidak boleh
kurang tetapi juga tidak boleh lebih.

Eksekusi riil dapat berupa


1. eksekusi pengosongan Rumah,
gudang , tanah lahan
sawah/ladang perkebunan..
2. eksekusi pembongkaran
bangunan rumah /gudang ,
3. dan eksekusi hukuman utk
melakukan perbuatan yang
dapat dinilai dengan sejumlah
uang ( ps 225 HIR/ RBG )

EKSEKUSI RIIL
Menjalankan eksekusi riil merupakan tindakan nyata
dan langsung melaksanakan apa yang dihukumkan
dalam amar putusan. Pelaksanaan eksekusi riil sangat
sederhana. Secara ringkas tata cara pelaksanaan
ekskeusi riil adalah
- putusan mempunyai kekuatan hukum tetap;
- pihak yang kalah tidak mau mentaati dan memenuhi
putusan secara sukarela;
- eksekusi riil dapat dijalankan setelah dilampaui
tenggang waktu peringatan;
- dengan mengeluarkan surat penetapan perintah
eksekusi
kepada panitera atau jurusita utk melaksanakan /
menjalankan perintah eksekusi.

EKSEKUSI GROSE AKTA


Eksekusi Grose Akta diatur dalam pasal 224 HIR, 258 R.bg.
Grose Akat dibuat berkaitan dengan adanya perjanjian kredit.
Menurut pasal 224 HIR, terdapat dua macam bentuk Grose
Akta, yaitu Grose Akta hipotik dan Grose Akta Pengakuan
Hutang yang masing-masing berdiri sendiri.
Grose Akta mempunyai sifat Assesor dari perjanjian kredit.
Tanpa perjanjian pokok atau perjanjian kredit tidak mungkin
terjadi ikatan grose akta.

dari segi yuridis, ikatan grose akta


adalah perjanjian
tambahan yang bertujuan memperkokoh perlindungan hukum
terhadap kreditur artinya terhadap perjanjian pokok kredit
semula, dimana debitur rela mengikatkan diri kepada pihak
kreditur dengan ikatan tambahan berupa barang/benda
sebagai jaminan khusus kepada kreditur dan ikatan tambahan
berupa barang jaminan tersebut memberikan hak kepada
pihak kreditur kedudukan bahwa barang jaminan dapat
langsung dimintakan eksekusinya tanpa melalui proses gugat
biasa apabila pihak debitur wanprestasi.

Dengan adanya perikatan tambahan tersebut,


bertambah kuatlah perlindungan yang diberikan
hukum kepada kreditur berupa hak yang bersifat
eksekutorial, yakni grose akta tersebut sama nilai
kekuatannya dengan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan
pada saat debitur lalai memenuhi pembayaran
yang ditentukan, maka dengan sendirinya
menurut hukum telah mengandung kekuatan
hukum eksekusi dengan jalan mengajukan
permintaan eksekusi penjualan lelang kepada
pengadilan tanpa melalui gugatan dan putusan
biasa.
Dokumen yang melengkapi Grose Akta Pengakuan
Hutang adalah dokumen pokok berupa perjanjian
kredit dan dokumen pengakuan hutang.

EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG

Dalam eksekusi pembayaran sejumlah uang yang harus dilunasi


oleh Tergugat kepada Penggugat, yang menjadi objek eksekusi
adalah sejumlah uang.
eksekusi pembayaran sejumlah yang bersumber dari perjanjian
hutang atau penghukuman membayar ganti kerugian.
Eksekusi terhadap pembayaran sejumlah uang dilakukan dengan
jalan penjualan lelang secara nyata di depan umum atas harta
kekayaan Tergugat dan hasil penjualan lelang tersebut dibayarkan
kepada pihak Penggugat sesuai dengan jumlah yang disebutkan
dalam amar putusan.
Tatacara eksekusi pembayaran sejumlah uang mengikuti tahapan
eksekusi, yaitu petama-tama dengan peringatan atau Aanmaning,
dilanjutkan dengan sita eksekusi dan dilanjutkan dengan
pelelangan.

LELANG

Penjualan lelang merupakan penjualan secara


umum harta kekayaan Tergugat yang disita dan
hasil penjualan uangnya dibayarkan kepada
pihak Tergugat sebesar yang ditetapkan dalam
putusan. Mengenai lelang diatur dalam pasal 200
HIR, pasal 215 R.bg.
Penjualan lelang mengandung pengertian :
- penjualan di muka umum harta kekayaan
Tergugat yang telah disita eksekusi atau
menjual di
muka umum barang sitaan milik
Tergugat;
- penjualan dimuka umum hanya boleh dilakukan
di depan juru lelang atau dengan perantaraan
kantor
lelang;(Kantor
Pelayanan
Kekayaan
Negara dan Lelang
(KPKNL )-KP2LN Kantor
Pelayanan Piutang Dan Lelang Negara pupn

- cara penjualannya dengan jalan harga penawaran


semakin meningkat atau makin menurun
melalaui
penawaran
secara
tertulis
(penawaran
dengan
pendaftaran)
Ketentuan pasal 200 ayat (1) HIR, pasal 215 ayat (1)
R.Bg dikaitkan dengan pasal 1 a Peraturan Lelang (L.N.
No. 1908 No. 189) adalah penjualan umum hanya boleh
dilakukan oleh juru lelang.
Penjualan yang dilakukan bukan oleh juru lelang
dihukum denda dan tindakannya dianggap tindak
pidana pelanggaran.
Apabila Pengadilan Negeri akan melakukan lelang, maka
harus meminta bantuan Kantor Lelang untuk menunjuk
seorang pejabat juru lelang menjual barang yang disita.
Pengadilan
Negeri
tidak
berwenang
melakukan
pelelangan sendiri.

LELANG - lanjutan

Tata cara pengajuan lelang adalah dengan


mengajukan permintaan penjualan lelang ke
kantor lelang yang berwenang melakukan
pelelangan yang bersangkutan.
Kelengkapan
permintaan
lelang
atas
pelelangan yang akan dilakukan berdasarkan
eksekusi
putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap adalah :
1. surat permintaan lelang,
2. salinan putusan pengadilan,
3.salinan penetapan sita,
4.salinan berita acara sita,

5. salinan penetapan lelang,


6. salinan surat pemberitahuan lelang kepada
pihak yang berkepentingan,
7. perincian besarnya jumlah tagihan pokok
ditambah biaya yang dibebankan kepada
Tergugat,
8. bukti pemilikan (sertifikat) barang yang hendak
dijual lelang atas barang yang tidak bergerak,
9. syarat-syarat lelang yang ditentukan penjual
lelang dan bukti pengumuman lelang yang
dikeluarkan pengadilan negeri

Tugas KPKNL saat ini secara garis besar adalah


mengelola dan menginventaris Seluruh kekayaan
negara dan menyelenggarakan Lelang yang
bersumber dari aset2 negara ataupun aset pihak
swasta yang dimohonkan lelang secara sukarela.
Di samping itu KPKNL masih tetap menyelesaikan
tugas KP2LN yang belum tuntas yaitu penagihan
terhadap piutang negara dan menyelenggarakan
lelang terhadap barang jaminan dari piutang tersebut.

mengambil manfaat" dari unit ini


adalah :
1.Pihak Perbankan, terutama Bank Pelat Merah yang sering
bekerja sama dalam hal menyerahkan piutang macetnya
untuk ditagihkan guna menurunkan tingkat NPL(Non
Performing L0an ), sampai dengan pelaksanaan lelang
terhadap barang jaminan piutang tersebut.

2.Pihak Pengguna jasa lelang, semisal : Pengadilan,


Kejaksaan, Balai lelang Swasta dan pihak pengguna jasa
lelang yang lain seperti Instansi Pemerintah yang akan
mengadakan penghapusan terhadap inventaris kantor yang
sudah
saatnya
diperbarui.

3.Pihak Debitur/Penanggung Hutang yang mengalami


kemacetan dalam kewajiban mengangsur kreditnya, tentu saja
akan sering berhubungani karena proses penagihannya dan
pengurusan
telah
beralih
ke
unit
ini.
4.Pihak Pembeli lelang tentunya, merekalah yang sering
"mendapat" keuntungan dari kegiatan lelang ini karena asetterutama property yang mereka beli secara lelang "secara
umum" lebih murah dari harga pasaran dan dapat mereka jual
lagi dengan harga yang tentu saja menguntungkan

Perbedaan
Eksekusi Riil`
1. Mudah dan sederhana.
2. Terbatas
thd
Putusan
Pengadilan
3. Sumber
Hukum
yg
disengketakan : Sengketa
Hak MilikJual-Beli, sewa
menyewa,
tukar
menukar,perjanjian
melaksanakan
suatu
perbuatan .

Eksekusi Verhaal
1) Perlu Penyitaan Eks
dan Penjualan Lelang .
2) Tdk Hanya atas Put
Pengadilan Ttp juga
Meliputi
Akta
yg
disamakan dgn Put
Peng.
3) Sumber
Hukum
yg
disengketan: Terbatas
pd
sengketa
Utang
piutang dan GR krn WP
&PMH

Prosedur Eksekusi Verhal


1) Ada permohonan Eksekusi
2) Ps 196 HIR/207 RBg Tereksekusi dipanggil sidang ke
pengadilan pd hari tgl jam dan diperingatkan ( di
aanmaning ) utk melaksanakan isi putusan dlm waktu
paling lama 8 hari. Ada BA.
3) KPN mengeluarkan SP utk menyita benda bergerak, tdk
bergerak milik T shg mencukupi utk membayar sejumlah
uang dlm amar put dan semua ongkos 2 / biaya eksekusi
.BA penyitaan
4) Pengumuman Lelang dan dilanjutkan Pelelangan di
depan Umum ( Executoriale Verkoop, Sale under
Execution ) hasilnya diserahkan pd pemohon eksekusi
dgn dibuatkan BA.

Dalam praktek Peradilan dikenal 3


macam eksekusi yaitu :
1) Eksekekusi riil atau nyata sbgmn diatur dlm ps
200 ayat (11) HIR,pasal 218 ayat (2 ) RBG dan
pasal 1033 RV yg meliputi :
penyerahan,pengosongan,pembongkaran,pem
bagian,dan melakukan sesuatu,
2) . Eksekusi Pembayaran sejumlah uang melalui
lelang atau Eksecutorial verkoop sbgmn diatur
dalam pasal 200 HIR/215 RBGdilakukan dgn
penjualan lelang brg2Milik Debitur/yg kalah
,pembagian harta waris ataupun harta
bersama bila pembagian in natura tdk bisa
dilakukan
3) Eks melakukan perbuatan 225 HIR/ 259 RBG

Tata cara Eksekusi Riil


1. Permohonan pihak yg menang
2. Penaksiran biaya eksekusi,biaya
pendaftaran,biaya
saksi2,biaya
pengamanan serta biaya lain2
3. Melaksanakan
Peringatan(
Aan
Maning )
4. Mengeluarkan SPE
5. Pelaksanaan eksekusi riil .

2 pendpt ttg kapan SPE


dikeluarkan KPN/KPA
1)SPE terhitung sejak panggilan
tidak dipenuhi oleh yang kalah,
atau
2)Setelah pihak yg menghendaki
eksekusi mengajukan permohonan
kembali setelah pihak yg kalah
tdk
mau
mengindahkan
peringatan sesuai dengan waktu
yg ditetapkan oleh KPN/KPA

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

BA Eksekusi berisi

Jenis barang-barang yg dieksekusi


Letak, ukuran dan luas barang yg dieksekusi
Hadir atau tidaknya pihak tereksekusi
Penegasan dan keterangan pengawasan
barang
Penjelasan non bavinding bg yg tidak sesuai
dengan amar putusan
Penjelasan dapat tidaknya eksekusi
dilakukan,
Hari,tanggal,jam ,bulan dan tahun eksekusi
Ditandatangani oleh Pejabat pelaksana
Eksekusi,2 orang saksi,Kades/KepKelurahan
wilayah tempat eksekusi dan tereksekusi

Eksekusi Pembayaran
Sejumlah uang
Dasar hukumnya diatur dlm ps 197200 HIR,dan PS 208 -218 RBG

Amar berisi penghukuman


pembayaran sejumlah uang
artinya

Tergugat
dipaksa
untuk
melunasi
kewajiban membayar sejumlah uang
kpd Penggugat dengan jalan menjual
secara lelang harta kekayaan Tergugat.
Objeknya adalah sejumlah uang yg
harus dilunasi Tergugat
Eksekusi ini dapat dilakukan berulangulang sampai pembayaran sejumlah
uang
selesai
dipenuhi
Tergugat
seluruhnya

TAHAPAN EKSEKUSI
PSU/VERHAAL
1) YG MENANG MENGAJUKAN
PERMOHONAN EKSEKUSI DAN BAYAR
BIAYA EKSEKUSI ,KPN MEMANGGIL
T /YG KALAH UTK MENGHADIRI SIDANG
AAN MANING AGAR YG KALAH MAU
MELAKSANAKAN PUTUSAN SCR SKRL
(PS 207 AYAT 1 DAN 2 RBG/ 196 HIR
2) MENGELUARKAN PENETAPAN SITA
EKSEKUSI PS 208 RBG DAN PS 197 HIR
DAN 439 RV
3) MENGELUARKAN PERINTAH EKSEKUSI

4. PENGUMUMAN LELANG
5. PERMINTAAN LELANG DILAMPIRI SURAT2 SALINAN
PUT,SALINAN Penetapan eksekusi,salinan
basit,salinan penetapan pemberitahuan kpd
yberkepentingan,perincian besarnya jumlah
tagihan, bukti kepemilikan brg yg
dilelang,syarat2lelang, bukti pengumuman lelang.
6. PENDAFTARAN PERMINTAAN LELANG KPKNL
7. PENETAPAN HARI LELANG
8. PENENTUAN SYARAT LELANG DAN FLOORPRICE
9. TATA CARA PENAWARAN
10.PEMBELI LELANG DAN MENENTUKAN PEMENANG
11.PEMBAYARAN HARGA LELANG
12.B a Penyerahan hasil lelang

You might also like